Bagian 2: Kau Anggap Apa

==============
POV : Mitha
==============

“Ndree udah sampai rumah belum??” SMS terkirim

“Ndre blz gpl plz”

“Hmm dah 3 jam nih semenjak kepulanganmu aku jadi khawatir nih”

“Yaudah aku otw sekarang ke rumahmu, Aku khawatir nih… Tunggu aku di rumah mu yah”

Kemana nih si Andre kok tidak jawab- jawab sms ku..

“G usah Mith, sorry baru blz pulza Hbiz tadi and gua dah sampek rumah” hihihi habiz ku ancam ke rumahnya aja baru bales dasar nih Andre..

“Ok, terimakasih ya tadi Ndre I love You, kita dah jadian kan nih”

“Maafin gua Mith” Hah koq Andre minta maaf sih .. Apa nih maksud nya

“HAH?? MAAF?? Buat Buat Apaan Ndre?”

Dasar Andre ini kenapa sich……

“Ndree BALESS DOnk.. aku call yah”

Ndree angkat please !!!

“Ndre aku ndak peduli dengan latar belakang kamu dan tetek bengek kamu, aku tuh benar-benar sayang sama kamu Ndree” Bales donk Ndre kamu koq buat aku kayak gini..

“Yaudah Ndre kita ndak jadi Jadian deh kita temenan aja” lagi deh coba !!

“OK Thankz Mith” HAH koq dibales gini haduuuuh Ga Peka bangett SIhhhh * Ala Vika nya Mas Wildick*

“Loh Ndree kamu koq gitu sih….”

Dan ratusan sms lagi dari Mitha untuk Andre yang terpaksa di Skip Skip Skip saja .. tetapi intinya seperti di atas hehe dan si Andre tetep kekeh ndak membalas lagi

Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru

Mitha pun kesiangan kali ini kesiangan ke sekolah dengan matanya yang sembab, dia masuk ke kelas.. Sayang sekali meski 3 tahun se sekolah dan se kelas dengan Andre tetapi dia ndak pernah sebangku dengan Andre “bukan muhrim” kata guru Agama.

Jam Istirahat datang ..

“Ndre kita harus ngomong penting sekarang”

“Iya Mith kita memang kita harus berbicara tapi nanti yah sepulang sekolah” Andre menjawab tanpa memandangku

Pelajaran sekolah pun dilanjut, hmm jadwal hari ini ada Pelajaran Bahasa Indonesia 3 Jam Istirahat, Biologi 2 jam, Matematika 1 jam Istirahat dan lanjut Matematika lagi (gak penting banget kayaknya detail ini) jadi lanjut saja

TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah.

“Kita bicara di mana Ndre?” Pikiranku melayang dengan resah..

“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang ………………….”


WUUUUUUUUUUSSHHH !!!! adegan mundur lagi nih ke beberapa tahun sebelumnya
(Emmm Sekitar 12 tahun yang lalu saat Andre dan Mitha masih kecil)


==============
POV : Lindia
==============

“Lin, nanti sore jam 7 Malam di Hotel Kalpataru, bisa nggak?” Waah Asyik nih kebetulan dah kangen banget nih sama Mex.

“Kalau untukmu Mas Mex pasti bisa dong” balasku manja karena aku tahu pelanggan satu ini bukan saja kelas kakap tetapi kelas paus.

Namaku Lindia Karim, panggilan Lins atau Lin tentu dari sekilas percakapan tadi sudah ketahuan profesiku. Yups aku seorang WP, bukan kelas Atas atau Bawah, karena bagiku Kelas itu sama saja, tetap saja ujung2nya sama-sama main Atas dan seringnya Main Bawah.

Dan Lelaki yang barusan menelponku Mex pengusaha kelas Paus Nama Lengkap belum kuketahui, masih muda sekitar 33 tahunan? Dia adalah pelanggan tersayangku. Koq ke Hotel Kalpataru (hotel standar di Kota berinisial M di Jawa Timur) bukannya di Hotel hotel mewah? “Tidak Mau” Jawab nya takut ketemu sama relasi relasi besarnya (Masuk Akal juga Sih)

Sepuluh menit sebelum waktu yang disepakati, Aku sudah berada di lobby Hotel Kalpataru, dan langsung berjalan menuju lantai 2 tempat kamar Mex berada.

