Rabu, 23 Desember 2015

Juwita^Hati

p r e s e n t


#######

Aaarrgghhh!! gluodaakK!!

#######

Suasana pagi di sebuah rumah kost lantai dua yang berbentuk bangunan joglo dan berhalaman luas itu terasa sepi, nyaman dan sejuk.
Banyak pohon rindang yang tumbuh seperti pohon mangga yang mulai berbuah, pohon talok, pohon kelapa muda yang nyiur melambai, beberapa pohon besar, dan sejumlah tanaman hias dengan bunga-bunga yang cantik mengelilingi area bangunan kost.

Beberapa sangkar burung yang berisi makhluk lucu bersayap dan bersuara merdu ikut menyemarakkan suasana pagi yang cerah.
Semilir angin sepoi yang berhembus mengakibatkan bergeseknya dedaunan pohon, sehingga menimbulkan suara gemerisik untuk menyempurnakan dendang merdu kicauan burung si empunya kost.


Di salah satu sudut kost, ada sebuah kamar yang menghadap kearah halaman depan. Kamar kost yang sedikit berantakan, khas kamar seorang cowok. Di dinding kamar yang bercat putih gading tertempel berbagai poster diantaranya adalah Slash Sang Gitaris Gun&Roses, Dave Grohll Drummer nya Foo Fighter, SlipKnot, Incubus, dan ada juga The Legend Iwan Fals.

Mereka terbingkai indah menghiasi kamar seorang cowok bertampang ganteng, putih, berpostur tinggi, berambut gondrong dreadlock rasta sebahu, dan berpenampilan metal.

Nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah Brian Kusuma Wardhana, atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Bre oleh temen-temen kampusnya.


Hmm.. Sosok idealis yang mengidolakan Sigmund Freud itu bukanlah terlahir untuk menjadi pribadi yang introvert, dan tidak pula sebagai penyandang schizoprenia.


#######


Seorang aktivis kampus dengan kemampuan orator yang sangat luar biasa. Kemampuan yang tiada duanya, ketika menggerakkan massa mahasiswa untuk turun ke jalan menentang kebijakan kampus yang di rasa merugikan khalayak mahasiswa, maupun menentang kebijakan pemerintahan yang menyengsarakan rakyat.

Untuk kemampuan akademik nya pun bisa dibanggakan, terbukti pencapaian IP yang diatas rata-rata disetiap semester. Dia menjadi sumber contekan temen-temen sekelas.


Ditambah lagi Bre adalah seorang gitaris band kampus merangkap vocal, yang penampilannya senantiasa terlihat cool dan flamboyan ketika perform on stage.

Dengan suara khasnya yang serak, Bre selalu berhasil membius para penonton yang melihatnya ketika perform menjadi band pengiring Boomerang. Suaranya terdengar gahar dan ngerock abis saat membawakan music cadas.


Maka tak heran, dengan berbagai atribut yang disandangnya, Bre menjadi sosok yang begitu familiar di lingkungan kampus.
Dari kalangan Rektorat, para dosen, staff kampus, mahasiswa awal sampe yang sudah senior, dari pedagang di kantin sampai tukang becak yang biasa mangkal didepan kampus pun tahu, siapa itu Bre. Penampilannya terlihat Hellboy tapi berjiwa Playboy, Itulah ciri khas seorang DonJuan.

Kemampuan bersosialisasi dengan tidak membeda-bedakan dari golongan dan dari status sosial apa teman-temannya berasal, menjadikan Brian menjadi sosok yang begitu disegani baik oleh kawan maupun lawan politiknya di BEM maupun HMJ.


Di langit-langit kamarnya terdapat tempelan semacam stiker bulan dan bintang dari bahan fosfor, yang akan telihat menyala disaat lampu neon dipadamkan ketika malam menjelang.

Sebuah fan kecil untuk sekedar penghilang rasa gerah pun tergantung cantik diatas langit-langit kamar untuk menemani keberadaan sang bulan dan sang bintang.


Lantai keramik putih terlihat bersih, tapi meja belajar yang diatasnya terdapat monitor lcd komputer terlihat berserakan dengan berbagai macam buku.

Baik buku diktat materi kuliah maupun buku-buku fenomenal karya (alm) Bastian Tito, buku filsafat karya Darwin, Aristoteles, Galileo, ataupun Stalin. Memang berat juga kadar bacaan Brian alias Bre ini, tapi dengan buku-buku itu pula Bre menjadi seorang pemuda yang mempunyai otak Brilian. Ada juga koleksi buku Dont Sweat For Small Stuff, buku music karya Mozart, dan buku The Darkness Of The Earth.


#######


Dipan berkasur busa itu terlihat tampak bergerak-gerak mengeluarkan suara berdecit, membalas sapa suara gemerisik daun yang terhembus angin dan suara burung yang berkicau merdu saling bersahut-sahutan.

Hmm.. Ternyata di bawah dipan berkasur busa itu teronggok bra berenda warna hazzel. Tak jauh dari situ, celana dalam mini yang lebih menyerupai thong warna senada dengan bra juga tergeletak seenaknya, menemani celana panjang jeans hitam pencil yang tertutup kaos cewek ketat warna-warni dengan model ala gadis-gadis sirkuit.


"Ummppfhhh!!"


Lenguhan binal yang tertahan terdengar samar. Diatas kasur empuk itu terlihatlah sesosok gadis bertubuh padat berisi, berkulit cokelat terang cenderung keputih, telanjang, dan sedang beraksi meliuk-liuk erotis diatas tubuh seorang cowok gondrong yang sedang telentang, yang juga dalam keadaan telanjang.

Kedua tangannya lurus diatas kepala, kadang siku tangan menekuk dan kedua telapak tangannya menguyel-uyel kepalanya sendiri dengan gerakan yang sensual sembari mengeluarkan desisan nikmat.


Sesekali dia mendongakkan kepala keatas dan mengibaskan rambut ikalnya ke kanan dan ke kiri, sebagai bentuk ekspresi kenikmatan yang sedang menyusup kedalam setiap aliran darah, dan kedalam setiap sumsum.

Punggung gadis yang terlihat mulus dan licin itu, kini terlihat mengkilat karena keringat yang di keluarkan melalui pori-pori kulit tubuhnya.


Tubuh bugil tanpa selembar benang itu bergoyang semakin hot dan bertambah semakin erotis, ketika batang kontie yang sedang dikendarainya semakin menancap jauh kedalam meki dengan bulu jembie yang di cukur tipis membentuk segitiga, diatas belahan meki yang sedang tersumbat oleh batang kontie berurat menonjol.


"Sshhhh!! . . Oughh!.. Pyeek!.. PyekK!.. PyeekK!!.. Aaakhhh!!"


Suara desahan kedua insan yang sedang memacu birahi itu saling menggenapkan dengan suara seksi yang bersumber dari gerakan ritmis sepasang kemaluan mereka beserta pelengkapnya yaitu kontie, mekie, dan lendir-lendir rangsang yang telah melumasi sepasang alat kawin yang jika di gunakan sembarangan, kata nenek akan sangat berbahaya tentunya.


#######


Kedua telapak tangan cowok itu segera meremas pinggul si gadis yang masih saja tiada henti mengulegkan meki untuk mencoba menghaluskan kontie yang sedang tertumbuk dan terperangkap di dalam kehangatan sebuah daging mentah nan nikmat yang bernama meki.

Diusapnya pinggang ramping itu perlahan keatas, sampai kedua jempol si cowok menyentuh dinding payudara berkulit mulus yang sekel di bagian luar.


Seiring remasan di kedua buah buntalan payudaranya, si gadis langsung mencondongkan tubuh ke belakang dengan kedua tangan lurus kebelakang bertopang pada lutut cowok yang sedang di setubuhinya.

Gerakan pinggul yang tadinya berupa goyang memutar berubah menjadi maju mundur dengan frekwensi yang cepat. Wajah tirus berhias bibir sensual itu memerah menahan letupan gairah.


Hmm.. Wajah yang cantik dan nakal menggoda..


"Slephh!.. Sleephh!!.. Slephhh!!"

"Ouughh sshhh!!!.. mmpphfff!!.. nikmatt se..sekalii.iihhh kontii luu..uughh!! Aakhh!!", rengek mesum gadis berambut ikal sambil memejamkan mata, tapi dengan pinggul yang masih terus merajam kontie dengan gerakan maju mundur.


Cowok flamboyan itu segera menegakkan tubuhnya, untuk memburu buah dada sekel yang terlonjak-lonjak karena gerakan erotis dari tubuh gadis itu sendiri.

Sepasang toked ranum yang berhiaskan puting warna cokelat terang tampak sudah mengacung keras, menandakan gairah yang dialami si empunya semakin tinggi dan bertambah tinggi.


Tak berapa lama, puting susu itu pun sudah terperangkap dan terkulum nikmat didalam mulut. Terbelit lembut oleh lidah nakal cowok penghuni kamar kost yang sekarang mulai menguasi, menjilati, dan menyentil sepasang puting imut tersebut pake ujung lidah.

Melihat itu, si gadis manis langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher belakang si cowok, dan menekan kepala belakangnya biar wajah cowok cakep itu terbenam dan menempel erat pada kedua susunya yang tampak semakin merangsang dengan adanya peluh.


#######


"Gi.. gigithh putingnya..akhhh!! Uughh! yaak ben.nerr gituu..uughhh!! Sshhh yesshh!!", ucap gadis berwajah tirus memberikan instruksi.

Gerakan pinggul yang tadinya maju mundur, sekarang menjadi gerakan spiral naik turun mengurut-urut kontie berurat yang tampak gagah.


"Ummppffhhh!!.. Aaakhh!" pekik lirih yang terdengar manja dari si empunya toked mulus, ketika buah susu nya yang bener-bener kenyal menggairahkan itu tercupang berkali-kali oleh gigitan nakal cowok idola kampus yang sekarang ini sedang disenggamainya.

"Shitt!! Yea.aahhh!! An.Anjriitt!! Meki luu en.nyaak bahh.ngeetshh!!.. Ouughhh!!!", ucap gagu si cowok, setelah merasakan gerakan memutar badan yang tiba-tiba dari seorang gadis cantik yang sedang terbakar gairahnya.


Otomatis batang kontie yang sedang dan masih dalam keadaan tertawan di dalam kehangatan meki peret nan nikmat itu terpelintir kuat-kuat.
Sekarang, gadis berwajah manis dengan rambut ikal yang indah terawat itu sudah memunggungi cowok berotak brilian, dengan masih tak henti-henti nya menggoyang, memaju-mundurkan, dan menaik-turunkan pinggulnya untuk menciptakan dan memberikan rasa nikmat yang terus-terusan tanpa putus tiada henti.


Dengan gerakan perlahan, cowok itu mulai memposisikan tubuh si gadis biar merunduk dan merangkak untuk melakukan doggy.


"Jreebhhh!!.. Jrebhh!.. Sleephh!!.. Sleepphhh!!!"


Suara hantaman batang kontie merajam didalam celah liang meki yang sekarang tampak terlihat semakin memerah karena bergesekan terus-menerus dengan kulit pembungkus batang kontie.

"Aaaakhhh!!.. mmpphhh!", lenguh nikmat mereka berdua bersahut-sahutan bagai irama orkestra, tatkala gerakan mengocok cowok ganteng itu semakin cepat dan bertambah cepat.


#######


Gadis yang wajahnya kini semakin memerah karena kobaran gairah yang terus melandanya itu merasakan kalo meki nya mulai berkedut-kedut, meremas, dan menyedot kontie yang masih terus saja menghunjam dan menjajah meki legit untuk mengail kenikmatan sepuas-puasnya.

Dia langsung menegakkan tubuh telanjangnya keatas dan menolehkan kepalanya kebelakang untuk melakukan hot deep kiss, 99style berlangsung, dengan kedua tangannya yang melingkar di leher cowoknya itu.


Kedua tangan cowok bertubuh tinggi atletis pun serta merta langsung memerah, meremas, mengurut-urut bongkahan buah dada si gadis yang terpental-pental. Tak lupa puting yang menghiasi sepasang toked ranum itu juga kena pilinan lembut.


"Plook!.. Plokk!!.. PlookK!!!"


Bunyi suara benturan pangkal kontie yang menghantam pantat bulat semok dari gadis yang sedang di setubuhi nya, terdengar jelas. Urat syaraf mereka sudah terpenuhi oleh pancaran gelombang penuh nikmat.

20menit sudah berlangsung, dan...

"Guee mmo ke.keluarrghhh!! Aaakh!!.. gu.guee ga kuu..aattshhh!!", rengek si gadis menahan sesuatu yang hampir meledak dari dalam tubuhnya.

"Keluarin.. Tuntasin ssemuaakhh!!.. Rasakan nik.niikmatnyaa!!", jawab si cowok seraya tetap menghunjamkan semakin cepat batang kontie sedalam-dalamnya membelah meki yang terlihat mencengkeram kontie dengan erat.


"I’m cummingggg!!!.. Ouughhh yeeshhh!! Aaakhhh!!.. Uummphhhff!!!", teriaknya melepaskan gairah binal yang sejak tadi bersemayam dalam tubuh.

Dia menggigit bibirnya sendiri, ketika tubuhnya menggelinjang tergodam badai orgasme. Kedua telapak tangannya menancapkan kuku-kuku di paha belakang cowok berambut dreadlock, yang tetep ga mau berhenti menusukkan batang kejantanannya, ketika si gadis sedang mengalami puncak klimaks.


#######


Karena kedutan yang diciptakan meki berbulu jembie tipis itu sangat kuat, maka tak berapa lama kemudian..


"PLOOPPH!!"


Ditariknya batang kontie yang sedang menyumpal meki peret itu. Gadis berwajah tirus pun langsung berbalik arah menghadap kontie yang siap memuntahkan lahar yang panas, dengan memasang tampang binal yang sangat bitchy..

"Ooohhhh!!.. Guee.. Keelll.. Uuaarghhh!!.. Aaargghhh!!.. Mmmphhfff!!!!", teriak pejantan ganteng sambil nyemburkan cairan sperma kearah mulut yang menganga dengan lidah terjulur keluar milik si gadis.

"..CROT!.. CROOT!!.. JROTTH!!.. JROOTHH!!.. CROTT!!"


Cairan sperma kental itu juga muncrat membasahi wajah dan sepasang buah dada si gadis yang menggelantung indah dan gemesin.

Setelah semburan sperma berhenti, gadis berkulit eksotis itu langsung mengelomoh batang kontie yang tampak basah, hingga bener-bener bersih mengkilat.


Fyuhhh.. Mereka lemas sesaat, dengan nafas terengah-engah kekurangan oksigen.


Setelah semuanya kembali normal, gadis itu bangkit berdiri dan segera mengenakan celana dalam, bra, dan celana jeans juga kaos warna-warni dengan model ala gadis sirkuit.

Sepasang anak manusia yang baru saja mendaki dan menaklukkan puncak gunung seksual yang bernama orgasme itu adalah Brian alias Bre.

