AIR MATA
Air mata telah jatuh membasahi bumi
Takkan sanggup menghapus gelisah
Penyesalan yang kini ada
Jadi tak berarti
Karna waktu yang bengis terus pergi
Menangislah bila harus menangis
Karena kita semua manusia
Manusia bisa terluka manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmah
Dibalik segala duka tersimpan hikmahYang bisa kita petik pelajaran
Dibalik segala suka tersimpan hikmah
Yang kan mungkin bisa jadi cobaan
Air mata telah jatuh membasahi bumi
Takkan sanggup menghapus gelisah
Penyesalan yang kini ada
Jadi tak berarti
Karna waktu yang bengis terus pergi
Menangislah bila harus menangis
Karena kita semua manusia
Manusia bisa terluka manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmah
Dibalik segala duka tersimpan hikmahYang bisa kita petik pelajaran
Dibalik segala suka tersimpan hikmah
Yang kan mungkin bisa jadi cobaan
Time : Sekitar Tahun Lalu
Dan akhirnya Kreek… Ahhhh Hikz Hikz Hikz….. Air Mata pun menetes di pipi si Mitha, “kenapa kamu tega lakuin itu ke aku sih Ndre.. kamu tau kan? Apapun yang kamu minta bakal aku kasihkan buat kamu tetapi Tolong !!! Tolong !!! mintalah dengan baik … "
Melihat air mata yang Mitha yang mengalir di pipinya, Andre hanya bisa diam, diam menerawang atas apa yang telah Dia perbuat terhadap sesuatu yang sangat berharga milik Mitha…
"Bagaimanapun kamu harus bertanggung jawab Ndre.. Kamu harus !!"
"Ma’ ma’afin Gua Mith akan ku ganti deh buku loe yang rusak ini OK .. Please jangan menangis lagi.. "
Yupz hanya buku pelajaran Matematika si Mitha saja yang robek akibat aksi brutal si Andre yang datang terlambat ke kelas dan belum mengerjakan Tugas Matematikanya, saat dia datang di liat nya si Mitha (gadis yang jatuh hati kepadanya sejak kelas 1 SMA yang lalu dan selalu sekelas dengannya dan selalu Di tolaknya) sedang memegang buku tugasnya.. lalu tragedy pun berlanjut Si Andre tanpa babibu langsung menarik buku si Mitha dan secara reflex si Mitha menarik balik buku tersebut dan berakibat Kreeek dan Robek !!!
Jam Istirahat di hari yang sama " Mith! Ini .. " Ujar Andre sambil menyerahkan uang Rp.35 rbu untuk mengganti buku Mitha yang telah dirusaknya.
"Ndak usah Ndre.. Thankz .. aku ndak butuh uang mu.. tapi nanti sepulang sekolah anterin aja aku beli buku baru .. “ Kata Mitha, untung saja tadi Bu Dina lupa dengan PR yang diberikannya.
"Ok nanti Gua anterin” Kata Andre yang tidak kuasa menolak .. meski dia teringat kasus yang hampir sama beberapa bulan lalu dia tidak sengaja meng”iya kan permintaan Mitha untuk mengantar pulang dan berujung jalan-jalan atas kemauan sepihak Mitha dari beli es Oyen sampai beli Pop Corn alias nonton bioskop dan berakhir pulang jam 9 Malam (yupz masih pake seragam sekolahan)
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah …..dan akhirnya ke toko buku bersama dan SKIP SKIP SKIP .. si Andre ndak mau kecolongan lagi diantar pulangnya si Mitha dengan berbagai alasan supaya cepet nganter pulang kali ini.
“Kok hari ini loe tambah cakep dibanding biasanya?” Ujar Andre
Posisi sudah sampai di rumahnya si Mitha, dan Mitha mempersilahkan Andre masuk dan Mitha pamit ganti baju, ganti baju seragam sekolah dengan kaos atasan warna Kuning, tetep pake Rok yee..
“ah, biasa aja, Kamu sih Ndre ndak ndak pernah perhatian sama Aku” kata si Mitha.
#Tentang Mitha ini gambaran wajah dan pribadi ini mirip – mirip dengan Vika nya Mas Wildick dalam kisah “CINTA TAK PERNAH MEMIHAK” #
Memang kadang Mitha suka bercanda yang aneh-aneh atau ngomong hal-hal yang nggak jelas juntrungannya dengan si Andre tetapi baru kali mereka berbicara berhadap-hadapan di Ruang Tamu rumah Mitha, terakhir nonton bioskop berdua pun kayak nonton sama zombie
“iya bener. Gua serius nih. Belum pernah gua liat loe secakep ini,” kata Andre dengan muka serius.
“iih, gombal dah. udah ah jangan ngomong kayak gini lagi,” kata Mitha namun diam-diam ingin tahu apa kelanjutan yang bakal dilakukan Andre sambil berbunga-bunga setelah 3 tahun dia selalu gagal menarik perhartian si Andre.
Emm tapi “Masa sih?” si Mitha keceplosan tidak bisa menutupi kegembiraanya.
“omong2, loe tahu ga apa yang ada di pikiran gua sekarang?” kata Andre.
“iih kamu ada-ada aja,” kata Mitha, “udah ah jangan kayak gini,” kata Mitha lagi sambil berusaha melepaskan dirinya dari Andre
Setan dari dunia para semproters pun hinggap di tubuh Andre yang tiba-tiba dia memegang pundak Mitha.
Namun Andre tak menanggapi lagi ucapan Mitha, malah tiba-tiba ia merengkuh Mitha dan berusaha mencium bibirnya.
Mitha kaget dengan reaksi mendadak Andre.. Karena gerakan Andre yang tiba-tiba dan ia tak bisa melawannya, mau tak mau ia membiarkan bibirnya diciumi Andre sampai-sampai dengan berat tubuhnya ia mendorong Mitha sehingga terbaring.
Lalu dengan penuh nafsu Andre menciumi leher Mitha yang putih mulus. Setelah itu kembali ia mengunci dan melumat habis bibir Mitha sampai-sampai Mitha dibuatnya bernapas terengah-engah.
Tiba-tiba dengan kekuatan yang tak disangka-sangka Mitha mampu mendorong tubuh Andre sehingga ia terlepas dari sergapan Andre.
Napas Mitha masih terengah-engah dan ia masih setengah terbaring, ketika tiba-tiba, plakkkk, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Andre.
"Please Ndree Mintalah Dengan Baik…” kata Mitha dengan hampir menangis lagi dan sebuah kalimat yang sama seperti tadi pagi di sekolah
"Mith.. Maafin gua sekali lagi .. G tau kenapa gue khilaf aja tadi.. Jujur Mith gua selama ini terlalu takut untuk memandangmu, apalagi harus menjawab perasaan dari loe, loe tau kan siapa gua ini.. maafin gua Mith Maafkan Gua.." jelas Andre yang kemudian kembali mencium bibir Mitha, sepertinya ia ingin membalas tamparannya yang keras tadi.
Kali ini Mitha berusaha mengelak namun karena kalah tenaga dan ia dalam posisi yang kalah (ia dalam posisi terbaring sementara Andre duduk dan satu tangannya terpegang), lagi-lagi bibir Andre berhasil menyentuh bibir Mitha dan ia mulai merasakan nikmatnya ciuman bibir Andre.
Sampai akhirnya tubuh Mitha melemas dan pasrah saja menikmati apa yang dilakukan Andre terhadapnya. Sementara Mitha kini ikut larut dalam irama permainan Andre dan sesekali terdengar lenguhannya. Setelah puas menciumi Mitha, Andre melepaskan ciumannya.
Mitha mendapat kesempatan untuk duduk. Lalu ia berkata,” Yang Kamu lakukan tadi benar-benar ehmmm hmmm…… “ Ujar Mitha sambil mengatur nafasnya!!
Namun tak diduga-duga, setelah selesai mengatakan itu, tiba-tiba Mitha mencium bibir Andre dan melumatnya. Hal yang tak disangka-sangka ini tentu membuat Andre membalas lumatan Mitha.
Sehingga kini keduanya dengan liar saling berciuman dan berpagutan di atas sofa yang empuk itu. Bahkan kedua lidah mereka beberapa kali saling bersentuhan.
Beberapa saat setelah itu, tiba-tiba Mitha melepaskan dirinya dari Andre. “Aku sudah menunggu mu selama ini Ndre.. Lupakan lah dunia .. aku sudah mengharapkan ini sejak lama Ndree, Memelukmu menciummu,, dan selalu dekat denganmu Ndree .. Aku ingin,” kata Mitha.
Kembali Andre mencium bibir Mitha. Mitha pun membalas dengan ciuman yang tak kalah hangatnya. Sejenak mereka berpagutan sambil melakukan french kissing, bibir bertemu bibir, lidah bertemu lidah.
Setelah puas, lalu Andre menciumi leher Mitha sambil mengecup-ngecup. Karena terlalu bernafsu, Andre menekan tubuh Mitha sampai akhirnya ia tertidur ke atas sofa nya. Kini dengan leluasa Andre menindihnya dan terus mengecup-ngecup leher Mitha bergantian kiri dan kanan. Sampai di lehernya membekas kemerahan bekas kecupan Andre.
Tangan Andre bergerilya meraba-raba seluruh bagian tubuh Mitha, terutama paha dan dadanya. ia meraba dan meremas-remas dengan lembut kedua dadanya bergantian.
Tak puas sebelum betul-betul meraba kulit tubuh Mitha, Tak puas dengan itu, ia membuka kaus kuning yang dikenakan Mitha. Tanpa perlawanan sama sekali, ia berhasil melakukan itu.
Kini nampaklah di depannya tubuh Mitha yang putih mulus yang bagian-bagian terpentingnya masih tertutup. Bra-nya juga berwarna coklat muda yang coraknya sama dengan celana dalamnya. akan tetapi ini tak berlangsung lama.
Karena sesaat kemudian ia membangunkan Mitha dan tanpa basa basi lagi segera tangannya merengkuh punggung Mitha untuk melepaskan kait bra-nya. Sekali lagi, tanpa perlawanan, ia berhasil melakukan itu dan dengan agak terburu-buru ia menjauhkan bra tersebut dari tubuh Mitha, sehingga kini dengan bebasnya ia dapat melihat payudara Mitha.
Sementara Mitha dengan wajahnya menatap dengan pasrah, segera Andre mencoba kekenyalan payudara Mitha itu. Kedua tangannya merengkuh kedua payudaranya, meraba-rabanya, dan meremas-remasnya dengan lembut. Hmm, benar-benar kenyal dan padat. Benar-benar masih segar dan muda.
Sementara itu, tindakan Andre yang meraba-raba payudaranya ini juga membuat Mitha terangsang. Bagaimana pun, ia adalah gadis normal yang tentunya menjadi terangsang dengan sentuhan-sentuhan erotis seperti itu dari seorang cowok. apalagi cowok yang selalu di idam-idamkannya selama ini. ia mulai mendesah-desah ketika Andre meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang sungguh kencang, kenyal dan padat berisi.
Andre segera menyambutnya dengan ciumaan di bibirnya yang juga dibalas oleh Mitha. Mitha jadi makin terangsang, lebih-lebih lagi ketika jari-jari Andre bergeser-geser diatas putingnya. Karena putingnya sangat sensitif dan payudaranya adalah titik nyala seksnya. Setelah beberapa saat Andre melakukan ini, kini tanpa dapat dicegah vaginanya menjadi basah oleh cairan.
Beberapa saat lamanya Andre menikmati bibir dan payudara Mitha. Sementara Mitha juga menikmati sentuhan-sentuhan kurang ajar (tapi sungguh nikmat) dari Andre terhadap dirinya.
Tiba-tiba HP Mitha berbunyi. Karena masih rada kecapean, awalnya Mitha enggan mengangkatnya. Namun karena HP-nya berbunyi terus menerus, dengan terpaksa ia mengangkatnya.
“Halo.”
“Halo Mith, ini Papi. Papi bisa pulang siang nih Sekarang lagi mampir beli es Oyen kesuakaanmu , kamu mau nitip berapa bungkus?”
“Lho! Kok Papi sudah pulang? Tumben banget?”
“iya soalnya tadi pagi customer Papi telpon, meeting-nya diubah nanti Malam. eh, kok napas kamu ngos-ngosan sih Mith?”
“i-iya Pi, lagi asyik in nihhh,(putting ranum Mitha di iseep kuat oleh Andre) asyik main nge dance Pi.. trus Papi telpon.”
“ooh, makanya tadi nggak diangkat-angkat. Kirain lagi mandi tadi. Gimana, mau nitip makanan juga nggak?”
“ehhm, boleh deh Donat Kentang deh Pi. 6 ya .. eh8 dehh Es Oyennya 2 aja.”
“oK deh. Papi beliin. Bentar lagi juga nyampe rumah kok.”
“oK deh Pi. Byee.”
“Bye.”
“Wah, gawat. Papi sudah mau nyampe rumah. Yuk, kita mesti buruan beres-beres,” kata Mitha sambil buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai’
“Tunggu dulu. Kita mesti bicara dulu. Sorry ya atas perbuatan gua tadi. Gua bener-bener lupa daratan.” gara-gara setan dari semproters nih..
“Bibir Mitha pun menyentuh bibir Andre lagi
“Loe nggak marah sama gua?”
“Kenapa mesti marah? Ndre I Love You,” kata Mitha sambil mukanya memerah.
“Emmm tapi Mith.. gua.. ..”
“iiih, sudahlah dari surat cintaku yang pertama kan sudah aku jelasin.. Aku akan menerimamu apa adanya tolong jangan buat keadaanmu menjadi batasan di antara kita,” kata Mitha yang mukanya makin memerah.
“eh, surat pertama .. surat cinta?? Surat yang mana yah ??,” kata Andre.
“idiih, JAHAAAAT deh,” kata Mitha sambil memerah mukanya.” “awas, yah...”
Namun tiba-tiba Mitha tersadar kembali.
“eh, yuk kita mesti cepat-cepat beres-beres dan keluar. entar keburu Papi datang.
Dan Andre pun Pulang…
Hmmm Ndree I love You So much, …”kata Mitha sambil melihat Andre pulang
Nggeeeen ngeeeeen nggeeen.. “ Ayah Mitha pun pulang dan cerita pun di lanjut kemudian hari…
Dan Mitha pun menjadi lebih dekat dengan Andre pada hari ini. Harapan yang menjadi kenyataan .. bahkan menjadi kenyataan yang lebih dari harapannya.
Bagian 2: Kau Anggap Apa
==============
POV : Mitha
==============
“Ndree udah sampai rumah belum??” SMS terkirim
“Ndre blz gpl plz”
“Hmm dah 3 jam nih semenjak kepulanganmu aku jadi khawatir nih”
“Yaudah aku otw sekarang ke rumahmu, Aku khawatir nih… Tunggu aku di rumah mu yah”
Kemana nih si Andre kok tidak jawab- jawab sms ku..
“G usah Mith, sorry baru blz pulza Hbiz tadi and gua dah sampek rumah” hihihi habiz ku ancam ke rumahnya aja baru bales dasar nih Andre..
“Ok, terimakasih ya tadi Ndre I love You, kita dah jadian kan nih”
“Maafin gua Mith” Hah koq Andre minta maaf sih .. Apa nih maksud nya
“HAH?? MAAF?? Buat Buat Apaan Ndre?”
Dasar Andre ini kenapa sich……
“Ndree BALESS DOnk.. aku call yah”
Ndree angkat please !!!
“Ndre aku ndak peduli dengan latar belakang kamu dan tetek bengek kamu, aku tuh benar-benar sayang sama kamu Ndree” Bales donk Ndre kamu koq buat aku kayak gini..
“Yaudah Ndre kita ndak jadi Jadian deh kita temenan aja” lagi deh coba !!
“OK Thankz Mith” HAH koq dibales gini haduuuuh Ga Peka bangett SIhhhh * Ala Vika nya Mas Wildick*
“Loh Ndree kamu koq gitu sih….”
Dan ratusan sms lagi dari Mitha untuk Andre yang terpaksa di Skip Skip Skip saja .. tetapi intinya seperti di atas hehe dan si Andre tetep kekeh ndak membalas lagi
Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru
Mitha pun kesiangan kali ini kesiangan ke sekolah dengan matanya yang sembab, dia masuk ke kelas.. Sayang sekali meski 3 tahun se sekolah dan se kelas dengan Andre tetapi dia ndak pernah sebangku dengan Andre “bukan muhrim” kata guru Agama.
Jam Istirahat datang ..
“Ndre kita harus ngomong penting sekarang”
“Iya Mith kita memang kita harus berbicara tapi nanti yah sepulang sekolah” Andre menjawab tanpa memandangku
Pelajaran sekolah pun dilanjut, hmm jadwal hari ini ada Pelajaran Bahasa Indonesia 3 Jam Istirahat, Biologi 2 jam, Matematika 1 jam Istirahat dan lanjut Matematika lagi (gak penting banget kayaknya detail ini) jadi lanjut saja
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah.
“Kita bicara di mana Ndre?” Pikiranku melayang dengan resah..
“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang ………………….”
WUUUUUUUUUUSSHHH !!!! adegan mundur lagi nih ke beberapa tahun sebelumnya
(Emmm Sekitar 12 tahun yang lalu saat Andre dan Mitha masih kecil)
==============
POV : Lindia
==============
“Lin, nanti sore jam 7 Malam di Hotel Kalpataru, bisa nggak?” Waah Asyik nih kebetulan dah kangen banget nih sama Mex.
“Kalau untukmu Mas Mex pasti bisa dong” balasku manja karena aku tahu pelanggan satu ini bukan saja kelas kakap tetapi kelas paus.
Namaku Lindia Karim, panggilan Lins atau Lin tentu dari sekilas percakapan tadi sudah ketahuan profesiku. Yups aku seorang WP, bukan kelas Atas atau Bawah, karena bagiku Kelas itu sama saja, tetap saja ujung2nya sama-sama main Atas dan seringnya Main Bawah.
Dan Lelaki yang barusan menelponku Mex pengusaha kelas Paus Nama Lengkap belum kuketahui, masih muda sekitar 33 tahunan? Dia adalah pelanggan tersayangku. Koq ke Hotel Kalpataru (hotel standar di Kota berinisial M di Jawa Timur) bukannya di Hotel hotel mewah? “Tidak Mau” Jawab nya takut ketemu sama relasi relasi besarnya (Masuk Akal juga Sih)
Sepuluh menit sebelum waktu yang disepakati, Aku sudah berada di lobby Hotel Kalpataru, dan langsung berjalan menuju lantai 2 tempat kamar Mex berada.
“Ah tepat waktu, dia baru saja datang , si Mex bawa apa itu yah??? “ Mex pun juga sudah datang sambil membawa 2 botol Krating**** dengan wajah yang sedap dipandang dengan kulit kuning bersih.
Dan Mereka pun masuk Kamar (yaiya masak masuk kantong ajaib)Lindia pun mengambil tempat di samping Mex,
“Aku sudah kangen dengan kamu, akhirnya bisa juga kita ketemu setelah 8 bulan tidak ketemu, semoga kamu baik-baik saja” kata Mex
“Seperti yang kamu liat aku baik-baik saja” heem pertanyaan standart sih tapi koq aku seneng banget yah kalau Mex yang tanya ..Hmmmm ada apa ini baru kali ini ada keraguan dan merasa canggung ketika ada laki laki memelukku” batinku
Serasa ini lah pertama kaliku bercinta dengan seorang yang benar-benar kusayang. Dengan masih penuh keraguan kita pun berciuman saling melumat bibir, tangan Mex sudah bergerilya berada di dadaku, memulai remasan remasan ringan pada kedua buah dadaku, Aaachh….. aku pun menggelinjang saat tangan Mex mulai menyusup disela-sela resliting depan blus dan menyelinap dibalik braku. Diraihnya putingku dan dipermainkan dengan penuh gairah, AKu pun mendesah antara geli dan nikmat. Ciuman Mex sungguh romantis dan penuh gairah, dia seakan tahu betul bagaimana memuaskanku.
Hanya beberapa menit sejak ciuman pertama tadi , Aku sudah dalam keadaan topless, sempat Mex memandang sejenak kedua buah dada milikkuyang menggantung indah.
hanya itu yang dia bisikkan lirih kepadaku, sebelum mendaratkan lidahnya pada putingku, disusul kuluman dan sedotan ringan oleh bibirnya,”Emmmhh” nikmat sekali rasanya.
Tangan Mex beralih dari kedua buah dada turun ke selangkanganku, dengan mudah dia melepas celana milikku tanpa mengangkat mulutnya dari putingku. Sedetik kemudian akupun sudah dalam keadaan telanjang dihadapan laki laki muda pujaanku itu.
Mex sudah jongkok di depanku yang terbuka lebar, menunjukkan liang sempit kenikmatanku yang sedikit dihiasi bulu bulu halus. Kembali bibir dan lidah Mex mendarat ditubuh milikku, disusurinya kedua paha dan berhenti di sekitar selangkangan, dia tidak langsung menyentuh daerah vagina tapi justru mengitarinya dengan jilatan jilatan menggairahkan.
“Ssshhhhh”” kuremas rambutnya dan kutekankan ke selangkanganku berharap dia segera melakukan jilatan pada vagina, tapi dia tak terpengaruh.
“Mex, please” pintaku sambil mengerang penuh kenikmatan, dia hanya menatapku sambil tersenyum.
Akhirnya aku menjerit lepas saat lidahnya menyentuh klitorisku, disusul dengan ciuman bibirnya pada vaginaku, desahanku semakin keras saat jari jari tangannya ikutan bermain pada liang kenikmatanku. Mex semakin liar bermain main di vaginaku, permainan oralnya sungguh menghanyutkan, tak dapat dipungkiri aku sangat menikmatinya.
Mex berdiri di depanku, aku segera membuka celananya dan menarik turun berikut celana dalamnya, tampaklah penisnya yang sudah keras Tegang, tidak terlalu istimewa, sama seperti umumnya (13-16 cm Rata2 Orang Indonesia katanya). Kuraih kejantanannya dan kukocok kocok dengan tanganku, dia mulai mendesis. Kujilat kepala penisnya lalu kumasukkan ke mulutku, perlahan lahan hingga lebih separoh berada di dalam. Mex memegang kepalaku, sebelum aku mulai gerakanku, dia mendahului dengan mengocokkan penisnya di mulutku, aku semakin bergairah dibuatnya. Sekilas kulihat tangannya meremas remas di selangkangannya sendiri. Aku semakin over acting, kujilati sekujur batang penis Mex hingga ke pangkal lalu kembali mengocok dengan mulut, desahan Mex makin terdengar penuh gairah.
Sambil mengulum Mex, tanganku bermain di klitorisku membuat aku ikutan mendesah beriringan dengannya. Aku dan Mex sudah tak tahan lagi, dia kembali berlutut diantara kakiku. Kami berciuman saling melumat bibir sambil mengusapkan penisnya ke vaginaku yang sudah basah. Namun sebelum Mex mendorong masuk penisnya,
“Ahhhhhh Pake ini dulu” katanya sambil menyodorkan kondom yang sudah dia buka, kami saling berpandangan lalu tersenyum bersamaan. (PEKAN KONDOM nih dan Budayakan Pake Kondom katanya biar aman, meski aku yakin posisiku Aman 100% bersih)
Sedikit demonstratif, kupasangkan kondom ke penis Mex dengan mulutku, dibalas dengan pandangan kagum dari laki laki itu. Mex menyapukan sejenak kepala penisnya, perlahan didorong memasuki celah celah kenikmatanku sambil kembali melumat bibirku, lidah kami saling beradu seiring melesaknya penis itu semakin dalam.
Kami berpandangan ketika kejantanannya sudah masuk semua, sama sama tersenyum memberi isyarat, tatapannya begitu romantis menghanyutkan. Dia mulai gerakan menarik dan mendorong dengan perlahan dan semakin cepat, gerakan dan tatapannya membuaiku dan semakin cepat. Tanpa malu akupun mendesah lepas tanpa dibuat buat, sungguh nikmat bercinta dengannya, dia tahu kapan saatnya melakukan apa, sungguh seorang penakluk wanita. Tangannya dengan halus meraba raba dan meremas lembut kedua buah dadku, sesekali dikulumnya putingku, semua dilakukan tanpa menurunkan irama kocokannya. Kakiku diangkat ke pundaknya, penisnya semakin dalam menghunjam liang vaginaku, dan desahanku semakin lepas tanpa kendali.
Mex memutar tubuhku untuk posisi dogie, tubuhku bertumpu pada sandaran sofa, agak kecewa aku karena tidak bisa menatap wajahnya yang cool itu. Namun kekecewaanku tak berlangsung lama saat Mex kembali mengisi vaginaku dengan kejantanannya yang serasa semakin tegang, diraihnya kedua buah dadaku yang berayun sembari memulai kocokannya. Sesekali dia mencium dan menjilati punggung hingga tengkukku, aku menggeliat geli bercampur nikmat, dan jeritanku tak tertahankan saat dia mengulum telingaku. Kocokan Mex semakin menggila, remasannyapun makin kuat namun lebih nikmat.
Tiba tiba dia menarik tubuhku ke atas dan SKIP SKIP SKIP SKIP (HAHAHA SORRY YAH segini aja dulu)
“Gila kamu Mex, enak banget” bisikku setelah denyutan penis nya habis.
“Mau lanjut? Sampai pagi” tanya Mex sambil menciumku mesra..
“Maaf Mex aku harus pulang, Kasihan ANDRE (kecil) dia sudah menungguku, aku ada janji mengajaknya ke BNS (BNS belum ada kalee jaman itu)” jelasku padanya, yups aku sudah punya Jagoan neon yang keberi nama Andre Putra Pratama, dan Mex pun mengetahuinya dari curhatan – curhatanku dipertemuan sebelumnya.
“Oh OK, no problemo terimakasih waktu mu” ucap Mex sambil memberikan beberapa lembar (biru merah atau apa yah ndak tau nih uang 15 tahunan dulu)
“Oh shiit aku juga lupa nih Putriku juga titip es Oyen dan Donat kentang, harusnya aku janjiin dia Sore tadi” Mex pun bergegas merapikan diri takut di omelin peri tercintanya juga.. Usia Anak kita seumuran
Dan WHuuuuuiiiiisssss Kembali ke Era 1 tahun lalu alias di Parkiran sekolah diantara percakapan Andre dan Mitha
==============
POV : Mitha
==============
“Di sini saja Mith, Mith loe tau kan gua tuh siapa .. gua ini Cuma seorang Anak haram, bahkan nyokap gua saja tak bisa menjawab siapa bokap gua”
“Nyokap gua pun hanya seorang pemilik salon dan panti pijat kecil”
“Bahkan loe tahu sendiri kan, info yang beredar .. itu PP PLUS PLUS dan sebagainya”
“Gua malu Mith maluu atas latar belakang Gua”
“OK loe mungkin bisa terima apapun yang orang katakan tentang gua tetapi gimana dengan Papi mu dan semua orang temanmu”
“OK loe sanggup ndak dengerin mereka.. tetapi inget Mith .. kita berhubungan pun pasti ada pertengkaran dan gua gak mau kelak loe emosi dan menyebut tentang latar belakang gua pasti akan Sakit apalagi sampai loe sebut Nyokap Gua, Nyokap gua orang yang paling gua sayang” Jelas Andre dengan hampir menangis (hampir saja yah)
“Gak akan Ndree aku lakuin itu” jawab ku.. aku sudah tahu dari dulu sebenarnya inilah yang akan di permasalahin Andre
Andre pun berdiri dan pergi keluar kelas berjalan diantara lorong menuju kebelakang sekolah (ke kamar mandi mungkin buat nenangin diri sambil cuci muka gitu rencananye). Dan Mitha pun mengejarnya ke belakang..