“Ah tepat waktu, dia baru saja datang , si Mex bawa apa itu yah??? “ Mex pun juga sudah datang sambil membawa 2 botol Krating**** dengan wajah yang sedap dipandang dengan kulit kuning bersih.

Dan Mereka pun masuk Kamar (yaiya masak masuk kantong ajaib)Lindia pun mengambil tempat di samping Mex,

“Aku sudah kangen dengan kamu, akhirnya bisa juga kita ketemu setelah 8 bulan tidak ketemu, semoga kamu baik-baik saja” kata Mex

“Seperti yang kamu liat aku baik-baik saja” heem pertanyaan standart sih tapi koq aku seneng banget yah kalau Mex yang tanya ..Hmmmm ada apa ini baru kali ini ada keraguan dan merasa canggung ketika ada laki laki memelukku” batinku

Serasa ini lah pertama kaliku bercinta dengan seorang yang benar-benar kusayang. Dengan masih penuh keraguan kita pun berciuman saling melumat bibir, tangan Mex sudah bergerilya berada di dadaku, memulai remasan remasan ringan pada kedua buah dadaku, Aaachh….. aku pun menggelinjang saat tangan Mex mulai menyusup disela-sela resliting depan blus dan menyelinap dibalik braku. Diraihnya putingku dan dipermainkan dengan penuh gairah, AKu pun mendesah antara geli dan nikmat. Ciuman Mex sungguh romantis dan penuh gairah, dia seakan tahu betul bagaimana memuaskanku.

Hanya beberapa menit sejak ciuman pertama tadi , Aku sudah dalam keadaan topless, sempat Mex memandang sejenak kedua buah dada milikkuyang menggantung indah.
hanya itu yang dia bisikkan lirih kepadaku, sebelum mendaratkan lidahnya pada putingku, disusul kuluman dan sedotan ringan oleh bibirnya,”Emmmhh” nikmat sekali rasanya.

Tangan Mex beralih dari kedua buah dada turun ke selangkanganku, dengan mudah dia melepas celana milikku tanpa mengangkat mulutnya dari putingku. Sedetik kemudian akupun sudah dalam keadaan telanjang dihadapan laki laki muda pujaanku itu.

Mex sudah jongkok di depanku yang terbuka lebar, menunjukkan liang sempit kenikmatanku yang sedikit dihiasi bulu bulu halus. Kembali bibir dan lidah Mex mendarat ditubuh milikku, disusurinya kedua paha dan berhenti di sekitar selangkangan, dia tidak langsung menyentuh daerah vagina tapi justru mengitarinya dengan jilatan jilatan menggairahkan.

“Ssshhhhh”” kuremas rambutnya dan kutekankan ke selangkanganku berharap dia segera melakukan jilatan pada vagina, tapi dia tak terpengaruh.

“Mex, please” pintaku sambil mengerang penuh kenikmatan, dia hanya menatapku sambil tersenyum.
Akhirnya aku menjerit lepas saat lidahnya menyentuh klitorisku, disusul dengan ciuman bibirnya pada vaginaku, desahanku semakin keras saat jari jari tangannya ikutan bermain pada liang kenikmatanku. Mex semakin liar bermain main di vaginaku, permainan oralnya sungguh menghanyutkan, tak dapat dipungkiri aku sangat menikmatinya.

Mex berdiri di depanku, aku segera membuka celananya dan menarik turun berikut celana dalamnya, tampaklah penisnya yang sudah keras Tegang, tidak terlalu istimewa, sama seperti umumnya (13-16 cm Rata2 Orang Indonesia katanya). Kuraih kejantanannya dan kukocok kocok dengan tanganku, dia mulai mendesis. Kujilat kepala penisnya lalu kumasukkan ke mulutku, perlahan lahan hingga lebih separoh berada di dalam. Mex memegang kepalaku, sebelum aku mulai gerakanku, dia mendahului dengan mengocokkan penisnya di mulutku, aku semakin bergairah dibuatnya. Sekilas kulihat tangannya meremas remas di selangkangannya sendiri. Aku semakin over acting, kujilati sekujur batang penis Mex hingga ke pangkal lalu kembali mengocok dengan mulut, desahan Mex makin terdengar penuh gairah.