Dan gadis cantik berwajah tirus dengan rambut ikal terawat yang menjadi partner ngesex nya adalah sang pacar yang bernama Karen, yang juga seorang spg freelance, berasal dari kalimantan. Mereka berdua satu kampus dan satu fakultas.


#######


"Gimana Bre dengan permintaan gue kemarin? Mau kan lu ngelamar gue? So, begitu kelar kuliah kita langsung married," ujar Karen enteng sembari me make-up ulang wajah cantiknya yang tirus.

Sambil memakai celana, Bre pun menimpali ucapan Karen..


"Waah ga bisa kaya gitu dong! Gila apa langsung married. Gue masih muda lagii, gue pengen nyari kerja yang bener dan berkarier dulu. Udah gitu, gue juga mo nyenengin ortu sama keluarga.. Gila lu ahh!"

"Yaa ga bisa gitu juga dong Bre, lu musti ketemu Bokap Nyokap gue dulu.."


Percakapan Bre dan Karen pun semakin memanas.


"Karen, kita masih muda, jalan kita masih panjang. Gue belon mau terikat secara serius! Lagian elu liat kan, gue masih kesulitan dengan satu mata kuliah yang ga lulus-lulus, meski udah gue ulang keempat kalinya. Eee.. Lu bukannya bantuin atau gimana kek, malah yang dipikirin setiap kali ketemu gue pasti dah pokok bahasaannya married, married, dan married. Emang gue punya tampang penghulu petugas KUA apa?? Gue bisa depresi tau ga, Kalo setiap ketemu pasti lu nanya kapan married? Kaya iklan aja. Jangan siksa gue, pliss!!", dengan gamblang Bre menjelaskan semuanya sembari menyulut rokok.

"Lu pasti gitu, ngeles terus.. alesan terus dari pertanyaan gue!! Kalo depresi yaa itu derita lu. Jangan cemen dong, jadi cowok!"


"Jangan rongrong gue dong, jadi cewek!!"

"Ooo.. Jadi selama ini lu ngerasa gue rongrongin??"


"Tepat!! Nah tuh juga kelakuan lu yang malah ngatain, kalo depresi yaa derita lu. Apaan kaya gitu!"

"Kenapa emang? Haah!?"


"Karena cara berpikir lu itu terlalu pendek, terlalu sempit. Udah ahh, udah!! Bikin kusut otak aja. Gue mau ke perpustakaan kampus. Lu mending balik pulang aja deh Kaar....."


"BLAARR!!!"


Suara pintu kamar kost Bre terdengar terbanting keras, seiring kepergian Karen meninggalkan Bre begitu saja.

Brian cuek bebek dengan kelakuan Karen yang ga bermutu dan childish itu. Sekarang, aktivis kampus yang sedang galau itu beranjak jalan menuju ke perpustakaan untuk mengurai otak kusutnya yang selalu merasa di rongrong oleh Karen.


Dasar cewek. Dulu aja waktu gue peDekatein susahnya minta ampun. Jaim lah, Sok penting lah. Tapi giliran udah jadian malah suka maksain kehendak, ngekang, dan ngerongrong gue. Bikin kusut otak aja.

Termasuk kejadian eM eL pagi ini di kamar. Tadi, tiba-tiba aja Karen dateng ke kost, masuk kamar dan maksa gue untuk nge eM eL in dirinya.


Huuftt.. Bener-bener daah! Apa emangnya kebanyakan cewek tuh kaya gitu? Aah masa bodoh..


#######


Jalan yang membelah gedung induk kampus terlihat lenggang. Hanya sedikit mahasiswa yang terlihat berlalu-lalang. Kadang terdengar suara jerit teriakan, kemudian disusul suara tawa berderai yang berasal dari salah satu sudut bangunan rektorat.

Disana ada sekelompok mahasiswa-mahasiswi yang lagi asyik bercengkerama sambil bersenda-gurau.


Setelah membalas sapa temen-temennya walau hanya sekedar say hallo ataupun lambaian tangan, Bre pun melanjutkan langkah kaki nya yang gontai tertutup sneakers merah menuju ke perpustakaan.

Dia berjalan membelah taman kampus yang cukup rindang dengan pohon-pohon yang berdiri gagah seakan menantang pancaran cahaya sinar matahari, untuk melindungi siapa saja yang berteduh dibawah rindangnya sang pohon.


Bunga-bunga yang mekar elok penuh warna dari tanaman hias pun bener-bener memukau siapa saja yang melihatnya. Angin yang berhembus lumayan kencang, mampu menerbangkan daun-daun pohon yang telah menguning dan kering. Mereka tersapu terbang jauh oleh Sang Bayu.


Hmm.. Hari yang indah bagi jiwa yang sepi..


#######


Setelah sesampainya di perpustakaan kampus tercinta, Bre segera menuju ke tempat rak buku, untuk mencari sebuah buku referensi yang ingin di bacanya. Ketika sedang asyik memilih buku, Bre pun ga sengaja menyenggol sejumlah tumpukan buku, dan


"BRAAKK!!"


Suaranya terdengar sangat keras di dalam ruang perpustakaan yang hening, sehingga sejumlah orang yang sedang asyik membaca atau menulis pun tersentak kaget.


"Jangan berisik ahh!"

"Huu.. Rese lu bikin kaget aja!!"

"Ati-ati dong!"

"Sssstttt!!!"


Dan berbagai kecaman langsung menyerang sosok Brian dari segala arah delapan penjuru mata angin. Tak terkecuali kedua gadis yang langsung berbisik-bisik sambil melirik Brian yang tampak sibuk merapikan kembali buku-buku yang berserakan.

Bre tau jelas, kalo dirinya sedang digunjingkan oleh kedua gadis yang duduk didekat kaca jendela. Bre menatap kedua gadis itu.


"Wuih, cewek yang berbaju merah cantik bangeett. Anggun, Rambut lurus berkilau sepertengahan punggung, wajahnya berkulit putih cerah, matanya bening, hidungnya bangir, bibir mungil yang tipis kemerahan, dan.. daan.. Amboi, lesung pipit itu duhai menawan, dan....." gumam dalam hati Bre pun buyar, ketika terdengar suara dehem dari mulut mungil cewek baju merah itu, dan pelototan mata beningnya.

"Ehemm! Ehemm!! Apa genderuwo boleh masuk di perpustakaan ini ya, Res?" gumam cewek berbaju merah menyindir dengan suara agak keras biar terdengar oleh Bre.


"Ga tau gue, mungkin iya dan mungkin juga tidak.." jawab temennya dengan mengangkat kedua bahu.

"Soalnya ada yang serem gitu.. Hiii" imbuh cewek berbaju merah sesekali melirik kearah Bre dan sesekali pula pandangan mata mereka berdua ketemu.


"Aseem! Gue dibilang kaya genderuwo, kurang ajar. Tapi gapapa lah, yang bilangkan cewek cakep." kata Bre dalam hati.


#######


"Ssstt! Ssttt!! Liat Res, liat.. Dia garuk-garuk kepala tuuh. Pasti dapetnya kecoak yaa. Hihihi.." cewek berbaju merah dan temennya itu terus aja usil menggunjing Bre sambil terkikik, karena mengetahui Bre lagi menggaruk kulit kepala yang sebenarnya tidak gatal, melainkan lagi buntu memikirkan satu mata kuliah yang ga lulus-lulus.

Padahal Bre yakin kalo mampu mengerjakan ujian maupun kuis. Ditambah persoalan dengan Karen yang semakin membikin otaknya kram.


Bre jelas keki disindir oleh kedua cewek kampus itu. Tiba-tiba, berlagak seolah sedang membaca buku yang dipegangnya, Bre pun menyeletuk..

"Hmm.. Ternyata ada teori yang menyatakan, Jika ada seseorang yang suka menggunjing orang lain, dan itu menjadikan sebuah kepuasan atau kesenangan sesaat dari orang yang menggunjing orang lain tersebut, maka seseorang itu dikategorikan berjiwa sakit secara psikologi.."


"Hahaha.. Mampus kaga lu.." ucap Bre dalam hati sambil tertawa puas, kemudian melirik kearah mereka berdua.

Cewek berbaju merah tampak kaget dan terbengong mendengar seloroh Bre. Temennya cuma terkikik sambil menyikutkan sikunya kearah rusuk cewek berbaju merah.


"Makanya gasah aneh-aneh lu.. Meskipun gondrong dan berpenampilan metal tapi ternyata smart juga orangnya. Hmm.. Ganteng juga lhoh, ujie mah jauuh..hihii..", ujar temen si cewek berbaju merah sambil melirik menggoda.

"Apaan sih lu.. Huuu!"


Sementara itu, Bre terlihat berpikir serius.


"Mmm.. Gue harus menulis berbagai planning, harus ngapain aja dalam menghadapi the killer lecture itu. Masak cuma gara-gara mata kuliahnya, gue gagal meraih gelar kesarjanaan?? Hmm.. Kemudian gue juga harus bikin tulisan mengenai rencana-rencana impian gue. Oke, Siip!!" gumam Bre pelan tapi bersemangat.

Bre mengambil kertas dan bollpoint. Dia menulis angka 1 di kertas. "Sret" kok ga keluar? Dicobanya lagi menulis. "Srett" waduh masih ga keluar juga. Sekali lagi dicoba menggoreskan bollpoint nya,"Shrett" tetep aja ga keluar tintanya alias macet.


#######


"Aaaah!!! Kampret!! Pake acara macet segala. Baru mau menulis rencana impian menuju kesuksesan aja udah terhambat, gimana menjalaninya??.. Huuft!!" rutuk Bre kesal.

Tiba-tiba aja Bre teringat dengan makhluk cakep yang tadi selalu menyindirnya. Bre pun berjalan kearah dua gadis itu.


"Maaf, boleh pinjem bollpoint nya? Sebentar kok." bilang Bre ramah.

"Ehh.. Mmhh.. g.gimana yaah.. emhh.." cewek berbaju merah terlihat gugup dan grogi dipandang oleh mata elang Bre.


"Udah pinjemin ajaa gapapa.. Tapi jangan lama-lama ya mas!" ucap si temen cewek berbaju merah pada Bre seraya menyerahkan bollpoint.

Si cewek berbaju merah cuma terbengong, ketika temennya merebut bollpoint parker yang sedang dipegangnya, dan segera di pinjamkan kepada cowok ganteng berambut dreadlock itu.

"Makasih yaa, tenang aja aman kok.. Hehehe" kata Bre ramah sambil menebarkan ranjau senyuman mautnya.

Bre kembali duduk di kursi panjang yang saling berhadapan dengan kedua gadis yang duduk di depannya. Dia mulai menggoreskan bollpoint diatas kertas.


Cukup lama juga Bre sibuk menguas dan menggores kan tinta bollpoint parker itu. Kadang tersenyum sendiri, tapi kadang juga alisnya berkerut tajam berpikir serius, terus terdiam sesaat, udah gitu tiba-tiba langsung garuk-garuk kepala, kemudian melanjutkan lagi aktifitasnya yang kalo orang lain melihatnya pasti akan tersenyum simpul oleh tingkahnya.

"Balik yuuk, dah siang neh..", ajak gadis berbaju merah.


"Bollpoint lu gimana?"

"Lu ambil dong, kan lu yang minjemin.."


"Tapi kan punya lu.."

"Yeee, ga bisa gitu kalee, orang elu tadi yang langsung ngerebut bollpoint dari tangan gue kok!" sahut cewek berbaju merah dengan galak.


"Iyaa-iyaaa, tapi gue takut mintanya. Liat, dia senyum-senyum sendiri kan? Jangan-jangan, gila nya kumat. Hii.."

"Aah sialan lu, kalo gitu kita samperin aja berdua.."


#######


Bre pun memandang hasil coretan pada kertasnya, dan kemudian menepuk jidatnya sendiri.

"Bego!! Kok gue malah gambar sketsa wajah cantik cewek baju merah itu sih? Padahal kan mo bikin planning impian gue? Aah, ternyata ada hambatan kedua lagi deh." kata Bre dalam hati, kemudian dia melihat kedua cewek itu berjalan kearahnya dengan ragu-ragu.


Bre pun langsung tanggap dan menyerahkan bollpoint parker punya cewek baju merah seraya berujar,

"Makasih yaa, sori lama. Eeh ni pada mo pulang? Bareng yuuk.."


"Iya mo pulang. Ayok aja kalo mo barengan." sahut temen cewek berbaju merah.

Cewek cantik yang berkesan anggun itu terlihat selalu diam selama berjalan meninggalkan perpustakaan kampus. Bre pun asyik menyensorkan mata kearah tubuh semampai cewek berbaju merah.


"Gila jack! Kulit pinggangnya putih bangeett, tokednya juga mantap lumayan nyembul meski bajunya ga ketat. Dahsyat man!!" batin Bre, demi melihat baju merah cewek cantik itu tersingkap dan memperlihatkan sedikit akan keelokannya.

Mereka bertiga berpisah di sebuah perempatan. Cewek berbaju merah belok kanan memasuki jalan kampung Sidomukti, temennya jalan lurus, dan Bre sendiri belok kiri menuju rumah kost nya.


Tulit.. Tulit..

1 new message
^Karen_BaweL^
Besok ke Lembang yuuk.. Lama kita ga kesana. Pokoknya harus mau, titik!!


Aaarrgghhh!! gluodaakK!!

#######


#######

Kandang singa dan Detektif cap kampret

=======

Pagi hari yang tampak mendung..


Brian terlihat sudah hilir-mudik di koridor lantai ll kampus B. Dia telah mematangkan rencana untuk melakukan riset fakultas yang diprakarsai oleh Pak Baroto selaku Dekan fakultas.

Bre terlihat sangat sibuk dengan beragam aktivitasnya. Wajah ganteng itu terlihat dipenuhi oleh berbagai persoalan hidup yang Bre alami. Tidak ada seorang pun yang tahu.


Bre terlihat sesekali menengokkan kepala kebelakang, dia takut bertemu Karen yang kemarin mengajak Bre ke Lembang tapi tak diacuhkannya. Disaat pikirannya suntuk berat, Karen malah membuatnya semakin terhimpit tak bisa bergerak melawan kenyataan.

“Bre!!!” terdengar teriakan keras dari arah belakang.


Bre menengokkan kepala nya dan mendapati Karen sedang berjalan kearahnya dengan mimik wajah yang galak.

“Kemana aja sih lu? Kenapa ga ngasih kabar ke gue kalo ga mau gue ajak ke Lembang, hah?!” tanya Karen dengan mata melotot kearah Bre yang tampak pasrah.


“Maaf Karen, bukannya gue ga mau. Tapi untuk saat ini gue masih banyak pikiran. Soal riset fakultas, mata kuliah yang ga lulus-lulus, biaya kuliah yang akan di stop ortu kalo ga segera lulus, bikin otak gue buntu.” Terang Bre berkeluh-kesah.

“Alesan doang lu. Emang hubungan kita ga penting apa? Gue Cuma mau lu ketemu bokap-nyokap gue aja kok untuk biar hubungan kita terlihat lebih serius!” ucap karen ngotot.