“Ndre stop, please Ndree berhenti dulu, kita omongin hal ini sampai tuntas ndre” air mataku pun tak kuasa kubendung lagi..
“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?” tanyaku lirih kepadanya di depanku…
“Ya Mith gua sayang sama loe” Oh Tuhan .. “Aku pun juga sayang sekali Ndre kepadamu”
“Itu aja cukup Ndre buat ku”..
Haizzz suara apa nih ???
“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah … Ceklek Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang masih bersandar di dinding dalam kamar mandi sambil mengangkat salah satu kakinya”
“Eh ada loe Ndre … eh Ada Mitha juga … ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?? ” Tanya Anton temen seangkatan ku juga tanpa paham situasiku dan ingat situasi nya sendiri (sambil aku yang sekilas melihat “sesuatu” yang barusan masuk melewatin resleting)
“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu terbuka kamar mandi itu tepat di depan Andre berdiri (ada Anton juga diantara mereka) sedangkan posisiku sedikit bergeser di belakang Andre jadi tetep sedikit terlihat si Lusi yang rok nya masih terangkat..
“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. AMAN koq di sinii Gua yang bakal jaga” ucap Anton enteng hedewww bener2 nih g tau situasi nih orang…
“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu” ujar anton yang bikin ku tak bisa berkomentar sambil melihatnya selesai memakai sabuknya
“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm
“Hmmmmmm” tanpa dikomando aku dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kita berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.
“Yaudah Ndre yang jelas rasa sayang loe itu saja udah cukup buat ku untuk selalu bertahan dan setia kepadamu Tolong pikirkan dulu yah, aku tidak mengharapkan lebih dari mu, hanya kebersamaan bersamamu melewati hari lah yang aku inginkan” ucap ku lirih sambil mencium keningnya dan aku putuskan tuk pergi meninggalkannya biar dia tenang..
Aku lirik Andre masih terdiam di tempatnya dan tak kuharap untuk memanggilku tuk kembali.
Lanjut lagunya Ungu yah : Kau Anggap Apa
Sulit tuk ku mengerti jalan pikiranmu Setengah hatiku terluka,
senangkah hatimuKu akan pergi,
kau tak menginginkanku Kau lukai kebanggaan, perasaanku
Dengan sadar menyakitiku
Ku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa
Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Sulitnya tuk pungkiri hati yang terbagi
Sepenuh hatiku memujamu, kau anggap apa Ku akan pergi,
kau tak menginginkanku
Ku tak ada di hatimu lagi, khianatiku Dengan sadar menyakitiku
Ku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Ku tak ada di hatimu lagi, khianatiku
Ku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa
Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Aku takkan pergi bila kau anggap aku ada
Hanya mencintamu pun aku bisa
Takkan ku sesali, hidup tanpamu aku bisa
Akan hanya cinta yang ku bawa pulang
Setelah kejadian di depan kamar mandi tadi di sekolah.
==============
POV : Andre
==============
�Ndre mau pulang sekarang kah? gua nebeng yah, mobil gua mau dipake Lusi nih�, Anton sambil berlari kecil ke arahku.
�Eh� nggak gua lagi mau ke rumah sodara gua dulu di Batu, kan g searah dengan rumah loe��, kata gua sambil berlalu pergi.
�Ya udah deh, hati-hati ya bro di jalan jangan sampek terjun di Payung� kata Anton..
�hmmmm gua kan ke Batu kagak sampai Payung�
Oh iya BATU adalah nama kota pariwisata di sebelah Kota/Kabupaten Malang Dan Payung merupakan salah satu obyek wisata kuliner di kota Batu yang ramai di kunjungi kawula muda. Baik dari Batu sendiri maupun luar kota Batu. Terletak di daerah perbatasan Kota Batu dan Kabupaten Malang, dari sini kita bisa melihat pemandangan kota Batu pada siang atau malam hari. Dengan hawanya yang sejuk, anda dapat menikmati berbagai macam hidangan yang tersedia. Asal nama Payung, dahulu terdapat bentuk berupa payung yang dinamakan payung pandang. Yang dimaksud dengan payung pandang adalah apabila berada dibawah bentuk berupa payung tersebut, maka akan dapat memandangi daerah Songgoriti, Batu dan sekitarnya. Tempat asyik buat cari jagung bakar manis ataupun pedas, kadang gadis manis pun juga ada
Dan gua pun keluar dari sekolah ke arah Kota Batu kurang lebih 25 Km dari sekolah gua, sebenarnya gua ndak ke rumah sodara, tetapi ingin mampir ke panti pijat milik nyokap gua, dah lama nih ndak kesono.
Panti nyokap gua di dalam Kota Batunya di sebelah restourant bebek bengil dan hanya 15 menit jalan kaki dari tempat wisata Jatim Park . Dengan pemandangan pegunungan yang indah dan suasana yang nyaman bagi para tamu mesum yang liburan ke Batu, dan sampai lah gua
�Selamat datang, Eh Mas Andre ternyata, mau cari Bunda kah?? Dia lagi keluar jalan - jalan ke Mall tuh � ucapan selamat datang dari Ajeng penerima tamu dan juga teraphist di Panti Pijat Nyokap gua.
Ajeng ini cantik manis dengan senyumnya yang khas mirip � mirip artis Jesika Iskandar
�Kagak gua lagi pengen main saja, ada kamar kosong ndak?�
�Ada Mas di nomer 8, Mas Andre mau pijat juga kah?� jawab dan tawar Ajeng kepadaku sambil berusaha mendekatkan dirinya kepadaku.
Panti pijat ini udah lengkapi dengan berbagai fasilitas, parkir luas, sebuah buah loby serta display room nya, caf� kecil, dan kolam renang di bagian samping, tak ketinggalan WIFI dan tentunya Pijet atau Spa
Fasilitas kamarnya memilki 11 kamar telah di lengkapi dengan AC, hot and cool shower, kursi santai, safty deposit box dll dan 3 gazebo bernuansa Bali untuk yang mau Pijat di luar ruangan.
�Ndak usah pijet, gua mau istirahat aja� sambil diriku masuk ke dalam.
�Eh.. koq ruang monitoring kosong, Bang John kemana yah� batinku
Yups di Panti Pijat punya Nyokap gua ini ada ruangan monitoring, yang yang mengawasi semua sudut ruangan panti ini dengan kamera CCTV super nya sekaligus bisa dengar suara yang ada di ruangan-ruangan di panti ini. Tentunya tertaruh rapi dan tersembunyi , jadi hati � hati yang buat Semproters yang Mampir ckckck tapi tenang Rahasia Konsumen tetap terjaga karena hasil rekaman akan selalu dihapus setiap harinya, rekaman CCTV ini hanya untuk sarana Evaluasi dan berjaga-jaga jika ada hal-hal yang diinginkan koq.
Lalu gua terus masuk ke dalam ruang monitoring ini dan dengan sembarangan gua memilih salah satu view dari beberapa kamar yang ada di panti pijat ini.
�Emmphh��, gua tertahan ketika tiba tiba ada sebuah pemandangan yang sebenarnya tidak asing buatku. Belum sempat gua bereaksi, sebuah tangan yang lain melingkar di depan dada gua dan menarikku ke belakang hingga kedekapan pemilik kedua tangan ini
�Mas Andre� ngapain di sini ? oh lagi ada tontonan yang menarik yah?� bisik salah satu teraphist yang ada di Panti Pijat ini di telinga kiriku.
Suara ini membuatku bergidik dan terdiam sesaat, lalu gua mengangguk pelan. Gua sedang tidak mood untuk kondisi sekarang ini sebenarnya . Selagi gua memikirkan tindakan selanjutnya, tiba tiba kurasakan dia beralih menggamit lenganku, dan gua mengarahkan pandangan mata gua ke arah yang ditunjuk oleh jari telunjuknya, dan kita berdua pun berlanjut duduk di kursi yang ada di ruang monitoring itu.
Gua tertegun melihat masuknya seorang pemuda yang keliatan culun banget.. emm kisaran usia SMP kelas 2 atau 3 an lah . Gua tak tahu sapa si culun ini jadi biar enak emmm gua panggil saja di si Boy aja tapi gua tahu therapist yang menyusul nya masuk adalah si Susanty panggilan Susan atau Santy ..
Santy ini dapat :
Age : 21
Face : 8.5 manis, kuning bersih mirip-mirip :Panlok2:
Pijat : 7
Boobs : 32
GFE : 6.5 emang sih si Santy ini agak jutek orangnya
HJ : 7
BJ : 7.5
FJ : 8
RO : maybe Yes
Kedatangan si boy ini tentu membuat gua sedikit penasaran. Si boy pun duduk dengan seenaknya di dkursi santai yang ada di ruangan itu. Gua ngerti yang diinginkaannya paling langsung Ekse or HJ or BJ, khas pemula gitu.
Santy yang tadi masuk dengan raut wajah kesal pun mau gak mau mendatangi si Boy yang sedang tersenyum senyum memuakkan buat gua.
�Halo Santy sayang� wah si boy mulai SSI nih
�Enaknya ngapain yah?� katanya si Boy
�Hedeew emang lo ke sini mau ngapain kalau ndak gituan� batinku.
Tetapi si Santy tetep diam aja
Sesaat kemudian si Boy berdiri, dan berikutnya jantungku berdebar kencang melihat sebuah pemandangan erotis yang mengejutkan tersaji di hadapan gua.
Si Boy langsung aja menyusup masuk ke dalam rok Santy yang sejak tadi hanya diam saja. Kepala si Boy yang kini ada di dalam rok Santy, tepat di depan pangkal pahanya membuat bagian depan rok itu menyembul.
�Sshh��, Santy mendesah sambil memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.
�Silahkan Dek, eh Mas lepas bajunya dulu .. saya pijet dulu saja� tiba tiba Santy berkata lirih.
Gua terus memperhatikan bagian yang menyembul dari rok Santy yang pastinya adalah kepala si culun itu bergerak gerak, membuat gairahku perlahan Bangkit, dan gua harus berusaha mengatur nafasku yang mulai memburu.
�Kenapa Mas Andre? Mas kepingin gituan kah? Kok mas Andre ikut ikut gigit bibir?�, tiba tiba kudengar bisikan Mbak Yuli di sebelahku.
Mbak Yuli ini :
Age : 24
Face : 7 cantik
Pijat : 7
Boobs : 32b
GFE : 8 selalu bisa memancing tiap tamu selalu cepet horny
HJ : 7 santai
BJ : 9 sadis banget nanti bakal tahu alasannya
FJ : 8
RO : maybe Yes
Oh iya segala info tentang ini gua liat dari review pendatang-pendatang yang PD nya posting FR mereka di Forum Semproters
Wajahku terasa panas, gua baru sadar kalau ternyata gua juga menggigit bibirku sendiri. Gua menatap Mbak Yuli dengan kesal. Tapi tentu saja gua tak bisa berbuat macam macam daripada nasibku malah jadi semakin buruk.
Mbak Yuli hanya tersenyum senyum, dan gua tak bisa berbuat banyak ketika Mbak Yuli tiba-tiba duduk di pangkuanku tubuhku sambil bermanja ria dan tiba Mbak Yuli mulai meremasi kedua payudaranya sendiri, kadang lembut, kadang kasar, yang pasti ulah Mbak Yuli ini membuatku gelisah dan jantungku berdegup semakin kencang.
Gua tak kuasa menepis ntah antara nafsu atau birahi (hehehe maksudnya apa coba nafsu atau birahi). Gua menggeliat lemah dan konsentrasiku untuk melihat adegan erotis di hadapanku ini mulai buyar karena gua sendiri sudah mulai terangsang akibat ulah Mbak Yuli yang terus meremas kedua payudaranya sendiri.
�Mbak Mbak Yuli tolong� hentikan��, bisikku dengan ketus.
�Ssst!�, Mbak Yuli menyuruhku diam, tapi kurang ajarnya kedua tangan Mbak Yuli malah melekat erat dan terus meremasi kedua payudara nya sendiri dan mulai menggosok � gosok bagian bawahnya.
Sadar sebentar, gua melihat ke arah Santy. Ternyata ia sedang memejamkan mata dan mendesah tak karuan sambil memegangi sembulan pada bagian depan rok yang dikenakannya, yang pasti adalah kepala si Boy.
Walaupun jantungku berdegup kencang melihat itu semua dan si Otong mulai menderita rasa sakit karena himpitan Mbak Yuli membuatku tak kuasa bergerak banyak.
Pikiranku mulai kacau dan nafasku mulai terasa sesak. Perlahan tapi pasti, gua mulai tersiksa akibat rasa panas yang mulai menjalari tubuhku ini.
Akhirnya gua memilih berhenti menggerak gerakkan tubuhku, tapi gua mencoba memegang dan menarik kedua telapak tangan Mbak Yuli yang sibuk memainkan kedua payudaranya.
�Mhhh��, gua mendengar rintihan Santy.
(info ulang CCTV nya di lengkapi kamera + perekam suara yang canggih ya suhu )
Perhatianku kembali tertuju pada adegan erotis di depanku. Entah sejak kapan, gua melihat sehelai celana dalam yang tergeletak di dekat kaki Santy.
�kapan ditariknya CD nya Santy, buset cukup ahli juga nih si Boy� batinku
Dan Santy yang kini sedikit membungkuk, mendesah dan merintih dengan wajah seperti menahan sakit selagi si Boy sibuk di dalam rok Santy, pasti nih si Boy entah sedang menjilati bibir vagina Santy, atau mencucup .. memagut bibir vagina Santy, atau sedang menggoda dan mengaduk liang vagina Santy dengan lidahnya, atau dengan jarinya ..Hmmm bayanganku kemana mana.
Tiba � tiba tubuh gua pun menggigil ketika gua nyaris tak bisa menahan diriku untuk merintih karena Mbak Yuli mencium tengkuk leherku, dan keadaan menjadi semakin sulit bagiku ketika gua merasakan jilatan Mbak Yuli di tengkuk leherku ini. Ahhhh�
Maka gua hanya bisa menatap Mbak Yuli dengan kesal, tapi bibirku malah dipagut oleh Mbak Yuli. Gua memejamkan mata gua dan menahan rintihanku. Gua hanya bisa pasrah membiarkan Mbak Yuli melumat bibirku sampai dia puas.
Ketika nafasku hampir habis, gua meronta hingga bibirku terlepas dari pagutan Mbak Yuli, dan gua cepat berusaha mengatur nafasku sepelan mungkin.
�Nungging dong San�, tiba tiba kudengar suara si Boy, yang tanpa sungkan menyuruh Santy dengan langsung menyebut nama Santy begitu saja.
Gua kembali memperhatikan mereka. Telunjuk si Boy mengarah ke samping kursi tempat dimana ia menunggu Santy tadi.
�Ingat loh yah DC nya ditambahin� Tambahin jadi 400 ribu!�, kata Santy dengan sedikit intonasi tinggi pada si Boy.
�Iya iya� tinggal bentar lagi nih. Sudah cepat nungging�, si Boy mengiyakan.
Walaupun raut wajah Santy terlihat kesal, Santy menuruti perintah si Boy. Santy berlutut, lalu menumpukan kedua tangannya di kursi. Kemudian Santy merendahkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya pada kedua tangannya yang kini terlipat namun tetap menumpu di kursi ruangan pijat itu.
Tanpa berkata apa apa lagi, si Boy melucuti celana panjang dan celana dalamnya yang agak lusuh. Lalu ia mendekati Santy yang sudah menungging itu dan menyingkap rok Santy ke atas. Tak ada perlawanan sama sekali dari Santy ketika roknya dilorotkan si Boy hingga jatuh ke lantai .
Si Boy sudah bersiap untuk menikmati tubuh Santy. Ia berdiri di belakang pantat Santy, kedua kakinya agak direntangkan sedikit, dan beberapa saat kemudian�
EHHHH STOP DULUUUUU
�Pakai ini dulu� Santy menyerahkan kondom dari saku bajunya ..
�Enggehh��, Si Boy pun melenguh.
*Enggehh = Iya
Dan langsung Blesssss
Kulihat tubuh si Boy sudah mulai bergerak maju mundur diiringi desahan dan rintihan Santy. Santy pun mulai menikmati permainan ini.
�Mas Andre, saya juga horny nih� Habis mereka selesai nanti,saya juga mau dong sama mas Andre sayang��, bisik Mbak Yuli di telinga gua, sambil dia berusaha menyusupkan tangannya ke Otong gua.
�Duh� bagaimana ini? Cepat Andre� berpikiir��, gua berteriak dalam hati.
Gua teringat ancaman Nyokap gua, jangan pernah �main� di PP tanpa seijin darinya, hal itu membuatku kuatir karena sebentar lagi bisa � bisa pertahanan gua akan bobol juga.
�Oooh��, kudengar Santy merintih hingga gua kembali memperhatikan layar kembali.
Ternyata si Boy sedang bersemangat memaju mundurkan tubuhnya ke selangkangan Santy. Tubuh Santy terguncang guncang, membuatku makin penasaran kenikmatan yang mereka dapatkan.
�Mas Andre, saya buka yah� si Mbak Yuli membuka resleting ku sambil dia turun dari pangkuanku.
�Emm keliatannya besar banget nih dari luar�, komentar di depan selakangan gua dan Mbak Yulipun berhasil dan si Otong pun lepas dari sangkarnya.
Gua menatap Mbak Yuli agak kesal-kesal napsu, dan ia hanya tersenyum senyum, sepertinya ia senang setelah mendapatkan mainan barunya.
Suara rintihan Santy ditambah dengusan si Boy, membuat suasana hatiku sedikit menjadi dilema.
�Mbak Yul, gua tadi itu pamit ke kamar mau istirahat, tolong yah lepasin� kataku setengah ndak Ikhlas sih
�Gua oralin sebentar aja yah mas Andre� dia berbisik pelan sambil meluai melahap si Otong.
�Essstt�.Ya sudah, bentar aja yah takut diliat yang lain atau Bunda pulang�, jawabku yang juga dengan berbisik.
�Oooh� enaknya memekmu San�, gua mendengar si Boy mengerang, dan ketika gua melirik ke arah mereka, gua melihat si Boy sedang menarik penisnya.
�Isepin donk San� si Boy sambil memegang anunya �
�Ogah.. masak kondomnya dilepasin lagi.. g ada stok lagi nih ntar� jawab Santy tetap ketus
Bagaimana dengan panjang penisnya? Ya gitu deehhh
Tetapi tiba-tiba Santy bergeser tiduran dikasur pijat.
�Ayuk cepet naik sini� hah tak kusangka dia bakalan meminta
Si Boy pun langsung bereaksi.
�Klik� gua pun me-minimize- layar monitor yang ada di depanku tak sanggup melihat kelanjutannya
========
HAHAHA suhu ndak ada SKIP di sini adanya di klik
========
�Emmkh��, gua merintih tertahan ketika tiba tiba kurasakan si Otong makin bersarang ke tenggorokan Mbak Yuli.
�Enak mas sepongan Mbak Yuli� tanya Mbak Yuli yang sebentar melepaskan si Otong dan terus menghisap - hisap si Otong.
�Mmmhh�Mbak gua gak tahan, yaudah sini naik sini cepet masukin memek Mbak� sambil ku berusaha menaikkan kepala nya.
�Ehhh Mas Andre di sini� hedewwww datanglah Bang John
�Hayooo!! Ingat pesan Bunda Apa?? Terus kamu Yul kok beraninya menyentuh mas andre � Bang John berkata agak keras.
#WADUUUUUHH lagi DONKKK � masak SS nya stop dengan lagi nih!!
Eithh tunggu dulu kali ini.. cerita masih berlanjut #
Bang John ini adalah satpam atau penjaga PP tercinta milik Nyokap gua, selain itu tugasnya juga memantau melalui CCTV di ruang monitoring sedang kugunain sekarang ini.
�Eh Bang John gua gak ngapa-ngapain koq� sambil menutup resleting dan Mbak Yuli pun sedikit berbenah
�Hehehe, g usah khawatir gitu, Abang ndak akan bilang apa � apa ke Bunda, tetapi tetap Abang tetap gak ngebolehin Mas Andre main sama siapa pun yang ada di PP ini� hmmm syukurlah bantinku
�Tapi, Yul kamu isep lagi sampai tuntas itu Otongnya Mas Andre, yang ndak boleh kan Ekse kalau BJ boleh koq� Ujar Bang John mengagetkanku�.
� Hah ogah gua kalau sambil diliatin juga, dah lemes juga koq ini�
�Siap Laksanakan Bang� gua kaget si Mbak Yuli bilang siap sambil hormat ke Bang John�
Secepat kilat si Mbak Yuli langsung kali ini menurunkan resleting serta membuka kancing celanaku sampai jatuh ke ujung lantai (lebay) dan memelorotkan CDku.
Di emut2 nya lagi si Otong yang tadinya lemes jadi sigap kembali�. �ssshhhhh��
Kembali tak bisa berkata apa lagi kubelai rambut Mbak Yuli, sesekali gua menatap nakal pada Bang John.
�Mmmhh�?�, gua tak bisa bicara, hanya bisa mengguman dan tiba2 Bang John mendekat, menyingkap rok Mbak Yuli sambil tangannya meremas kedua bongkahan pantat Mbak Yuli.
�Gemes Abang liat pantatmu Yul� Bang John bergeser di belakang Mbak Yuli dan kemudian mengambil rokoknya yang rupanya ketinggalan di sebelah salah satu monitor kemudian dia pun pamit keluar
===========
Maaf Yee adegan Threesome belum dulu, di next episode deh diusahain ada lagi dah
===========
Gua diam dengan jantung yang berdetak semakin kencang, gua sudah tak bisa berpikir lagi hanya bisa berleha leha.
Mbak Yuli keliatannya pun mulai mengeluarkan semua teknik oral miliknya.
�Mmmkh��
�Aahh� sedapnya seponganmu Mbak Yul��, erangku keenakan.
�emmmmhhh�
�eehhhhhhhhh�
� aaaaaaaaaaahhhhh aku mau keluar Mbak� kurasakan cairan sperma ku mulai bergerak melesat dan akhirnya menyemprot, memenuhi rongga mulut Mbak Yuli�..
Ahhhhhhh legaaaah sekali kurasaaa
�Ahhhh mbak stop Mbak� Mbak Yuli terus menyedot si Otong di dalam mulutnya meski si Otong sudah lemas lunak lembek tak berdaya.
�Ooh� sudaah� ampuun��, Gua pun melolong tak kuat menerima serangan Mbak Yuli yang belum selesai dengannya mempermainkan si Otong, dia terus terus menghisap dan menghisap si Otong, sampai akhirnya gua rasa seperti akan disembelih saja.
Akhirnya dia pun menghentikan kulumannya pada si Otong, gua langsung roboh lemas.
�Terimakasih Tuhan Telah melepaskan ku dari cobaan ini �.. �
�Terimakasih ya Mbak Yul� kataku kepadanya sambil berpikir gimana gua membalas kenikmatan darinya barusan.
�Sama � sama Mas Andre, ndak usah sebegitunya aku dengan senang hati koq melayani mas Andre� ujar nya seolah paham isi hatiku
�OK mbak terimakasih lagi yah dan jangan ceritakan masalah ini yah sama Bunda� ucapku padanya lagi kemudian ke cium bibir nya dengan sedikit mesra dan gua pun pamit ke kamar buat istirahat.
Sore harinya gua pun keluar ruangan ketemu Bunda yang lagi menikmati Bakso yang keliatan nikmat di caf� yang ada di PP ini,
�Bunda kapan pulang?� tanyaku padanya
�Eh, Mas ganteng udah bangun, mau bakso? Bunda suruh anak � anak beliin yah??� hedew si Bunda mulai agak lebai bilang-bilang mas ganteng padahal ada beberapa teraphist di sebelahnya�
�Ndak usah Bun, Andre mau pulang aja dulu habis ini�
�Oh yaudah tunggu Bunda, Bunda ya mau pulang habis ini kita barengan aja naik mobil bunda aja yah�
�Ok Bun� dan kita pun pulang bareng ke rumah kembali ke kota Malang ..
Di perjalanan ke rumah, tiba � tiba teringat dengan Mitha..
�Ndre fokus di jalan koq kayak ngelamun gitu� ujar Bunda yang setengah membuatku kaget memang dari lamunanku.
�Eh iya Bun�
�Ndre kamu lagi mikirin apa?� tanya bunda kepadaku seolah ekspresi wajahku ini bener-bener tak bisa menutupi apa yang sedang gua pikirin
�Hehehe biasa Bu si Mitha� memang gua sering cerita ke Bunda apapun yang terjadi dalam hidupku
�Oh�.� Hanya itu yang Bunda bilang�
�Eh Ndre tadi Bunda ketemu dengan teman lama Bunda, dia masih ngganteng (tampan/cakep) aja kayak muda nya dulu, padahal tadi dia bilang selama ini sama-sama di Malang, tapi sekian lama baru ketemu lagi hari ini, apa ini yang namanya takdir ya Ndre, Bunda tuh sebenarnya dah lama juga cariin dia loh.. hihihi� tiba-tiba Bunda bercerita menggebu � gebu dan wajahnya agak semu merah.
�hemm mulai deh Bunda keluar genitnya..
Ehhh Ehhh sebentar � Bunda bilang ganteng ?? Gua gak terima nih!
�Bun koq bilang dia ngganteng sih, Andre cemburu nih.� Yups dari gua kecil ndak pernah sekalipun gua denger bunda bilang lelaki lain ngganteng selain buat gua.
�Hehehe habis dia bener-bener ngganteng loh Ndre, sama deh nggantengnya sama kamu Ndre�
�Hmmmmm pertanda apa ini� batinku dan kita pun sampai rumah dan gua pun mau tidur lagi di kamar gua�
�Mith, maafin gua.. Hari ini gua sudah berphikir dengan hebat. Dan Gua sudah siap sekarang, I love you�
SMS send ke Mitha
�Terimakasih sayang, besok jemput aku di rumah yah. Lop you too� bales mitha dan Whatt jemput hedeww dasar cewek jaman sekarang suka amit memanfaatin cowok.
�Ceklaak� pintu kamar mandi dalem gua terbuka dan sesosok misterius keluar dari sana
�Sejak Kapan loe Ton di rumah gua, pakek acara masuk-masuk ke kamar gua lagi�
�Ndree loe udah pulang, sory gua tadi males banget pulang dan gua kangen sama rumah loe jadi main aja ke rumah loe heheh. Oh iya gua tadi sudah ambil kaos loe, gua pinjem dulu yah� jelas Anton bikin gua cumak bisa geleng � geleng doank
Yups memang Anton ini teman sekelas gua kelas 1 dan 2, tapi dia Masuk ke Jurusan IPS di kelas 3 nya dan gua masuk IPA dia salah satu temen Akrab gua dan emang sering kali main ke rumah gua,
�Ndree gua tidur sini aja yah� ama atu lagi ndre gua laper banget nih, maemnya donk??� si Anton dengan gayanya yang memelas gak jelas
�hedewww loe tamu koq nglunjak amat sih, yaudah bentar�
�Mbak Pur, tolong siapin makanan yah.. � teriakku di luar kamar menyuruh Mbak Pur pembantu di rumah gua, Mbak Pur ini sebenar nya anaknya masih mudah bahkan usianya di bawah gua 2 tahunan.. tetapi tetap gua panggil dia pake Mbak�
�Iya mas Andre, ada apa Mas? Maaf ndak ndak jelas tadi� dia berlari kecil ke arahku
�Oh, tolong siapin makanan, ada Anton juga nih.. Oh iya lagi lain kali jangan bolehin si Anton masuk kalau ndak ada saya di rumah OK??�
� Achhh loe koq gitu amat sih Ndree sama gua� jawab Anton ndak terima di belakang gua
�Iya Mas Andre saya bikinin nasi goreng sama ayam goreng gitu aja yah mas�
�Oke sip, agak cepet yah nih si Anton kayaknya kelaparan banget kayak habis olahraga� jawab gua yang sebenarnya asal aja
�Ok mas Andre sebentar yah saya kembali ke dapur dulu�
Kata mbak Pur sambil melirik tak jelas dan senyum kecil kearah Anton di belakangku..