Sambil mengulum Mex, tanganku bermain di klitorisku membuat aku ikutan mendesah beriringan dengannya. Aku dan Mex sudah tak tahan lagi, dia kembali berlutut diantara kakiku. Kami berciuman saling melumat bibir sambil mengusapkan penisnya ke vaginaku yang sudah basah. Namun sebelum Mex mendorong masuk penisnya,

“Ahhhhhh Pake ini dulu” katanya sambil menyodorkan kondom yang sudah dia buka, kami saling berpandangan lalu tersenyum bersamaan. (PEKAN KONDOM nih dan Budayakan Pake Kondom katanya biar aman, meski aku yakin posisiku Aman 100% bersih)
Sedikit demonstratif, kupasangkan kondom ke penis Mex dengan mulutku, dibalas dengan pandangan kagum dari laki laki itu. Mex menyapukan sejenak kepala penisnya, perlahan didorong memasuki celah celah kenikmatanku sambil kembali melumat bibirku, lidah kami saling beradu seiring melesaknya penis itu semakin dalam.

Kami berpandangan ketika kejantanannya sudah masuk semua, sama sama tersenyum memberi isyarat, tatapannya begitu romantis menghanyutkan. Dia mulai gerakan menarik dan mendorong dengan perlahan dan semakin cepat, gerakan dan tatapannya membuaiku dan semakin cepat. Tanpa malu akupun mendesah lepas tanpa dibuat buat, sungguh nikmat bercinta dengannya, dia tahu kapan saatnya melakukan apa, sungguh seorang penakluk wanita. Tangannya dengan halus meraba raba dan meremas lembut kedua buah dadku, sesekali dikulumnya putingku, semua dilakukan tanpa menurunkan irama kocokannya. Kakiku diangkat ke pundaknya, penisnya semakin dalam menghunjam liang vaginaku, dan desahanku semakin lepas tanpa kendali.

Mex memutar tubuhku untuk posisi dogie, tubuhku bertumpu pada sandaran sofa, agak kecewa aku karena tidak bisa menatap wajahnya yang cool itu. Namun kekecewaanku tak berlangsung lama saat Mex kembali mengisi vaginaku dengan kejantanannya yang serasa semakin tegang, diraihnya kedua buah dadaku yang berayun sembari memulai kocokannya. Sesekali dia mencium dan menjilati punggung hingga tengkukku, aku menggeliat geli bercampur nikmat, dan jeritanku tak tertahankan saat dia mengulum telingaku. Kocokan Mex semakin menggila, remasannyapun makin kuat namun lebih nikmat.

Tiba tiba dia menarik tubuhku ke atas dan SKIP SKIP SKIP SKIP (HAHAHA SORRY YAH segini aja dulu)

“Gila kamu Mex, enak banget” bisikku setelah denyutan penis nya habis.

“Mau lanjut? Sampai pagi” tanya Mex sambil menciumku mesra..

“Maaf Mex aku harus pulang, Kasihan ANDRE (kecil) dia sudah menungguku, aku ada janji mengajaknya ke BNS (BNS belum ada kalee jaman itu)” jelasku padanya, yups aku sudah punya Jagoan neon yang keberi nama Andre Putra Pratama, dan Mex pun mengetahuinya dari curhatan – curhatanku dipertemuan sebelumnya.