Duuch.. Ni bocah kok ga ngerti-ngerti juga sih??


“Jangan menghindar terus lu.”

“Kapan gue menghindar dari elu??” tanya Bre dengan kening berkerut.


“Ayolah kita bicarakan dulu.”

“Soal apa?”


"Ya soal kita dong, masak soal ujian semester? Gimana siih!??” kata Karen jengkel.

“Maaf Karen, gue belum bisa. Gue pengen istirahat dulu. Yadah gue balik ke kost, ntar siang mo menghadap dosen. Lu met kuliah aja, daagh..!!”


Bre meninggalkan Karen yang masih aja terbengong ketika Bre mulai beranjak pergi.

“Hmm.. Bre kok jadi aneh gini yaa? Jangan-jangan dia punya cewek lagi. Gue harus cari tahu siapa gerangan cewek itu.” Gumam Karen mengambil kesimpulan sepihak.


#######


Bre terlihat termangu didalam kamar kost, tapi otaknya berpikir. Otak kanan dan otak kirinya saling bersinergi memunculkan dan meramu formula terbaik yang paling tepat untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapinya.

Mata nya menerawang kearah langit-langit kamar dengan sorot mata serius, mencoba mengejawantahkan dari apa yang sedang dipikirkannya.


“Hmm.. Gue memang harus menemui dosen gila itu. Meminta penjelasannya secara langsung, kenapa gue ga lulus-lulus terhadap mata kuliah yang di ampunya. Kalo ntar jawabannya masuk akal dan bisa diterima, oke gapapa. Tapi kalo jawabannya memang terkesan akan menjegal langkah dan cita-cita gue untuk menjadi sarjana, jangan tanya apa yang akan terjadi..” gumam Bre tampak geram.

“Setelah menemuinya, gue main aja ke tempat Karebet yang beralamat di Sidomukti, siapa tau Karebet ngerti soal keberadaan cewek cantik berbaju merah tempo hari. Yaah tepat sekali!! cewek itu kemarin memang berjalan memasuki kampung Sidomukti. Hmm.. Siip lah, begitu aja. Dari pada ntar Karen tiba-tiba nongol disini ngebahas married, bisa rontok neh rambut dreadlock gue..” ujar Bre dalam hati.


***


Bre sudah memantapkan hati untuk menemui Ibu Carissa, pengampu mata kuliah Ilmu Fa’al yang selama ini menjadi momok paling menakutkan bagi kehidupan perkuliahannya. Sekarang Bre terlihat rapi dengan kemeja hitam dan celana jeans yang juga warna hitam, dipadu dengan sepatu warna putih.

Walaupun penampilan Bre tetep terlihat flamboyan, tetapi dada nya berdegup kencang. Titik-titik keringat mulai tampak membasahi kening nya ketika langkah kaki Bre sudah mendekati pintu ruangan Ibu Carissa, Sang dosen killer. Terlihat bagai domba memasuki kandang singa...


“Tok.. Took.. Tok..”


Sesaat tidak ada sahutan dari dalam ruangan. Hening dan mencekam. 1 menit, 2 menit, 3 menit berlalu. Baru di menit ke 4, terdengar suara lembut dari dari dalam ruangan.

“Masuk”


Degup jantung cowok aktivis kampus semakin cepat, ketika melangkahkan kaki nya memasuki ruangan Ibu Carissa yang tampak terasa mengerikan seperti dunia lain bagi Bre.

“Selamat siang Bu..” ucap Bre dengan ramah.


Ibu Carissa menatap wajah Bre sejenak dengan sorot mata dingin. Suasana menjadi kaku. Kemudian Sang dosen tampak sibuk lagi dengan berkas-berkas yang berserakan dimeja. Mungkin sedang mengoreksi lembar jawaban kuis dari para anak didiknya.


#######


Sesekali tangan berkulit putih dengan jari yang lentik mengetuk-ketukkan bollpoint yang terselip diantara jemarinya, sebelum kembali menggoreskan tintanya diatas berkas.

Ibu Carissa seperti tidak menganggap kehadiran Bre sama sekali. Dia masih saja asyik berkubang kedalam berkas-berkas yang berserakan diatas meja kerjanya.


Bre menghela nafas dalam-dalam melihat kelakuan Ibu Carissa. Seakan memanfaatkan waktu lenggang daripada terbuang sia-sia, Bre pun menatap wajah Sang dosen. Hmm.. Sebenarnya wajah Ibu Carissa sangatlah sedap dipandang mata. Berkulit kuning langsat yang tampak mulus berpadu dengan wajah jelita.

Rambut hitam legam yang panjang disanggul modern keatas kepala, seperti pramugari pesawat terbang. Kacamata minus ¼ dengan warna frame ungu terang bertengger indah diatas hidung mancung, dan seakan melindungi sepasang mata bola nya yang terlihat jernih dari debu nakal yang tertiup angin.


Bulu alis yang dibentuk sesuai dengan kelopak matanya terlihat sangat menawan, berpadu-padan dengan bulu mata yang lentik.

Bibirnya tipis memerah pucat dengan sapuan tipis lipstik, begitu menggairahkan untuk segera dilumat. Bentuk bibir yang mengandung magnit memang. Lekukannya menunjukkan kalau sang pemilik akan manja melenguh dalam setiap kecupan.


Lehernya sangat cantik. Jenjang dan mulus berhias kalung yang berliontin huruf C, yang merupakan inisial dari Carissa. Leher yang pastinya akan membikin pemiliknya menggelinjang kalau leher itu dicumbu.

Di sepanjang tangan berkulit kuning itu, tampak bulu-bulu lembut yang sangat mengundang tangan nakal untuk segera mengusapnya.


Kemeja yang sudah tak berblazer itu membungkus ketat tubuh Ibu Carissa yang memang tergolong cukup tinggi dan semampai diantara para mahasiswi dan dosen wanita di kampus itu. Wow.. Kancing kemeja bagian atas sengaja dibuka.

Dengan demikian, kulit sekitar dadanya terekspose jelas dihadapan sepasang mata elang Bre. Kuning mulus tanpa cela. Sembulan payudara montok itu begitu mempesonakan mata hati siapa saja yang menerawangnya.


Belahan buah dada tampak terlihat dalam, terbungkus oleh cup bra warna merah bergaris-garis putih dan bertali pundak warna merah. Begitu menggemaskan untuk segera diremas, sepasang buah payudara kebanggaan milik Ibu Carissa itu.


#######


Apalagi di tambah bau harum wangi semerbak yang terpancar dari lekuk tubuh Ibu dosen, Uughhh ga kuaatttt!!!! Tapi sayang, semua keindahan yang menempel dalam diri Sang dosen tampak menguap begitu saja, sia-sia. Disebabkan oleh sikap Ibu Carissa sendiri yang begitu dingin dalam bersosialisasi.

Apa karena beliau berasal dari keluarga yang sangat berada alias kaya, sehingga membatasi pergaulannya dengan lingkungan sekitar. Tak ada yang tahu..


“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Ibu Carissa tanpa menolehkan wajah kearah Bre yang dari tadi tetap berdiri mematung dihadapannya.

Bre tercekat mendengar pertanyaan Ibu Carissa yang terdengar mengagetkan dirinya yang sedang asyik menilai, menaksir, dan menganalisis kecantikan Sang dosen.


Belum sempat Bre menjawab pertanyaan Ibu dosen karena masih dihinggapi rasa terkejut, terdengar lagi suara datar terucap dari bibir tipis itu.

“Silahkan duduk!” masih sama, tanpa menolehkan wajah kearah Bre.


“Terima kasih.” Jawab Bre singkat seraya mendaratkan pantatnya diatas kursi, berhadapan dengan Ibu Carissa yang duduk dihadapannya diseberang meja.

“Eemm, begini Bu. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan kepada Ibu.” Bre mencoba untuk tenang dalam setiap pengucapan kata dan kalimatnya.


“Hmm.. Apa?” sekarang Ibu Carissa menatap lekat kearah Bre. Tatapan dingin mata jernih dari wajah cantiknya sedikit membuat Bre gugup.

“Mengenai nilai atau kelulusan dari mata kuliah Ibu yang saya tempuh.”


“Berapa nomor ujian anda?”

Bre mengeja beberapa angka nomor ujiannya.


“What’s wrong? Nilai anda memang tidak bisa untuk meluluskan mata kuliah yang saya ampu.” Kata Ibu Carissa tenang dan dingin.

“Begini Bu, saya mau minta penjelasan kenapa saya selalu medapatkan hasil yang mengecewakan setiap mengulang mata kuliah yang Ibu berikan. Ini sudah yang keempat kalinya saya mengulang, dan yang keempat kalinya pula saya gagal.”


“Karena nilai anda jelek.”

“Apa?!”


“Karena nilai Brian Kusuma Wardhana jelek dan tidak bisa mengatrol untuk lolos. That’s all..”

“Cuma itu alesan Ibu??” tanya Bre gusar.


“Kalau kenyataannya memang seperti itu, mau gimana lagi??” jawab Ibu Carissa mulai jutek.

“Padahal saya merasa mampu sekali mengerjakan ujian dan berbagai kuis yang Ibu berikan.”


“Itu hanya perasaan anda saja, kalau anda mampu mengerjakan. Tapi kenyataannya khan tidak.”

Ruangan dosen itu hening beberapa saat. Tak sadar Bre mengepalkan jemarinya dengan kuat dan raut wajah yang menahan emosi. Sedang Ibu Carissa mulai berkutat dengan berkas-berkasnya lagi.


#######


“Brengsekk!! Belagu banget siih Ibu Carissa Si puteri es ini. Makanya ga laku-laku. Misal tingkahnya ga aneh gini, gue mau kok macari dia.” Batin Bre malah ngelantur tanpa arah.

“Atau gini-giniii, seandainya Ibu Carissa itu cowok, sudah bakalan gue ajak duel sampai titik darah penghabisan dari kemaren-kemaren..” imbuh Bre dalam lanturan yang tak berarah.


“Oke Bu kalau itu alasannya. Padahal semua mata kuliah yang saya tempuh semuanya lulus, Cuma mata kuliah Ibu saja yang terus-terusan gagal. Maka dari itu, saya ingin ujian lisan dari Ibu Carissa untuk mengetahui sejauh mana saya bisa mengerjakan semua ujian dari Ibu, baik lisan maupun tulisan.”

“Oke saya penuhi.”


“Tapi saya meminta dihadirkan para saksi didalam setiap ujian yang akan saya tempuh.” Ujar Bre menantang dengan nada tinggi dan dengan tatap mata tajam menghunjam wajah jelita Sang dosen yang mulai memerah menahan emosi demi mendengar lontaran Bre yang pongah.

Mata jernih dari wajah jelita Ibu Carissa mulai mengkilat marah demi mendengar omongan Bre.


“Anda kira saya tidak objektif dalam pemberian nilai?.. Iyaa..?! Saya punya otoritas penuh dalam pemberian nilai kepada setiap mahasiswa saya.”

“Tapi saya meragukan obyektifitas Ibu selama ini.”


“Oo.. Jadi anda menghina dan melecehkan otoritas saya??”

“Nggg...” Bre tiba-tiba gugup ketika Ibu Carissa mengeluarkan taring pencabut nyawanya.


“Hmm.. Oke, anda telah berani meragukan kapasitas saya sebagai pemberi nilai! Anda juga telah menekan otoritas saya sebagai dosen!!.. Saya tidak sudi! dengan permintaan anda, terlalu konyol buat saya. Dan baru kali ini saya, Carissa Adell Gayatri, menemui seorang mahasiswa yang berani menentang keputusan-keputusan yang telah saya ambil. Apa mentang-mentang anda punyapengaruh besar di lingkup kampus, terus kemudian seenaknya menyerang kredibilitas saya?!.. Begituu!!” kata Ibu Carissa marah merasa disepelekan oleh ucapan Bre.

“Sa.. Sa.. Sayyaa tidak bermaksud begit.......” ucapan Bre tercekat dan terpotong ditenggorokan melihat luapan emosi dari Ibu Carissa. Bre merasa jerih.


“Cukup!! Sekarang anda keluar dari ruangan saya!! KELUAARRR...!!!”


“BRAAKKK!!” suara buku terbanting di meja kerjanya oleh telapak tangan berkulit kunung langsat itu.


Bre terpengarah dengan teriakan itu. Rasa takut dan menyesal menyelimuti ruang didada nya.

“Aaahhh Sialan!! Kenapa juga tadi gue bilangnya malah dengan nada menantang Ibu Carissa? BEGO!!” kata Bre dalam hati sambil melangkah keluar dari ruangan dosen killer bernama Carissa Adell Gayatri, perempuan lajang berusia 26 tahun yang juga alumni dengan almamater yang sama dengan Bre.


Petugas BAAK yang melihat dan mendengar semua kejadian barusan hanya menggeleng-gelengkan kepala, ketika melihat sosok Bre berjalan dengan menundukkan kepala. Gila!! Bener-bener sang pembunuh tuuh dosen. Tokoh mahasiswa yang terkenal kegigihannya pun dibantingnya tanpa ampun. Gilaa...


Laksana Utut Adianto Granmaster catur Indonesia yang telah salah melangkahkan bidak caturnya dalam menghadapi juara dunia catur, Gary Kasparov dari Rusia. Yaah.. Seperti itu lah nasib yang sedang dialami Sang DonJuan, Bre.


#######


Bre mencoba untuk melupakan kejadian perseteruannya dengan Ibu Carissa. Dia melangkahkan kaki keluar kampus menuju kampung Sidomukti untuk menyambangi rumah Karebet, sahabat yang juga salah satu rekannya di BEM.

Rumah kontrakan Karebet terlihat lengang. Sesekali terdengar meongan suara kucing jantan yang sedang ganjen melalukan pedekate terhadap kucing betina.


Bre memasuki halaman rumah dan berjalan menyusuri lorong kecil di sisi kiri rumah Karebet, yang jika memasuki melalui lorong tersebut, maka akan langsung menuju keruang tengah.

Bre menajamkan pendengarannya, setelah sampai diruang tengah rumah kontrakan Karebet. Suara ganjil terdengar. Hmm.. Sepertinya kaya lenguhan, desahan, dan rengekan manja silih berganti terucap.


“Sialann Karebet!! Malah sedang eM eL, huuft.. Pasti dengan Santi. Hmm.. Apa gue ikutan join aja yaa nge-gangbang Santi? Hehee.. Jailin aahh!!” kata Bre dengan senyum jail mengembang.

“Bet!! Karebett!!! Lu dimana, ni gue Bre!! Halooo! Woiii!!!” teriak Bre menggelegar keras membahana, laksana Pukulan Sinar Matahari dan Benteng Topan Melanda Samudera dari Pendekar Kapak Maut Naga Geni yang meluluh lantak kan Pukulan Sukma Jagat dari Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga.


Tak berapa terdengar suara sedikit gaduh dari dalam kamar Karebet.