Whattt pertanda apa ini ???
�Ton tadi loe ngapain aja di rumah gua plus sejak kapan loe ke rumah gua� tanyaku menyelidik melihat pertanda buruk yang keliatannya mampir di sekitar gua.
�Sejak tadi pulang sekolah, gua males banget pulang jadi ya langsung ke sini aja�
�eh loe kan tau gua bakal ndak ada di rumah? Koq loe tetep nekad aja� tanyaku dengan agak serius
�iya cumak gua gak tahu kenapa tadi pengeen banget ke rumah loe kan tadi gua dah bilang sama loe�
�terus loe ngapaen aja di rumah gua tadi??� tanyaku lagi..
�Gak ngapa-ngapain koq suer cumak gua tadi sempet itu bentar� jawabnya �
�Itu APAAA?� tanyaaku tegas
�Udah deh ndree, ndak ngapa2in koq tiduran aja gua di kamar loe� jawab nya setengah gua ndak percaya ..
Terus gua lihat ke kasur gua .. terlihat rapi , tetapi udah berganti sprei dari tadi pagi seingat gua..
�Hmmmm, gua rasa ada yang ndak beres nih� batin gua
�Eh Ndree, tadi loe kenapa sama si Mitha, udah lah Ndree loe santai aja � Mitha itu bener bener sayang sama loe koq dan gua tau bener loe juga sayang sama dia� tiba- tiba Anton bahas si Mitha.
�Dan Ndre kembali nih saran gua yah .. Sobat dalam perpacaran itu perbedaan derajat, status
sosial, ekonomi dan warna kulit bukanlah suatu yang dirisaukan dan dipertajam preend jaman sekarang ini namun pastikan bahwa loe dan dia itu sudah benar2 punya perbedaan.....perbedaan KELAMIN�
�Jiah loe amat Ton ��
Dan mbak Pur pun memanggil kami masakan kita sudah siap katanya, kita pun makan bersama dan kemudian tidur istirahat dari hari yang menegangkan ini
Bagian 3: Karena Kusuka Dirimu
Kukuuruuuyukkk Kukuruuuuyukzzz Pagi baru Hari baru
Masih di rumahnya Andre dan..
==============
POV : Andre
==============
“Ndree bangun ndree” sambil ku usap mataku kudengar Anton membangunkanku
“Jam berapa nih Ton?”
“Jam 5 kurang seperempat, kan loe harus jemput si Mitha Juga” Anton berkata kepadaku sambil ku lihat dia sudah mandi dan sudah siap-siap dengan baju seragamnya ..
“Echh, loe koq udah langsung mau pake aja baju seragam gue terus loe koq tau kalau gua bakal jemput si Mitha?”
“gue liat loe punya 3 seragam jadi ndak papa dong gua pinjem 1 and gua kemaren sms an juga sama si Mitha terus dia cerita gitu ckckck” si Anton meringis ndak jelas lagi
“Yaudah gua siap-siap dulu”
“Mbak Pur, Mbak Pur tolong siapin sarapan yah?”
“Iya Mas Andre sudah siap juga koq sarapannya” jawab mbak Pur di seberang dapur.
OK bagian ini diskip aja dulu sampai mau berangkat jemput si Mitha plus ke sekolah
“Bunda, Andre pinjem mobilnya dulu yah? Sepeda Andre kan masih di Batu dan mau pake jemput Mitha juga nih” ijin ku kepada Bunda yang sudah duduk – duduk santai di teras
“Iya Ndre bawa ajah, oh iya Ndre nanti bunda juga mau keluar jalan – jalan nih, sama temen bunda yang kemaren Bunda ceritain itu tu”
“hah.. yang Bunda bilang cakep itu ?? hmmm yaudah deh tapi Bunda hati – hati loh ya.. kalau dia berani macem-macem sama Bunda.. calling Bang John saja hohooho”
“Koq Bang John?? Ndak lah Ndre dia baik banget koq palingan Bunda yang bakal terkam si dia hihihiihi”
“Ah Bunda nih mulai genitnya yaudah Andre pamit dulu”
Ku keluarin mobil Bunda, city car Chevrolet new Aveo, g tahu kenapa koq Bunda sejak punya mobil dulu demen banget sama merk mobil ini, dan ku liat keluar kaca jendela ..
“Woee preet kupreeet ayooo berangkaat, ngapain loe pake cium cium tangan Bunda” teriakku kepada Anton yang senyum senyum pegang tangan Bunda sambil mencium tangan Bunda, lebih lama dan lebih smooth dari yang biasa aku lakuin
“Iye – Iye Ndre sabar, kan kita memang harus pamitan dan minta doa dulu ke orang tua” sambil si Anton nyengir
“Lets Go Ndre” Anton pun berjalan ke arahku dan masuk ke mobil, kita pun berangkat ke rumah Mitha yang butuh waktu kisaran 40 menit untuk sampai kerumahnya ..
“Halo Mith, gua udah meluncur ke rumah loe sekarang nih,paling 15 menitan sampek” gua telepon Mitha agar sudah siap ketika gua datang
“wah sigap amat, pangeran cintaku nih baru jam 6 sudah mau sampai rumah, Oke aku siap-siap nanti kalau aku belum selesai tunggu aja di taman depan yah, ada Ayah yang sudah ngrawat taneman sejak tadi pagi”
“what .. Ada bokap loe?? Waduh gak papa kan?”
“Gak papa apaan, biasa aja kale Ndre kan kamu udah jadi pacar aku sekarang”
“waduh, yaudah deh.. cepetan yah Mith”
“Oke honey see you” cekleek tut tut tut ..
“waduh gawat nih Ton, ada Bokap Mitha nih, masak gua harus turun temuin Bokapnya dulu?” tanyaku kepada Anton berharap dia mau nemenin turun ntar
“Emang loe selama ini belum pernah ketemu bokapnya si Mitha Ndree?”
“Belom pernah Ton, selama ini gue ke rumahnya cuma 3 x an paling dan itu pun gua selalu menghindar kalau Bokap nya mau pulang kerja”
“Wah parah juga loe Ndre nih gua kasih nasehat yah”
“What?? Nasehat ogah ah nasehat dari loe selalu APEK”
“Gini ndre tips temuin calon mertua tuh”
“Pertama Loe Jangan gugup Ndre, saat pertemuan loe yang pertama sama ortu dia, tuh Ortu dia sebenarnya juga gugup sebenarnya, tentu pertanyaannya nama siapa, alamat mana dsb itu Ndree, Intinya loe jangan gugup melebihi gugupnya ortu dia”
“Kedua loe jaga sikap, tetep apa adanya aja ndak usah berlebihan terutama tidak norak, alias sopan lah ndre”
“Ketiga kalau loe mampu buat Ortunya terkesan, mungkin Ortunya ndak wajib suka sama loe ndre tapi nggak ada salahnya loe tunjukin wawasan sama kemampuan – kemampuan loe tetapi tetep nyambung dalam obrolan biar ndak terkesan Gak Jelas gitu”
“Keempat dan terpenting Ndre, elu harus bisa nebak kira-kira mood siOrtu gimana dan loe harus tahu taraf hubungan loe sama anaknya, loe gak boleh bahas kawin lah atau apalah yang gak cocok waktunya”
“Gitu ndre” ku dengar penjelasan si Anton sambil mangut-mangut
“Wah ente cukup berpengalaman juga ya Ton, itu hasil pengalaman ente ya?”
“Kagak ndre, hasil googling aja kemaren kemaren hehe, tapi sukses koq Ndre..”
“hedew, Ok jangan gugup jangan gugup” batin gua selama perjalanan dan masuk lah gua ke kompleks perumahan si Mitha
“Mith, halo.. gua sudah masuk kompleks perumahan loe nih.. bisa ndak gua tunggu sini aja kalau loe udah siap baru gua samperin loe?”
“Gak mau ah.. Jemput ke sini sekarang Aku udah siap koq ndre, ndak usah takut sama Ayahku, aku dah bilang juga koq, hari ini bakal di jemput pacar Mitha”
“WHAAT, loe udah bilang di jemput pacar gitu, mateng deh gua”
“santai aja kali Ndre, Ayah lagi sedang happy koq, nggak tahu sejak tadi senyum – senyum sendiri sambil siramin taneman, katanya mau ada reuni gitu”
“waduh, yaudah gua mau sampek di depan rumah loe ini”
Dan sampai lah ke rumah Mitha, gua pun turun mobil dan menuju gerbang rumah si Mitha “jangan gugup-jangan gugup” batinku sambil ku liat dari luar gerbang rumahnya ada 2 orang yang sedang bersih – bersih di taman depan rumah Mitha yang cukup luas, kalau ku tebak yang agak tua, sambil bawa peci adalah mungkin tukang kebun Mitha, sedang yang satunya, Emm se usia 40-50 tahunan badan tegap, wajah setengah mirip – mirip Aktor Jeremi Thomas sambil bawa Celurit, Ahh pastilah dia Bokapnya si Mitha, wah keliatannya sih orangnya baik tapi juga serem juga nih,
“Ton cepet turun, ayok ikut gua masuk”
“Ogah ah Ndre, selamat berjuang kawan”
“heh, turun cepet sini atau loe bakal gua tendang di sini loe naik angkot aja ke sekolah”
“cepet turuuuun!!”
“iya – iya gua turun” akhirnya si Anton ikut juga menemaniku di babak baru kehidupan gua
“Permisi” teriakku dengan agak sopan
“Iya masuk langsung aja mas, ndak di kunci koq” kata bokapnya si Mitha sambil mendekat sambil menganyun – ayunkan celuritnya
“Waduh Ton gimana nih waduh ton, mampus kita”
“Haalah ndre, santai aja kale yuk masuk, buka tuh pintu”
“cengkreng – gredeeek gredeek” ku buka pintu pagar nya terus ku geser gerbang rumah ini
“Ya mas, mau jemput Mitha yah” tanya Bokap Mitha ke arah kita berdua
“Iya, Pak kamm”” belum sempet ku jawab si Bokap Mitha sudah mengangkat celuritnya..
“Jadi siapa di antara kalian yang jadi pacar Anak bapak?? Tanya dia dengan agak tegas ..
“waduhh.. gawaat nih.. “ aku pun sedikit merinding
“Ini Pak.. Ini Pak.. saya cumak antar saja.. Ini Pak si Andre ini yang jadi Pacarnya Mitthaa, beneran Pak” Haiiizzz Antoooonnn, si Anton menunjuk ke arahku seolah-olah gua adalah si pencuri atau apaan gitu, aseem si Antoon neh
“Oh jadi kamu yang pacarnya Mitha” sambil kemudian Bokapnya Mitha memeluk pundakku, mengajakku ke arah teras rumah
“Yuk mu masuk ke rumah atau di teras sini aja? wah bapak ini sudah menunggu – nunggu kapan Mitha bakal punya cowok?”
“Jadi nama kamu Andre yah, sejak kapan mulai pacaran sama Mitha?”
“eeh nganu Pak, iya saya pacarnya Mitha dan nama saya Andre Putra Pratama, dan kita baru jadian kemaren Pak”
“Oh, bagus – bagus, sudah sarapan atau ngopi dulu kalian?”
“Ndak Pak saya eh anu kami sudah sarapan dan sudah minum susu tadi di rumah” jawabku masih setengah gugup (bukan setengah dink)
“Yaudah, Ndre bapak seneng banget denger Mitha punya cowok, habis nya bapak liat temennya cewek – cewek mulu, takutnya si Mitha ndak suka ama cowok, bapak jadi takut saja”
“Whaat” batinku nih bokapnya si Mitha ngomong apaan sih, tapi baik juga ternyata orangnya hihihi, terima kasih Tuhan
“emm , iya Pak” jawabku .. sambil duduk di teras, dan anton pun juga duduk di samping gua
“Yaudah bapak tinggal dulu, mau nerusin bersih – bersih taman nih, Mitha sebentar lagi juga paling juga sudah keluar” sambil dia berlalu kembali kearah taman ..
Nah loh balik lagi ngapain yah si Bapak
“Nganu, tadi belum sempet kenalan nama bapak, Mexmilian Pradopo, tolong yah di jaga si Mitha, dia butuh kasih sayang yang tulus, maklum Ibunya sudah tiada sejak masih kecil, dan bakal Bapak kejar kemanapun kamu pergi jika kamu sakitin dia”
“Siap Pak” buset dah nih bapak ada – ada aja ….kemudian dia berbalik sambil senyum senyum sendiri kayak udah sukses ngerjain aku… Parah- Parah nggak jelas nih
“hay sayang, udah lama nunggu, udah ketemu Ayahku juga kan?” si Mitha pun keluar dari rumahnya,
“loh koq ada Anton juga?” tanya mitha agak heran ada Anton dan gua lebih heran lagi..
“loh mith, bukannya kalian udah sms an dari tadi malam, soalnya Anton bilang..” belum selesai gua ungkap keheranan gua
“hehehe sorry Ndree, nganu kemaren iseng – iseng gua baca sms hape loe, ckckck”
“wah kurang aja loe ton” sambil gua keplak kepalanya..
“yaudah, kita berangkat dulu say”
“please donk Mith jangan panggil – panggil sayang atau gimana gitu .. baru juga jadian malu nih kalau kedengaran temen – temen atau Ayah loe” protes ku kepada Mitha yang manggil – manggil aku sayang, sedikit agak risih ndak biasa aja sih
“ndak papalah say, yukk”
“Yah, Mitha berangkat dulu, gimana yah, cakep kan cowoknya Mitha”
“iya lumayan koq, ya score masih di bawah ayah lah 3 – 4 level”
“hidiiww ayah nih, yaudah Yah berangkat dulu”
Ku liat dan ku dengar percakapan bapak dan anak yang hedeww ndak bisa ku komentari hanya ku tertunduk malu mendekat
“Pak, saya berangkat dulu, nanti pulang sekolah juga akan saya antar Mitha pulang”
“iya hati – hati yah, salam ke bapak ibu guru” hedew makin ndak jelas aja nih orang
Dan kita pun berangkat ke sekolah, butuh sekitar 10 menit untuk sampai ke rumah si Sekolah, hingga kita pun masih aman dari keterlambatan yaitu jam 7 pagi, sampai di gerbang si Anton pamit turun duluan dan kita pun Berpisah, sedang Mitha ikut mengantarku masuk memarkir mobil
“Say, hatiku seneng banget deh hari ini”
“seneng kenapa Mith?”
“Ihh.. koq ndak peka banget sih, ya seneng lah, kamu udah jemput aku, udah kenalan sama Ayah aku dan makin seneng sekali melewati masa sekolah SMA kita ini yang sisa beberapa bulan lagi”
“Biasa aja kali Mith, oh iya jangan panggil-panggil sayang dulu yah, lets it flow aja dulu Oke, malu nih sama temen - temen”
“ndak usah malu lah donk say, eh aku turun sini aja deh, ndak ikut nganter kebalakang ndak papa yah? Mau ada perlu sebentar nih”
“Yaudah, gitu lebih baik daripada kita keliatan berjalan berdua – duaan sampai kelas nanti”
“Andre koq gitu sih, yaudah.. ku tunggu di kelas yah Say”
“Ok” jawabku pendek
Gua pun akhirnya parkir mobil sendirian, dan selesai ku parkir mobil nih, gua pun berjalan kembali menuju ruang kelas gua yang ada di bagian lain sekolah ini.. dan di tengah perjalanan ke kelas ku temui Anton terlihat setengah ribut dengan seorang cewek yakni si Lia anak kelas 1 SMA gua,
“Abang koq jahat amat sih, kemaren Lia liat mobil Abang di pakai si Lusi, waktu Lia samperin, kan Lia kira itu si Abang tuh, eh ternyata itu Lusi, malah sempet bilang dia itu sekarang ceweknya si Abang, gimana sih Abang Ah..” kata si Lia setengah manja kepada si Anton
“Aduh, dik Lia, gini aja deh, Abang mau ada ujian harian ini, nanti aja yah sepulang sekolah kita bicarain lagi, kita janjian di tempat biasa” jawab Anton ku kira dia berkata sambil berusaha menghindar
“Aduh Abang gimana sih”
“Gini ya dik Lia, Sueeewweer gua suka semua – semuuua yang ada di kamu, Senyum manis kamu, kerenyit dahi kamu,.. Mata kamu, Semua atas perhatian kamu, Abang suka banget”
“Lah terus apa lagi bang?” tanya Lia kepada Anton
“Hanya satu hal yang gua ndak suka dari kamu, yaitu pacar Kamu” si Anton pun berlalu meninggalkan si Lia dan aku pun berlari mengejarnya
“Gila loe Ton, cewek loe ada berapa sih, tuh si Lia loe tahu kan dia punya cowok, malah kakak kelas kita dulu yang sekarang masuk AKPOL itu bukan, terus tetep kamu deketin gitu?”
“EH ndre, haduh ndre biasa aja kali ndre, tuh cowok nya Lia kemaren ngomel- ngomel ke gua jadi yaudah gua tinggal aja si Lia meski gua yakin bisa aja kecengin si dia”
“gila loe Ton, jadi bener loe udah tahu si Lia udah punya cowok tetep loe deketin ...Akpol lagi”
“Wah prinsip loe harus di benerin nih Ndre, gini Ndre, justru mudah itu cari cewek yang udah punya gebetan atau pacar gitu Ndre”
“Koq bisa gitu Ton? “
“Jaman sekarang, ini memang benar susah cari pacar kece, saingannya banyak”
“Makanya cari cewek yang udah punya pacar Ndre, saingannya kan cuma 1 itu aja Ndre, tapi tuh cowoknya si Lia serem banget seperti loe bilang Akpol jeh.. udah ngancem aja bakal nge Dor gue jadi gua mundur teratur, mengalah untuk menang haha, Penting gua udah dapat!”
“Hah dapat apaan loe Ton?”
“ada deh Ndre..”
“Wah loe Ah” kita pun berpisah di persimpangan dia masuk ke Kelasnya … aku pun lanjut ke Kelasku dan sudah ada kejutan yang menantiku..
Si Mitha sekarang udah pindah jadi sebangku sama gua, jadi dia tadi cepet – cepet turun mau tuker bangku..
Hedew …
“Say, kita sebangku aja yah biar bisa selalu deket, cuma ntar jam pelajaran agama aja kita pisah lagi, udah aku atur semua nya hehehehe”
“haduh, Mith, kenapa sih loe lakuin itu biasa aja kali”
“Karena Kusuka Dirimu” jawab Mitha pelan sambil senyum senyum
Bagian 4: Just The Way You Are
==============
POV : Andre
==============
Puft akhirnya gua memantapkan hati menerima kenyataan bahwa gua memang sayang sama Mitha dan kuputuskan untuk membuka hati gua untuk sebuah hubungan.
Mengingat juga sedikit tentang kemaren yaitu terjadi tragedi pagi buta di mana gua pertama kalinya ketemu dengan bokapnya si Mitha, cukup melegakan juga ternyata orangnya cukup baik dan terbuka berlanjut hubungan gua dengan Mitha bener – bener melebihi apa yang gua bayangin, Si Mitha tiap hari setelah “The Day” (hari di mana gua jadi jadian) selalu ngasih arahan apa – apa yang mesti kita lakuin setelah pulang sekolah. Yups setelah pulang sekolah karena gua tolak jika harus menjemput dia untuk ke sekolah karena waktu dan jarak yang tidak memungkinkan untuk gua santai, tetapi untuk pulang sekolah dst sih bebas – bebas aje.
“Say ini sepulang jam pelajaran aku pamit ke kantin bentar yah mau janjian sama temen - temen mau bahas tempat les Bahasa Inggris ama bahas PMDK, ntar kamu aku daftarin juga yah”
“Iya, OK .. apa sekalian kutinggal aja gimana? Capek nih mau langsung pulang” jawabku datar
======
Hihihi, semenjak pacaran sama Mitha, Andre udah mulai pake Kamu Aku sama si Mitha
======
“Hah, jangan lah tungguin.. kan hari ini aku juga mau ikut pulang ke rumah kamu Say… kemaren kan udah aku bilang”
“Hah ikut pulang maksudmu? Kapan juga bilangnya??”
“Loh iya hari ini kan Sabtu, aku udah ijin juga sama Ayah mau nginep di rumah temen gitu”
“Minggu kemaren kamu udah kukenalin sama Ayah, giliran kamu donk kenalin aku sama Bunda”
“Ahhh.. Ndak Mith Ndak…. Iya kalau Bunda ngijinin kalau Ndak… gimana?”
“Gimana juga kalau digerebek Pak RT, Ogah Ah”
“Tenang aja kemaren aku udah call Bunda koq dan dia ngijinin, malah mau di ajak sekalian jalan – jalan ke Surabaya juga”
“Sayang…. digerebek Pak RT pun aku sudah siap koq, biar secepatnya kita jadi gitu”
“Hah jadi apaan…, koq kamu tahu nomer telephon Bunda? Pake Bunda ngajak – ngajak ke Surabaya segala?” tanyaku agak penasaran juga, karena meskipun gua sering banget dan terbuka sama Bunda mengenai perasaan ku kepada Mitha, tetapi sampai sekarang gua belum cerita kalau gua udah jadian sama Mitha.
“Loh, kan Bunda duluan yang dulu telepon Mitha,sejak kemaren sebelum kita jadian Bunda udah sering smsan sama calling – caliingan sama Mitha koq, kan Bunda juga yang ngasih tanda kapan Mitha harus nembak Andre kemaren itu”
“WHAAATT ?????” jawabku setengah ndak percaya..
“Koq bisa gitu”
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah
“Yaudah Say aku ke kantin dulu yah, itu dibahas nanti aja.. sayang tunggu aja di depan sekolah sambil bungkusin es Oyen buat Mitha yah, jangan ikut – ikut ke kantin!!!” pesan Mitha kepadaku, makin bingung gua dibuat situasi yang ada … dan dia pun bersiap – siap kemudian keluar kelas meninggalkanku.
Untuk pelajaran gua hampir selalu masuk 10 besar di kelas, tetapi untuk paham situasi, kondisi apalagi ngungkapin perasaan .. gua selalu terbelakang alias telat mikir, sekitar 5 menit gua merenung dan mutusin buat interograsi Bunda ntar sore dan akhirnya gua pun keluar kelas kearah parkiran buat ngambil sepeda motor gua.
Di parkiran gua liat si Anton yang udah naik ke mobilnya, kulihat di sebelahnya ada Nurma anak kelas 2 adik kelas yang manis berj*lb*b, tetapi ada yang aneh kali ini, tentunya melihat Anton ganti –ganti cewek bukan hal yang aneh, yang aneh adalah si Anton terlihat serius menggenggam tangan Nurma dan seolah – olah si Anton memberikan penjelasan serius ke arah Nurma sedang Nurma hanya diam dan sedikit sekali senyum – senyum mendengarkan perkataan Anton, gua pun berlalu tak mengerti dan tidak tahu juga apa yang mereka katakan.
Setelah mengambil motor satria kesayangan gua, dan melewati mobil Anton lagi, kali ini gua putuskan buat menyapa Si Anton, hehe sapa tahu sobat gua itu butuh bantuan gitu.
“Tin-Tin” gua klakson sepeda gua di depan mobil Anton
“Ton, sorry besok gua kayak nya ndak bisa main badminton bareng nih” teriakku kearah Anton di dalam mobil, ya memang gua hari minggu besok ada janjian sama Anton main badminton tetapi mengingat penjelasan Mitha di kelas tadi yang bilang mau ke Surabaya sama Bunda, gua pikir pasti gua suruh jadi supirnya.
“Eh Ndre” si Anton pun membuka pintu mobil nya dan keluar turun mobil sambil mengusap matanya and “WHAAT” si Anton pake acara nangis juga, ada apa ini gerangan..
“Oke Ndre ndak papa, kalau malam ini loe ada acara ndak Ndre?” tanya nya kepadaku
“Ada ndre gua mau jalan – jalan lah sama si Mitha” mungkin si Anton juga tanya gitu buat basa basi aja, karena suasana keliatan ndak enak…
“Kenapa loe Ton? Apa ada yang bisa gua bantu?”
“Ndak papa koq Ndre”
“Yaudah Ton, gua cabut dulu.. sms-sms calling-calling aja yah” gua pun cabut meninggalkan Anton
Gua akhirnya keluar sekolah dan menunggu Mitha di penjual Es Oyen
===========
“Lus, nanti pulang sekolah kita ketemuan donk ada yang perlu ku omongin PENTING” Mitha mengirim sms ke Lusi (sekilas tentang Lusi cek di update 2 yah)
“Oke Mith nanti di kantin aja yah” => Lusi
“Jangan di kantin, di ruang UKS aja yah” => Mitha
“Ok” => Lusi
Dan siang sepulang sekolah itu mereka pun bertemu
“Lus, gimana kabarmu dah lama nih kita ndak kumpul – kumpul”
Mitha dan Lusi ini dulu pernah menjadi teman sekelas di kelas 1 dan 2, jadi sama dengan Anton, selain karena beda jurusan di kelas 3 nya perbedaan teman gaul juga membuat mereka berpisah, Lusi di kalangan cewek gaul dan populis, sedangkan Mitha di jalur kalangan anak – anak baik begitu saja.
“To the point aja ya Lus, kamu udah ndak virgin kan yah”
“Enggak” jawab Lusi singkat jelas dan enteng
“Gimana ceritanya, apa si Anton yang perawanin?” tanya Mitha lagi
“Waduh Mith ya aku sebenarnya udah ndak virgin sejak kelas 1 dulu.. ya ndak perlu deh kayaknya kuceritain, emangnya kenapa sih Mith?”
“Emmm…terus gimana cara dan rasanya Lus?”
“Hah? Cara apaan .. rasa apaan juga nih?”
“Ya rasa itu pas lepas kevirginan kamu?” Sambil Mitha agak tertunduk malu
“Awalnya sakit,terus enak enak geli gitu hihihhi”
“Eh bentar kenapa kamu tanyain hal gituan ke aku Mith… hayoo jangan jangan … Kamu mau ngasih virginitas kamu ke Andre yah??” si Lusi setengah teriak
“Huuuuusssssttt!!!!!!!!!, jangan keras – keras napa?kamu kan tahu Lus, aku sayang sekali sama Andre sejak kelas 1 dulu” sambil jawab Mitha bener – bener malu kali ini.
“Waduh Mith, gini aja deh kayaknya ndak tepat juga kalau aku cerita atau berbagi pengalaman tentang masalah ini, mana hape kamu?”
“Hape? Buat?” sambil Mitha nyerahin Hape nya ke Lusi
“Aku kirimin ini aja deh, tapi kamu harus janji hapus setelah kamu liat” lusi mengotak atik hape nya dan hape Mitha dan kemudian mengirimkan beberapa file ke hape Mitha
“Sudah selesai, nih hape kamu, kamu liat and pelajarin sendiri dari situ aja yah, yaudah aku mesti cabut dulu nih, mau nyariin si Anton gak tau tadi koq dia tiba – tiba lari aja ninggalin aku”
“Ok terimakasih ya Lus, see you..”