“Oh OK, no problemo terimakasih waktu mu” ucap Mex sambil memberikan beberapa lembar (biru merah atau apa yah ndak tau nih uang 15 tahunan dulu)

“Oh shiit aku juga lupa nih Putriku juga titip es Oyen dan Donat kentang, harusnya aku janjiin dia Sore tadi” Mex pun bergegas merapikan diri takut di omelin peri tercintanya juga.. Usia Anak kita seumuran


Dan WHuuuuuiiiiisssss Kembali ke Era 1 tahun lalu alias di Parkiran sekolah diantara percakapan Andre dan Mitha


==============
POV : Mitha
==============


“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang Anak haram, bahkan nyokap gua saja tak bisa menjawab siapa bokap gua”

“Nyokap gua pun hanya seorang pemilik salon dan panti pijat kecil”

“Bahkan loe tahu sendiri kan, info yang beredar .. itu PP PLUS PLUS dan sebagainya”

“Gua malu Mith maluu atas latar belakang Gua”

“OK loe mungkin bisa terima apapun yang orang katakan tentang gua tetapi gimana dengan Papi mu dan semua orang temanmu”

“OK loe sanggup ndak dengerin mereka.. tetapi inget Mith .. kita berhubungan pun pasti ada pertengkaran dan gua gak mau kelak loe emosi dan menyebut tentang latar belakang gua pasti akan Sakit apalagi sampai loe sebut Nyokap Gua, Nyokap gua orang yang paling gua sayang” Jelas Andre dengan hampir menangis (hampir saja yah)

“Gak akan Ndree aku lakuin itu” jawab ku.. aku sudah tahu dari dulu sebenarnya inilah yang akan di permasalahin Andre

Andre pun berdiri dan pergi keluar kelas berjalan diantara lorong menuju kebelakang sekolah (ke kamar mandi mungkin buat nenangin diri sambil cuci muka gitu rencananye). Dan Mitha pun mengejarnya ke belakang..

“Ndre stop, please Ndree berhenti dulu, kita omongin hal ini sampai tuntas ndre” air mataku pun tak kuasa kubendung lagi..

“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?” tanyaku lirih kepadanya di depanku…

“Ya Mith gua sayang sama loe” Oh Tuhan .. “Aku pun juga sayang sekali Ndre kepadamu”

“Itu aja cukup Ndre buat ku”..

Haizzz suara apa nih ???

“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah … Ceklek Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang masih bersandar di dinding dalam kamar mandi sambil mengangkat salah satu kakinya”

“Eh ada loe Ndre … eh Ada Mitha juga … ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?? ” Tanya Anton temen seangkatan ku juga tanpa paham situasiku dan ingat situasi nya sendiri (sambil aku yang sekilas melihat “sesuatu” yang barusan masuk melewatin resleting)

“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu terbuka kamar mandi itu tepat di depan Andre berdiri (ada Anton juga diantara mereka) sedangkan posisiku sedikit bergeser di belakang Andre jadi tetep sedikit terlihat si Lusi yang rok nya masih terangkat..

“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. AMAN koq di sinii Gua yang bakal jaga” ucap Anton enteng hedewww bener2 nih g tau situasi nih orang…

“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu” ujar anton yang bikin ku tak bisa berkomentar sambil melihatnya selesai memakai sabuknya

“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm

“Hmmmmmm” tanpa dikomando aku dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kita berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.

“Yaudah Ndre yang jelas rasa sayang loe itu saja udah cukup buat ku untuk selalu bertahan dan setia kepadamu Tolong pikirkan dulu yah, aku tidak mengharapkan lebih dari mu, hanya kebersamaan bersamamu melewati hari lah yang aku inginkan” ucap ku lirih sambil mencium keningnya dan aku putuskan tuk pergi meninggalkannya biar dia tenang..

Aku lirik Andre masih terdiam di tempatnya dan tak kuharap untuk memanggilku tuk kembali.


Lanjut lagunya Ungu yah : Kau Anggap Apa

Sulit tuk ku mengerti jalan pikiranmu Setengah hatiku terluka,
senangkah hatimuKu akan pergi,
kau tak menginginkanku Kau lukai kebanggaan, perasaanku
Dengan sadar menyakitiku
Ku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa
Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Sulitnya tuk pungkiri hati yang terbagi
Sepenuh hatiku memujamu, kau anggap apa Ku akan pergi,
kau tak menginginkanku
Ku tak ada di hatimu lagi, khianatiku Dengan sadar menyakitiku
Ku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Ku tak ada di hatimu lagi, khianatiku
Ku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa
Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Aku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa
Akan hanya cinta yang ku bawa pulang