“Hehehee.. Emang enak, Kentang?? Nanggung?? Mana lanjutannya neh??” batin Bre menirukan suara komment para pembaca cerita panas di forum semprot.

Pintu kamar terbuka. Karebet masih dengan peluh ditubuhnya berjalan menghampiri Bre, yang cengar-cengir sambil menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.


“Kamprett lu!! Ga seneng yaa kalo temen lagi asyiik!” gerutu Karebet.

“Dah berapa celupan, Bet??” bisik Bre asal menahan tawa.


“Gundulmu itu! Orang baru mo mulai juga..” sungut Karebet.

“Hahahahaa!! emang enaakkk!.. Itu yang juga gue rasain dulu, waktu gue sedang mo nge eM eL in Karen, lu dateng dan malah teriak-teriak ga jelas. Eeh punya Santi ada bulu nya ga, Bet? Apa licin kaya punya Vina yang lu garap dibawah pohon ketela kemarin dulu itu? Hahahaaa!!!”


“Ahh rese.. ngaco lu, Bre!!”

“Hahahahahaaa!!!!!!”


#######


Mereka berdua terdiam sebentar.


“Kita ngobrolnya diluar aja yuuk, biar Santi ga ngerasa rikuh.” ucap Bre bijak.

“Siip..” jawab Karebet sambil berjalan menyusul Bre.


Mereka duduk di balai-balai dibawah pohon mangga. Menikmati semilir angin yang cukup menyejukkan suasana siang itu. Balai-balai itu berjarak tiga tombak dari teras rumah kontrakan Karebet.


“Ada angin apa yang membawa Kisanak menyambagi Begawan Karebet di Padepokan Sidomukti??”

“Begini Begawan Karebet, murid Eyang Shinto Gendeng dari puncak Gunung Gede ini mohon petunjuk mengenai sosok makhluk cantik didaerah Sidomukti ini. Kemarin Aku bertemu dengannya diperpustakaan kampus, dan ketika pulang cewek cantik itu berjalan memasuki padepokan Sidomukti ini.”


“Siapa itu sosok cewek cantik, Kisanak? Bidadari Angin Timur kah? Anggini murid Dewa Tuak kah? Ratu Duyung atau malah Sepasang Iblis Betina yang dulu pernah engkau taksir? Hmm.. Tapi, kenapa engkau tidak menanyakan perihal berita penting ini kepada Kakek Segala Tahu, Kisanak?” tanya Begawan Karebet sambil mengelus-elus jenggotnya.

“Aku sudah berusaha mencari Kakek Segala Tahu dengan kaleng rombengnya itu, tapi denger-denger dia lagi mengunjungi Si Tua Gila ke Andalas ditemani oleh Bujang Gila Tapak Sakti. Mereka masih penasaran dan pengen mengungkap siapa sejatinya Empat Berewok Dari Gua Sanggreng itu. Makanya aku tanya kepada Begawan Karebet Sang penguasa Sidomukti ini!!”


“Ooo.. Begitu,kisanak. Tapi bukankah Kakek Segala Tahu ingin memastikan Makam Tanpa Nisan siapakah gerangan? Ketika dunia persilatan dihebohkan dengan tragedi Maut yang Bernyanyi Di Padjadjaran?

“Aku sendiri tidak tahu persis mengenai berita tersebut Begawan, setelah kejadian Gerhana Di GajahMungkur dan kemunculan Raja Rencong Dari Utara beberapa saat yang lalu.


"Bagaimana dengan kapak maut naga geni mu yang tiada tanding tiada banding itu, Kisanak? apakah gagang serulingnya masih mampu mengeluarkan dengung ribuan lebah?"

"Jelas masih. Hanya tusuk konde perak kepunyaan Eyang Sinto gendeng yang sanggup menghadapinya. Eeh.. Kok jadi ngebahas kapak maut naga geni sih??"


“HAHAHA!!!.. HAHAHAHA!!!!”


Meledaklah tawa kedua sahabat karib ini yang barusan bersandiwara memerankan dengan sangat menjiwai tokoh yang ada di dalam sebuah buku cerita silat kondang asli indonesia.


#######


“Mmm, tapi disini banyak cewek cantik Bre. Gue ga bisa mengidentifikasi nya dong kalo ciri-ciri yang lu bilang cuma cantik aja. Ada ciri yang lain ga? Lha terus Karen gimana?” tanya Karebet sambil menyulut rokok.

“Apa yaa? Mmm Anu.. toked nya mancung, Bet. Uuhh, gila!! terlihat kenceng meski memakai pakaian longgar. Kulit pinggang nya juga putiihhhh. Udah gituu.......”


“Stop!! Stop, stopp!!! Makin ngelantur aja lu, Bre. Maksud gue itu yang lebih detail, bukannya yang kaya gitu, begoo!!”

“Hehehe..” Bre terkekeh.


“Kalo soal Karen gampanglah. Dia udah bikin gue gila, tau ga lu. Masak tiap kali ketemu pasti yang diomongin, kapan married? Kapan married?? Gituu mulu, heran deh gue, huuft!!” keluh Bre.

“Eeh Bet, lu kan Ketua Karang Taruna disini. Lu punya koleksi foto-foto waktu ada kegiatan muda-mudi disini ga? Yaah, sapa tau wajah cantiknya terpotret.” imbuh Bre dengan semangat.


“Nngg.. Ada sih, coba gue ambil dulu.”


Setelah sepeminuman teh..


Karebet muncul dengan membawa beberapa bingkai foto.

“Nih Bre, coba lu buka dan cari sendiri deeh.” Kata Karebet sambil mengulurkan tangan yang memegang buku foto.

Bre menerimanya, langsung serius membuka-buka dan mengamati foto itu satu per satu dengan teliti. Matanya menatap tajam dari setiap lembar halaman foto yang sedang di bukanya. Alis nya mengerenyit, kemudian tersenyum, tiba-tiba menggaruk kulit kepalanya dan memasang tampang bego. Udah gitu....


#######


“Ahaaa!!! Bet! Ini Bet, ini. Cewek yang gue maksud! Cantik yaah, emmh.. anggun gitu. Gilaa!! Gimana menurut lu, Bet? Hah? Siipkan?! Jelas laah Pilihan gue memang selalu aduhai Bet. Eeh Bet!! liat neeh senyum nya.. maniskan?? Bet, lhoh kok malah bengong siih??” tanya Bre bingung mendapati Karebet diem tak bergerak, seperti terkena jurus Totok Angin.

Karebet terus-terusan memandang ke bibir Bre yang nyerocos ga karuan senang nya seperti ketika berhasil memetik durennya Karen yang legit waktu itu.


“Yaa teranglah gue bengong liat lu yang ga beres gitu. Biasa aja kalee, Bre.. mana coba foto nya gue pengen liat..”

Karebet tercengang melihat sosok cewek cantik didalam foto.


“Bre mending lu jangan deketi dia aja..” kata Karebet ragu.

“Kenapa emang? Lu naksir juga yaa?”


“Gila lu. Bukan gitu, masalahnya dia udah punya tunangan. Tapi tunangannya sedang ngambil S2 di Perancis.”

“Gue kan cuma pengen kenal doang, Bet. Soal dia udah punya tunangan atau belum, itu bukan urusan gue.” Sahut Bre datar.


“Beneerr. Hmm.. Dia anaknya baik banget, Bre. Pendiem, ga neko-neko, ramah, dan lagian gue juga kenal baik sama ibu nya. Mau ditaroh mana muka gue coba? kalo lu deketin cewek ini dan ibunya tau kalo lu dapet info dari gue. Lagian gue takut, cewek ini tergoda sama lu, Bre. Gimana dengan tunangannya dong??” kata Karebet bimbang dan ikut menggaruk kepalanya.

“Yaaelaah.. pake garuk-garuk kepala segala lu, Bet. Kaya ketombean.” Ucap Bre ringan, tanpa sadar kalo dia sebenernya juga sering garuk-garuk kulit kepala.


“Begini, Bet. Lu ga usah takut kalau gue mo macem-macemin dia. Eeh namanya siapa sih?”

“Keysha Luna Djatmiko..”


“Iyaa Keysha. Gue cuma mo berteman aja kok. Malah ini bisa jadi alat untuk menguji kesetiaan Keitha. Tau maksud gue??”

“Keysha, bukan Keitha bego! Kaya gelandang El Barca aja..”


“Eeh iyaa.. Keysha. Kalo Keysha bener-bener sayang dan cinta sama tunangannya, so gue ga akan berarti apa-apa kok baginya. Ga bakalan deh seorang Bre merasuk kedalam hatinya. Tapi yang utama, gue emang cuma mau nambah temen aja, Bet. Eeh rumahnya dimana?”

“Hmm.. Gue ngerti. Rumahnya nomor tiga dari rumah kontrakan gue. Warna cokelat, ada pohon jambunya. Tapi, kalu lu macem-macem, awas!!” ancam Karebet.


“Lu mo ngajak duel gue, Bet?? Yang bener aja man!! Orang lu murid gue di ukm Taekwondo ma Kempo. Bisa gempor lu.. hahahahaa!!” bilang Bre disertai tawa yang tergelak.

“Iyaa- yaa.. hehehe” sahut Karebet cepat.


“Fakultas apa si Keysha, Bet?”

“Kedokteran, semester 4.”


Hobby nya apa? Tau ga lu?”

“Ngendon di rumah aja. Baca buku majalah mode, menari, dan suka music-music classic..”


“Wah suka mode juga yaa??”

“Iyaa, tapi ga yang gila-gilaan gitu deh. Busana nya juga selalu sopan kok.”


“Waow.. tipe cewek yang sederhana tapi berwawasan luas, mantap neeh!!”

“Oke dah terserah lu. Tapi pliss, jaga kepercayaan gue!!” lanjut Karebet.


“Yoaa, Bet. Siip lah. Ya udah, gue ciao dulu yaa, thanks info nya. Lu silahkan lanjut ngelonin Santi dah, puasin dia ya, jangan sampe lu kena EDI TANSIL.. hahaha!!”

“Haha.. Sialan lu, Bre. Dasar monyongg!!” Jawab Karebet sambil meninjukan kepalan tangan kanannya kearah bahu sahabatnya, Bre.


“Eeh.. nocan Keysha dong??”

“Gada nocan-nocan. Dia lum bisa di share, cuma untuk pribadi!! Lagian belum di verifikasi juga kok..”

"Dasar detektif cap kampret lu!!" imbuh Karebet.


“HAHAHAAA...!!!!!”


Tawa kedua sahabat itu membahana di suatu siang. Mereka bercengkerama sekitar 2x sepenanakan nasi..


Keysha Luna Djatmiko..Nama yang aduhai cantik. Secantik rembulan di padang singgalang.. Tapi, Si Juwita Hati kah dia???


#######


Bre celingak-celinguk didepan rumah ber-cat cokelat yang ada pohon jambunya. Pintu pagar besinya tidak dikunci. Didorongnya perlahan, tapi tetep aja menimbulkan suara yang keras. Besi bergesekan dengan besi, mengakibatkan seorang perempuan tua berkacamata yang sedang duduk merajut benang untuk dijadikan hiasan itu kaget.

Dilihatnya Bre dari ujung rambut yang dreadlock sampe ujung sepatunya. Alis perempuan tua itu berkerut bingung melihat penampilan Si Hellboy yang malah tampak cengangas-cengenges ga bener.


“Selamat sore Bu, saya temen Keysha..” sapa Bre ramah.

“Oooh.. Temen Keysha ya?? sebentar saya panggilkan.” Jawab perempuan tua berkacamata itu dengan tatapan curiga.


Perempuan tua berkacamata itu masuk kedalam rumah untuk memanggil Keysha.


“Ada temanmu, sayang.”

“Siapa Mah?”


“Ga tau Mama. Belum pernah kesini.”

Keysha termangu sebentar dan bertanya-tanya dalam hati siapakah seseorang yang mencarinya. Tumben deh, padahal selama ini jarang banget ada temen yang mengunjunginya, terlebih seorang cowok.


#######


“Ciri-ciri orangnya gimana, Ma?”

“Gondrong berambut gimbal kaya Mbah Surip.”


“Hahaha, Mama bisa aja. Keysha ga punya temen dengan model rambut kaya gitu Maa..”

“Pake celana jeans robek-robek. Kaya pimpinan geng gitu deh pokoknya.” Lanjut perempuan tua berkaca mata yang ternyata adalah Mamanya Keysha.


Keysha langsung berjalan kedepan untuk menemui tamu misterius itu. Keysha terbengong dengan tamu yang sedang dihadapinya.

Ucapan ‘Selamat sore’ dari tamu itu seperti tidak terdengar, karena Keysha mencoba mengingat-ingat siapakah gerangan ketua geng yang sekarang tampak senyam-senyum sendiri itu. Setelah Keysha berhasil mengingatnya, dia merasa sedikit kikuk.


“Maaf mengganggu. Sibukkah?” tanya Bre dengan tampang cool.

Mata elang nya membelalak menyaksikan makhluk yang begitu cantik di suatu sore yang indah dengan hanya mengenakan daster rumahan. Tanpa lengan, tipis, berleher rendah, dan dengan panjang setengah paha.


Keysha masih berpikir untuk memberikan jawaban kepada cowok ganteng dihadapannya. Sebelum Keysha menjawab, Bre lengsung memberikan untaian kalimat sakti nya..

“Maaf kalo mengganggu. Tapi gue akan merasa bersalah kalo tidak menyampaikanya. Karenaa.....” Bre menggantungkan kalimatnya dan menatap Keysha.


Amboi cantiknya cewek ini, matanya begitu bening. Lekuk tubuhnya yang terbalut pakaian minim itu sangat mengundang gairah. Belahan dada nya tampak menyembul penuh dan putih. Pahanya pun padat berisi sangatlah bagus mengkilat dan mulus terawat. Masa depan ‘otong’ pasti terjamin cerah. Perawan, yaa.. pasti masih perawan..


“Tidak. Tidak menganggu kok. Mari silahkan duduk.” Jawab Keysha ramah.

Beuh.. Suaranya terdengar merdu. Gerakan bibirnya sewaktu berbicara sangatlah menakjubkan.


Jikalau kau berkidung merdu, mereka yang lapar pun akan mendengarkan dengan perutnya..


#######


"Brian..” kata Bre sambil menjabat tangan halus milik Keysha.

“Keysha..” ucap Keysha pelan.


“Begini.. Ada temen gue, wartawan dari tabloid “gadis negeri” pernah melihat Keysha sedang menari, ga tau dalam perayaan apa gitu..”

“Masak sih? Kapan emangnya??” tanya Keysha penasaran.


“Untuk tepatnya gue juga ga tau. Tapi dia pengen nge-interview Keysha.”

“Waduh..”


“Kenapa waduh? Tabloidnya membutuhkan gadis-gadis seperti Keysha. Sosok modern tapi tetep berkepribadian.”

“Waduuh..”