“Ok aku cabut dulu yah”
Dan mereka pun ber cipika cipiki kemudian berpisah,
Dan kemudian Mitha membuka kiriman file dari Lusi yang ternyata sebuah video, video apa nih …
Dan ternyata itu video adegan XXX antara Lusi dan Anton
Dan si Mitha pun melihat video itu dengan pipi yang memerah dengan badannya yang kemudian panas dingin.
===========
“Say lama yah nunggunya maaf yah, tadi anak – anak agak bingung juga mau les kemana soalnya kebanyakan udah penuh, sama bahas PMDK itu rencananya kamu, aku daftarin di Teknik Sipil UB aja yah, kan emang minat kamu ke sana.. Iya kan?” tiba - tiba si Mitha datang ke arahku sambil nyerocos ndak karuan, tetapi agak heran juga kenapa dia berkata agak ngosh ngoshan.
“Say udah bungkus es Oyen buat Mitha? Sama buat Bunda juga?”
“Udah Mith, Cuma 3 bungkus aja buat kamu seorang mungkin buat Mbak Pur pembantu di rumah juga mungkin, soalnya Bunda pasti lagi di Batu sekarang”
“Oh gitu yah, oke deh yukkz” kemudian Mitha agak mengangkat roknya dan naik ke sepedahku, kita pun pulang menuju rumahku.
===========
“Mbak Pur, Mbak Pur!!” kita sudah sampai di rumah dan kuserahkan bungkusan es Oyen kepada mbak Pur untuk di siapkan
“Halo Dek, gimana kabarnya?” tanya Mitha seolah – olah udah kenal lama dengan Mbak Pur
Kenapa Mitha manggil Dek sedangkan aku manggil Mbak, mungkin bisa di cek di Bagian 2 : Extended saja, sejatinya Mbak Pur ini masih muda 2 tahun lah di bawahku tetapi karena aku menghormatinya tetap ku panggil mbak, sedang Mitha memanggilnya Dek ya mungkin ya karena menganggap mbak Pur adiknya aja hehe
“Loh, ada Mbak Mitha.. masuk mbak” jawab mbak Pur
“Loh mbak Pur? Koq tahu namanya Mitha?” Ku lihat kedua orang gadis ini saling pandang dan tertawa
“Iya lah say, kita udah pernah ketemuan koq beberapa waktu lalu di Matoz sama Bunda juga..”
“WHAAT.., kamu udah pernah ketemuan sama Bunda dan Mitha, gimana sih ini” tanyaku agak terheran-heran makin heran sama keadaan yang tidak kuketahui
“Halah say, santai aja, yuk Dek kita ke dapur” si Mitha pun menggandeng mbak Pur ke dapur sambil senyum – senyum, dan aku tetap terheran – heran,
Gua pun masuk ke kamarku dan kemudian mutusin buat mandi dulu biar ndak gerah, karena meskipun ini Malang yang katanya kota dingin.. mungkin iya 20 tahun lalu sekarang Kota Malang udah panas dan jalanannya pun macet.
Kemudian “Ceklak” aku pun keluar dari mandi segar rasanya, dan Eiiiitss…
“Mith, koq udah main tidur aja di kamar nih, keluar dulu gih ntar kalau memang jadi nginep sini biar di siapin ruang tamunya sama Mbak Pur” ku liat Mitha sudah rebahan sedang posisiku hanya memakai celana boxer tanpa CD dan tanpa kaos atasan hanya handuk yang melingkar di leher…
“Emm, emangnya ndak boleh yah kalau aku tidur sini?” sambil dia berdiri dan mendekatiku dan kemudian mencubit lenganku
“Wah setan seproters datang lagi nih” batinku dan terasa benar dag dig dug seolah menduga apa yang akan terjadi ….
”Mith” kuberanikan diri untuk menggenggam tangannya. Dan ia diam saja. Bahkan kemudian membalas remasan tanganku.
"Serem Ah!" kataku lirih.
"Serem apa?" tanyanya
"Serem kalau keterusan hihihi"
”udah keluar sana” perintah ku kepada Mitha sambil agak mendorongnya
"Ihh, dasar!" Mitha memekik sambil tangannya mencubit pahaku.
”Auw,” aku berteriak, meskipun cubitannya tidak sakit. "Cubit yang lainnya dong..." aku menggodanya.
"Yee!" tapi tangannya tetap terulur ke arah selangkanganku dan mulai bermain – main dibalik Si Otong yang sudah tegang terbatas oleh kain boxerku.
Masih dalam posisi berdiri, aku segera mengatur posisiku agak menjauh sedikit masih takut – takut malu di hatiku.
Dalam sekejap tiba – tiba tangan kanan Mitha mulai beraksi dengan meremas dan memijit-mijit si Otong dari luar.
“Keliatannya gede ya Say?” katanya lirih
"Dibuka dong..." kataku tetapi dia tetap saya mengelus – elus si Otong
Segera kupeluk tubuhnya dan ku dorong ke kasur, kami pun lalu tenggelam dalam ciuman yang hangat dan penuh gelora. Saat itu gua benar – benar merasakan kehangatan dan kelembutan bibirnya. Sudah sejak di ”Bagian 1” kita tidak melakukan percumbuan seperti ini,karena seringnya kita hanya jalan – jalan ke Mall sepulang sekolah dan kemudian gua anter dia pulang
Tanpa perlu disuruh, mulai kujamah bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Terutama dada dan pantatnya yang membulat, yang sejak tadi selalu membuatku bergairah.
Mitha pun langsung membalas, ia remas cepat si Otong yang sudah mengeras di boxer yang kukenakan.
”Ehm, Ndre...” ia merintih dalam dekapanku.
Gua makin bernafsu, sambil tetap melumat bibirnya, kutekan telapak tanganku ke celah pahanya yang masih tertutup rok sekolah, meremas daging lembut yang ada di sana.
”Ndree.. ” hanya itu yang dia ucap
Di dalam birahi ciuman pun berkembang menjadi acara saling remas, saling tekan, saling rangsang, dan puncaknya kami berdua saling bantu untuk melepas pakaian satu sama lain dan membiarkannya terserak di kasur.
”Apa kamu mau lanjutin, say?” tiba – tiba dia duduk sambil memegangi si Otong.
Gua pun langsung aja mengecupnya bibirnya dengan agak kasar karena nafsu, dan tiba – tiba giliran dia mendorongku kemudian penuh nafsu segera melumat dan menghisap kepala si Otong yang terlihat bulat membonggol dan tampak licin mengkilat.
”Pasti aku akan puas nanti!” tiba – tiba si Mitha berujar sambil terus melakukan permainan oralnya.
Gua berusaha mengimbangi dengan merangsang bibir kemaluannya dengan jariku. Saat ini posisiku setengah rebahan dan menyandarkan kepalaku pada sandaran kasur. Sedangkan Mitha sudah agak setengah telungkup di samping pinggangku. Dia menggeliat ketika jari tengahku mulai menerobos masuk ke celah kemaluannya, sementara jempolku bermain-main pada klitorisnya.
"Ouw..." jeritnya tertahan, sedikit menjengit tapi terlihat suka.
"Kenapa, Mith?" tanyaku sambil menusukkan jari tengahku lebih dalam dan memutar jempolku lebih keras pada tonjolan kecil di atas bibir kemaluannya.
”Ahh, Mith... aku.. ehss... ughh...” tiba – tiba Mitha melumat habis batangku sambil di gigit – gigit kecil hingga hampir ke pangkal, dan mengisapnya sedemikian rupa sampai gua merinding ngilu – ngilu sedap.
”Ayo, Ndre, sekarang!” Dia mulai bangkit dari posisi tengkurapnya, lalu mulai mengangkangi pinggulku, dan kemudian menelusupkan batang penisku yang sudah menegang keras ke sela-sela pahanya.
”Bentar Mith, apa kamu sudah yakin melakukan ini?” tanyaku dengan memandangnya yang setengah menunduk....
“Iya Say.. keperawananku hanya untukmu seorang, kita lakuin sekarang yah”
Dengan posisi antara duduk dan bersandar, gua coba membantunya dengan sedikit mengangkat pantatku ke atas. Maka sedikit demi sedikit kepala kemaluanku ditelan mulut kecil yang ada di selangkangannya. Terasa sekali liang itu begitu ketat, lembut menjepit sepanjang batangku. Rasanya hangat, lembut dan agak-agak terasa kesat.
“…Adu-duhh, sakit juga ternya, sakittt Aeww Ndree”
“Ouhh..!! Mith, apa kamu mau aku yang di atas saja”
“J-jangan Ndree…”
“Jreepttt…..”
“Ouwwwh…..hikz kkkk aduhh, sakit sekali ya Ndree, saakitt”
“Aduh, susah amat sih masuknya, hihhh,!! Hihhhh, Hearh..!”
Kurasakan tubuh Mitha mendadak terasa seperti kejang, kedua matanya membeliak lebar, rasa sakit dan perih mungkin nikmat mungkin melanda dirinya. Dan gua pun merasa sensasi ini bener – bener membuat panas tubuhku dan tidak ada alasan lagi untuk mundur.
Kenikmatanku pun semakin terasa ketika si Otong masuk centi demi centi terbenam terus terbenam semakin dalam di liang vaginanya.
Sejenak ku liat Mitha memutar-mutar pinggulnya seolah mengharapkan posisi yang paling mudah dan tepat untuk memulai pertemuan itu. Secara spontan kami berdua serempak mengeluarkan rintihan kenikmatan yang sejak tadi tertahan, ”Ooughhhh...!!!”
“Gimana Mith,masih terasa sakit?? ayo lemesinn, jangan tegang”
“Masih sakit,ngilu sekali, hsssshhh.. tapi mulai ada rasa-rasa nikmatnya Ndre” jawab Mitha yang mulai rileks sambil mulutnya mendesis-desis seperti orang kepedasan. Beberapa kali jarinya berusaha menyentuh bagian luar bibir kewanitaannya, seperti mau menggaruk seolah kegelian, namun tak bisa.
Dia kemudian mengatur posisi berlututnya hingga jadi lebih bebas bergerak dan dia mulai menggenjot tubuhnya naik turun. Makin lama genjotannya menjadi semakin cepat, sehingga membuat buah dadanya yang ranum itu jadi tampak berayun-ayun indah di depan wajahku.
Mulutku segera menangkap putingnya yang sudah mengeras tajam dan langsung melumatnya habis, dua-duanya, kiri dan kanan.
”Auw!” ia menjerit tertahan, namun gua tak mempedulikan. Terus gua mengulum kedua bukit padatnya itu secara bergantian. Sementara di bawah sana, pinggulku terus menyentak-nyentak mengimbangi genjotannya di atas tubuhku. Terasa sekali rasa nikmat mulai menjalar di sekitar pangkal dan sekujur batang penisku.
Entah sudah berapa lama kita dalam posisi seperti ini, terus menggoyang dan saling memperdengarkan rintihan dan desah penuh kenikmatan.
"Ndre... Say... ahh... aku..." rintihnya.
"Iya, Mith... keluarin aja... jangan ditahan..." sahutku.
”Ahh... auw!” mendadak rintihannya berubah menjadi keras.
Segera kuangkat dan kubalik tubuhnya, lalu kembali kutindih dia. Kini aku yang berada di atas, kugenjot tubuh mulus Mitha habis-habisan sampai kita berdua akhirnya mencapai orgasme secara hampir bersamaan.
”Mith... ahh... ahh...” aku mengerang-ngerang ketika kurasakan air maniku mulai menyembur kencang. Ada sekitar lima kali aku menembakkannya. Alirannya terasa nikmat di sepanjang batang kemaluanku. Rasanya berdesir-desir menggelikan.
”Ehm, sayy..” Mithapun kulihat ikut menikmati puncak birahinya. Wajah cantiknya memerah dan matanya terpejam, sementara tubuhnya sesekali bergetar menahan rasa nikmat yang menjalar di seluruh pusat kewanitaannya.
”Tok – Tok – Tok”
”Mas Andre ada telephon dari Bunda, tadi dia telpon Mas Andre katanya ndak aktif hapenya”
Teriak mbak Pur di depan pintu kamarku.
”Iya mbak Pur bilang aja ntar aku call balik”
”Oke mas Andre, saya bilangin ke Bunda”
”Terimakasih ya Mith” kataku lembut padanya
”Sama – sama say, aku mau mandi dulu ini, yuk mandi bareng Ndre..” Ajak mitha
”Oke sayang” gua pun berdiri sambil kuliat di selakanganku dan selakangannya ada bercak-bercak tanda hilangnya keperawanan Mitha dan ku nyalain Mp3 player di kamarku.
Bagian 5: Lebih Indah
==============
POV : 3rd aja nih
==============
Siang itu Lusi sedang duduk ngobrol dengan teman-temannya di taman depan kelasnya. Mereka sedang asyik-asyiknya ngobrol ringan sambil membicarakan pelajaran yang telah selesai sebelumnya. Saat itu mereka tentunya masih memakai pakaian seragam sekolahnya masing-masing putih abu-abu biasa.
Saat mereka sedang seru-serunya ngobrol, ada seorang cowok kece yang sedang mengamati gerak-gerik Lusi dan teman-temannya yang cakep-cakep itu tentunya dengan tampang mupeng. Cowok itu adalah Anton, kelas mereka memang bersebelahan pada jurusan yang sama IPS.
“Wah penat ulangan barusan tadi dapat pemandangan alam yang bening-bening nih. Lumayan buat cuci mata” batin Anton sambil senyum senyum mesum ketika melihat Lusi dan teman-temannya.
Semuanya cantik-cantik,manis-manis dan putih-putih. Namun diantara semuanya, si Anton paling sering memandangi Lusi. Karena memang Lusi yang paling cakep diantara mereka yang sedang ngobrol itu. Apalagi posisi Lusi saat itu sungguh pas menghadap ke arahnya. Namun yang bikin Anton makin mupeng dengan Lusi, saat itu posisi duduk si Lusi yang agak serampangan. Kedua kakinya agak terbuka dan roknya sedikit tertarik ke atas sehingga dia bisa melihat paha putih Lusi.
Lusi seperti tak menyadari sedari tadi ada si Anton yang memperhatikan pahanya. Ia tetap tidak mengubah posisi duduknya itu. Sehingga Anton sungguh beruntung bisa memandangi paha Lusi yang sungguh putih mulus itu selama beberapa saat lamanya. Matanya berpindah-pindah antara wajah yang cantik itu dan pahanya yang terbuka.
Namun itu masih belum apa-apa. Setelah itu, Lusi becanda agak kelewatan dengan salah satu temannya. Sampai temannya itu ingin mencubit dirinya Tentu dia tak ingin dicubit begitu saja dan berusaha menghindar. Saat dia berusaha menghindari cubitan itu, tanpa sadar dia membuka kakinya terlalu lebar sampai celana dalamnya kelihatan dari sudut pandang cowok itu. Apalagi CD yang dipakainya saat itu warna hitam, yang mana sungguh kontras dengan kulitnya yang putih. Tentu si Anton jadi melongo dibuatnya saat mendapat rejeki nomplok itu.
“Mimpi apa semalam bisa ngeliat dalemannya si Lusi” kembali birahi si Anton sudah meluap-luap.
Memang sebelumnya antara Lusi dan Anton sudah pernah satu kelas ketika kelas 1 dan 2, hubungan mereka pun akrab sekali karena termasuk dalam satu geng tetapi selama ini Anton hanya sebatas saling menggoda dan kadang-kadang sedikit meraba-raba, terutama dulu si Lusi sering menggoda Anton untuk meminta balas budi berupa di traktir makan atau meminjam uang ataupun kendaraan si Anton.
Beberapa saat kemudian, bubarlah mereka dari kumpul-kumpul itu. Namun saat itu Lusi tidak langsung pulang, karena ingin ke toilet terlebih dahulu. Saat itulah dia berjalan melewati si Anton dan kemudian...
“Hey! Ngapain loe Ton di sini sendirian? Hayoo sejak tadi loe liat – liatin Gue Kan?
Lagi mupeng ya Loe?” Goda Lusi seperti dulu sewaktu mereka masih sekelas …
“Kalo memang iya kenapa?” apa loe mau puasin gua Lus?”
Tentunya si Lusi kaget dengan jawaban si Anton..
“Buset dah Anton udah berubah, lebih berani dia, dulu gua godain bentar aja udah ciut, apa bener yah gosip yang beredar setelah kelas 3 ini si Anton udah jadi playboy tingkat Kecamatan” batin si Lusi.
“Enak di loe g enak di gua donk…tapi gimana cara muasin loe Ton?
“Maunya apa? ML yuk!” Rupanya saat itu si Anton udah bener-bener nekat dengan sedikit pertimbangan pasti si Lusi udah ndak perawan lagi setelah dia denger sendiri dari Jony, cowok si Lusi yang juga temen Anton dan apalagi dia kali ini benar-benar ingin meluapkan perasaannya yang telah lama terbendung.
“Sekarang berani nggak? Di toilet” tantang Lusi kembali.
Sebenarnya kali ini si Lusipun hanya sebatas menggoda untuk ngetes dan mainin si Anton, tetapi nasib berkata lain.
“Boleh. Ayo sekarang! Kebetulan gua udah benar-benar gak tahan sama sama loe”
Si Anton pun berdiri sambil menyeret lengan si Lusi..
“Tidaak...tidaak ....lepasin Toon” si Lusi berteriak sambil sedikit meronta kaget dengan apa yang terjadi ..
“Ayo ikut ini gua ladenin. Jangan cuman ngomong doang,” kata Anton dengan tetap menarik si Lusi menuju toilet.
“Udah lah Ton, gua cumak bercanda koq, lepasin ton”
“Ogah!!! ayok Lus, kalau loe ke toilet apa di kelas sebelah aje gimana?”
“Jangan gitu donk Ton.. ato gua teriak kenceng nih”
“Teriak aja kali Lus… biar pada rame aja hehhe”
“Haduh Toon, lepasin sakit nih …”
Dan kembali lagi setan semproters pun datang … Si Lusi yang mungkin juga sedikit On.. jadi setengah hati untuk menolaknya.
Sesampai di depan toilet, Anton pun berkata ”Ayo masuk.” Dan dengan cepat menarik si Lusi kedalam toilet!
Kebetulan suasana toilet itu lagi kosong tak ada orang yang melihat mereka itu masuk (Hehehe kalau rame – rame kan ya berabe, penulis belum tega kalau temanya gang bang)
Dan saat Lusi masuk, Anton pun segera dengan cepat menguncinya. Sehingga di dalam kamar toilet yang sempit itu, kini Lusi dan Anton berduaan didalam. Segera Anton tak menyia-nyiakan kesempatan yang telah ditunggunya itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, Anton langsung menubruk tubuh Lusi dan menciuminya.
Diciuminya bibir Lusi dan bagian lagi wajahnya. Lusi bukannya protes malah mendiamkan saja. Mungkin ia tak mengira Anton bakal senekat itu, atau mungkin ia juga jadi ikutan pengin apalagi belum pernah ia berbuat segila ini di tempat umum.
Si Anton jadi tambah nafsu melihat Lusi membiarkan saja, kembali ia menciumi bibir Lusi. Sementara Lusi kini malah menanggapi aksi Anton. Bibirnya juga ikutan aktif mencium bibir Anton. Akhirnya keduanya saling berpagutan di dalam kamar toilet itu. Kedua lidah mereka saling bertemu dan “bersilat lidah”.
Merasa diberi angin, Anton jadi makin liar aksinya. Kini dibukanya kancing baju seragam Lusi satu persatu, sudah sejak tadi ia penasaran ingin melihat payudara montok milik si Lusi sehingga terbukalah baju seragam Lusi dan tampaklah kulit tubuhnya yang putih mulus terbungkus Bra warna coklat muda.
Dengan penuh nafsu dilepasnya bra itu kemudian tangannya merogoh ke punggung Lusi mencari pengait branya untuk dibukanya sehingga nampaklah payudara yang putih mulus serta padat berisi itu.
Seketika itu juga Anton jadi nafsu melihat dada yang putih menggiurkan itu. Segera dipegangnya kedua dada Lusi dengan kedua tangannya, diraba-rabanya dada yang berada dalam genggamannya itu,digoyang-goyangnya, dan diremas-remasnya.
Kedua jari-jarinya memilin-milin puting payudara Lusi yang segar kemerahan itu membuat Lusi mau tak mau mulai bereaksi, ia juga ikutan aktif. Dibukanya resleting celana panjang Anton dan diturunkannya lalu nampaklah tonjolan besar di celana dalamnya, langsung dibukanya celana dalam itu dan diturunkannya.
Nampak penis hitam dengan ukurannya yang lumayan wow telah menegak dengan keras. Segera kemudian ia pun memegang dan memijit-pijitnya dengan tangan halusnya.
Anton pun mendekat ke samping Lusi, kedua tangannya terus meremas-remas payudara putih itu lalu mulutnya mulai mengemut-ngemut puting payudara yang kemerahan itu. Dengan rakus diemut-emutnya puting merah yang segar itu. Sementara tangan halus Lusi kini mengelus-ngelus kepala penis si Anton.
Mulai tahap berikutnya … Anton mulai mengangkat rok Lusi kemudian menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Lusi dan mulai mengobok-obok di dalam sana sampai memek lusi pun terasa makin becek karena gesekan – gesekan jari – jari milik Anton.
“Buset dah Anton koq udah jadi profesional gini yah” Batin Lusi yang sebenarnya ingin juga segera dipuaskan.
“Ohhhhh…..Ton ayokh Ton sekarang masukin…….!!” desah si Lusi tak kuasa menahan hasratnya.
Tak lama kemudian, Anton menarik tangannya keluar dari celana dalam Lusi, jari-jarinya basah oleh cairan itu langsung dijilatinya seperti menjilat madu.
“Lus hadap hadap tembok donk” Si Anton ingin memulai aksinya dengan dogie dan lalu si Lusi pun menurutinya dengan menyandarkan kedua tangannya di tembok untuk menyanggah tubuhnya.
“Asyik bener nih Lus, pantat loe mantap.. kenapa ndak sejak dulu aja ya Lus.”
“Ah loe si ndak pernah punya nyali sejak dulu, tahu "punya" loe sebesar ini gua setiap saat rela loe entotin Ton” sahut Lusi yang udah mulai nakal.
“Iya…dari dulu gua sudah naksir berat sama loe Lus tapi elo sih cuma ngasih harapan kosong doank ke gua” kata si Anton sambil mulai menurunkan CD hitam si Lusi.
Akhirnya pantat Lusi pun sudah telanjang menungging dengan celana dalamnya masih menggantung di kaki kanannya. Posisi ini mengakibatkan memek Lusi terpampang indah di hadapan Anton. Dengan lembut Anton mulai membelai permukaan memek Lusi yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudara Lusi.
“Sshh.. Toon” desah Lusi dengan agak gemetar ketika jari Anton menekan bagian tengah kemaluannya.
Belum beres Lusi mengatur nafasnya yang memburu, dia mulai merasakan ada jari yang merenggangkan memeknya, kemudian disusul dengan sebuah benda keras yang menyeruak masuk. Benda itu adalah penis Anton. "sepertinya Anton buru-buru sekali ingin menikmati memekku” batin Lusi dengan sedikit membelalakan mata menahan nyeri ketika penis Anton mulai menerobos memek Lusi yang masih sempit itu.
Lusi memejamkan matanya, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada memeknya. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk. Dan ketika dengan kasar Anton tiba-tiba menekankan seluruh penis amblas kedalam.
“Ahh……Ton……….ahhhhhhh…….sakittttttt…pelan dikit donk!!”
“Kenapa loe Lus apa punyanya si Jony ndak sebesar ini yah, koq loe mau aja sih Lus sama si Jony?” ceracau Anton sambil tetap menekan nekan penisnya.
“Iya Ton, habis si Jony mau ngasih segalanya buat gua Ton.. jadi gua mau aja sama dia.”
“Ehhh… enak Toon..”
“Iya Ton gitu ton pelan-pelan aja”
Batin Lusi pun kini tak lagi kuasa ketika penis Anton menggesek dinding-dinding memeknya, semakin cepat dan semakin dalam, dibuatnya Lusi serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh mereka.
“Lus loe balik hadap gua donk gua pengen sambil liatin tubuh indah loe nih”
“Ok Ton..gua naik di bak mandi toilet aja yah”
“Jangan Lus, Loe tetep berdiri aja, sandaran aja di tembok”
“Terserah loe deh Ton” pasrah si Lusi sambil dia berbalik arah dan melepas CD nya lalu menyimpannya di Tas nya.
“Nah gini kan rasanya hmmm… senangnya gua bersamamu sekarang Lus”
“Jony sangat beruntung memiliki loe Lus..cantik dan bertubuh idaman lelaki” Dengan lembut Anton kembali mencium leher lusi kemudian menghembuskan nafasnya ke telinga Lusi membuat gairah Lusi kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhnya pun berdiri.
“Bibir Loe juga indah Lus” kata Anton lagi kemudian dia melumat kedua belah bibir sensual Lusi, seolah olah ingin mempermainkan perasaan Lusi.
“Susu mu juga montok, menggairahkan.. indah sekali Lus”
Anton pun mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dada Lusi. membuatnya menggelinjang hasratnya kini lebih berkobar-kobar ndak karuan.
“Emmmhhhh Emmmmh” si Anton pun langsung menggigit puting Lusi.
Oh… terus Ton…teruss entot gua!!” desah Lusi tanpa malu-malu lagi.
Dan langsung saja Anton menancapkan kembali penisnya, menyodok-nyodokkan memek Lusi dengan kecepatan yang sedang-sedang saja sambil meremas-remas pantat Lusi.
“Ohh..” tubuh Lusi bergetar sesuatu yang keras berusaha menyeruak masuk lubang kenikmatannya, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam selangkangannya.Tubuhnya terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimnya Tangannya pun kini mencengkram erat tubuh Anton dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya,
“Ohh.. Lus.. nikmat sekali... bener – bener masih peret nih Lus..” Anton terus mengocok vagina Lusi maju mundur.
Untuk beberapa saat Anton menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Lusi sambil melumat bibirnya, mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimnya.
“Oh..” ada sesuatu yang hilang rasanya dari tubuh Lusi, Kembali Anton menancapkan penisnya, gesekan demi gesekan Lusi rasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginanya.
“Ohh.. Lus.. Nikmat sekali.. Ohh..”
Hingga 15 menit kemudian tubuh Lusi mengejan ejan dan mengucurlah cairan dari liang senggamanya dengan deras sampai membasahi pahanya. Lusi pun merintih panjang sampai tubuhnya melemas kembali, kepalanya jatuh tertunduk, nafasnya pun jadi kacau setelah mencapai orgasme.
“Toon stop Ton.. break bentar” kata Lusi tersenggal – senggal …
“Haduh Ton seettop!!! loe koq masih nggenjot aja…”
“Kuat banget loe Ton, ayo Toon cepet”
Dan si Anton penisnya masih begitu keras dan dia masih kuat menggenjot Lusi tanpa mempedulikan kondisinya yang mulai kepayahan. Rambut panjang Lusi pun dijambaknya hingga kepalanya terangkat,
“Sebentar lagi keluar gua Lus, di dalem aja yah Lus”
“Iya Toon tapi pelan-pelan ya… cape banget nih”
”Ah uh ah….hhhhh………”suara-suara itu membahana di kamar mandi itu.
Dengan tetap bergoyang, kini tangan Anton merayap ke bawah menggerayangi payudara Lusi. Dia sangat pandai meremas-remas titik sensitif Lusi hingga mulai kembali melayang-layang. Gelombang orgasme sudah di ambang batas.