“Kebanyakan gadis-gadis sekarang sok modern tapi ga ada respect. Hanya mengumbar masalah fisik. Ukuran dada sekian, pinggang sekian, pokoknya hanya masalah fisik dan fisik.” Kata Bre sambil menelan ludah ketika melirik kearah belahan payudara montok berkulit putih mulus milik Keysha yang kadang tampak mengintip jelas, kadang bersembunyi dibalik daster mini yang dipakai nya.

“Kita hanya terkesiap dengan tempat, tapi ga tau dengan isinya. Kita tercekam pada wadah, tapi lupa akan isinya.”


“Waduh..”

“Kok waduh-waduh mulu sih??” bilang Bre gemes.


“Hehehehe..” Keysha tergelak melihat tampang Bre yang bingung.

“Boleh juga otak cowok keren ini..” bathin Keysha sambil tersenyum simpul.


Keysha manggut-manggut sambil tak sadar menyilangkan tungkai kaki nya. Karena dasternya mini setengah paha, maka tak hayal, batang paha yang begitu ngonakin dengan balutan kulit mulus tanpa cela itu terpampang jelas memikat hati siapa saja yang berkesempatan melihatnya. Seperti yang Bre alami sekarang ini.

“Hubungannya dengan gue apa terus??”

“Hmm.. Begini. Keysha akan didaulat untuk membersihkan image dan stigma negatif itu dengan kharisma dan kepribadian yang lu miliki. Kasar nya begini.. Ini lho gadis yang sesungguhnya wanita.., begitu nona cantiikkk!”


“Hahahahaa.. Ada-ada saja lu. Pinter banget ngegombal. Tapi gue sukaa!”

Uuupsst!! Keysha keceplosan ngomong. Wajahnya yang berkulit putih langsung terlihat merona merah.


#######


Obrolan terus mengalir dengan lancar. Dari A sampe Z mereka berdua bicarakan. Terlihat ada kecocokan diantara mereka. Tawa canda tiada henti keluar dari mulut mereka di teras rumah berwarna cokelat itu.

Sesekali pinggang Bre kena cubit Keysha, ketika Bre menjailinya sehingga sembulan payudara mulus Keysha yang menantang itu menyenggol ringan dilengan Bre. Tak jarang pula daster mini setengah paha itu juga semakin tersingkap keatas hampir kepangkal paha Keysha yang ditumbuhi bulu-bulu lembut.


Kesemuanya itu menjadikan Bre lupa akan keberadaan Karen, lupa akan Ibu Carissa, dan lupa akan riset yang akan dilakukan fakultasnya.

Sedang Keysha pun lupa akan hari-harinya yang begitu terasa sepi tanpa tawa dan canda. Keysha juga sejenak lupa terhadap tunangannya, Ujie.


Sebuah peluang telah berhasil di tembus Bre, Sang DonJuan. Hatinya begitu riang. Tak terasa waktu maghrib pun segera menjelang. Dari raut wajah cantik Keysha tampak kalo dia mengeluh, kenapa waktu berlalu begitu cepat? Sedang dirinya merasa sangat nyaman dengan kehadiran Bre.

“Seringlah main-main kesini yaa. Jangan bosan..”


Bre pun tersenyum dan mengangguk mantap, mengiyakan permintaan Keysha, gadis cantik Juwita Hati.


Bre bersiul-siul ringan menyusuri kampung Sidomukti dengan berbunga hati. Perutnya yang laper tiba-tiba kenyang. Matanya yang ngantuk tiba-tiba cerah. Apakah ini Cinta??


Tulit.. Tulit..

1 new message
Pak Baroto^dekan fak
Brian, saya tunggu dirumah jam 18.30. ada hal penting yang harus kita bicarakan.


#######


#######

Gelisah Hati

#######


Bre membaca sms dari Pak Baroto dan langsung mengarahkan langkah kakinya menuju perumahan dosen yang terletak tak jauh dari seputaran kampus dan kampung Sidomukti. Rumah Pak Baroto sudah terlihat jelas beberapa meter dari tempat Bre melangkah.

“Tok!.. Tok!.. Tok..!”


“Selamat malam, Pak..” ucap Bre pelan.

“Brian Kusuma.. Mari, mari silahkan masuk..” jawab Pak baroto dengan suaranya yang berat.


“Ada apa Pak?”

“Begini, Brian. Tadi siang, Ibu Carissa meminta para dosen untuk melakukan sidang, membicarakan perihal tentang dirimu. Ada berita katanya kau telah menghina Ibu Carissa? Saya pengen dengar langsung dari kamu, makanya kamu Bapak undang kemari.”


Bre terkaget-kaget mendengar informasi dari Pak Baroto. Mata nya membelalak melihat raut wajah Sang dekan fakultas.

“Sampai segitunya Pak?” ucap lirih Bre.


“Benar . Ibu Carissa meminta tentang hal ini untuk di masukkan dalam agenda rapat bulanan para dosen. Nampaknya dia sangat tersinggung, dan memberikan opsi, kau yang keluar atau dia sendiri yang mengundurkan diri sebagai dosen di kampus kita.

“Kau paham maksud saya,Brian??” tanya Pak Baroto dengan wajah serius.


“Iyaa, Pak..”

“Sekarang ceritakan lah apa yang sebenarnya terjadi, Brian. Biar semuanya clear tanpa harus melakukan sidang dewan segala. Saya sangat menyukai kamu. Saya ga mau kamu mengalami kesulitan di fakultas kita, karena jasa yang pernah kau perbuat untuk fakultas.”


“Semuanya bermula ketika saya menanyakan kepada Ibu Carissa tentang mata kuliah yang beliau ampu. Saya sudah mengulang keempat kalinya pak, dan keempat kalinya pula saya gagal lulus. Padahal, bukannya sombong, saya sangat yakin dapat mengerjakan ujian dari mata kuliah Ibu Carissa baik lisan, tertulis, ataupun berbagai kuis yang diberikan Ibu Carissa terhadap saya.”

“Kamu bener-bener yakin bisa mengerjakannya??” tanya Pak Baroto memotong ucapan Bre.


“Yakin bisa Pak! Bapak tahu sendiri kan saya itu termasuk mahasiswa yang bagaimana?”

“Ya.. yaa.. yaa.. saya tahu, kamu termasuk salah satu mahasiswa yang cerdas dan brilian.”


“Ketika saya tanyakan kepada beliau, katanya nilai saya jelek sehingga tidak bisa mengatrol kelulusan saya. Saya sendiri heran Pak, masak mengulang sampai empat kali tapi gagal semuanya. Makanya tadi saya meminta kepada Ibu Carissa untuk menghadirkan para saksi ketika saya maju ujian pada mata kuliahnya. Terus terang saya bingung Pak, kalo ga lulus tahun ini, dana kuliah dari orang tua akan di stop karena saya sudah molor kuliah yaa gara-gara mata kuliah Ibu Carissa itu. Huuh!!” ujar Bre menggebu-gebu.

Brian menghela nafas panjang. Mengandung keprihatinan dan kegelisahan yang mendalam, dalam hatinya. Gelisah Hati..

Pak Baroto mendengarkan ucapan Bre dengan serius sambil mengusap-usap botak dikepalanya.


“Maka dari itu saya meminta adanya saksi dalam ujian saya, Pak.”

“Disitulah rumitnya, Brian. Kalangan dosen biasanya saling tenggang rasa dan tidak mau menyinggung koleganya.”


“Demi menutupi kebenaran? Oh God!! Saya tidak mengira di dunia ilmu, di kampus yang banyak melahirkan menteri, pejabat, dan orang-orang penting ini masih punya pandangan yang bisa merugikan mahasiswanya.

“Ilmu Cuma alat, tapi pelaksananya teteplah manusia.”


“Jadi saya harus bagaimana Pak? Terus apakah riset yang diadakan oleh fakultas ini tetap memilih saya sebagai leadernya meski sedang ada kasus seperti ini??”

“Dekatilah Ibu Carissa secara psikologi. Biarkan Beliau mereda emosi nya dulu, sehingga semuanya akan berjalan lancar kembali dan kamu bisa ujian secara wajar. Mengenai riset, kamu tetaplah menjadi Leader team. Ga ada pengaruhnya dengan peristiwa ini.” Kata Pak Baroto penuh kebapakan.


“Kalo saja mata kuliah Ibu Carissa lulus, saya udah jadi sarjana dari tahun kemarin.. Terima kasih Pak. Saya akan senantiasa melaksanakan petuah Bapak. Saya mohon pamit Pak..” ucap lirih Sang DonJuan.

“Oke Brian. Jangan sampai kehilangan kepercayaan diri.”


“Baik Pak, saya mohon pamit.”

Bre berjalan dengan kepala tertunduk di jalan berdebu. Sementara itu lampu-lampu merkuri sudah menyala terang, tapi tetaplah tak bisa menerangi hati dan jiwa Brian Kusuma Wardhana. Pikirannya kosong. Benaknya melayang menuju lorong tak berujung.


#######


Kerumunan mahasiswa semakin menyemut di pelataran hall kampus gedung B. Panasnya terik matahari tidak menyurutkan minat para mahasiswa yang sedang asyik melihat pertunjukan seni yang tengah berlangsung. Suasana acara pembacaan puisi itu sangat meriah, penuh hiruk pikuk.

Bre terlihat melongokkan kepala untuk mencari tempat yang pas untuk menikmati acara tersebut. Dia juga celingukan mencari sosok Karen, siapa tahu dia juga ikutan nimbrung di acara seni itu.


Para pembaca puisi silih berganti membawakan karya nya. Pelaku teater pun terus beraksi. Sungguh sangat luar biasa penjiwaan yang mereka suguhkan dalam setiap lontaran kata dalam puisi tersebut. Riuh sorak dan tepuk tangan langsung membahana jikalau sang penyair telah selesai membawakan puisi nya.

“Sekarang kita memberikan kesempatan kepada sosok aktivis kampus untuk membacakan puisi secara spontan. Kita panggil, Brian!!!” seru MC dadakan acara seni itu.


Kontan seluruh penonton menolehkan wajahnya kearah Bre dan berteriak koor diiringi tepuk tangan..

“Brian!.. Briann!!.. Brian!!!”.. Brian!!!”


“Kampret!! Kenapa jadi gue yang kena sasaran sih?? Apakah ini acara untuk ngerjain gue? Padahal kan gue ga ulang tahun. Aah rese banget dah MC nya!!” rutuk Bre, dengan langkah kaki maju kedepan.

Dengan berbagai pengalamannya, Bre tetep terlihat tenang dan tetep cool, meski dia didapuk membawakan puisi secara spontan.



“Oke temen-temen semuanya, terima kasih telah menunjuk saya untuk mengisi acara ini. Meski saya mungkin terlihat tolol dihadapan kalian..”

“Hahahaa..”

“Huuuuuu!!”

“Suit.. suit!!”

“Ayo Bre!! Kamu bisa!!”

“Assololee, Bree!!”


Dan berbagai kata penyemangat untuk Bre.

Bre terdiam sejenak memikirkan puisi apa yang akan dibawakanya. Dia teringat pernah membaca sebuah puisi cinta yang ditulis oleh seorang fisikawan yang ditujukan kepada sang kekasih.

“Hmm.. Itu aja yang mau gue bawain.” Batin Bre.


“Oke, Saya akan membawakan sebuah puisi cinta dari seorang Fisikawan untuk sang kekasih..”

“PLOKK!.. PLOOK!!.. PLOOKKK!!!”


Tepuk tangan langsung membahana menyambut aksi Bre..


“Semenjak bertemu denganmu, energi statik benih cintamu telah mengejutkan gaya pegas jantungku, sehingga jantungku berdetak tak beraturan bagaikan gelombang bunyi gendang yang tak beraturan saat aku berada beberapa meter darimu. Refleksi cahaya cintamu telah membunuh urat mataku sehinga membiaskan bayangan wajahmu yang selalu di otakku.

Pancaran Radiasi Pesonamu membuat otakku tidak bisa berpikir rasional, sehingga elektromagnet dalam hatiku terpengaruh gelombang magnet cintamu. Sejak Saat itu, atom-atom penyusun cinta ini kian mengumpul karena gaya listrik statik dan energi Potensial di hatiku.

Saat jauh darimu, partikel-partikel cintaku tidak bisa diam sehinga melakukan tumbukan-tumbukan lenting sempurna dan menghasilkan energi rindu dengan rumus E = MC2, yang mana M adalah Masa waktu dimana semakin lama semakin jauh darimu maka energi rinduku semakin bertambah besar. Sedangkan C adalah Cintaku padamu yang berbanding lurus dengan Energi rinduku.

Usaha untuk memberikan gaya lorenzt-ku padamu telah kuberikan dengan FL = i B Sin ØØ. Mudah-mudahan dengan penurunan rumus cintaku padamu dapat memahami pemuaian cintaku padamu dan peningkatan massa jenis cintaku agar tekanan cinta dalam hatiku bisa setimbang setelah bereaksi dengan cahaya cintamu. Dimana bila FL adalah gaya cintaku padamu akan berbanding lurus dengan i (arus listrik cintaku) dan B adalah besarnya medan magnet dalam hatiku dan arah sudut refleksi cinta dengan Sin.”

I intensitas

L listrik
O optik
V kecepatan
E energi
U usaha


“Saya Bre, sekian dan terima kasih..”

“PLOKK!!.. PLOOK!!.. PLOOKK!!!”


“Waah keren, Bre!!”

“Bisa aja lu!!!”


Tepuk tangan membahana pun terdengar meriah di akhir aksi maut Sang Flamboyan.


#######


“Mas Bre!! Teriak seorang cewek cantik.

Bre menolehkan wajahnya dan tersenyum, ketika melihat Keysha melambaikan tangannya. Bre berjalan mendekat kearah gadis yang membutakan hatinya itu. Bre
juga melihat Karebet bersama Santi didekat Keysha.


“Wah mas Bre hebat banget. Keysha suka dengan gaya, mimik wajah, dan intonasi suara mas Bre ketika membawakan puisi tadi. Cool banget juga kereeenn!!!” sanjung Keysha senang tanpa tedeng aling-aling seraya memegangi lengan Bre dan menggoyang-goyangkannya.

“Hehehe.. Padahal biasa aja kok Key..” sahut Bre sambil mengedipkan mata kearah Karebet.


Karebet pun memelototkan matanya mengetahui Bre telah berhasil menundukkan Keysha dengan pesona yang dimiliki aktivis kampus itu.

“Hi Bet, Santi. Ternyata suka acara kaya gini juga ya? Eeh by the way, ada film bagus neeh di Twenty one. Bruce Willis.”


“Hi juga Bre.. Wah asyik tuh film nya..” sahut Karebet dan Santi.

“Iyaa, pasti keren aksi Bruce Willis. Yuuk nonton yuuk, mas Bre mau khan nemenin Key??” ujar Keysha merajuk manja kepada Bre.


Bre pun dengan senang hati menyetujui ajakan Keysha.

“Hebat lu Bre. Hebat..” bisik Karebet di telinga Bre.


“Rapalan apa yang lu gunakan sih? Sampe Keysha kebat-kebit gitu sama lu??” tanya Karebet penasaran.

“Biasalah Bet, rapalan dari Kitab Sakti Delapan Sabda Dewa..” jawab Bre singkat


“HAHAHAHAA!!!”


Mereka tertawa kompak.

Bre pun tersenyum dengan penuh kepuasan setelah mampu merobohkan benteng hati dan jiwa Keysha.


#######


#######

Puteri Es yang ga dingin lagi

#######

Bus pariwisata mulai melaju meninggalkan kampus yang penuh dengan cerita kehidupan. Bus dengan karoseri Maju Mapan bergerak menuju suatu tempat berdataran tinggi di sebuah kota di jawa tengah, menghantarkan para mahasiswa-mahasiswi dan dosen pembimbing untuk melakukan penelitian atau riset mengenai efek dari pembangunan industri terhadap pola pikir dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Didalam bus ber-ac terlihat seru dengan berbagai celotehan lucu yang di keluarkan silih berganti dari puluhan mulut para mahasiswa.


"Bre, lihat tuh Si puteri es ikut bernyanyi.." kata Andi berbisik kepada Bre sambil menunjuk kearah Ibu Carissa.

"Tampak senang dia." imbuh Andi.


Bre melongokkan wajahnya dan dia melihat Ibu Carissa ikut mendendangkan lagu dari genjrengan gitar salah seorang mahasiswa.

"Padahal cantik ya? tapi kok masih betah aja untuk terus melajang. Kurang apa coba Bre? Udah pinter, cantik, putih mulus, bodinya pun oke punya." bilang Andi yang merupakan salah satu temen Bre di HMJ.


"Bener sih, apa yang lu katakan. Tapi sayang dia begitu dingin sama yang namanya cowok." timpal Bre meng-amini pendapat Andi.

"Eeh Ndi.. ntar selama di Dieng lu jagain Karen ya. Gue ga mau dia terlihat kolokan ke gue. Ga enak aja sama temen-temen yang lain karena disini kan gue di serahi tanggung jawab yang besar sama Pak Baroto." imbuh Bre.


"Iya beres dah, tenang aja lu Bre. Lagian siapa yang nolak tawaran untuk nemenin cewek seksi kaya Karen, Hahaha!!" balas Andi dengan ketawa ngakak.

"Bisa aja lu!."


"Hahahaha!!"

Mereka tertawa kompak satu sama lain.


#######


Setelah menempuh perjalanan panjang, laju Bus mulai terseok-seok ketika meliwati jalan yang berkelok-kelok. Pemandangan yang begitu indah dengan samping kanan berupa jurang dan di kirinya berupa hutan pohon pinus. Ibu Carissa terlihat masih terlelap. Hmm.. Wajah itu masih aja menunjukkan kejelitaan dalam tidurnya.

"Bre, tau ga kenapa Ibu Carissa belum punya pasangan sampe sekarang?" tanya Andi sembari ngemil popcorn.


"Eem apa ya? Pada minder kali kalo mo ngedeketin dia.." jawab Bre sambil menyerobot popcorn dari tangan Andi.

"Tepat Bre. Dulu waktu zaman kuliah, Ibu Carissa termasuk bunga kampus. Cantik, anak orang kaya, dan pinter banget otaknya. Bahkan tak jarang Ibu Carissa membego-bego kan temen kuliahnya kalo keliru dalam penyampaian teori masalah tugas kuliah. Dia selalu berusaha tampil sejenius mungkin dengan membaca berbagai macam buku materi kuliah, sehingga kemampuan akademiknya sangat jauh meninggalkan temen-temen kuliahnya. Sampe-sampe julukan Killer itu sudah tersemat semenjak dia kuliah. Hahaha!! Gila!.. Maka dari itu, sampe sekarang gada cowok yang berani ngedeketin dia, Bre.." terang Andi sedetail-detailnya.


"Ooo begitu ya? Pantesan Ibu Carissa terlihat begitu angker." imbuh Brian.

Tak terasa perjalanan panjang itu sudah berakhir. Mereka sudah menapakkan kaki di daerah tujuan, dataran tinggi dieng. Pemandangan yang susah ditemukan di kota besar kini tersuguh manis.


Terlihat dikejauhan berupa candi-candi dan pohon jati juga pohon pinus. Hawa yang dingin langsung terasa menyelimuti tubuh-tubuh letih rombongan Bus itu. Bergegas mereka keluar satu per satu dari dalam Bus lengkap dengan barang bawaan masing-masing.

"Maaf Bu, biar saya yang bawa kopornya aja." kata Bre ramah kepada Ibu Carissa.


Dia menoleh kesamping, dan terlihatlah sosok Brian dengan senyum maut yang selama ini banyak membuat para gadis klepek-klepek.

"Terima kasih." ucap Ibu Carissa pelan. Gurat keletihan telah terpahat dengan indahdi raut muka yang masih saja terlihat cantik. Kopor itu segera berpindah tangan.


"Uuhh gila jack! Jemari tangan dan kulitnya halus bangeet!" teriak Bre dalam hati, ketika merasakan kalo tangannya baru saja bersentuhan dengan tangan Puteri es.
Mereka berjalan menuju penginapan dirumah ketua desa. Jalan yang mereka lalui sedikit menanjak dengan batu kerikil yang berserakan.

"Pening Bu?" tanya Bre rada ngeper.

"Hmm.. Iya sedikit pening."


"Ntar saya buatkan teh Bu. Teh daerah sini sangat enak dan harum. Ada yang mengatakan bisa juga untuk aroma therapy. Mudah-mudahan bisa menyegarkan Ibu." ujar Bre menawarkan solusi.

Sekilas Bre melihat Karen sedang berjalan dengan Andi dan rombongan yang lain.


Riset itu sekitar seminggu lamanya. Mereka melakukan serangkaian wawancara dengan masyarakat sekitar. Mengumpulkan berbagai data adalah salah satu aktivitas mereka selama disini.

Petang ini Bre berjalan ke pemondokan beriringan dengan Ibu Carissa, setelah mencari data dari rumah ke rumah penduduk setempat.


"Ibu tidak ingin melihat tempat-tempat yang menakjubkan yang dipunyai desa ini?" tanya Bre dengan nafas terengah-engah karena jalan yang dilaluinya memang menanjak.

"Saya capek banget, pengen istirahat."


"Sayang kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja. Di daerah sini ada telaga warna yang airnya berwarna-warni dan sangat bening sampe untuk bercermin pun bisa. Tak jarang banyak burung yang bermain di telaga itu. Wah pokoknya seperti didalam dongeng semuanya tampak sangatlah indah." ujar Bre seraya ber-promosi layaknya duta wisata.


#######


"Nge-gombal mu boleh juga, ga percaya!!"

"Bukan gombal Bu, tapi memang kenyataan. Ada juga candi-candi yang berdiri kokoh dikelilingi rumput nan hijau, hmm.. Sangatlah menakjubkan dan sangat cocok untuk ditempati oleh Dewa-Dewi."


"Wah lumayan keren, tapi sayang tubuhku sangat capek. Ini juga udah kerasa meriang."

"Kalo begitu biar nanti saya carikan obat tradisional."


Mereka tiba ditempat penginapan. Puteri es itu terlihat kepayahan dengan peluh di keningnya.


"Bu Carissa suka pijit ga? Kalo suka, disini ada ibu tua yang pintar mijit."

"Boleh juga idenya."


"Oke Bu, saya carikan yaa.." ujar Bre dan segera berlalu meninggalkan Ibu Carissa.

Dosen killer itu termangu dalam diam.


"Baik juga Brian anaknya." gumamnya.

Ibu Carissa teringat bagaimana Brian penuh perhatian dan banyak membantu keperluan-keperluannya selama riset berlangsung.


"Sangat telaten terhadapku." gumam lirih Sang dosen. Selama bergaul di lingkungan yang dingin itu, kekakuan dan kebengisan Ibu Carissa perlahan-lahan lumer. Puteri es yang ga dingin lagi..

Jam19.00wib Bre menyambangi pondokan Ibu Carissa bersama ibu tua tukang pijat. Bre berdesir melihat Sang dosen hanya mengenakan baju kemben yang membalut tubuh semampainya. Lengan itu terlihat panjang dan mulus. Belahan dadanya mengintip malu-malu membentuk seperti lubang coin dipermainan Time Zone.


"Ehemm! Ehemm!!" Ibu Carissa berdehem dengan sedikit senyuman, untuk membuyarkan tatap mata elang Bre yang nakal, yang sedang menggerayangi sembulan dan belahan payudara montok menggemaskan miliknya.

"Ehh.. Ngg.. I..Inii Bu, Ibu pemijitnya." ucap Bre salah tingkah.


"Oke.. Itu apa yang kau bawa?" tanya Ibu Carissa memperhatikan sesuatu yang sedang dipegang Bre.

"Ooh ini ramuan tradisional Bu. Jahe merah, secang, serei, adas pulowaras, akar-akaran dan gula batu. Ntar direbus kemudian di saring, airnya diminum selagi masih hangat. Dijamin besok Ibu sudah kembali fresh." terang Bre.


"Makasih banyak yaa.."

Ibu Carissa tersenyum manis kearah Bre, kemudian masuk kamar diikuti perempuan paruh baya yang akan memijitnya.


"Senyum kesepuluh ke gue sampai saat ini. Gila! Senyum wanita dewasa itu sungguh memabukkan kalbu." batin Bre sambil berlalu dari kamar Si puteri es yang telah mencair.


#######


Senyum mentari pagi mulai muncul di balik gunung. Senyum yang cerah secerah hati Bre yang mampu melumerkan hati Ibu Carissa.

Beberapa mahasiswa tampak masih berkerubut sarung dan merokok untuk melawan hawa dingin yang masih terasa. Terlihat Bre berjalan kearah pondokan dengan handuk yang masih tersampir di pundaknya. Hanya dengan celana kolor Bre tampak segar setelah mandi.


"Mandi dulu Ndi biar seger!! Cemen lu ahh!" teriak Bre ketika melihat Andi masih terbelenggu kain sarung.

Ibu Carissa sedang menikmati hangatnya sinar sang surya ditemani secangkir teh hangat. Wajah cantiknya terlihat berseri.


"Brian!!" seru Ibu Carissa sambil melambaikan tangan kearah Bre.

"Wah ramuanmu semalem bener-bener mujarab. Nafsu makan ku bertambah neh, wah bisa-bisa aku jadi endut kalo berlama-lama disini." kata Sang dosen semangat, sambil melirik dada bidang Bre.


"Hmm.. Dadanya sungguh bagus. Bidang. Otot trisep dan bisep nya pun terbentuk, ditambah perut yang sixpack. Sungguh cowok jantan." gumam dalam hati Ibu Carissa.

"Saya jamin tidak akan endut Bu. Gadis gunung juga biasanya banyak makan tapi mereka berbadan singset karena hawa segar dan mendaki bukit adalah obat kecantikan yang manjur. Semakin lama disini tubuh Ibu akan semakin bagus berlekuk." celoteh Bre.


Ibu Carissa langsung merona malu dengan kata-kata Bre. Tapi dalam hatinya dia sungguh tersanjung.


"Eh jadi kita ke telaga?"

"Kalo Ibu mau, saya sih oke-oke aja."


"Ayo Brian!" kata sang dosen bersemangat.

"Berdua saja? Atau saya panggil yang lain?"


"Ngg.. Iya berdua aja, Brian.."

"Oke deh, saya bersiap dulu ya Bu."

"Oke!"


#######


Ibu Carissa mengenakan baju longgar warna putih untuk menyamarkan sembulan sepasang payudara montok yang dia punya.

Tali dan cup Bra berenda warna hitam yang membungkus rapi tonjolan buah sekel itu terlihat samar. Celana panjang pencil bahan kain mencetak batang tungkai kaki nya yang panjang. Tak lupa kacamata minus ¼ bertengger manis di hidungnya yang mancung.


Sedangkan Bre memakai kaos oblong dan celana lapangan selutut. Mereka berdua mulai berjalan menembus rumput dan bunga-bunga liar. Sesekali Bre memperhatikan sesuatu yang indah yang sedang berjalan disampingnya.

"Sedikit jauh kita akan berjalan, Bu.."

"It's oke!"


Selama perjalanan menuju telaga, Bre terus berceloteh tentang situs-situs yang ada didaerah sekitar situ. Ibu Carissa menjadi pendengar yang budiman. Cerita Bre sungguh mengasyikkan.

Tak terasa mereka sudah sampai tujuan. Bintik-bintik keringat muncul menghiasi ujung hidung Ibu Carissa yang cuping hidungnya terlihat mengembang dan mengempis terengah-engah. Ibu dosen yang cantik itu duduk diatas rerumputan.


Didepannya terhampar telaga yang berair warna-warni. 200m dari telaga ada sebuah rumah kayu yang masih terawat tapi tak berpenghuni. Tempat untuk melepas lelah para pemancing.

"Betulkan Bu yang saya bilang.." kata Bre berbisik sambil menunjuk kearah telaga.


Sekelompok burung bangau tampak bermain dipinggir telaga.


"Luar biasa. Sangat memukau.." gumamnya lirih dengan pandangan takjub.

Bre terkekeh. Serombongan burung bangau hinggap di seberang telaga. Salah satu diantara mereka terpeleset ke telaga dan langsung bersuara,


"KHAOK! KHAOOKK!!"


Ibu Carissa tertawa merdu melihat bangau yang terpesok kedalam telaga.


#######


"Tempat ini agak meyakinkan kalo dihubungkan dengan legenda. Banyak orang-orang ke sini untuk memperluhur batin." kata Bre membuka percakapan.

"Kau percaya?"


"Bisa ya atau bisa juga tidak. Soal keyakinan aja.."

"Tapi kan tidak realistis?"


"Banyak yang tidak realistis tapi dipercaya, misalnya soal ramalan astrologi."

"Aah bullshit itu!" sanggah Ibu Carissa.


"Saya pernah belajar ramalan, Bu."

"Ooyaa?"


"Mana telapak tangan Ibu."

Ibu Carissa terlihat gugup ketika telapak tangannya mulai dipegang Bre. Perlahan ditelusurinya gurat tangan Ibu dosen itu. Kening Bre berkerut, kening perempuan cantik itu pun ikut berkerut. Bre terlihat serius terhadap gurat telapak tangan yang dipegangnya. Yang dipikirkannya bukan pada guratan tapi alangkah mulusnya tangan ini. Begitu lembut. Andai di cium pasti pemiliknya menggelinjang geli.


"Bagaimana?"

"Gini.. Berdasarkan gurat tangan, Ibu itu makannya banyak, jutek orangnya tapi cantik parasnya.."


"Hei kurang ajar!"

"Tapi benerkan Bu?"


"Sama juga boong tuuh, namanya. Uuuh!" mulut Ibu Carissa cemberut tapi itu lah awal dari sebuah senyuman. Yaah.. Senyuman mematikan bagi siapa saja yang melihatnya.