“Aaaahhhhh….hhhhhhhh” Crooot, croott, crooottt, keluarlah sperma cukup banyak dari penis Anton
Memek Lusi pun banjir oleh cairan Anton yang hangat dan kental itu, sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakangannya.
“Ahhhh ahhhh Ahhhhhh Puas sekali aku Ton, nikmat banget … terimakasih yah”
“Iya Lus yuk keluar, ada siapa tuh suara di luar kayak ada yang nangis“
=======================================
“Kamu sayang ndak Ndre sama aku?”
“Ya Mith gua sayang sama loe”
“Itu aja cukup Ndre buat ku”
=======================================
Ceklek!!!! Pintu kamar mandi pun terbuka keluar lah si Anton sambil benerin resletingnya … meninggalkan si Lusi yang kini menyandarkan salah satu kakinya di bak air toilet ”
“Eh ada loe Ndre …eh Ada Mitha juga …ngapain loe pade tangis tangis an di depan kamar mandi ?” Tanya Anton kepada Andre dan Mith tanpa paham situasi dan ingat situasi nya sendiri sambil membereskan celananya yang belum di kancingin.
“Eh anjiiing tutuppppp” teriak Lusi karena pintu kamar mandi yang terbuka tiba - tiba dan dia belum berbenah.
“Udah kalian itu cocok satu sama lain, sini masuk aja berdua ke kamar mandi nih.. aman koq di sinii Gua yang bakal jaga”
“Apalagi ini kan udah udah saling cinta janganlah kalian tangis-tangisan gini ingat kita sudah kelas 3 mau Ujian nih, segala usaha melepaskan penat sangat diperlukan, bukannya tangis-tangisan gitu”
“Iya bener tuh kata Anton” ujar Lusi sambil membuka pintu keluar kamar mandi masih dengan nafas ngos2 an habis Eheem ehhemm
Mereka berdua Lusi dan Anton pun kompak tak mengerti perasaan teman sekelas mereka dulu.
“Hmmmmmm” tanpa dikomando Mitha dan Andre kompak ber Hmmmmmmm bersamaan kemudian berbalik arah meninggalkan Anton dan Lusi.
“Ehh koq malah ngacir ya Lus mereka” tanya Anton ke Lusi setengah heran.
“Ntar lagi yuk Ton?? Anterin gua pulang ke rumah”
“Ndak ah Lus gua ada janji ntar, mau kerumah temen gua, habis ini gua dijemput”
“Oke deh Ton, terus mobil loe gimana Ton?
“Yah gua tinggal aja dulu ntar sore gua ambil lagi”
“Gua bawa aja deh gimana Ton?”
“Ok nih kuncinya, gua cabut duluan ya Lus tuh masih ada yang merembes di kaki Loe”
“Whaat” Si Lusi kaget masih ada aja cairan yang merembes melewati selakangannya.
Si Anton pun tersenyum puas salah satu hasratnya yang terpendam selama 2 tahun lebih ini sudah tercapai…
“Teeeleeeeleet ,. Teeleeeeleet” suara hape Anton berbunyi..
“Ton sorry, janjian kita batal dulu yah …”kata suara di sana
“Yahh.. Oke dah g papa”
“Hmm .. apa gua kembali sama Lusi aja yah, atau .. ah gua main sama Andre aja kangen sama dia nih sapa tahu ada sesuatu yang Lebih Indah.. “ Anton pun berlari mengejar Andre sambil memasang headset nya mendengarkan lagu lebih indahnya Adera :
Bagian 6: Take It All
==============
POV : 3rd aja nih
==============
Kejadian ini terjadi ketika tokoh-tokoh utama kita (Mitha, Andre Dan Anton, DSP) di penghujung kelas 2 SMA, dimana pada kesempatan kali ini akan menceritakan bagaimana Anton mendapatkan sedikit pelajaran tentang “ehem-ehem”
Bagian ini juga lebih banyak actionnya jadi silahkan menikmati
==============
“Ndre, pulang sekolah ntar gue kerumah loe yah?”
“Boleh Ton, tapi ntar loe paling bakal gue tinggal sebentar gue disuruh Bunda jemput Paman gue ke Terminal Arjosari sekitar jam 4 an.
“Yah gue ikut aja sama loe Ndre”
“Ogah ah, soalnya Paman gue dari Probolinggo ini juga rencananya ngajak calon pembantu di rumah gue”
“Cakep ndak Ndre?”
“Wah gue belum pernah liat, tapi gue atau Bunda percaya aja sama Paman gue, katanya sih STW’
“Weleh Ndree Ndree”
“Emang kalau dia masih mudah loe berani deketin die, tiap hari loe digodain sama Lusi aja sampai mimisan berkali-kali”
“Whaat apa loe bilang, ngaco ah loe Ndre, Lusi mah bukan tipe gue”
Sekelumit percakapan Andre dan Anton, dari bangku kelas mereka di sela-sela jam pelajaran Biologi sebelum akhirnya …
TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah
“Terus Ton, motor loe ditinggal di sekolah kayak biasanya?"
"Eh jangan sayang… gue bawa aja yah say sepeda loe, tadi gue naik angkutan soalnya” kata Lusi yang tiba-tiba nyamber sambil mijet-mijet pundak Anton.
“Ehh.. eehh iiiyaa Lus, eelllo bawwa aja g papa” kata Anton tiba-tiba agak sedikit gemetaran
“Terimakasih sayang, gue bawa yah mana kunci stnk sama sekalia uang bensinnya” kata Lusi yang membuat Andre agak terbengong
karena Lusi juga minta uang bensin.
“Inni Lus kunci STNK sama ini..” Anton pun juga memberikan selembar lembaran merah kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
“Gila loe Ton, sampek segitunya loe dimanfaatin si Lusi, tapi g papa dink loe kan tajir, kalaupun Lusi godai gue paling gue juga bakal kagak sanggup”
“Ah loe Ndre, biasa aja kale, kenapa loe nunggu Lusi godain Loe .. itu kan ada Mitha yang udah selalu siap stanby nungguin Loe buka hati” kata Anton sambil melirik ke arah Mitha yang masih ada juga di kelas mereka.
“Ahh yuk cabut Ton, g asyik loe ah”
Dan mereka pun cabut dari kelas itu dan menuju ke tempat parkir sekolah itu.
“Teeeleeeeleet ,. Teeleeeeleet” suara hape Anton berbunyi..
“Yah halo Dek Nurma, hah sekkkarang.. iyyaa biss biisa di depan Uk Uk K S kan, Ok seggera kesanna”
“Hah Ton loe telepon dari Nurma tuh? Gmana dia mau ngasih jawaban sekarang atas surat cinta loe kemaren?”
“Iya kali Ndre, moga-moga gue keterima yah jadi cowoknya gue nge fans sama dia dari pertama liat dia dari pertama dia masuk ke sekolah kita”
“Iya Ton datengin aja dia jangan grogi Ok, gue yakin dia bakal trima loe koq”
“Iya Ndre loe ambil sepeda loe dulu, tunggu gue di warung Es Oyen depan yah”
“Siap gue tunggu semoga sukses brother”
----------------------------------------------------------------------------
Andrepun menunggu Anton sambil menikmati Es Oyen di depan sekolah, dan yang dia tunggu-tunggu belum keluar juga, selang beberapa lama kemudian
“Ah…itu si Nurma, wah kalau Nurma udah keluar paling bentar lagi si Anton juga udah keluar tapi koq mereka ndak jalan bareng apakah… hmmmm………” batin Andre ketika melihat Nurma sudah berjalan keluar sekolah tetapi hanya sendiri,
Tak lama kemudian Andrepun melihat Anton sahabatnya itu berjalan ke arahnya dengan langkah gontai,menunduk lesu dan kelihatan hampir menangis.
Andre pun dapat menebak apa yang terjadi dan dia memutuskan untuk diam selagi menunggu Anton pasti akan menjelaskan kejadian yang telah terjadi.
“Yuk Ndre kita ke rumah loe” kata Anton singkat.
Hati Anton sakit siang itu, cinta pertama nya hanya bertepuk sebelah tangan. Teras UKS sekolahnya menjadi saksi bisu ketika hati Anton remuk redam, iya Nurma menolak cintanya dengan cara nya yang menghanyutkan.
“Mas Anton yang baik dan manis, telah Nurma terima surat kasih dari Mas Anton kemaren, dan sekarang Nurma mau kasih jawaban nih tapi jawab dulu kenapa memilih Nurma untuk menjadi kekasih Mas Anton?”
“Loh Dek itu ya karena mas Anton sukanya sama Adek seorang tiada yang lain,ndak ada alasan buat mas untuk memilih Adek, selain emmm Emmm Adek kan cantik… jadi apakah Adek menerima cinta Mas Anton?”
“TIDAK MAS!!! cinta Mas Nurma TOLAK!!!, Nurma tidak menerima cinta Mas Anton”
“Tapi Dek katanya tadi mas Anton itu itu..emm emangnya kennappaa, apa kekurangan mas Anton?”
“Mas Anton tidak kurang apapun, koq cakep manis baik tetapi yaitu mas..”
“Yaitu apa Dek?”
“Nurma tidak ada rasa pada Mas Anton”
“Eh.. Eh… tapi dek bukannya ccinntaa itu bisa dipupuk?” Anton pun mulai merasakan sedikit ada tetes air matanya yang sudah mulai meleleh di pipinya
“Iya mas Anton, jangan nangis donk mas, bisa dipupuk kan kalau ada benih-benihnya tapi ini ndak ada benihnya sama sekali koq Mas!!” kata Nurma dataaar sekali
“Yaudah mas, Nurma cabut dulu, terimakasih suratnya.. tetapi mas agak kreatif dikit juga kalau kalau nanti bikin surat cinta lagi, soalnya banyak banget kembarannya di google, kalau nyari template jangan yang pasaran yah”
CEETAAAARR!!!!!!
=================================
Sore itu ruang tengah rumah Andre sekitar jam 4 kurang
=================================
“Ton, loe habis ini gue tinggal yah, tapi bentar lagi Bunda juga pulang koq, atau loe ikut sama gue aja deh gak papa”
“Ndak usah Ndre, gue liat TV aja deh di sini”
“Yaudah Ton, gue berangkat dulu” Andre pun meninggalkan Anton sendirian di rumahnya.
Karena kondisi sangat memungkinkan, sepi dan tanpa penghuni Anton pun mulai menangis tersedu-sedu di ruangan itu, dia pun menutup mukanya dengan bantal yang ada dikursinya, dia benar-benar sedih kali ini.. baru pertama kali merasakan yang namanya cinta dan baru pertama merasakan yang namanya sakit karena cinta, tentu seorang cowok menangis merupakan hal yang tabu tetapi Anton ini lah luapan hatinya.
“Loh loh loh, ini Anton kenapa? Ada apa ?” tiba tiba di belakangnya sudah ada Bunda Lindia yang baru tiba dari kerjanya, tentu dia kaget melihat ada Anton yang sudah sesenggukan sambil menutup mukanya dengan bantal
“Waaaduuuh, Bunda.. ndak papa koq Bunda.. biasa agak mellow, liat nih tadi drama korea keren banget”
“Whaaaat, drama korea mana jelas nih kamu lagi liat spongebobs gini koq..
“Ehh ehh,,, Anuu Bunda” Anton pun bingung, kaget dengan kehadiran Bunda yang tiba-tiba.
“Hayoo, kenapa cerita aja sama Bunda, tapi kalau tentang keluarga kamu, mending jangan sih”
“Ehh ndak koq Bun, biasa Bun hihihi cewek, di tolak lagi nih Bun?”
“Wah di tolak lagi, masak cowok seganteng nak Anton di tolak cewek sih, udah berapa kali?” sambil kemudian Bunda pun mulai duduk mendekat kepada Anton
“Nganu Bun baru sekali aja sih baru sekali juga berani hihihi” jawab Anton sambil mengusap-usap kedua matanya kemudian berdiri merapikan dirinya.
“Wah wah, mungkin pendekatannya keliru, apa mau Bunda ajarin deketin cewek?”
“Hah serius Bunda mau ajarin Anton Bund? Wah ajarin Anton donk Bund, Eh tapi Bunda kan wanita koq ngajarin deketin wanita sih?” tanya Anton kepada Bunda penasaran
“Walah Ton, Ton kamu itu ya justru yang terpenting itu kan kamu jadi tahu apa yang dirasain dari seorang wanita, jadi kamu udah tahu bagaimana harus bersikap” jelas Bunda kepada Anton
“Yaudah Bund ajarin Anton Bun, Anton ingin belajar dengan serius bagaimana menaklukan ribuan wanita” Anton kini pun mulai serius sambil mengangkat satu tangannya seolah habis mendapatkan pencerahan.
Kadang di saat kita sangat drop kemudian mendapatkan sedikit pencerahan, justru yang sedikit itu sangat menancap di hati.
“Eh tapi Bun… sampai sekarang aja Andre aja belum punya pacar? Koq Bunda ndak ngajarin Andre?” Anton baru sadar akan sahabatnya yang sampai sekarang juga belum punya pacar
“Wah itu kasus lain Ton, kan Andrenya sendiri yang ndak mau punya pacar?”
“Oh iya Bund, bener juga yang Bunda bilang, yaudah Bund, ajarin Anton sekarang?”
“Wah wah kamu ingin langsung bisa yah, mau cara cepet apa cara santai?” kata Bunda kearah Anton yang keliatannya bener-bener bersemangat akan perkataan darinya
“Cara cepet aja Bund, udah ndak sabar nih”
“Yakin nih Ton?”
“Iya Bund, Anton yakin” kata Anton sambil berdiri kemudian mendekat kearah Bunda yang sedang duduk di hadapannya.
“Yaudah kamu siap yah”
“Siap Bun” kata Anton tegas.
Tanpa babibubea dibukanya resleting celana panjang Anton kemudian diturunkannya Oleh Bunda. Nampak tonjolan besar di celana dalamnya dan langsung lagi tanpa babibubebo dibukanya celana dalam itu dan diturunkannya juga oleh Bunda.
“Eh Bun Bun…ngapain Bun… Bundaaaa” teriak Anton tak percaya dan tak mampu bergerak dengan apa yang terjadi
“Udah kamu diam aja Ton, ini usaha pertama kamu harus benar-benar berani dan percaya diri pada yang namanya wanita, dan cara tercepat melakukannnya adalah dengan cara ini, kamu diam saja, katanya ingin cara cepat” jelas Bunda kepada Anton lalu kemudian
Nampak penis hitam dengan ukuran yang lumayan besar telah menegak dengan keras di hadapan Bunda Lins. Segera penis Anton itu dipegang dan dipijit-pijit. Namun tiba-tiba, Crooot, croott, crooottt, keluarlah sperma cukup banyak dari penis Anton.
Semprotan yang pertama meloncat cukup jauh sampai mendarat di baju Bunda dan mukanya. Setelah itu makin lama makin berkurang tekanannya.Rupanya Anton nggak bisa nahan lagi saat kepala penisnya dielus-elus oleh Bunda Lins.
“Yah, cuman kayak gini doang.” Tiba – tiba Bunda Lins berkata
“Yaudah Ton, kayaknya kamu harus ikut pelatihan jangka panjang nih”
“Ngaaannnu Bundd , maaaap, maaap” kata Anton masih tak percaya dengan apa yang sudah terjadi
“Yaudah untuk latihan berikutnya, kamu datengin Ajeng aja yah.. ntar bunda kasih nomer hapenya dia pegawai Bunda” Bunda pun berdiri sambil membersihkan sisa-sisa sperma yang ada di mukanya
“Ngeeengggggg- greeeengggg –greeeeng!, TIN TIN!!!”” suara mobil datang di depan rumah Andre.
“Yaudah Ton bunda masuk dulu, kamu juga sana bersihin itu mu, di jaga tuh aset lumayan gede juga, mungkin itu tamu Bunda, tadi Bunda ada janji mau keluar habis ini”
“Siap Bunda, terimakasih” Anton pun bergegas masuk ke kamar Andre kemudian menyalakan mp3 di hapenya yang berjudul TAKE IT ALL
Bagian 7: Mengapa Oh Mengapa 1
==============
POV : 3rd aja nih
==============
Beberapa hari setelah Anton mendapatkan sedikit pencerahan dari Bunda, Anton pun kini semakin bersemangat untuk berusaha menjadi seorang lelaki yang sesungguhnya, dimana dia ingin menjadi lelaki yang percaya diri dan mudah mendapatkan seorang wanita.
Siang itu setelah TEEEET TEEEET TEEEEET … tanda bel pulang sekolah.
“Ndre gua cabut duluan yah.. see you di ujian kenaikan kelas senin depan”
“Ya Ton… Hmmmmm jangan lupa belajar Ton, jangan main aja” Kata Andre menasehati Anton karena sebentar lagi mereka akan ujian
kenaikan kelas selagus Andre pun bingung melihat perilaku Anton yang akhir-akhir ini yang justru lebih bersemangat dan suka senyum-senyum sendiri, sangat berbeda dengan apa yang Andre bayangkan yaitu Anton bakal jadi murung pendiam karena cintanya telah ditolak.
“Halo Bunda ini Anton Bun, hari ini Anton siap ke Batu nih, apa Anton langsung ke PP Bunda aja buat nyariin Ajeng?” dan di ujung sana…
“Oh.. kamu Ton.. jangan ke PP Bunda, ndak baik cowok masih SMA main ke PP”
“Gak papa Bund, Anton sudah ndak ngebet banget nih”
“Ngebet apaan Ton… kamu tuh yah…, yaudah gini aja kamu janjian sama Ajeng di luar aja, habis ini Bunda kasih nomernya Ajeng, kamu
sms atau call dia Bilang aja Bunda nyuruh dia keluar sama kamu, OK”
“Loh bunda lagi ndak di PP nih, Anton juga udah deket koq Bun”
“Ndak, Bunda lagi di Jombang nih mau ada acaranya haulnya Gus Dur”
“Haizzz, Bunda ikutan pengajian?”
“Kagak Ton cuma ikut jualan baju ajah ckckckkc soalnya kan ramee!! yaiya lah Ton di ajak sama ibu-ibu sebelah nih”
“Hmm Ok Bun, Anton tunggu nomer HPnya”
=============
Di salah satu Food Court lantai 3 Matahari Plaza Batu, sambil melihat pemandangan alam kota Batu yang menyejukan serta menentramkan hati, Anton menyeruput minuman kesukaannya es teh manis dia duduk menunggu Ajeng yang belum juga datang.
Sekitar 45 menit menunggu, akhirnya datanglah Ajeng, dia seorang gadis yang cantik, manis dengan senyumnya yang khas mirip – mirip artis Jesika Iskandar, dia datang memakai celana jeans dan kaos atasan you can see warna merah, membuatnya nampak seksi dan cantik hari itu, tinggi Ajeng sekitar 165 dengan rambut panjang terurai, kemudian Anton pun melambai ke arahnya, karena sebelumnya Anton sudah mendapatkan ciri-ciri baju Ajeng lewat sms sebelumnya
Kemudian Anton pun menjabat tangan Ajeng dan mempersilhkan duduk.
“Kammmu maaau peeesan makkaaan appa?” tanya Anton kepada Ajeng yang sudah duduk di depannya.
“Jelllllluuuukk!!!!!!”
“Auucch, apa2aan sih kamu koq tiba-tiba tendang kakiku” teriak Anton kepada Ajeng karena setelah dia menawari nya makan justru dia terkena tendangan dari Ajeng dari bawah meja.
“Hmmm, benar kata Bunda, kamu itu koq gagap gitu sih, apa dasar kamu itu memang kalau ngomong gagap” kata Ajeng sambil menggeser kursinya mendekat kearah ke Anton.
“Tidak, taappi kaaa, Wuaaaaduhhhhhhhhh!!!!!!, kenapa di injak lagii!!!!!”
“Pertama jangan gugup atau gagap lagi, kalau mau ngomong ingat2 aja sakitnya kuinjak, jadinya kamu jangan gagap lagi bisa?”
“Bisa, siap Bu!!!” kata Anton tiba-tiba beraction seperti seorang tentara.
“Nah gitu donk, yaudah aku dah kenyang yuk kita nonton bioskop aja, kita ke Malang Kota, Oke??”
“Ok Siap Bu” Anton langsung berdiri
“Jeeeeeeeeeeeeeekkk””””
“Sakiiiiit, aduuuh sakiiit” teriak Anton setelah kakinya kembali di injak sepatu Ajeng
“Gak usah kaku kaku gitu biasa aja, dan panggil aku Ajeng aja paling aku juga lebih tua bulanan darimu”
“Iya Jeng, iyaa ampun yah, yuk kita turun ke parkiran, pake mobilku aja yah?”
“Ok yukkkk, g usah grogi biasa aja” Ajeng pun berdiri sambil merangkul tangan Anton, sedang Anton pun serasa lemas tangannya digandeng oleh Ajeng tapi kali ini dia lebih siap dan berusaha berjalan sesantai mungkin.
=============
“Ini aku lagi sama target menuju Bioskop Matoz, kamu siap-siap aja yah di sana kita jalanin ke plan berikutnya” sms terkirim oleh Ajeng
“Ok, di sini aku udah siap koq, targetnya cakep ndak?seperti kata Bunda?”
“Udah kamu tunggu aja deh pokoknya”
“Ok siap”
=============
Dan di tengah perjalanan Anton dan Ajeng
“Kamu siapanya Bunda sih, koq dapat perhatian segini besar dari Bunda?” tanya Ajeng kepada Anton membuka pembicaraan.
“Aku temennya Andre, tau Andre”
“Oh temennya mas Andre, temen deket?” tanya Ajeng sambil kemudian menaruh jemari lembutnya ke selakangan Anton.
“Daag Diiig Duuug” jantung Anton berdegup kencang, dan dia pun diam tak mampu menjawab pertanyaan Ajeng.
“Haduh kamu tuh, koq diem aja, katanya mau jadi playboy tapi diginiin aja udah keok, Ton kamu itu cakep, body ya lumayan, tajir lagi kenapa harus minder sih?”
“Iya, nggaaannnnu..!!! Wuuuuuuadduuuuuuh saaaaakiiiiiiiiiittt jengggg lepasss!!!” tiba-tiba Ajeng mencubit selakangan Anton.
“Waduh tadi kan udah aku bilang jangan gagap lagi, oh iya Ton kamu bawa uang berapa hari ini?Jangan gugup ingat jangan gugup” kata Ajeng sambil tiba-tiba mengarahkan jemari manisnya ke resleting nya si Anton
“Waduh, iyyaa ndak gugup lagi, tapi tanganmu jangan taruh situ donk?”
“Ohh.. ndak mau yah kalau ku giniiin, eh jawab bawa uang berapa kamu?” jawab Ajeng sambil memasukkan jemarinya kedalam celana Anton hanya CD aja yang memisahkan penis Anton dan jemari manis Ajeng.
“Maau sih ckckck, tapi…. Emmm bawa 400an ribu sih, tapi kalau kurang ntar sampai Matoz aku ambil lagi di ATM” jawab Anton sambil agak mendesah merasakan sensasi aneh di area selakangannya.
“Yaudah ntar ambil 2 juta lagi, buat Ongkos pelatihan hari ini..” kata Ajeng kemudian dia menarik jemarinya dan kali ini dia cuma melanjutkan dengan menaik-turunkan resleting Anton.
“Hah, mahal amit yah…, terus koq ndak kayak tadi aja tangannya malah mainin resleting doank”
“Kalau ndak mau yaudah turunin aku di sini aja ndak papa, hmm jangan mancing-mancing deh.. pelatihan ini baru tahap awal, ntar belum apa-apa udah crot lagi huhuhuhuhu seperti kata Bunda kemare” ledek Ajeng sambil tetap menaik turunkan resleting Anton
“Yachhh.. Bunda cerita yah… pemula tau.. ya g kuat aja, hehehe Ok deh siap 2 juta kan?”
“Wahh udah santai nih ngomongnya, cepet juga perkembangan kamu Ton”
“Hehehehe yaiya donk Anton gitu” Anton pun kini sudah pada tingkatan tidak grogi lagi terhadap seorang cewek.
“Gini Ton setiap lelaki pastinya akan melalui masa pendekatan terlebih dahulu sebelum dirinya menjalani hubungan. Mendapatkan wanita yang cantik, tinggi, putih dan tentunya memiliki bentuk tubuh yang langsing adalah suatu hal yang sah-sah saja”
“Teruss terus Jeng, wuaaduuuh sakiiit jangan dicubit di siituuuuu Jengg” Ajeng pun mencubit Anton di Anunya, karena dia merasa Anton memotong perkataanya.
“Diam dulu napa!!!” kata Ajeng sambil melepaskan cubitannya.
“Terdapat lima cara jitu untuk mendekati wanita yang kamu idamkan agar nantinya kamu pun dapat membangun chesmitry diantara kamu dan dia”
“1. Observasi 2. Introduction 3. Chemistry 4. Intimacy 5. Courtship" Itu Ton 5 cara jitunya, kamu harus bisa memahami itu dulu lalu menerapkannya” jelas Ajeng kepada Anton
.
“Haah.. apaan tadi sii siii siii? Terus maksudnya apa Jeng?kamu jelasinnya yang beneran donk” tanya Anton penasaran dan kurang jelas karena Ajeng hanya mengatakan ke limanya dengan cepat dan tanpa penjelasan.
“Yaelah Toooon Tooon, kamu buka google aja deh, makanya jangan cuma buka 64.237.43.94 doank donkkk”
“Googleee heddeeeww… kapok gua belajar sama google Jeng, ada pengalaman buruk” Anton pun teringat nasib butuknya kemaren ketika surat cintanya hasil dari googling dan apesnya diketahui oleh Nurma targetnya.
“Yah pokoknya itu tadi Ton, tapi kali ini kita langsung aja Live Show Ok”
“Hah Live Show, kita mau liat orang pacaran gitu di bioskop Jeng?ogah Ah… gak penting amat”
“Hampir tepat Ton, tapi kamu jadi tokoh utamanya ckckkckck”
“Hah maksudnya Jeng, kita main di bioskop gitu, ditempat umum gitu Jeng… hihihihihii. Wuuuaaanjreeett sakiiiiiit Jeng!!! X_X ” tiba tiba ajeng mencubit keras penis Andre lagi.
“Enak aja kamu main sama aku, gini kamu ntar godain cewek yang kebetulan sendirian, terus kamu gasak itu cewek, gitu rencananya” Ajeng pun melanjutkan aktifitasnya lagi membuka dan menutup resleting Anton lagi, bahkan penulis juga bingung apa yang Ajeng pikirkan dengan hal itu
“Hah, apa semudah itu Jeng??”
“Udah tenang aja, ntar Ajeng bantu OK, nih kontol kamu gede juga ya Ton kata Bunda”
“Ahhhaa hahahaha Anton gitu… Bukkk aaaa…..Aaaaduuuuuuuuuuh!!! ampun ampuuuuunnn jangan di cubitttiiin kayaaaak giniiii Adduuuuh lepasss Jeeeng!!!!’ Anton pun melolong ndak karuan terkena cubitan Ajeng lagi
“Jangan mikir aneh-aneh ya kamu, simpen aja tenaga dan pikiran kamu buat nanti, tuh kita sudah sampai depan Matoz”
“Benar-benar setan betina nih cewek, gue harus lapor nih sama Bunda, gak trima gue diginiiin, mengapa oh mengapa nasibku jadi begini” batin Anton sambil mengarahkan mobilnya keparkiran.
"Hayoo kenapa kamu koq diam aja,,, mikir apa kamu, awas yah macem-macem, bisa kupotong kontolmu" Kata Ajeng sambil mengeluarkan sebilah pisau potong kecil yang ada di tas nya.
"Ndak koq Jeng, ndak mikir apa - apa aku... Ampun Jeng" Anton pun tak kuasa lagi memikirkan hal-hal yang akan dihadapi di depannya.
Bagian 7*: Mengapa Oh Mengapa 2
==============
POV : 3rd aja nih
==============
Sesampai di Matoz salah satu mall di Kota Malang, kembali Ajeng menggandeng tangan Anton kemudian mereka pun berjalan dengan keliatan mesra menuju Bioskop yang ada di Mall tersebut.
“Ok Ton liat di sana itu!” Kata Ajeng sambil menunjuk ke arah salah satu cewek yang sedang duduk sendirian.
“Iya kenapa, yang berambut panjang kaos warna hitam itu kan? atau yang di ujung sana itu?”
“Iya yang itu, gini Ton itu temenku dia lagi ada problem dengan pacarnya, nah kamu langsung aja dekatin dia ajak kenalan, emang dia kesini lagi cari gebetan baru jadi kamu deketin dia aja, jangan bilang-bilang kamu temenku malah canggung ntar” jelas Ajeng kepada Anton.
“Eh tapi-tapi Jeng aku kan belum tentu cocok sama dia, terus dia gimana kalau nolak,terus-terus…. Wuaanjriiiiiittt!!! Jangan injak kaki gua donkk sakiiit nihh”
“Udah kamu langsung action ajah, tuh temenku benar-benar lagi welcome, kalau cewek yang kondisi kayak gitu aja kamu ndak berani and gak berhasil naklukin mudah banget koq buat kenalan, sama ndak usah khawatir kenalan doank kan, yaudah sana gih kamu kesana aku cabut dulu mau perawatan bentar, sama ingat kamu ntar jangan sebut-sebut namaku” Ajeng pun melepaskan gandengan tangan nya kemudian berlalu meninggalkan Anton yang masih terdiam
“Waduh Jeng” Anton berkata pelan sambil menarik tangan Ajeng yang hendak meninggalkannya.
“Kalau kamu ndak berani, yaudah kita pulang sekarang dan kamu akan jadi pecundang seumur hidup mau??dah aku mau ke salon dulu bye bye”
Anton pun dengan langkah gontai dan kemudian menghembuskan nafasnya dalam-dalam mendekati seorang gadis yang sedang duduk-duduk membelakangi arah kedatangannya, seorang gadis yang semakin di dekatinya makin keliatan kecantikannya, tinggi sekitar 165 cm berambut panjang memakai kaos hitam dan celana pendek jeans yang sexy dan memperlihatkan pahanya yang mulus dan putih, dari wajahnya terlihat seorang gadis yang masih belia.
“Sendirian ya?Mau ditemenin ga?” tanya Anton agak setengah gugup.
Tetapi si gadis itu tidak menghiraukan Anton, mungkin karena tidak merasa perlu menanggapi cowok-cowok yang iseng atau karena memang ia tidak mau dekat dengan seseorang yang tidak dikenalnya.
Setelah itu Si Cewek pun justu berdiri dan meninggalkan Anton sendiri kemudian mendatangi loket dan membeli satu tiket.
“Asyem, gue dicuekin, apa gua nyerah ajah atau emmm” Batin Anton yang tidak mendapat respon justru ditinggal pergi tetapi dia kali ini sudah agak berbeda kemudian Anton pun bangkit mendatangi loket itu dan berkata ke penjual karcisnya.
”Sebelahnya cewek tadi, Mbak.”
Tak lama kemudian masuklah Si Cewek ke dalam gedung bioskop. Ia membeli tiket tempat duduk di baris paling belakang di tengah-tengah. Gedung bioskop saat itu sangat sepi penonton karena memang bukan jam favorit untuk menonton dan film yang ditonton adalah film “Tali Pocong Janda”.
Tak lama kemudian masuklah Anton dan nomor kursinya memang betul di sebelah Si Cewek.
“Hi,” sapa Anton itu.
“Hi,” kata Si Cewek.
“Nonton sendirian ya?”
“Iya.”
“Sama dong gue juga sendirian. Aneh ya, kok kebetulan duduknya bisa sebelahan?” Anton mulai melakukan teknik SSI nya.
“Khan loe yang minta tadi sama Mbak-nya” jawab si cewek agak ketus dan mulai merasa terganggu
“Hah! Masa sih? Kok gua nggak inget?”
“Udahlah loe ga usah pura-pura. Dikira gua nggak tahu.”
“Hehehe, iya sih,” katanya cengengesan. “Oh ya, nama loe siapa? Nama gua Anton”
“Lia” kata Si Cewek yang sebenarnya agak keceplosan memberitahukan namanya.
“Loe, sekolah dimana kayaknya pernah lihat?”
“Ah, di mimpi loe aja kali”
“Ahh.. iya gue liat nya di mimpi, waktu itu gue lagi mimpiin bidadari yang imut dan cantik yang kalau gue inget-inget mirip banget sama kamu hihihi”
“Ahhhh gariiiing” kata si cewek yang kini mulai cair suasana hatinya
Dan batin Anton pun kini sudah mulai tentram dan makin percaya diri, kini dia benar-benar bahagia telah dipertemukan dengan Lia yang kemudian diketahuinya masih kelas 3 SMP dan tahun depan keinginannya juga masuk ke SMA yang sama dengan Anton.
(sekelumit tentang Lia cek di Bagian 3)
Dan di sisi luar gedung bioskop selagi Anton sudah lancar ber SSI dengan Lia.
“HOOOOWEEE JENG, KAMU DI MANA?? AKU UDAH KENTANG BANGET NIH NUNGGU KAMU DATANG SEJAK TADI????” sms di terima oleh Ajeng.
“Loh, San (Susanty) aku udah sampai dari tadi, ini lagi creambath di salon, apa Anton ndak datengin kamu? Ciri-ciri yang udah ku smsin sebelumnya tadi?”
“Kagak, ini aku banget nih nungguin, aku nyusul kamu deh ke salon sekarang” sms yang dikirim oleh Susanty
Tentang susanty cek di Bagian 2 : Extended saja
“Wah kacau nih si Anton dia malah kabur” batin Ajeng
“Ton, kamu dimana sekarang?” sms Ajeng kepada Anton
“Deerrrrrrt Deerrrrt Deeerrttt” Hape Anton pun bergetar.
“Ya lagi PDKT lah, thanks yah udah di kenalin sama Lia dia cantik and imut banget, habis ini aku mau Show Off langsung aja deh, seperti yang kamu ajarin tadi, langsung tancap” sms send oleh Anton
“Hah.. Lia siapa ini ?” batin Ajeng kaget kemudian dia mau membalas sms Anton dan kemudian Tepppp… hapenya mati lowbatt, dan Ajeng pun langsung menepuk keningnya”
“Mampus dah, moga-moga kamu beruntung Ton, nikmatin creambath lagi ahh” Batin Ajeng yang kemudian sudah melupakan kesalahannya yang salah menunjuk orang atau Anton yang salah mendekati targetnya, karena antara Lia dan Susanty sama-sama berkaos hitam.
=============
Berlanjut di dalam gedung bioskop Anton selanjutnya berusaha melakukan pendekatan ke Lia disertai kemupengan tingkat dewa karena dia juga berphikir pasti Lia ini kawannya Ajeng dan dia yakin Ajeng sudah mengatur semuanya lalu diapun mengingat dia yang di suruh bayar uang 2 juta.
“Ah untuk gadis seperti Lia jangankan 2 juta, 25 juta uang saku dari bokap gua setahun juga bakal gua kasih kan dah” batin Anton yang udah ndak karu-karuan.
Sementara Lia kini juga sudah timbul semangat badungnya, karena sudah 9 bulan dia ditinggal kekasihnya yang masuk akademi per-Akpolan dan diapun agak-agak kepingin juga sambil dia telah membayangkan, situasi sepi-sepi gini, kayaknya jadi asyik deh kalo gituan. Gituan di dalam gedung bioskop, oleh karena itu kini dia bersikap wait and see aja terhadap cowok yang ngaku namanya “Anton” yang di liatnya lumayan cakep ini.
Kini Anton pun mulai dengan memegang tangan Lia berlanjut dengan diraba-rabanya tangan yang halus itu. Kemudian ia memegang rambut Lia tetapi tetap dia diam saja.
“Wah benar-benar nih udah OK punya nih, makasih Ajeng, bakal gue puas-puasin yah” batin Anton
Kini dipeluknya, diciumnya pipi kemudian bergeser ke bibir. Lia yang awalnya diam kini mulai merasakan getaran-getaran napsu di tubuhnya. Jadi dia mulai menanggapinya. Dia pun mulai ikut mencium Anton dengan penuh nafsu.
Mereka berdua berciuman saling berpagutan di dalam bioskop. Lidah mereka saling beradu di dalam mulut yang saling melekat itu. Tak jelas siapa mendominasi siapa. Karena keduanya sama-sama aktif.
Lalu Anton itu mulai menggerayangi tubuh Lia. Diraba-rabanya dada cewek itu. Dirasakannya payudaranya yang lumayan berisi juga. Begitu dapat kesempatan memegang payudara, seketika nafsunya langsung naik. Kemudian dia mulai menciumi leher Lia yang putih dan harum itu. Dikecupnya dan mulai dinaikkan nya sedikit kaos hitam Lia, hingga samar-samar kelihatan gundukan dada bagian bawah yang masih tertutup oleh bra. Lalu dibukanya bra itu. Diulurkan tangannya ke punggung cewek itu.
“Sini BH nya” kata Lia yang kemudian memasukkan BH nya kedalam tas kecilnya. Kini dia hanya memakai kaos yang posisinya kini sudah menggantung di bukit kembarnya yang nampak indah.
Kemudian Anton pun dengan sigap merengkuh dada ranum itu dengan tangannya, suasana yang samar-samar ini membuat keadaan makin menggairahkan. Diraba-rabanya dan diusap-usapnya kedua putingnya yang menonjol dan sensitif itu dengan ibu jarinya. “Ooh” keluhh Lia saat kedua putingnya diusap-usap oleh Anton. Kemudian Anton meremas-remas dengan lembut payudara yang padat berisi dan kenyal itu. Oh, sungguh puas rasanya bisa memegang dan meremas-remas payudara telanjang cewek yang cakep dan putih kayak gini! Cewek ini betul-betul sexy sekali. Apalagi dengan dada yang telanjang gini.
Anton makin merapatkan dirinya ke tubuh Lia. Kini kepalanya turun ke dada cewek itu. Mulutnya segera mencium payudara cewek itu lalu menjilatinya, kemudian menyedot-nyedot kedua putingnya kiri kanan bergantian.
“Oooh!” Lia mulai “naik” dengan aksi cowok yang baru dikenalnya itu. Apalagi dia cukup jago dalam merangsang payudara miliknya, termasuk saat menjilati dan menghisap putingnya, dadanya terasa hangat saat Anton menghisap-hisap dan mengenyot-ngenyot putingnya.
Lia pun akhirnya ikutan beraksi, tangannya menggerayangi tubuh Anton. Memegang dadanya yang bidang. Lalu tangannya turun ke bawah, ke perut dan turun lebih bawah lagi.
Tangannya merasakan ada benda keras di dalam celana Anton. Ditaruhnya tangannya di selangkangan Anton, Dia memegang-megang bagian pangkal paha cowok itu. Sampai akhirnya disentuhnya batang yang mengeras di dalam celana itu.
Sementara Anton jadi sedikit kaget tetapi dia pun menjadi makin senang. Dibiarkan Lia berbuat semaunya. Termasuk setelah itu dilepasnya sabuk celananya. Dibukanya resleting celana panjangnya.
Dan tangan yang putih mungil itu menyusup masuk ke celana dalamnya. Memegang batangnya yang telah mengeras sejak tadi. Tak hanya sekedar memegang saja, tapi tangan mungil itu mengocok-ngocok batangnya dan jari-jarinya mengusap-usap kepala dan leher penisnya.
"Oooh...!" Hampir meloncat ia rasanya karena nikmatnya tak terbayangkan saat penisnya dikocok-kocok dan diusap-usap oleh cewek cakep di sebelahnya ini.
Oleh karena itu, tentu Anton kini tak mau kalah dengan cewek yang masih SMP kelas 3 ini dia justru makin tertantang dan makin percaya diri
“Cewek kelas 3 SMP aja seberani ini, masak gue kalah dengan Cewek yang masih SMP” batin Anton yang kemudian dibalasnya perlakuan Lia dengan setimpal. Dibukanya resleting celana pendek Lia kemudian diturunkannya tanpa perduli segala resiko yang di depannya.
Samar-samar terlihat pahanya yang sungguh putih itu. Diraba-rabanya paha mulus itu terutama pangkalnya. Lalu tangannya dimainkan di atas celana dalam cewek itu. Jari-jemarinya menggelitik daerah sekitar vaginanya.
“Oooh, oohhhh” Lia makin mendesah-desah. Apalagi saat dia rasa jemari Anton kini bermain di liang vaginanya. Bahkan jari-jari itu ditekan-tekan ke dalam liang itu, sampai akhirnya masuk sedikit karena terhalang celana dalamnya.
“OOHhhhhh!, turunin aja CD gue sekalian Ton” rengek Lia kepada Anton seakan sudah benar-benar larut dalam birahi.
Segera Anton pun menurunkan CD milik Lia di lanjut dengan memainkan daerah vagina cewek itu. Didengarnya Lia makin mendesah-desah, apalagi saat tangannya menemukan dan merangsang klitoris cewek itu. Dilihatnya wajah Lia kini merintih-rintih dan mendesah-desah serta tubuhnya menggelinjang-gelinjang membuat Anton makin bersemangat.
Ternyata tidak berhenti sampai di situ saja dalam hal “memanaskan” dirinya, kini Anton berjongkok di depan Lia, membuka kedua kakinya lebar-lebar setelah ditariknya celana pendek dan CD Lia. Dan mulutnya pun menjilati vagina Lia yang sejak tadi udah becek ndak karuan.
“Oooohhhh-Ouuuchhh” hanya itu saja yang mampu dikatakan oleh Lia, kini dia makin tak tahan lagi untuk tidak menggeliat-geliatkan tubuhnya. Apalagi teknik jilatan Anton itu dirasanya lumayan juga.
Semakin kuat dirasakannya lidah Anton menari dan menjelajahi seluruh lekuk vaginanya. Lia merasakan cairan epirtelku semakin deras seiring dengan rangsangan yang semakin kuat, semakin nikmat lidah yang sesekali menyelinap ke dalam.
Dieulus-elusnya kepala Anton dan akhirnya tubuhnya mengejang dan makin Lia merapatkan kepala Anton ke selakannya, dan rupanya Anton tanggap bahwa Lia akan mencapai puncak Orgasme pertamanya. Maka dihisapnya klitoris Lia kuat-kuat serta dengan cepat ujung lidahnya menggelitik itil lia.
“Uuhh.” lenguhan Lia pun kembali terdengar berbarengan dengan derasnya cairan dibawah sana,akhirnya Liapun meregang, ada sentakan kecil, selama beberapa detik tidak ada suara atau gerakan apa-apa kali ini, hening, cuma sedutan-sedutan di vaginanya. Akhirnya Liapun terkulai, karena di dalam gedung bioskop yang ruang geraknya terbatas, merekapun tak mau berlama-lama.
Begitu tahu si gadis cantik ini telah siap, Anton pun kembali duduk di bangkunya kemudian dimintanya Lia duduk di pangkuannya. Seandainya gedung itu tidak gelap dan ada orang yang menoleh ke belakang, tentu orang itu bisa melihat kedua paha dan bulu kemaluannya dengan jelas!
Kini Lia pun sudah duduk manis di pangkuan Anton. Namun tentu bukan sekedar pangkuan biasa. Tapi penis Anton sudah masuk menembus ke dalam vaginanya. Setelah itu, gilirannya yang menggoyang tubuhnya sendiri naik turun. Sementara kedua tangan cowok itu memainkan payudaranya.
“Oooh….ohhhhh……ohhhhhh…….ohhhhhhh” Lia terus mendesah-desah. Dan dia terus menggoyang tubuhnya naik turun.
“Ehmmm, nikmat sekali Kontol mu Ton” bisik Lia kepada Anton yang membuat Anton kaget karena mendengar Lia mulai mengatakan sesuatu.
“Gue genjot terus yah Emmm…. Nikmat iniii jangan keluar dulu yahh tahaaan”
“Uuuuuhhhhhhhhhhhhh…..uuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh….uuu uuuuhhhhhhhhhhhhh nikmaatnya Toon, kontolmu gede banget kurasa, benar-benar buat gue melayang nih”
“Ahhhh – Ahhhhhh Toooon.. gua ndak tahan nih Ton,loe koq belum keluar juga sihhhh ini gua mau keluarrr ehhhhh”
"Iya genjot terus Lia, genjot terus ... enak banget memek mu ini... uuuuhhhhhh"
Lia pun makin cepat menggenjot kontol Anton yang lumayan gede itu menimbulkan rasa-rasa sedap nikmat disetiap geseskannya.
Tak lama kemudian tubuh Lia menegang dan menjepit kontol Anton semakin keras membuatnya makin terangsang.
“Iya sayang, ini Anton juga mau nge crooot, genjoot teruss yahhh Ehhmmmmm… Emmmmmm” Anton pun kini sudah diambang batas.
Di mana kali ini adalah benar-benar tragedi pertama buat Anton, benar-benar baru pertama ini dia merasakan vagina seorang cewek dan itu di Bioskop pula tentu membuatnya makin tak karuan.
“Ahhhhhhhhhhhhhhh uuuuuuuuuuuHhhHhchhh!!!!, gue keluarr Tooon”” dan sampailah Lia pada puncak kenikmatannya…di susul kemudiaan…
“Ahhhhhhhhh. Ahhhhhhhhhhhhh……Croooooot!!! Crooooot Crrrooooott!!!” muncratlah lah sperma Anton kedalam liang vagina Lia.
Mereka berdua pun lemas selesai mengalami orgasme yang mereka idam-idamkan. Mereka pun kemudian berbenah diri merapikan tubuh mereka, dan kemudian Lia pun kembali duduk di bangkunya lalu menyandarkan tubuhnya dibahu Anton dan Anton pun kini sudah makin senang dan makin bangga pada dirinya sendiri.
“Kamu puas ndak Lia?” tanya Anton kepada Lia sambil mengelus-elus rambut panjang yang ada di pundaknya.
“Puas banget Ton, emm jauh lebih nikmat kayaknya dari cowokku, eh cowokku dulu juga alumni SMA kamu loh!!”
“Oh yah sapa namanya?” tanya Anton…
Dan Skip Skip Skip!!!!
Setelah percakapan mereka di bioskop itu kini Lia memanggil Anton dengan Bang dan Anton pun memanggil Lia dengan Dek, agar lebih mesra, sampai lampu di Bioskop kembali di nyalakan pertanda fim telah selesai kemudian mereka pun keluar sambil bergandeng tangan.
“Yaudah bang, Adek cabut dulu yah,, tunggu Adek nanti masuk ke SMA abang OK?”
“Ok dek Lia sayang, tetapi apa ndak boleh kita lain hari ketemuan lagi gitu?
“Nanti kontak-kontak lagi aja yah” kata Lia kemudian mencium kening Anton dan melambaikan tangannya berlalu meninggalkan Anton.
Dan di ujung pojok depan sana telah menunggu Ajeng dan Susanty yang memandang sambil melongo keheranan, Anton sudah sangat keliatan berubah sekarang, Wajah Anton yang sudah cakep makin keliatan cakep lagi dengan senyum-senyum percaya dirinya serta kharisma khas playboynya yang kini sudah mampu menyilaukan tiap cewek yang melihatnya.
=============
“Hah!!!! Jadi yang tadi itu bukan temen kamu Jeng?? Untung aja aku ndak di teriakin PK di dalam tadiiii, kacau kamu Jeng”
“Sorry-sorry Ton, habis kamu kan aku suruh datengin ini kenalin temenku namanya Susanty panggil aja Susan atau Santy, tadi kan aku udah tunjukin”
“Kacau kamu Jeng, tadi kan ku tanya yang itu .. yang di ujung atau yang deket sini.. kamu aja asal meng iyakan kacau kamu ahhhh” Anton pun keluar keringat dingin merasa dirinya orang yang sangat-sangat beruntung karena tidak ada masalah dengan actionnya tadi
“Yaudah nih ku balikin aja duit loe sejuta aja yah, tapi terbukti kan kamu udah berhasil gaet cewek, berkat doaku juga tuh” Ajeng pun membuka dompetnya mau mengembalikan duit Anton yang tadi di serahkannya sebelum sampai depan bioskop.
“Hohohoho, kagak usah Jeng, bawa aje, tapi Loe an ini si cantik Santy harus mau nemenin gue malam ini! Kata Anton sambil cengengesan melihat kearah Santy yang sejak tadi memasang wajah datar tak berekspresi membuat siapapun yang memandangnya penasaran.
“Hah jangan ngelunjak kamu, pake loe gue segala sama aku, mau gua potong pake ini kontol kamu?”
Kata ajeng tegas sambil mengeluarkan pisau kecilnya.
“Potong aja Jeng dengan kenikmatan yah hohohooh, tapi inget kalau loe kagak mau gue call Bunda, bakal gue laporin loe udah terima duit tapi justru loe tidak mau melakukan kewajiban loe” kata Anton yang kini dengan mimik tegas dan keliatan serius dengan ancamannya.
“Wahhh!! Koq si Anton jadi beringas gini yah, kacau nih benar-benar nih membangunkan singa yang lagi tidur, apes kali nasibku kali ini” batin Ajeng yang sedang memikirkan kelanjutan nasibnya.
“Yaudah Jeng, yuk.. aku penasaran nih sampai dimana sih kemampuan si jagoan satu, lawan aku setengah ronde aja dah keok paling, Yuk kita kemana Ton?” Santy pun berdiri sambil mengemut-emut es cream cone yang sejak tadi menemaninya.
“Wah nih cewek koq keliatan serem amat yah, aneh nih Bunda punya pegawai koq psyko semua keliatannya” batin Anton kemudian
“Boleh kita ke apartmen gua aja biar santai”
Ajeng pun tiba-tiba memukul-mukulkan kepalanya ke meja café tempat mereka meratapi nasib nya.
=============
...................................
“Bang Anton, kenapa sih akhir-akhir ini cuekin Adek ”Abang koq jahat amat sih, kemaren Lia liat mobil Abang di pakai si Lusi, waktu Lia samperin, kan Lia kira itu si Abang tuh, eh ternyata itu Lusi, malah sempet bilang dia itu sekarang ceweknya si Abang, gimana sih Abang Ah..” kata si Lia setengah manja kepada si Anton
“Aduh, dik Lia, gini aja deh, Abang mau ada ujian harian ini, nanti aja yah sepulang sekolah kita bicarain lagi, kita janjian di tempat biasa” jawab Anton ku kira dia berkata sambil berusaha menghindar .
“Aduh Abang gimana sih”
“Gini ya dik Lia, Sueeewweer gua suka semua – semuuua yang ada di kamu, Senyum manis kamu, kerenyit dahi kamu,.. Mata kamu, Semua atas perhatian kamu, Abang suka banget”
“Lah terus apa lagi bang?” tanya Lia kepada Anton
............................... (bagian 3)
=============
Dan begitulah latar belakang serta kejadian-kejadian yang membuat Anton jadi berubah jadi lelaki yang kece!!!!
Bagian 8: Papa Telepon
==============
POV : 3rd aja nih
==============
==============
POV : Kembali Ke Adegan Utama (Bagian 4) ketika dan pada akhirnya Mitha telah merelakan sesuatu yang berharga miliknya kepada Andre, meski memang belum terlalu hot sih, yah namanya juga pemula
==============
“Mith maafin aku yah”
“Ndak papa koq Ndre, ini aku lakukan hanya untukmu seorang dan aku benar-benar rela melakukannya,hanya untukmu sayang”
Kini mereka Andre dan Mitha saling berpelukan di dalam bathup yang merendamkan seluruh tubuh telanjang mereka dengan air hangat sambil merasakan semprotan air di bak jacuzzi yang mengenai beberapa bagian tubuh mereka. Mereka saling meraba bagian intim masing-masing serta masih menikmati rasa yang barusan mereka alami sebelum akhirnya berendam berdua. Andre terus mengusap-usap payudara Mitha yang kenyal dalam pelukannya dan Mitha terus mengurut-ngurut si Otong yang sudah tegak berdiri sejak tadi.
“Mith, lagi yuk.. aku masih kepingin nih jika engkau mau”
Andre pun mulai aksinya dengan mengelus-elus paha Mitha yang putih mulus dan menggelorakan hati. Diciuminya bibir Mitha kemudian dilanjut dengan rona wajah Mitha yang mulai terangsang kemudian menarik tangan Andre dan menaruhnya di payudaranya meminta untuk segera diremas-remas. Kedua putingnya mencuat di tengah-tengah gundukan gunung kembar putih itu. Warnanya kemerahan sungguh nampak segar menggairahkan.
Wajah cantik Mitha semakin terlihat kuyu dan lemas, sementara bibirnya yang mengkilat basah setengah terbuka, menikmati remasan-remasan Andre di payudaranya serta rasa geli-geli meriang menerpanya dikala bibir Andre kini beralih menciumi leher dan belakang telinganya, membuatnya terangsang habis-habisan.
Dalam pelukan kehangatan itu Mitha menyelipkan kakinya kedalam selakangan Andre, membuat vaginanya kini menekan-nekan paha Andre, menekannya keras mencoba untuk mencari kepuasan sendiri karena rangsangan yang menerpanya mengingatkannya pada usahanya sebelumnya bermasturbasi dengan guling dikala dia kesepian.
“Aahhhhhh ahhhhhh…. Ndreee Saay emmmmmmmmhhhhh, enak banget masukin sekarang ya Say”
Mitha sudah tidak mampu lagi menahan nafsunya.
“Kita pindah ke kamar aja yuk Mith” Ajak Andre kepada Mitha
“Jangan, nanti basah semua, di sini aja say”
“Yaudah berdiri gih kita keluar dulu dari bathtub terus agak bersandar di tepi sana, Aku ingin masukinnya dari belakang, kayak tadi”
“Iyaa Ndre, tapi agak pelan-pelan yah masih agak perih ini”
Mitha mulai menyandarkan tangannya di tepian bathtup sambil agak menungging, dilanjut Andre yang mulai berdiri kemudian bersiap-siap
dengan penisnya yang sudah siap dimanjakan.
Meskipun telah demikian licin basah, namun karena baru saja diperawani maka tetap terasa perih sakit disaat penis Andre mulai masuk sehingga Mitha tak sadar memekik sambil menggoyang pinggulnya seolah ingin melepaskan diri dari penetrasi Andre.
“Masih sakit ya Mith” Andre pun kembali menarik penisnya tak ingin kekasih nya lebih jauh kesakitan,
“Iya nih say, tapi gak papa koq aku tahan”
“Yaudah agak nungging dikit yah”
“Ok say..” Mitha pun lebih mengangkat pantatnya makin menunjukkan lipatan vaginanya yang mulai merekah membuat Andre makin gelisah.
“Emmmmhhhh… Ahhhhhhhhhhhhhh Saaayyy… AHhhh…. Iyaaa enaaak teruuuusss!!!” Tiba-tiba Mitha merintih kenikmatan.