#######


Dia menarik tangannya tapi Bre menahan. Angin yang bertiup sepoi menerpa rambut Ibu Carissa sehingga menutup kening. Bre merapikan anak rambut yang nakal itu.

Sang dosen cantik terpana sesaat. Kemudian dengan ragu, tangannya terjulur mengusap pipi Bre yang sedikit berjambang. Mereka bertatapan. Pipi Ibu dosen itu merona merah. Dia juga menggigit bibir dan merunduk malu.


Tangan Bre yang menggenggam pergelangan, kini pindah ke jari. Bre meremas jemari itu. Ibu Carissa menatapnya. Debur jantung dosen jelita itu bergemuruh. Ditengah alam yang dibelai angin gunung itu, dia bukanlah seorang dosen.

Dia hanyalah seorang wanita yang sedang merasakan debaran jantungnya. Bulu kuduknya meremang ketika terasa belaian di kedua pipi yang turun merayap kearah leher jenjangnya. Dia melirik kearah pemilik tangan nakal itu.


Tatap mata elang Bre membuatnya gemetar. Suasana yang tak pernah dialaminya selama ini. Usapan dan belaian Bre cuma dibalas dengan pejaman mata.
Begitu pula ketika Bre mulai mencium dan melumat bibir tipis penuh gairah itu. Lalu perlahan, bibir Ibu Carissa mulai belajar membalas lumatan hangat dari Brian. Permainan lidah kedua insan berbeda status itu sungguh mengasyikkan.

Saling membalur, saling melumat, dan saling men-dansa kan lidah. Ketika sedang asyik bercumbu rayu penuh gairah di dekat telaga, tiba-tiba butiran air jatuh dari langit.


Gerimis dan semakin bertambah deras. Spontan mereka berdua berlari bergandengan tangan menuju kesebuah rumah kayu yang berjarak 200m dari tempat mereka memadu nafsu.

Buah payudara Ibu Carissa terlihat terlonjak-lonjak naik-turun begitu menggemaskan untuk segera di remas-remas selama berlarian kearah rumah kayu tersebut. Sesampainya didalam, mereka dengan kompak melihat telaga yang tertimpa hujan.


#######


"Tadi begitu cerah sekarang ujan deras.." gumam Ibu Carissa.

"Kemarin begitu judes sekarang begitu menggairahkan.." gumam Bre sambil melirik menggoda sosok jelita disebelahnya.


"Apaan sih.. ii.iiih sebel.." sahut Ibu dosen dengan manja seraya melontarkan cubitan gemas kearah Bre.

Bre pun dengan sigap menangkap tangan yang hendak mencubitnya dan langsung memeluk erat tubuh semampai Sang dosen. Tanpa takut, Cowok ganteng berambut dreadlock itu mulai mencumbu dengan penuh hasrat. Dengan sedikit gerakan dansa, dibawanya Ibu dosen cantik itu memasuki ruangan di dalam rumah kayu.


Bibir mereka saling menempel erat. Membekap dan saling pagut satu sama lain diselingi kuasan lidah yang terlihat menggelora.

"Ummphhfff!!"

Bre juga mencumbu leher jenjang Ibu Carissa. Mengecup, menjilat setiap inci kulit kuning langsat yang begitu lembut dan hangat. Ibu Carissa hanya mampu memejamkan mata sambil mendongakkan kepala keatas. Menikmati dan meresapi rasa nikmat yang mulai menjalar, merasuki setiap syaraf yang ada didalam tubuhnya..

"Ooughh!! Sshhh!"

Desis suara manja dari Ibu Carissa, ketika sepasang payudara ranum yang kencang miliknya mulai dibuai oleh remasan lembut dengan gerakan memutar, meski masih tertutup baju longgar dan terbungkus bra.


"Aauuww!! mmphh! Bre.ee.. Uughh!!"

Lenguhan kembali terdengar ketika gerakan meremas telapak tangan Bre disertai pilinan di puting buah dada Ibu Carissa. Tanpa sadar, tangan Ibu Carissa menjangkau kontie Bre yang sudah tegak didalam celana lapangan yang dipakainya.


Diusapnya lembut tapi cepat batang kontie itu naik turun. Diurutnya batang kelakian Bre dengan penuh rasa gemas.

Tangan Bre mulai memegang ujung bawah baju Ibu Carissa, sementara lidahnya mulai mengecup bongkahan payudara yang tampak masih kencang itu sehingga baju Ibu Carissa menjadi basah. Sesekali wajah ganteng Bre di uyel-uyelkan diantara dua gundukan besar yang bernama payudara ataupun buah dada itu.


#######


"En.ennaakKhh! Bre.ee!.. uughh!" suara dosen cantik berumur 26tahun terdengar sedikit gelagapan, ketika pantat bulatnya juga teremas oleh telapak tangan Bre.

"Ooughhh!! usapan tangan ib.buuh j.jug..jugaa.ahh enakkhhh!!" sahut Bre sambil menggelinjang merasakan usapan dan kocokan tangan Ibu Carissa di batang kontie nya.


Ibu Carissa mundur beberapa langkah kebelakang. Ditatapnya wajah pejantan dengan kerling mata menggoda. Dengan sedikit liukan erotis, Ibu Carissa mulai memegang bajunya sendiri, dilepaskannya kancing baju itu satu persatu. Bre pun meneguk ludah berkali-kali dengan disertai desiran didada yang begitu kuat.

Pelan-pelan tubuh indah bagian atas Ibu Carissa mulai tersingkap, ketika baju longgar yang di pakainya mulai terbuka lebar dan merosot jatuh ke bawah dan teronggok diatas lantai.


“Uughhh.. Shitt!! mulus bangeet..” gumam Bre dengan tatap mata nanar.


Dia menatap tajam kearah tubuh kuning langsat milik Ibu dosen cantik itu. Terutama ditujukan kearah sepasang payudara yang tampak menyembul dan mencuat indah yang hanya berpenutup Bra berenda warna hitam.

Sepasang payudara itu terlihat kencang menawan, size nya terlihat sedikit agak besar ketimbang saat Ibu Carissa masih mengenakan baju. Perut Ibu Carissa yang takut endut itu terlihat ramping dan rata dibalut kulit kuning langsat ala puteri keraton.


“Celananya juga dong Bu.. Yaaa..” rengek Bre menahan gejolak.

Ibu Carissa mengembangkan senyum manisnya mendengar perintah Bre. Dia mulai melepaskan celana panjang lalu dengan perlahan memelorotkannya. Gerakan yang sangat sensual. Sepasang tungkai paha kuning langsat terlihat sungguh berkilau dan padat berisi, menjadi pemandangan yang sangat indah bagi Bre.


Batang paha Ibu Carissa begitu proporsional, tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil, membulat indah membentuk pinggul yang aduhai sempurna.
Pinggangnya pun sungguh ramping dan sedap dipandang. Bagian selangkangannya membentuk sebuah gundukan yang masih terbungkus celana dalam warna hitam berenda yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang kuning langsat.

“Waahh!! Gila! Tubuh yang bener-bener aduhai. Bra sama celana dalamnya juga dilepas dong Buu..” Perintah Bre dengan nada merajuk dan napas yang semakin memburu cepat.


Ibu Carissa terkesiap. Wajah cantiknya mendadak memerah malu. Tapi Ibu Carissa tidak punya pilihan lain, karena ia juga menginginkannya dan sudah terbawa gairahnya sendiri.

Dengan malu-malu dan tampak begitu menggemaskan, Ibu dosen yang tadinya begitu judes itu mulai meraih kait Bra di bagian belakang punggung mulusnya lalu pelan-pelan pembungkus sepasang payudara sekel itu merosot dari tempatnya.

Uughh!!! Seketika bongkahan sepasang payudara yang begitu mulus mencuat indah telanjang di depan cowok ganteng itu. Payudara idaman yang begitu membuaikan jiwa dan hati nurani. Bulat padat dan kenyal dengan ujung yang berputing warna merah muda dengan lingkar aerola kecil.


Ibu Carissa secara reflek menutupi payudaranya dengan menangkupkan kedua telapak tangannya. Baru pertama ini dia telanjang dada dihadapan cowok. Tapi Sang DonJuan buru-buru segera melarangnya.

“Jangan ditutupi, Buu.. Bagus banget susu Ibu. Ouughh.. !!” kata Bre sambil tak sadar mengelus batang kontienya sendiri dengan mulut sedikit ternganga.


“Celana dalam Ibu seksi banget, tapi akan lebih seksi jika dilepas juga, hehe..” imbuh Bre sambil terkekeh mesum.

“Nakal juga ternyata kamu yaa..” balas Ibu Carissa seraya memainkan matanya dengan bitchy.


#######


Ibu Carissa tampak senang dengan pujian yang dilontarkan Bre. Dia menurut dan akhirnya memelorotkan celana dalam warna hitam yang masih membungkus erat daging meki nya.

Sekarang Ibu Carissa sudah berdiri dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun di hadapan Bre, satu-satunya yang masih melekat di tubuh seksinya yang wangi hanyalah kalung dengan liontin huruf C, dan women watchnya.


Bre, pejantan ganteng itu hanya mampu berdiri mematung seakan tertotok urat nadinya, memelototi tubuh telanjang bulat yang begitu mulus di hadapannya sambil berdecak kagum penuh birahi jalang.

“Amboii!! bukan main mulusnya. Tampak lebih indah dari yang selama ini saya bayangkan, Bu,” Bre menantap liar kearah sepasang payudara Sang dosen yang polos menggantung indah.


Kemudian Bre berjalan mendekati Ibu Carissa, tangan nakalnya mulai melakukan perang gerilya keseluruh bagian tubuh bugil yang tidak tertutup selembar benangpun itu. Tangannya meraba dan merayap pelan ke sekujur tubuhnya.

Dengan santai Bre mulai menjamah sepasang bongkahan daging payudara Ibu Carissa dengan lembut dan mulai meremasnya perlahan. Dosen jelita berumur 26tahun itu merasa seperti tersengat listrik, ketika sentuhan tangan kekar itu mengurut payudaranya.


Sensasi aneh mulai melanda, mambuat tubuh telanjang bulatnya bergetar, darahnya yang selama ini begitu dingin langsung menggelegak panas. Nafasnya pun sedikit demi sedikit mamburu tidak teratur.

Bre mulai mencumbu payudara yang indah menggelantung didada seorang dosen wanita cantik yang seharusnya dia hormati. Lidahnya menyapu telak puting kemerahan yang sudah mengeras itu.


Ibu Carissa hanya mampu mendongak dan mendesah merasakan sentuhan lembut bibir Bre pada kedua payudaranya. Dia menggialkan tubuh dengan sensual ketika mendapat serangan itu. Sambil bibirnya terus mengulum dan memagut bibir tipis Ibu Carissa, tangan Bre juga ikutan memilin puting payudara yang terus menggodanya itu dengan gerakan sedikit lebih keras.

Belaian lembut dan cumbuan Bre pada kedua bongkah payudara Ibu Carissa membuat sensasi tersendiri di dalam tubuh dosen muda itu. Semakin menggelora dan membuatnya mendesah dengan nafas tersengal.


Tiba-tiba Bre memagut bibir dosennya itu dan melumatnya dengan penuh nafsu. Ibu Carissa tersentak kaget, dia langsung berusaha membalas dan meng-counter ciuman Bre.

“Mmmphhh!!!.. Ssshhhh!!”

Ibu Carissa sempat berontak selama beberapa saat karena kehabisan nafas. Namun ciuman dan belaian tangan nakal Bre pada daerah sensitifnya langsung membuat dirinya seolah lemas tidak bertenaga.

Tubuh indah semampai yang mulai licin berpeluh itu mulai dikuasai oleh nafsu syahwat, sehingga membuatnya terombang-ambing diatas awan gairah. Baru kali ini Ibu Carissa melakukannya dan langsung merasakan kenikmatan yang menggelora, hingga menggodanya untuk meneruskan lebih jauh.


Rangsangan dari dalam tubuh dan jiwanya membuat Ibu Carissa menyambut ciuman Bre dengan semangat nafsu yang membara. Lidah keduanya bertemu, saling jilat dan saling membelit satu sama lain.

Sementara itu, tangan Bre tanpa jemu terus meremas dan memilin lembut daging payudara dan puting mungil Ibu Carissa, Ibu Carissa sendiri pun sudah mulai berani mengelus juga mengusap punggung Bre.


Dorongan nafsu birahinya yang menggelegak telah berkobar-kobar, membuatnya diam dan pasrah saat cowok berambut dreadlock itu mulai membimbing dan membaringkannya di atas dipan rumah kayu dipinggir telaga.

Dengan berhati-hati seakan takut Ibu Carissa akan berontak, perlahan belaian dan cumbuan Bre meluncur turun menyusur dan merayapi perut Ibu Carissa yang licin dan rata, sampai pada akhirnya wajah ganteng Bre membenam dan tenggelam di selangkangan dosen cantik itu sehingga membuat Ibu Carissa melenguh keenakan.


Meki yang masih tampak begitu rapat dan terawat. Celah lipatan bibirnya saling menghimpit menandakan begitu peretnya meki Ibu Carissa. Atau bahkan masih perawan??


#######


“Mmpphh!! .. ngghh.. Udah Bre.. Sshhh!!.. Udah, ntar ad..adaa yang liat!!” desah nya merasakan kedua putting imut kemerahannya semakin mengeras dan mengacung.

“Tenang saja Bu, dijamin aman kok, rumah kayu ini jauh dari pemukiman, so kita bisa ber hip-hip hura sejenak..” Bre berujar lembut sembari menatap wajah jelita Sang dosen yang sedang terkungkung oleh nafsu.

Ditambah cuaca dan suasana yang sangat mendukung untuk melakukan perbuatan yang paling disukai banyak orang itu.


Bre kembali menenggelamkan wajahnya pada kemaluan Ibu Carissa dan dengan rakus menjilati meki nya. Tangan kiri Bre yang nganggur juga turut mengelus batang paha dan pantatnya, bahkan terkadang jarinya begitu usil menyusup ke pantat dan memainkan lubang sunhole Ibu Carissa dengan gerakan mengusap dan mencucuk-cucukkan kuku jarinya.


“Aauuhhh Bre!!.. aakhh!!.. mmphhfff!!”


Ibu Carissa mendesah antara menolak dan menikmati setiap lidah hangat Bre yang menelusuri gundukan bukit kemaluannya yang begitu mengoda untuk segera dicelup kontie.

Tanpa disadari, tungkai kakinya yang panjang malah melebar sehingga memberi keleluasaan Bre untuk melahapnya.


Tubuh telanjang bulat Ibu Carissa seperti kesetrum, ketika lidah Bre yang basah dan hangat membelah bibir meki, memasuki liangnya serta menarikan tarian Tango di dalamnya.

Ibu Carissa semakin tak kuasa menahan gelombang kenikmatan itu, dia bergerak liar, nakal, dan brutal akibat jilatan maut cowok flamboyan sehingga Bre pun harus memegangi kedua belah batang paha mulus Ibu Carissa.