Andre bukannya mulai melanjutkan usahanya tadi, kali ini dia menambahkan rangsangan kepada Mitha, Andre mengarahkan kepalanya ke vagina Mitha, dengan rakus mulutnya langsung menyerbu mulut vagina Mitha, mencucup dan menjilatinya hingga menyebabkan cairan kenikmatan Mitha secara spontan mengalir deras yang kemudian dengan dengan lahap semua cairan yang ada disana dijilat dan langsung ditelannya sampai habis. Seakan tidak puas Andre terus menjulurkan lidahnya, menjilat belahan pantat Mitha hingga lubang anusnya juga.
“Cukup Ndree… cukup sayy aku ndak kuat lagi kalau kamu terus lakuin ini, masukin aja aku udah siap, masukkkkiiin Say Aaccchhhhhhhhh aaaahhhhhh…….aaahhhhhh….aku sudah nggak tahan lagi…..”Ceracaunya tak karuan sambil matanya merem melek dan tubuhnya terus menggelepar-gelepar, membuat Andre makin bersemangat melahapnya. Akibatnya gerakan tubuh Mitha semakin liar, demikian pula dengan desahan-desahannya.
“Aaachhhhhhh…..uuuccchhhhh…….” Akhirnya, tanpa penetrasi pun,Mitha mengalami orgasme.
Setelah puas mengoral vagina Mitha, kini tiba saatnya untuk menikmati menu utama yang sempat tertunda tadi batin Andre dan kemudian didekatkannya penisnya sampai di depan liang vagina itu, Segera mendorong penisnya itu kuat-kuat untuk menembus liang kenikmatan kekasihnya itu
“Uuuhhhh….uhhhhhh……uhhhhhhh………..uuuuhhhh…….”Mitha mendesah-desah merasakan rasa nikmat yang tak terkirakan saat penis Andre maju mundur mengocok-ngocok di dalam vaginanya, kali ini tiada rasa sakit yang menerpanya.
Dalam posisi ini doggy style, Andre menghunjam-hunjam penisnya di dalam tubuh Mitha, menghentak-hentak tubuhnya dengan kuat. Posisi inilah yang paling kuat hentakannya terhadap tubuh Mitha. Seluruh tubuhnya bergetar-getar. Bahkan payudaranya yang tak terlalu besar itu turut terguncang-guncang dan berputar-putar juga, kedua tangan Andre dengan sigap menyangga payudara itu, menggoyang-goyang, meremas-remasnya.
Kini keduanya dalam posisi berdiri. Tubuh Andre menempel di belakang tubuh Mitha. Sementara ia menciumi tengkuk Mitha, kedua tangannya meraba-raba payudara dan vagina Mitha. Di tengah-tengah aksinya itu. Kemudian ia membalik tubuh Mitha. Wajahnya dan ekspresi Mitha dihadapannya kini sangat berbeda dengan Mitha yang dikenalinya, kali ini terlihat lebih cantik dan menggairahkan. Apalagi ia dalam keadaan telanjang bulat. Segera dibentangkan sedikit salah satu kaki Mitha. Dan, ooohhhh!, dimasukkannya penisnya ke dalam liang vagina Mitha dalam keadaan berdiri begitu.
Bless...!! dengan mudah penisnya terbenam semua, dilihatnya wajah cantik Mitha yang terpejam menahan nikmat. Agar rasa nikmat yang datang itu bisa lebih bertambah lagi, Andrepun segera menggerakkan penisnya maju-mundur di dalam liang vagina Mitha. Terasa hangat dan ketat sekali vaginanya.
Semakin lama, genjotan penisnya menjadi semakin lancar, juga semakin nikmat, Andre sampai memejamkan matanya merasakan keistimewaan vagina sempit Mitha. Mereka saling mendesah dan merintih keenakan.
Lama-kelamaanan Andre jadi tak tahan lagi, begitu dirasakannya kedutan di vagina Mitha yang bertanda datangnya orgasme untuk yang kedua kalinya, iapun menyusul tak lama kemudian. Sambil menggeram, ia tembakkan seluruh isi penisnya ke kedalaman vagina sempit Mitha. Andre terus mengocok penisnya hingga seluruh cairannya terkuras habis. Keduanya tersenyum dan saling memagut mesra untuk beberapa saat.
”Ahhh kamu jahat say.. yaudah yuk mandi beneran terimakasih yah”
”Iya Mith, tadi juga belum call Bunda balik”
Mereka pun benar-benar mandi bersama saling menyabuni bagian tubuh masing-masing.
==============
== SKIP SKIP SKIP ==
==============
”Halo Bunda, ada apa tadi Call Andre?”
”Eh iya, nganu Ndre, kita hari ini ndak jadi ke Surabaya, tapi anterin Bunda nemuin temen Bunda yah? ini Bunda sudah mau sampai rumah”
”Oh, gitu Bund, Ok, wah kasihan Mitha donk dia di rumah nih Bund, dia antusias banget ingin ikut ke Surabaya plus mau nginep sini juga”
”Oh iya, ndak papa, mbak Pur tadi udah cerita nanti kita jalan-jalan saja bareng-bareng sambil ku kenalin sama Om Ganteng yang kemaren Bunda ceritain”
”Whaat!!!! Om Ganteng... ogah Ah Bund, yah Bunda pergi aja sendiri kalau nemuin dia, ndak mau Andre Bund”
”Apa ndre? ANDRE NDAK MAU!!!!!???”
”Yaudah deh Bund, Andre mau koq”
”Yaudah Andre siap-siap aja yah soalnya Bunda janjian jam 7 ntar, Ok”
”OK Bund”
==============
“Gimana Say? Ndak jadi yah ke Surabayanya?” Posisi Mitha kali ini sedang tiduran dan hanya memakai daleman saja sambil menyelimuti tubuhnya dengan selimut.
“Iya nih Mith, ndak jadi nih malah diajak Bunda ketemuan dengan Om-Om, teman lamanya, awas aja kalau tuh orang berani macem-macem sama Bunda huh!!!” Andre pun beraksi dengan mengepalkan tangannya.
“Haduh say, Bunda kan udah cukup umur, harusnya kamu kasih kesempatan donk, Ayah ajah kalau emang nemuin wanita yang cocok buat dia, Mitha bakal Ikhlasin koq”
“Hmmm tau ahh, kamu cepet pakai baju donk, habis ini Bunda datang loh”
“Biarin, ah, Mitha mau bobok dulu bentar, biasanya juga kalau bobok hanya pakai daleman gini doank koq”
“Whaaaat, nakal yahh.. malu nih, cepetan sana gih pakai pakain ganti katanya udah bawa persiapan” Andre mulai mencubit-cubit mesra si Mitha.
“Ndak mau sayaang…. Udah kalau malu yaudah kunci aja pintunya terus tunggu di luar aja yah, Mitha ngantuk Nih”
TEEERRRRTTTTTTTTTT TERRRRRRRTTT
“Ada sms nih kayaknya” Andre menyerahkan hape Mitha yang tadinya ada di meja kamarnya
“Hihihihi” Mitha pun tersenyum senyum membaca sms yang masuk di hapenya.
“Koq, ketawa-ketiwi, siapa yang barusan sms?”
“Mau tau aja sih kamu say, barusan Papi yang sms,” katanya dengan mata berbinar-binar.
“Oh ya? Di suruh pulang yah? Hyukkk aku antar sekarang”
‘Yeeee…. Koq gitu habis manis sepah dibuang nih yah!!!, Ayah bilang kalo Mitha tidur dirumah teman disuruh pakai pakaian yang sopan kalau mau bobok, Pake tujuh tanda seru lagi”
“Whhaattt, jadi Ayah Mitha juga tahu kebiasanmu yang pake daleman aja kalau bobok?”
“Yaiya donk, kan dia Ayah Mitha gitu, sama dia mau ijin ntar malem mau reunian katanya”
“Huh”
CEEEEKLEEEK PINTU KAMAR ANDRE PUN TIBA – TIBA TERBUKA
“Looooh Looooooh Looooh” tiba-tiba Bunda sudah ada di dalam kamar Andre melihat Mitha yang tiba-tiba langsung menutupi bagian atasnya yang tadinya hanya terlihat hanya memakai BH saja.
“Ehhh Bund, nggaannnnuu Bundd” Andre Pun tergagap dan berdiri berusaha menutupi keresahannya
“Andre, cepat sana keluar, itu Mitha mau bobok koq di gangguin terus, cari-cari kesempatan yah Cepat sana keluar!!!!” Bunda pun menarik tangan Andre menyuruhnya untuk keluar kamar
“Iya nih Bund, Mitha kecapekan nih, mau bobok, tapi Andre gangguin terus sejak tadi, usir aja Bund dari sini, Malu nih Mitha di intipin mulu dari tadi???” kata Mitha di balik selimutnya bersikap kemanjaan
“WHHAAAAT. Yaudah yaudah Andre keluar nih!!” Andre pun keluar meninggalkan Bunda dan Mitha di dalam kamarnya sambil memikirkan alasan yang tepat untuknya nanti jika Bunda berpikiran macam-macam meski yang terjadi sebelumnya kenyataannya memang bermacam-macam
“Hidiiiiwww, putri Bunda yang cantik, ternyata agresif amat yah ternyata!!” Bunda pun menjatuhkan tubuhnya sambil mencubit gemas pada Mitha.
“Hihihihiihi, habisnya penantian panjang nih Bund, 3 tahun memendam rasa” Mitha pun mengguling-ngguling karena dia mulai tak tahan karena Bunda mulai menggitik-gelitiknya.
Tuliiiitttuuuuuttttuuuuliiiiitttttt – Tuliiiitttuuuuuttttuuuuliiiiitttttt – Tuliiiitttuuuuuttttuuuuliiiiitttttt
“Ehh ehhh, bentar Bund bentar, ada telepon nih Bund, eh dari Ayah nih, bentar yah Bund” Mitha pun menaikkan selimutnya kemudian bersandar pada springbed, membuat bagian atasnya terbuka.
“Halo Yahh….”
“Iya yah, sudah Mitha bales koq tadi, iyaa Ayah hati-hati di jalan ntar”
“Iya yah, beneran koq Mitha tidur di rumah temen, ndak main kemana-mana, nih kalau ndak percaya Mitha sedang ngobrol nih sama Ibunya teman Mitha, Ayah tanya aja sendiri, nih yah saya kasih HP nya” Mitha pun menyerahkan HP nya kepada Bunda, dengan tujuan membuat alibi
“Halo Pak, iya benar, Mitha ndak main kemana-mana koq, nanti saya yang awasin”
“Ooh iya Bu.. terimakasih yah udah ngerepotin, Mitha anaknya manja mohon maaf juga sebelumny….”
“Ehhhh Suaranya” keduanya antara Bunda dan Ayah mulai membatin dengan suara masing-masing yang terasa sangat familiar.
“Ini Mith, hape nya ..” Bunda pun agak linglung sambil menyerahkan kembali HP Mitha
“Makasih Bunda, Haloo Yah… Yahhh.. Ayyyahhh, yaudah ya yah koq diam saja sih, ntar smsan aja see you emuuuacch”
“Mith, nama ayah kamu siapa ?” tanya Bunda agak gimana gitu
“Mexmilian Pradopo, Bund”
“CEEETARRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Heeeh, Mexmilian Pradopo, Kontraktor itu kah?” Bunda pun mulai agak pusing-pusing
“Iya Bund, kenal juga yah”
“Yaudah Mith, Bunda kembali ke kamar dulu, kalau mau bobok di kunci dulu yah kamar nya”
“Eh Bund, bentar, Bunda kenal dengan Ayah Mitha???”
“Kkkeenal sayang, siapa sih yang tidak kenal dengan Pak Mex kontraktor terkenal itu, OK Bunda kembali ke kamar dulu”
==============
“Mas, Mex itu tadi kamu kan ??” Bunda pun menelepon Ayah Mitha alias Ayah Mex
“Iya Dek, ternyata kamu udah kenal sama Mitha yah, kaget tadi dengar suaramu bagus kalau gitu, jadi Mitha itu temannya anak kamu yah, wah wah dunia ini sempit sekali yah Dek, koq kita selama berapa tahun ini ndak pernah ketemu yah, haduh … "
“Mas!!! Mas!! Mas Mexx!!!” Bunda pun memotong suara Ayah Mex di sana yang tengah dengan penuh semangat.
“Loooooh Dek, Annnak kamu kkkaaan Cooowooookkkk Naammmmmaaany AnnnnDreeeeee???!!!!!! Terus koq Mitha ttiiiidddduurr siiittt”
“Mass, masss udah tenang dulu yah, sekarang juga kita ketemuan”
“OK, Dek kita ketemuan sekarang di tempat biasa”
==============
Di tempat biasa Dan akhirnya Ayah Mex dan Bunda pun bertemu
==============
"Gimana ini Dek??" Ayah Mex pun berkeringat dingin mengetahui situasinya
"Jadi begini Mas.."
"jadi gimana Dek, Andre itu anak kamu yah?? dia kan pacarnya Mitha? terus koq dia koq kamu ijinin tidur dirumah kamu sih?"
"Mass gantian donkkkkk!!!! aku juga kaget ini dengan situasi yang ada, iya Andre anakku mas, dan iya benar sekarang mereka sedang pacaran, tetapi tenang aja meski Mitha tidur di rumahku dia aman koq"
"Mereka harus putus Dek, kita harus pisahin mereka sekarang juga sebelum terlambat semuanya"
"Hah!! putusin mereka Mas?? apa mas Yakin ?? apa mas ndak mau kalau Andre yang jadi pacarnya Mitha, tega mas lakuin itu juga??"
"Bukan gara-gara Andre nya Dek, tapi demi hubungan kita" Ayah Mex pun menggenggam tangan Bunda erat
"Bukan karena apapun, sudah sekian lama aku memendam rasa kepadamu, aku akan menerima Andre, bukan sebagai menantu tetapi sebagai Anakku jika kita menikah nanti"
"Tapi Mas..., aku ndak mungkin melukai perasaan mereka berdua, apa mereka bakal merestui hubungan kita jika mereka tahu kita berhubungan??? mas harus juga memikirkan perasaan mereka donk"
Mereka pun saling terdiam merasakan situasi yang hadir di antara mereka.
==============
Bagian 9: KAMU SATU (BAGIAN YANG SEBENARNYA)
==============
Masih di cafe langganan Bunda dan Mex.
"Halo Andre, maafin bunda yah acara kita hari ini berantakan, Andre hari ini main sendiri saja yah sama Mitha, besok kita jalan-jalan ke Jatim Park atau Taman Safary saja"
"Oh gitu Bun, Oke deh jadi ntar ketemuan sama tuh om-om ganjen itu batal yah Bun, terus Bunda di mana sekarang? "
"Iya, nggak jadi, Bunda ada acara yang mendadak tadi sekarang di cafe Josh"
"Yaudah Bund, pulangnya jangan malam-malam yah"
tuuuttttttttttttt*
Suasana kembali hening kembali di meja cafe itu , Mex ayahnya Mitha dan Bunda Lins Ibu dari Andre saling menatap dalam diam, sebuah keputusan di antara mereka telah disepakati, mereka berada dalam kepasrahan memberikan jalan terbaik putra dan putri mereka untuk bersatu, melepaskan ego mereka untuk menikmati masa puber kedua dalam sebuah ikatan resmi tetapi tidak untuk menghapus perasaan ataupun menahan birahi yang tetap menggelora meski keadaan tidak lagi sama.
Kemudian mereka pun berdiri bersamaan, melangkah meninggalkan cafe itu, mengetahui Lins tadi berangkat naik taxi, Mex pun meminta untuk mengantar Lins meski nantinya akan menurunkannya agak jauh dari rumah.
Di perjalanan yang hening itu, tiba-tiba setan semproters pun datang tentunya membawa misi esex-esex, dalam susana galau Mex pun teringat sudah beberapa lama tidak mendapatkan jatah birahi dari calon istri gagalnya itu, yang kini statusnya justru turun menjadi kekasih backstreetan dari putra putri mereka masing-masing.
Mulailah tangan Mex beraksi, pelan namun pasti jemarinya tangan kirinya mengelus mesra jemari Lins kemudian bergeser ke pahanya yang terasa mulus karena hanya terlindungi kain rok yang tipis.
Mengetahui tingkah nafsu Mex yang mulai nakal, sedang dia pun mulai terangsang, Lins mengubah posisinya dia bergeser kemudian bersandar di pintu mobil kemudian mengakat kaki kanannya, membuat roknya terbuka memperlihatkan siluet vaginanya yang masih tertutup G-string hijau ke arah Mex.
"Nakal sekali kamu sayang, gelap di mobil ini lebih membuat perasaan deg deg serrr nih" kata Mex kemudian langsung menggeser penutup kecil di depan liang nikmat itu dan langsung menekan dan mengusapnya.
"Achhhh achhhh nikmat sekali Mass.... Acccchh , yah gitu gitu iyaaa sshhhhhh ... puasin aku dulu yahh bentar habis ini bakal ku isep-isep kontolmu" jemari Mex pun mulai masuk ke dalam lubang nikmat Lins.
Satu jari dua jari kemudian tiga jari mengobok-obok lubang itu dengan sedikit kasar ditambah dengan jempol Mex menekan klitorisnya, Lins hanya dapat mendesah melupakan usianya yang tak lagi muda.
"Terus mas, iyaaa ocok-ocokkk puterr iyaas ituu tekaaannn tekaan mass" Lins makin bersikap liar sedangkan Mex pun makin kerepotan membagi konsentrasinya antara jalanan padat jalan Suhat kota Malang dan gobelan jemarinya di jalan nikmat Lins.
"Sshhhhhh Achhhh, acchhhjjjjhhhhhh.... legah bangeeet mas ... bentar ya mas ngatur nafas dulu" Lins pun sudah mencapai puncaknya dan akan memulai gilirannya dengan mulai membungkuk ke arah selakangan Mex.
Hanya berharap perlindungan pada kaca film yang gelap itu, kini penis Mex sudah tegap berdiri kemudian diemutnya penis itu sambil dikocok-kocok pelan.
Dijilatinya sampai basah batang penis itu dari atas kebawah, dan makin ke bawah bahkan sampai kezakarnya,Lins benar benar menikmatinya dengan permainan jilatan yang membuat Mex sedut sedut.
Lidah Lins terus menjilat berganti dengan sedikit gigitan kemudian beralih memasukan batang itu masuk ke mulutnya, mengenyot, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulut Lins yang sempit.
Hingga akhirnya crooothhhh croothhhtt!!!! sperma Mex pun memenuhi mulut Lins yang terus saja menghisap dan membersihkan penis itu.
"Sayang, malam ini kamu ndak usah pulang saja yah, kita nginep saja di hotel kenangan kita dulu" ajak Mex seolag kurang puas meski sudah jutaan sperma yang sudah dia hempaskan
"Aku sih fine-fine saja mas , masih belum puas juga ini kalau ditahan malah bikin bisulan ntar, aku call Andre aja lagi kalau gitu sama call Ajeng buat ke rumah langsung ambil titipan temenku malam ini, karena Ajeng yang gantiin aku berangkat ke SBY besok pagi"
"OK atur ajah, eh gimana dengan Mitha, dia kan nginep di rumah mu, gimana nanti kalau mereka macem-macem" tiba-tiba Mex pun kembali tersadar akan putri tercintanya kembali.
"Jangan khawatir mas, aku yakin kok Mitha dan Andre dapat menjaga diri, bukankan makin dekat mereka, makin mudah buat kita mendekatkan diri secara terbuka?" sebuah jawaban dari Lins yang memang benar adanya.
"Iya sih, yaudah kita lanjutkan percintaan kita" kata Mex sambil mengelus-elus rambut Lins yang masih di area selakangannya"
----------
"Acchhhhhh.... achhhhh..... iya sayang terusss, aku mau keluar ini... achhhhh" vagina Mitha berkedut kedut kencang, pertanda orgasme nya yang ke tiga hari ini.
Orgasme yang melanda Mitha, membuatnya lemas tak berdaya membuat Andre tak tega untuk terus menggenjot seperti yang dia lakukan 15 menit terakhir.
"Yaudah sayang, kamu istirahat dulu, beneran tidur aja kali ini, soalnya Bunda ndak jadi juga ngajak keluar malam ini" Andre pun merebahkan dirinya di samping Mitha, meski sebenarnya dia menahan birahinya yang sebenarnya hampir sampai puncak.
"tapi, kamu kan belum sampai keluar say, masukin lagi gih gak papa kok"
"Nggak usah, kamu istirahat aja dulu, aku bikinin teh hangat aja yah"
"Ok say, terimakasih yah"
----------
“Mas, kita jalan-jalan dulu ke Payung yuk” Ajak Lins kepada Mex karena selain masih lemas, habis orgasme yang barusan didapatnya dia juga masih sedang ingin menikmati kebersamaanya dengan Mex sedangkan tentang “Payung” cek di Bagian 2 : Extended saja.
“Waduh udah malam nih sayang, apa ndak papa?” tentunya selain masih khawatir dengan keberadaan anak semata wayang nya yang sedang berduaan di rumah Lins bersama Andre, kondisi Payung meski di malam minggu kalau sudah menginjak terlalu malam juga akan sepi selain kondisi yang terlihat sudah gerimis.
“Gak papa” jawab Lins pendek sambil menyandarkan dirinya ke bahu Mex.
“Yaudah, apa sih yang ndak buat kamu sayang, kita meluncur ke Payung sekarang” Mex pun mengarahkan mobil nya kearah Payung dimana waktu yang dibutuhkan untuk menuju kesana membutuhkan waktu sekitar 45 menit perjalanan.
Di dalam perjalanan Mex pun memikirkan betapa bahagianya dia nanti menikmati pemandangan kota Batu dari Payung, sambil saling menghangatkan diri masing-masing dengan cara saling berpelukan atau saling mencurahkan perasaan sambil menikmati jagung bakar pedas manis yang benar-benar mengundang selera.
Lain dengan Mex, dalam hati kecilnya Lins sebenarnya masih tidak habis pikir dengan kondisi yang terjadi pada dirinya, dikala usianya yang sudah ingin menikmati kebersamaan dengan seorang lelaki yang selama ini dia dambakan, dia harus mengalah untuk kebahagiaan putra kesayangannya, hal ini makin membuat dirinya merapatkan diri pada Mex, sambil tetap berharap kebahagian bersama Mex tetap terus terjaga sampai takdir memperlihatkan alurnya.
“Mas, jangan tinggalin Lins yah.. apapun yang terjadi, kita harus kuat, kita harus menyatukan Andre dan Mitha secepatnya dengan begitu tidak ada halangan buat kita untuk bersama dalam bayangan”
“Dalam bayangan apaan??? Ada-ada aja kamu Lins, ya memang mereka harus bersatu, aneh aja jika mereka putus sedang kita tiba-tiba mengumumkan mau menikah”
“Sebenarnya tidak apa-apa sih mas mereka jadi Adik – Kakak gitu, tapi mengingat perasaan Mitha ataupun Andre yang sudah lumayan dalam sejak mereka saling kenal, rasanya kejam sekali kita jika harus buat memisahkan mereka untuk menjadikan status mereka seperti saudara”
“Iya benar sekali itu Lins, terlalu egois buat kita jika memisahkan mereka, eh tetapi Lins kalau kita kelak harus atur agar tetap bisa serumah loh, biar kita bisa ber ehem-ehem setiap saat hihihihi,Ahhhduuuuuhhhhh!!! Sakit!! Kok di jiwit sih”
“Habis mas genit sih itu aja yang selalu dipikirian ahhh”
“Loh sayang siapa sih yang bisa tahan jika selalu dekat dengan mu untuk tidak… Haduhhh!!! Haduhh!! Iya iya jangan di remes kontolku sayang” belum selesai Mex berkata Lins sudah meremas penis Mex yang sudah mulai tegang lagi.
“Udah ah, males bahas itu”
“Oke Lins, emmm tapi gmana kalau mereka tiba-tiba putus terus masing-masing punya pasangan baru, gimana hubungan kita?” tanya Mex kembali dengan penuh angan-angan liar di benaknya.
“Tau ah gelap” kata dari Lins itu mengakiri percakapan mereka sesi kali ini di mana perjalanan ke arah Payung masih tersisa separuh perjalanan lagi yang kemudian hujan gerimis pun menyertai keberangkatan mereka.
----------
Ting Tong Ting Neng, Ting Tong Ting Neng … suara Bell rumah Andre
"Wah siapa nih malam, malam datang, kalau Bunda ndak mungkin dia mencet bell” batin Andre yang sedang di dapur membuatkan teh hangat buat Mitha.
Ting Tong Ting Neng, Ting Tong Ting Neng … suara Bell rumah Andre kembali berbunyi.
“Mbak Pur kok ndak buka-buka juga sih, apa ndak kedengeran gara-gara di belakang yah”
Ting Tong Ting Neng, Ting Tong Ting Neng … suara Bell rumah Andre kembali berbunyi lagi.
“Iya sebentar” Andre pun setengah berlari kearah pintu sambil berteriak meski tidak yakin juga suara itu bakal terdengar sampai keluar.
Ceklak-ceklak .. suara Andre membuka kunci.
Andre pun terperanga melihat Ajeng dengan gaun hitam yang cantik di depannya. Dengan potongan pencil skirt yang lekat membalut tubuh, gaun yang dipakai Ajeng ini menonjolkan bagian dadanya dengan kain tipis yang sengaja dipotong berbentuk V tepat di bagian dada.
Tetapi tidak hanya itu, ternyata gaun hitam sudah sangat seksi itu, ternyata dalam keadaan menerawang karena kebahasan, membuat putting kecil Ajeng nampak jelas di antara mulus nya payudaranya.
“Haduh kehujanan nih, tadi turun depan gang sana nih gara-gara portalnya gak tau jam segini kok sudah datang, saya masuk ya mas Andre” Ajeng pun langsung nyrecos kemudian masuk kedalam rumah tanpa menyadari kondisi pakaiannya yang sudah menerawang membuat si Otong langsung memberontak.
“Echh ehhh, iya masuk aja” Andre pun sedikit tergagap dengan apa yang di liatnya.
“Si Pur mana Mas.., mau pinjem handuk nih”
“Mungkin ketiduran di kamarnya” jawab Andre yang tak sengaja terus memandang kearah belahan dada Ajeng.
“Ohh… eh mas Andre kok liatin susu Ajeng terus sih, pegang saja mas sini” Ntah tiba-tiba ada hal apa yang membuat Ajeng bersikap sangat berani kepada Andre, sedangkan sebelumnya dia sangat menjaga diri di hadapan Putra Bos nya itu.
“Ehh… Ehhh,.. ndak kok, nganu.. yaudah cepat sana ke belakang, kok tiba-tiba juga kemari sih”
“Di suruh Bunda tadi, kan besok rencana aku yang berangkat, kesini ambil mobil sama apa tadi ambil barang buat dikirim buat ke Surabaya, tapi kayaknya baliknya pagi aja sekalian deh”
“Loh,kok mau nginep sin….” belum selesai Andre berkata, tiba-tiba Ajeng mencium bibir Andre dengan ganas alias penuh nafsu.
“Eemmhhhh, emmmmhhhhh, mas Andreeeeee”
“Lepasin Ajeng, apa-apaan sih kamu” Andre pun mendorong Ajeng dengan sedikit kasar.
“Mitha, lagi nginep sini ya mas?” tanya Ajeng kemudian tiba-tiba saja menjatuhkan gaun cantiknya, menunjukkan bentuk tubuhnya yang mulus dengan kulit tubuhnya kuning langsat, Hmm!! Andre pun terpana dan menahan ludahnya.
Selain sekarang begitu nampak jelas putting Ajeng yang menantang ternyata Ajeng tidak memakai pakaian dalam apapun di balik gaunnya yang barusan jatuh, bulu halus rapi terlihat menutupi liang kenikmatannya.
Tidak dapat dipungkiri tubuh dewasa Ajeng jauh lebih menggoda dari tubuh Mitha, apalagi dalam keadaan setengah basah seakan menambah hasrat keinginan untuk segera meraba dan merasakan tubuh indah itu, bahkan justru setelah Ajeng melepas bajunya, seolah ada aroma tubuh yang tiba – tiba menusuk kedalam pikiran Andre, membuat Andre untuk sesaat tak bisa bicara.
Ajeng pun kembali memelukkan tubuh bugilnya kepada Andre yang masih terdiam dalam nafsunya,
"Mas Andre, benar yah katanya mas sekarang sudah membuka diri pada wanita"
“Ehhhh… udah Jeng… udah yah…” Andre pun sedikit tersadar mengingat di seberang kamar sana ada Mitha yang mungkin sudah penasaran betapa lamanya Andre membuat secangkir teh.
“Mas Andreee” Ajeng pun kembali menyerang Andre dengan menjiat leher Andre… tidak mencium tetapi menjilatkan ujung lidahnya dari leher bagian bawah sampai mendekat ke arah telinga Andre, membuat Andre langsung berjingkat kegelian dalam rangsangan dari Ajeng yang memang jauh berpengalaman darinya dalam urusan Sex.
"Eh, apa yang kamu lakukan, lepas!!!! lepaskan aku..... " Andre pun kembali memperkuat batinnya.
“Silahkan mas teriak semakin mas teriak, mungkin Mitha akan segera ke sini dan melihat mas Andre berpelukan mesra dengan perempuan lain”
“Udahlah Jeng…… “
“Puas kan aku Mas.. seperti kamu sudah memuaskan Mitha tadi, kamu belum keluar kan tadi…”
“Hah… apa maksudmu Jeng….”
“Sejak tadi aku di luar Mas, melihatmu bercinta dengan Mitha di balik jendela dengan kehujanan, ayok Mas puasin aku, tenang aja Mitha sudah ambruk sejak tadi kamu keluar mau bikin teh”
“Jadi sejak tadi kam….”
“Emmmmhhh, emmmmmmgggg…. Emmmmmhhhhhhh…..” Ajeng pun kembali melumat bibir Andre sebelum selesai melanjutkan perkataannya…
---------------
“Akhirnya, sampai juga kita di Payung Lins, tapi sepi nih dan gelap karena embun nih” kata Mex kepada Lins dan memang di daerah Payung kalau malam dan gerimis datang, embun pun turun membuat pandangan mata hanya sekitar 10-20 meter saja.
“Gak papa Mas, cari warung yang ndak ada pengunjungnya sama sekali yah yah” Lins pun dalam kondisi seperti ini mungkin hanya sekedar malu karena mungkin sudah agak sedikit terlambat dalam usia untuk datang ke area Payung yang kebanyakan pengunjungnya adalah muda – mudi atau ada maksud tersembunyi dari Lins.
Di Payung terdapat jajaran warung-warung lesehan sepanjang jalan dan sepanjang tebing menghadap kearah kota Batu, warung-warung ini semuanya memiliki model yang sama yaitu lesehan dengan sekat-sekat bambu setinggi hampir 1 meter untuk melindungi pengunjungnya dari intipan-intipan semproters hihihihi.
“Sini saja ya Lins” kata Mex mengarahkan mobilnya ke arah sebuah warung yang memang sedang tidak punya pengunjungnya.
Dan mereka pun disambut dengan senyum manis ibu-ibu penjaga warung, kemudian Lins memilih untuk duduk di meja yang paling ujung sendiri.
“Bapak-ibu pesan apa? Silahkan ditulis” kata Ibu yang penjaga warung sambil menyerahkan nota pesanan dan lembaran menu.
“Langsung saja deh Buk, saya pesen jagung bakar manis 3, roti bakar 2 porsi sama minumnya 2 gelas susu hangat” kata Lins kepada Ibu penjaga warung yang kemudian berdiri meninggalkan mereka.
“Kok pesan susu sih Lins, 2 gelas lagi” tiba-tiba Mex sedikit protes kepada Lins yang memang sebelumnya tidak menawarkan kepada Mex untuk pesan apa…
“Loh iya, mas mau minum atau pesan apa?”
“Yah.. ndak papa itu aja tadi cumak jelas-jelas di sini sudah ada 2 gunung susu yang nikmat kok masih pesan lagi…”
“Huuuuuh….”Lins pun kembali menjiwit mesra kemudian menjatuhkan dirinya kedekapan Mex
“Dingin banget ya sayang, sama gelap banget kena embun jadi ndak kelihat deh pemandangan indah gemerlap kota batu di Malam hari”
“Iya sayang, ndak papa, gini aja sudah seneng banget kok, eh mana pinjem dompet mas donk” kata Lins kemudian kembali ke posisi duduk normal sambil menegahdahkan tangannya.
“Lah, emang warung ini makanan datang langsung bayar gitu” tanya Mex kemudian mengeluarkan dompetnya dan diserahkannya kepada Lins.
“Ndak lah mas, aku ambil segini yah..” Lins pun mengambil 10 lembaran warna merah dari dompet Mex.
“Buat apa Lins, kok banyak amat?”
“Udah…. Mas diem saja”
Kemudian datang lah makanan dan minuman pesanan mereka yang tercium nikmat..
“Buk” kata Lins kepada penjaga warung
“Ya…….”
“Ini ada 1 juta, tetapi saya minta tolong.. jangan perbolehin pengunjung lain masuk.. bilang aja sudah tutup gitu.., sama Ibu matiin semua lampu yang di warung ini gimana? Bagian depan boleh deh nyala untuk ibu nunggu sebentar di situ, palingan sejam an gimana?”
Tiba-tiba Lins membuat ide gila untuk bercinta di warung lesehan di Payung daripada untuk menikmati layanan hotel kamar. Ibu penunggu warung pun tak kuasa untuk menolak melihat cuaca yang membuat kecil kemungkinan untuk ada pengunjung lain yang mampir dan meskipun ada pun dia tidak mungkin mendapatkan uang lebih banyak dari itu dalam waktu secepat ini.
“Heh…gila kamu Lins” Mex pun sedikit protes kepada Lins.
“Sekali-kali kita cari sensasi lain mas”
Dan lampu warung yang sebelumnya remang tadi pun akhirnya padam, membuat warung itu menjadi sangat gelap, bahkan untuk melihat Lins di depannya saja Mex agak kesulitan.
Dalam suasana yang sebenarnya agak mencekam ini, tidak membuang waktu segera Mex berinisiatif dengan mendorong tubuh Lins untuk tiduran, kemudian dalam kegelapan itu diraba-rabanya tubuh Lins sambil sedikit di pijat-pijat dan kemudian berlanjut dengan ditindihnya tubuh Lins.
Pergulatan pun berlanjut, setelah berhasil menindih tubuh Lins, Mex pun membuka baju atasan Lins dan kemudian mulai beraksi dengan menciumi puting susu Lins yang sudah terbuka bebas meski tidak terlihat karena kegelapan.
“Haaah,, iya mas gitu isep terus” Rangsangan dari Mex dengan menghisap-isap putting Lins segera menaikkan gelora birahinya.
“Mmmmhhhh Masss….” Kini Mex tidak hanya bermain dengan mengenyot putting Lins tangannya pun mulai bermain dengan menekan-nekan vagina Lins.
“Gimana sayang? Enak nggak?,” tanya Mex kepada Lins akibat dirasakannya vagina Lins yang sudah basah tak bisa dibendung karena dilanda birahi.
“Lins, kita langsung saja yah..udah ndak tahan nih” Mex beralih posisi mengambil posisi berlutut tepat di selangkangan Lins, dan kemudian dikeluarkan lah penisnya dan diarahkan ke vagina Lins yang sudah benar-benar kuyup.
“Haduuuh Mex.. ampunn.. iya cepat masukin aja .. mmffh” Lins pun sudah tidak sabar ketika Mex masih sedikit menggoda dengan menggesek-gesekkan penisnya dipermukaan vagina Lins, dalam posisi itu Mex masih terus memancing nafsu Lins yang sudah sangat puncak, penisnya hanya digesek ujungnya saja pada vagina Lins membuatnya justru berusaha dengan mengejar menaik turunkan pinggulnya.
Setelah tak mampu menahan nafsu yang sama, Mex akhirnya menghujamkan utuh penisnya kedalam vagina Lins.
“Oughhhh. ah Mas..,” Lins mulai menceracau saat Mex memompakan penisnya maju mundur dalam vagina Lins..
“Ohh Lins, enak banget memek mu.. ochhhhhhhhh,” Mex menggenjot tubuh Lins dengan irama yang cepat sedang Lins hanya bisa pasrah menikmati tiap gesekan kenikmatan yang ada.
“UUhhhh Masss.. enakk…. Bentar mas bentar …” setelah hampir sepuluh menit dalam posisi itu tiba-tiba Lins mendorong tubuh Mex, kemudian dia menurunkan semua makanan dan minuman yang ada di meja itu dan kemudian Lins merebahkan dirinya di meja warung lesehan itu.
Posisi Lins yang rebahan di meja warung lesehan, membuat kakinya sedikit menggantung mirip ketika bercinta di pinggiran tempat tidur, jika lampu warung itu menyala terang mungkin akan terlihat jelas oleh Mex posisi yang benar-benar menantang oleh Lins.
Mex pun segera mengambil posisi kemudian dicoblos nya kembali penis Mex kedalam vagina Lins, yang kebetulan sangat pas pada kondisi bertahan dengan lututnya.
“Ahhh… massss mass..enak banget mass” suara Lins pun langsung keluar agak terlalu keras hingga terdengar dari depan warung membuat Ibu penjaga warung hanya bisa menggeleng sambil ikutan menekan-nekan vaginanya sendiri.
Setelah 10 menit dalam posisi siku dengan genjotan maju mundur dari Mex, Lins kini merasakan seluruh sarafnya mengumpul di satu titik antara bibir vagina dengan klitorisnya. Lalu beberapa detik kemudian seluruh otot dibagian itu terasa mengejang.
“Aaaaaaacchhghgh, iyaaa gini Masss terusss genjottt terusss"” kontraksi yang sangat sensasional atau orgasme itu akhirnya datang kepada Lins yang menerimanya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Iyyaahh.. Linnsss aku kelluuarr…” secara berbarengan Mex menggeram hebat dengan tubuh kejang menyemprotkan kembali spermanya masuk kedalam dinding rahim Lins dan akhirnya Mex jatuh rebah diatas tubuh Lins.
-------------------
“Mmmmhhhhhhh… iya masss remass terus dibagian bawahnya situ remasnya” Ajeng dan Andre yang masih dalam keadaan berdiri dan berdempetan, Ajeng mengarahkan tangan Andre untuk meremas-meremas payudara nya yang seukuran dengan payudara Aura Kasih.
“Emmmmhh emmmhcchhhh” mereka saling beradu bibir dan lidah, ntah setan semproters dengan predikat apa yang sudah merasuki pikiran Andre yang tiba-tiba mulai membalas tiap gejolak dari Ajeng, dan tidak tinggal diam dengan menikmati ciuman dan remasan Andre di payudaranya, Ajeng melanjutkan aksinya dengan berusaha menurunkan celana pendek Andre hingga terjatuh memperlihatkan si Otong yang sudah tegak.
Dalam kondisi Otong yang sudah bebas di luar sangkarnya, Ajeng tiba-tiba melepaskan ciumannya dan kemudian mendorong Andre hingga terduduk di sofa yang ada di dekat mereka dan kemudian Ajeng langsung menyambar penis Andre dengan mulutnya serta memainkannya dengan lidahnya.
“Emmmhh enak Jeng…” tiba-tiba Andre berkata tanpa kontrol.
Sekitar 5 menit Ajeng menghisap-hisap si Otong dengan berbagai tekniknya yang menelan habis penis Andre dan tidak lupa Ajeng juga meremas-remas zakar Andre hingga dia kelimpungan.
Permainan pun berlanjut dinaikkan kaki kanannya di samping paha Andre dan dengan lembut dia memainkan memeknya yang terlihat basah. sambil tangan satunya meremas-remas payudaranya yang lumayan gede itu di hadapan Andre.
Andre hanya menikmati pemandangan itu dengan tangan kanan nya yang melanjutkan mengocok-ngocok penisnya sendiri, kemudian adegan utama pun terjadi, Ajeng menempatkan vaginanya di penis Andre yang tegang siap tempur, dia duduk diatas Andre kemudian mengarahkan payudaranya kearah muka Andre, dengan nikmatnya Ajeng mendesah bergoyang menikmati tusukan dan kuluman Andre di putingnya bergantian.
Dan kemudian..
“Woe Ngapain kamu berdiri disitu???kamu mau ngrasain punya mas Andre juga sini aja..??” Tiba-tiba Ajeng berkata dengan lantang membuat Andre sebenarnya sedikit terkaget tetapi tidak bisa bergerak karena wajahnya sudah ditenggelamkan dalam payudara Ajeng.
Bagian 10: PENIPU HATI
“Woe Ngapain kamu berdiri disitu???kamu mau ngrasain punya mas Andre juga sini aja..??” Tiba-tiba Ajeng berkata dengan lantang membuat Andre sebenarnya sedikit terkaget tetapi tidak bisa bergerak karena wajahnya sudah ditenggelamkan dalam payudara Ajeng.
“Hihihihihi, gila loe Jeng masak gue mau ditusbol gitu sama Andre, gue langsung kebelakang saja yah gak enak gangguin kalian”
“Shiiit, itu Anton bukan? Lepasin Jeng, lepasin !!!” kata Andre yang masih terjepit di antara kedua gundukan payudara Ajeng, tak menyangka tiba-tiba Anton sudah masuk aja ke rumahnya.
“Udah Mas Andre tenang aja yah, jangan berisik ntar Mitha malah bangun repot loh…. Shhhh Shhhh!!!!!” Ajeng tetap melanjutkan genjotannya kepada Andre sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Andre.
“Iya, tapi mau kemana itu Anton kebelakang, lepasin dulu Jeng… AHhhh AHh... “
“Palingan mau main sama si Pur, gak usah kaget juga mas Andre mereka udah sering main juga koq”
“Haahh.. whaaaat?????”
========
Di sisi lain, kedatangan Anton yang tiba-tiba sebenarnya sudah diketahui pasti oleh Ajeng, mereka sebenarnya datang bersamaan, tetapi karena portal di gang utama jalan masuk ke rumah Andre ditutup membuatnya harus sedikit memutar mencari jalan lain. Kini Anton berjalan dengan santai nya menuju kamar belakang tempat Mbak Pur berada, tetapi ada hal lain yang membuatnya berubah pikiran.
Sedikit dilema di hati Anton ketika melihat kekasih sahabatnya yang juga sekaligus temannya tertidur pulas, terlihat cantik berbeda sekali ketika memakai baju seragam sekolah, melihat kegananasan Ajeng dalam menerkam Andre sebelumnya membuat dia pun ingin berkreasi sendiri kali ini sasaran empuknya adalah Mitha yang tak sengaja di lihatnya.
“Ahh hajar aja deh, Andre pasti paham, dia kan juga lagi main dengan Ajeng” Anton ternyata berpikiran cekak, nafsunya sudah tidak memperdulikan keadaan yang terjadi jika tiba-tiba sahabat nya Andre tahu ataupun tiba-tiba Mitha bangun dari tidurnya.
Ketika Anton mulai mendekat dan naik di atas tempat tidur yang sudah acak-acak an itu, tiba-tiba Mitha yang sebelumnya tidur pulas di bawah selimut bergerak tanpa sadar merubah posisinya tengkurap sambil memeluk guling di dekatnya, hal itu membuat Anton sedikit berdebar-debar tetapi tidak sama sekali menyurutkan niatnya, perubahan sikap Anton yang sebegitu nekatnya ini tidak lain karena dia kini sudah merasakan betapa nikmatnya sebuah pergemulan birahi dari pelajaran-pelajaran sex sebelumnya serta keinginan dirinya sendiri yang tidak akan lagi menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati tubuh seorang perempuan.
Anton mulai beraksi dengan menarik selimut yang menutupi tubuh Mitha yang mana hanya mengenakan pakaian tipis terusan atau baju baby doll yang menutupi tubuh bagian atasnya sedang bagian bawahnya Mitha pun tanpa berpikir macam-macam hanya mengenakan celana dalam tipis untuk menutupi liang senggamanya.
Setelah berhasil menarik selimut yang menutupi tubuh Mitha, Anton pun mulai mengendus aroma tubuh Mitha lalu tercium lah oleh nya aroma wangi tubuh wanita yang telah puas menikmati birahinya. Kemudian dialihkan tangannya ke bagian bawah, dia selipkan kedua tangannya ke dalam celana dalam Mitha sambil pelan-pelan diremas-remasnya nya kedua pantat itu selama beberapa saat.
Mitha yang tengah pasrah dalam kenikmatan istirahatnya hanya sedikit membiarkan refleks tubuhnya bergerak mempersilahkan Anton mengeksplorasi tubuhnya. Kini tangan Anton mulai berani menjelajahi juga bagian depan memek Mitha, sambil mengusap-usap daerah sekitar memeknya dengan lembut. Jantungnya berdebar kencang karena inilah pertama kalinya buat Anton mulai merangsang seorang perempuan yang sedang pasrah juga tidak lain adalah Mitha teman sekaligus pacar sahabatnya.
Perlahan tapi pasti dipelorotnya celana dalam Mitha. Sekarang tubuh Mitha tertelungkup di tempat tidur menunjukkan belahan vaginanya dari bagian belakang sungguh suatu pemandangan yang indah. Membuat Anton kagum sekaligus makin terangsang. Serangannya pun berlanjut, diselipkan tangannya diantara kedua pahanya dan diapun merasakan rambut kemaluannya yang halus lembut. Jari tengah Anton mulai menjelajahi celah sempit, basah dan hangat yang ada di sana.
Nafas Mitha mulai berat, tampaknya dia sudah terangsang oleh perbuatan Anton.
“EHhhhh… kamu nakal ya Ndree…” kata Mitha tiba-tiba membuat Anton kaget membayangkan apakah Mitha dalam keadaan sadar atau sekedar menggigau.
“Mmhh.. terusin aja Ndre… terusin… nikmat sekali” Kata Mitha kembali yang kemudian membuat jemari Anton terus bergerilya di belahan memek Mitha dan dengan gerakan memutar yang lembut dipermainkannya klitoris Mitha dengan jarinya dan Mitha pun mulai menggelinjang keenakan.
Sementara itu Anton juga sudah sangat terangsang, dia buka pakaiannya satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhnya, kemudian dikecupnya leher Mitha dan dengan perlahan dibalikkan tubuhnya. Sesaat Anton memandangi keindahan tubuh Mitha yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dan samar terlihat putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri.
==================
“Aaaaaaacchhghgh, iyaaa gini Masss terusss genjottt terusss"” kontraksi yang sangat sensasional atau orgasme itu akhirnya datang kepada Lins yang menerimanya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Iyyaahh.. Linnsss aku kelluuarr…” secara berbarengan Mex menggeram hebat dengan tubuh kejang menyemprotkan kembali spermanya masuk kedalam dinding rahim Lins dan akhirnya Mex jatuh rebah diatas tubuh Lins.
Mex pun kemudian mencabut penisnya yang mulai menyusut dan kembali bersandar ke bilik bambu warung itu, dan Lins dengan cekatan membersihkan sisa-sisa cairan kenikmatan yang sedikit tersisa diantara selakangangan Mex maupun selakangannya sendiri.
“Makasih ya Lins”
“Iya mas, aku minta si mbak di depan nyalain lampu dulu” Lins kemudian berdiri kemudian mendatangi Ibu penjaga warung yang masih tampak blingsatan.
Setelah lampu warung sudah kembali remang – remang dengan lampu kuningnya suasana kemudian mulai menghangat, membuat Lins kembali duduk kemudian bersandar mesra di dada Mex.
“Mas mungkin keputusan kita untuk memilih mengalah adalah pilihan yang paling tepat dan sudah tidak bisa berubah lagi justru kita harus merencanakan tiap detail agar kelak putra putri kita menikah kelak”
“Iya Lins, kamu koq bahas lagi apa justru banyak kebimbangan yah dalam dirimu?”
“Tidak bimbang sih mas, mungkin mas mengenal Andre hanya ketika mereka sudah jadian tetapi tidak dengan aku mas sebelum mereka jadian baik Andre maupun Mitha seringkali curhat sama aku mas mengenai perasaan mereka” Lins mulai menceritakan perasaan putra putri mereka yang sudah berteman sejak kelas 1 SMA hingga akhirnya menjalin ikatan.
“Terus kenapa kamu bahas lagi?” kata Mex dengan makin mempererat pelukannya kepada Lins
“Setelah saya baca sms laporan dari Ajeng ini aku makin mantap mas” Kata Lins sambil menunjukkan hape nya kepada Mex.
“Bacain aja Lins, tulisannya kecil-kecil gitu ndak jelas”
“Intinya Mas, Mitha sudah menjadi anakku juga, Andre pun juga sudah menjadi Anakmu, karena ternyata mereka sudah melakukan apa yang barusan kita lakuin tadi”
“Emmm, Oke Okkkk…. Whaaaattttt……. Mithaaaku sayaaang…..kenapaaaaaa”
Andre adalah seorang anak yang labil, dia sedikit banyak menutup dirinya yang menyebabkan hingga kini hanya diketahui teman dekatnya hanya Anton dan Mitha jika termasuk dianggap teman, dia merasakan malu karena dia lahir dari keluarga yang tidak utuh bukan karena adanya perceraian ataupun ayahnya meninggal, dari situ ketika dia harus mengisi kolom nama ayah ataupun ayah kadang jika dia rasa tidak terasa terlalu penting dia menuliskan nama lengkap sahabatnya Anton kolom itu.
Perasaan nama seorang ayah bagi seorang pelajar hanya mengganggunya tidak setiap waktunya, tetapi Dia masih tersandung dengan pekerjaan sang Bunda yang tidak mau menutup diri juga dengan jelas menulis pekerjaannya wiraswasta pemilik panti pijat, membuat pandangan temannya makin negatif saja.
Memang hanya dua hal itu saja permasalahan pokok hidup Andre tetapi cukup sebagai alasan untuk membuatnya tidak mampu merespon balik perasaan yang diberikan oleh orang lain kepadanya, takut dia makin malu.
Hampir tiga tahun Mitha yang dari awal jumpa dengan Andre sudah langsung jatuh cinta, berbagai cara di gunakan Mitha untuk mendekati Andre yang terkesan selalu pendiam dan langsung mengalihkan perhatiannya jika Mitha mulai mendekatinya hingga pada puncaknya adalah beberapa waktu yang lalu Andre tiba-tiba membuka hatinya untuk Mitha seorang hingga terjadi persetubuhan diantara mereka.
Kemudian apa alasan Mitha menjatuhkan pilihannya kepada Andre dan kenapa Andre dengan tiba-tiba membuka hatinya, jawabannya tiada lain adalah cinta, hanya cinta yang mampu membuat Mitha bertahan selama ini membuatnya terus akan harapan yang kelak akan menjadi sebuah kenyataan yang diharapkan dan kemudian untuk Andre bagaimana dia selama ini menutup hatinya meski hampir tiap hari dia menahan sesak karena dia pun sangat mengharapkan ada sosok perempuan lain yang tulus memperhatikannya hingga sampailah dia pada ujungnya karena cinta dia tiba-tiba mengubah dirinya.
============
“Mbak Pur sama Anton sering main maksud kamu apa Jeng” kemudian Andre mendorong Ajeng hingga koneksi penis dan vagina Ajeng terlepas dan membuat Ajeng berdiri di depan Andre yang terlihat raut mukanya menegang.
“Mas Andre koq kasar sih, mau main yang agak kasaran dikit yah” Ajeng kemudian membalik tubuhnya dan menyandarkan tangannya ke meja depan sofa yang didudukin Andre memperlihatkan kembali lekuk pantat dan belahan vagina Ajeng dari belakang membentuk posisi mirip dengan doggy style.
Andre pun sedikit terpana dengan pemandangan di depannya, terlihat payudara Ajeng menggantung dengan indahnya dan memeknya terlihat jelas dari belakang karena kakinya dikangkangkan lebar.
“Ceritain semua kepadaku Jeng” Andre pun bangkit dari duduknya kemudian berdiri memegang pantat Indah Ajeng dan mengarahkan penisnya kearah lubang kenikmatan yang sudah siap untuk dinikmati.
“Puasin aku dulu mas, kemudian akan kuceritakan semua yang ku ketahui” Dengan sekali sodokan, penis Andre pun masuk menerobos memek Ajeng kemudian di pompanya memek Ajeng sambil sesekali meremas payudaranya yang menggantung kaya melon yang segar.
"Aaaaaaacchhghgh, iyaaa gini Masss terusss genjottt terusss enak banget posisi kayak gini buatku Mas”
“Ehhhh.. ehn eehhhh ehhhhh… ayok Jeng ceritain ada hubungan apa kamu sama Anton dan Anton sama Mbak Pur” Andre terus menghujamkan penisnya dalam posisi berdiri membuat tubuh Ajeng dan payudara Ajeng bergetar-getar.
"Iya mas genjot terus dulu sampai selesai ini ku ceritakan semua Aaccchhhhhhhh acchhhh”
Akhirnya Ajeng pun merasakan kejang di memeknya dan ada cairan yang banyak mengguyur penis Andre yang juga sudah di ujung orgasme. Hanya selisih beberapa detik, sebelum Andre bersiap menyemprotkan spermanya kedalam tubuh Ajeng tiba-tiba.....
”Antooooon!!!! Apa yang kamu lakuukkaaaaaan !!!!!!!!!!!!!!” terdengar teriakan Mitha di ruangan sebelah setelah sebelumnya...
Anton yang sudah bugil dengan perlahan mengarahkan penisnya masuk ke ruang hangat dan sempit yang sejak tadi dia inginkannya, hingga kemudian jelb batang Anton pun sudah terbenam total di dalam lubang memek Mitha.
”Ahhhhh sayang enak banget nih....terasa makin besar saja ... masukin yang dalam” Mitha yang merasakan keenakan karena masuknya penis yang lebih besar kedalam vaginanya di awal awal masih memejamkan matanya meski sudah terbangun.
Tetapi bodohnya Anton
”Begini ya, Mith?” kata Anton sambil mencium bibir Mitha dan melumatnya pelan dan makin menghujamkan penisnya masuk ke vagina Mitha
Tersadar ada sesuatu yang salah akhirnya terjadilah Mitha pun mulai gelagapan kemudian mendorong tubuh Anton sekuat tenaga.
”Antooooon!!!! Apa yang kamu lakuukkaaaaaan !!!!!!!!!!!!!!”
Mendengar teriakan Mitha, Andre pun langsung menarik penisnya yang hampir orgasme segera berlari ke arah Mitha, kemudian dilihatnya Anton yang tengah bugil sudah terjelembab dan terdiam di bawah kasur, sedangkan Mitha pun menangis sejadi jadinya, sambil menutupi dirinya dengan selimut tak dapat membayangkan apa yang sudah terjadi barusan.
”Maafin aku sayang” Andre pun memeluk Mitha dengan pelukan hangat.
Dan semua berakhir, kenyataan itu memang berlebihan!
=======
::TAMAT::
Yuah ngegantung banget...padahal seru ini
BalasHapus