“Bree.. Aakhhh!!.. Ooughhh!!” lenguh nya dengan tubuh gemetar merasakan ujung lidah Bre yang sedang memainkan clitorisnya.

Ibu Carissa menjerit kecil setiap kali ujung lidah Bre menyenggol clitorisnya, sementara tangan yang satunya bermain-main meremas dan meneplok-neplok pantat bulat Ibu Carissa.


Tubuh bugil Ibu Carissa sudah basah oleh peluh, sekuat tenaga dia berusaha mencoba menahan desakan gairah liar dari dalam tubuhnya yang semakin lama semakin menguat sampai membuat wajah jelitanya merah.

Setelah bertahan mati-matian, akhirnya Sang dosen cantik menyerah, tubuhnya menggelinjang dahsyat dan tanpa sadar dia juga ikut mendorongkan meki peretnya itu kearah wajah Bre dan menggerakkannya maju mundur dengan menghentak-hentak.


Ibu Carissa tidak mampu bertahan lagi oleh serangan yang dilancarkan Bre dengan membabi-buta. Tubuhnya berkelojotan dan mulai menegang.


“Oouugghhh!!!.. Aaakhhh!!!”

Ibu Carissa mengerang seperti binatang yang akan disembelih. Seketika itu pula cairan meki muncrat keluar membasahi wajah ganteng Bre. Ibu Carissa mengalami orgasme untuk pertama kali, dan kemudian tubuh seksinya yang bersimpah peluh itu melemas di atas dipan.

Ketika Ibu Carissa memandang kearah atas, terlihat wajah Bre yang sedang menatapnya dengan pandangan takjub, seulas senyum terlihat pada bibirnya, senyum kebahagiaan karena telah berhasil memberikan yang terbaik kepada Ibu dosennya yang cantik itu.


“Pinter banget kamu, Bre. Udah pengalaman yaa??” tanya Ibu Carissa dengan nafas masih terengah-engah.

“Ga juga kok Bu. Belajar dari film dan naluri aja, hehe..” jawab Bre dengan tergelak.


#######


Setelah sejenak melepas lelah, Bre mulai melepas kaos dan celana lapangannya sampai bertelanjang bulat di depan Ibu Carissa. Ibu Carissa terpana melihat sekilas kontie mahasiswanya yang cukup besar sudah mencuat siap untuk menembus meki dan menyetubuhinya.

Sekarang Bre merangkak ke atas tubuh mulus Ibu Carissa dan mengatur posisi kakinya sehingga terkuak mengangkang membentuk huruf M.


Kini di atas dipan reot sudah ada dua insan bertubuh telanjang, berlainan jenis dan telah siap untuk melakukan persenggamaan. Dosen muda itu terbaring pasrah tak berdaya. Tubuh yang langsing, kulit kuning langsat mulus dan wajah cantik rupawan sudah siap saji menjadi menu makan siang Bre.

Sedangkan si cowok yang sekarang diatas tubuhnya, dan telah siap menggagahinya adalah seorang cowok idola kampus yang digandrungi banyak cewek. Ganteng, pintar, dan segudang kelebihan yang dimilikinya. Cocok bukan??


Bre perlahan menindih tubuh bugil Ibu Carissa, membuat dosen muda itu merasakan dadanya sedikit sesak. Dengan perlahan, Bre memajukan pinggulnya sehingga membuat ujung kepala kontie menempel dan menyeruak maju menerobos celah lipatan bibir meki Ibu Carissa.

Ibu Carissa langsung memekik sakit ketika kepala kontie Bre yang besar mulai membuka bibir mekinya. Bre tidak pakai caps, Ibu Carissa sedikit merasa takut dirinya akan hamil akibat di eM eL in mahasiswanya, meski begitu dia hanya bisa pasrah.


“Aduuhhh!.. pelan Bre.. Auuwwhhh!!! Punya kamu besar bangetsshhh!!” Ibu Carissa merintih merasakan perih di selangkangannya.

“Maaf, Bu. Punya Ibu juga sempit banget. Nnggg, Apa Ibu masih.............” Bre menggantung pertanyaannya.


Ibu Carissa hanya mengangguk pelan dan tersenyum.

“It’s oke Kid, no problemo..!” ujar Ibu dosen.


Bre tercengang setelah tahu bahwasanya dosen cantik ini ternyata masih Virgin.

“How Lucky I’m..“ batin Bre dalam hati senang bukan main. Duren kedua Setelah Karen.


#######


“Tahan sebentar yaa, nanti juga nikmat kok Bu..” kata Bre lembut sambil terus berusaha memasukkan kontienya lebih dalam.

“Iiiyaaa..” sahut Ibu Carissa.


Setelah beberapa kali menarik dan mendorong, akhirnya masuklah kontie Bre seutuhnya ke dalam mekie peret Ibu Carissa. Saat itu lah airmata Ibu Carissa meleleh merasakan sakit pada meki lengkap dengan selaput lambang kesucian seorang gadis yang baru saja ia serahkan kepada mahasiswanya.

“Huughhh!.. Akhirnya berhasil. Memek perawan Carissa seret banget, Bre suka yang legit kaya gini. Memek Carissa memang kualitas nomor wahid..” ujar Bre yang memanggil tanpa embel-embel Ibu, dan sedikit rada vulgar untuk memancing gairah Ibu Carissa biar semakin tinggi.


Bre pun sudah mulai menggoyangkan pinggulnya. Gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya semakin bertambah. Ibu Carissa sudah tidak kuasa untuk menahan erangan setiap kali batang kontie Bre mencelup didalam mekinya.

Gesekan demi gesekan yang timbul antar kulit kelamin mereka menimbulkan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuh Ibu Carissa sehingga matanya merem melek dan mulutnya megap-megap mengeluarkan rintihan manja.


Dan menit demi menit berlalu, Bre masih bersemangat menggenjotkan kontie nya kedalam kehangatan meki Ibu Carissa. Sementara itu, Ibu Carissa sendiri sudah nampak hanyut menikmati aliran sungai kenikmatan yang diciptakan Bre.

Ketika memandang ke depan, dilihatnya wajah ganteng itu sedang menatap paras cantiknya dengan penuh pesona. Seulas senyum terlihat mengembang pada bibirnya.

Bre mengenyot dan mengelomoh buah payudara Ibu Carissa sambil terus menggoyangkan pinggulnya. Kedua tangannya segera meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan mengisap puting mungil kemerahan secara bergantian.


Ibu Carissa memeluk mesra Bre, mereka berciuman dengan begitu hot tapi romantis.


#######


Bre memacu tubuh telanjang Ibu Carissa yang sekarang sudah mengkilap oleh keringat, tapi tidak menunjukkan akan selesai, sampai pada akhirnya setelah 18 menit, tubuh mulus Ibu Carissa mengejang keras.

Kaki yang panjang menghentak-hentak, tangannya memeluk erat kedua bahu Bre, mata bening yang masih mengenakan kacamata terpejam erat dan mulutnya sedikit menganga menandakan semakin mendekati orgasme.


“Ooouughhhh!!!! Breeee..ee!! Akuu.uu keluaa.aarrrr!!!! ” teriak Ibu Carissa histeris.


Dosen cantik itu mengalami puncak orgasme yang sangat tinggi, kedua tungkai pahanya yang berkulit lembut dirapatkan, tubuh semampainya mengelojot untuk beberapa kali. Sungguh dahsyat hantaman badai gelombang orgasme yang didapatnya.


Tapi Bre masih perkasa, daya tahannya sangat kuat seperti battrey alkaline. Kali ini dia mengajak Ibu Carissa untuk berdiri kemudian menunggingkan pantat buletnya, sementara kedua tangan Ibu Carissa berpegangan pada dipan reot.

Bre melebarkan kedua paha yang padat berisi punya Ibu Carissa dan mulai memegang kedua bongkahan pantat bulat yang nungging itu kemudian menguakkannya lebar-lebar dan menjilat lubang sunhole Ibu Carissa yang begitu imut. Terlihat bercak darah perawan didaerah sekitar bibir meki.


“Aaaakkhhhh!!! Bree..eeee.. mmpphhhffff!!!” rintihan Ibu Carissa terdengar nyaring, rupanya Bre mulai mencelupkan batang kontienya yang besar ke dalam liang peret meki Ibu Carissa.

“Aaakkhh!!.. heeghhh!” pekik Ibu Carissa ketika perlahan namun pasti kontie berotot Bre mulai memasuki inci demi inci ke dalam liang meki perawan itu.


“Uugghhhh!! Gila! masih kerasa seret aja neeh!” kata Bre ketika merasakan batang kontie nya sudah masuk terbenam seutuhnya ke dalam lubang meki Ibu Carissa.

Kemudian, cowok berparas ganteng itu mendorong pelan tubuh telanjang Ibu Carissa untuk lebih ke bawah, dengan kedua tangan Sang dosen menekan dipan. Jadi, posisi Ibu Carissa pun semakin nungging, kepalanya tertunduk dan di lubang meki perawannya terbenam utuh lonjoran kontie Bre yang besar.


“Aaaggh!.. aaggghhh!!.. Ouughh yyeesshhh!! En.ennaak baanghh.ngeetsshhh!!!” pekik Ibu Carissa ketika Bre mulai menarik kontienya pelan dari lubang meki Ibu Carissa sampai tinggal helm kontie Bre yang masih tercelup di dalam meki legit Ibu Carissa.


“Aaakhhh!! Uughh!!.. Sshhhh!” jerit dan lenguh Ibu dosen cantik dengan keras ketika secara tiba-tiba Bre memasukkan kembali seluruh batang kontienya ke dalam meki sempitnya.


Kegiatan tersebut dilakukan Bre berulang-ulang. Bre menarik perlahan kontienya dari meki Ibu Carissa dan kemudian kembali memasukannya dengan cepat. Alat kelamin saling bergesekan. Sungguh nikmat rasanya.


Setiap kali Bre menarik kontienya dari meki Ibu Carissa, terdengar jerit manja dari mulut berbibir tipisnya itu dan setiap kali Bre menusukkan kontienya dengan menghentak maka terdengarlah jeritan keras dari Ibu Carissa.

Kepalanya terdongak ke atas dan kedua tungkai kakinya sedikit berjinjit karena dorongan tubuh Bre dari belakang. Sang DonJuan itu kemudian memegang pinggul bahenol Ibu Carissa dan mulai mempercepat tusukan dan kocokan kontienya pada meki dosen muda itu.


“Aaaghh!.. Uugghhh!!.. mmpphhhff!!.. Aaaggghhh!.. Yee..eesshhh!!! ” terdengar lenguh, desah dan pekik penuh nikmat Ibu Carissa disertai dengan napas yang menderu dan terengah-engah.

Tubuh bugil yang berkulit kuning langsat lembut dan mulus itu terguncang maju mundur, sepasang bongkahan daging mulus payudaranya bergoyang cepat beriringan. Kepalanya terdongak ke atas, bibir tipisnya mengatup rapat menahan sensasi nikmat yang terus mem-bombardir celah mekinya.


“Oougghhh!!.. Aaakhhhh!!!.. Ummphhfff!! ” lenguh dosen jelita itu terdengar manja, merasakan kenikmatan yang luar biasa, yang disuguhkan oleh batang kontie Bre yang perkasa.

Meki Ibu Carissa yang liciinnn tiada berbulu itu terlihat mengkilap, cairan kewanitaannya membanjir dan berbusa akibat meki yang terojok kontie Bre yang tiada henti membelahnya. Cairan madu itu kemudian meleleh ke kedua paha bagian dalam yang padat berisi.


#######


Berpuluh menit digarap oleh cowok ganteng mahasiswanya, ditambah orgasme yang datang berulang membuat Ibu Carissa dimabukkan oleh rasa nikmat yang baru pertama kali ini dia rasakan.

Matanya sayu menggoda, ceracauan terus keluar dari bibir tipis dosen muda itu. Gerakan tubuh seksinya menjadi tidak terkendali.. Ohh Shitt!! betapa Ibu Carissa sangat menikmati hubungan seks dengan mahasiswa yang tadinya begitu ia benci.


Bre kembali merebahkan Ibu Carissa di atas dipan dan langsung menindih sambil memompakan batang kontienya dengan cepat keluar masuk kedalam meki yang baru aja Bre perawanin.

“Aaakkhhh!!.. Ooughhh Bre.eee!! punyaa kk.kamuu.. nikkmatt seehh..sehkaliihhh!!!!.. Aaagghhhh!!!” ceracau dan rengek Ibu Carissa sambil menggelinjang dan kedua tangannya memeluk erat tubuh tegap Bre yang juga berpeluh.


“Meehh.meekii Carissaahhh.. perrr.rreettt bang.nggeetsshhh!!! Uummpphhff!!!” sahut Bre merasakan betapa dahsyat kenikmatan yang membalur kulit batang kontienya.

Bibir meki Ibu Carissa basah banget, tapi didalamnya tetep kesat. Bener-bener meki kelas wahid.


Bre semakin semangat memompa meki Sang dosen. Tungkai kaki Ibu Carissa yang jenjang dan mulus terangkat ke atas dan melingkar mesra di pinggang Bre yang masih tampak bergerak naik turun memompa meki nan legit dari dosen muda itu.

“Sssshhhh!!!! Uummphhff!! Aaaagghhh!!!” Ibu Carissa mulai berkicau dengan mata tertutup dan tangannya semakin erat memeluk Bre.


Tiba-tiba tubuh Ibu Carissa mengejang dan berkelojotan, kedua batang kakinya semakin dirapatkan menjepit pinggang Bre, tubuh seksi yang beraroma wangi itu terangkat tinggi. Saat itulah Sang dosen muda yang cantik bernama Carissa Adel Gayatri kembali menggapai puncak gunung orgasme.

“Aaaaagghhhh!!!!!!! Ooouugghhh!!!!” Ibu Carissa menjerit keras melepaskan semua gejolak birahi yang sedari tadi membelenggu dirinya.


Tubuhnya menggelepar, dia memeluk tubuh Bre dengan erat seolah tidak akan pernah dilepaskan. Dan pada saat yang hampir bersamaan, Bre pun tidak tahan lagi. Dia tak sanggup lagi untuk bertahan.

Erangannya bagai seekor banteng yang terluka dalam permainan matador. Bre melepaskan badai orgasmenya. Semburan spermanya yang berkandungan Zigot itu begitu banyak dan kental tersuntik kedalam rahim Ibu Carissa.


Pejantan ganteng itu akhirnya roboh juga, menindih tubuh semampai sumber kenikmatan yang baru saja di kailnya.

Karena penat, Bre bergeser ke samping dosen cantik yang telah diperawaninya, dan tertidur. Ada gurat kepuasan di wajah gantengnya setelah berhasil merasakan bagaimana nikmatnya meki perawan seorang dosen yang berparas jelita.


Ibu Carissa pun tersenyum puas setelah dibuat orgasme berkali-kali oleh keperkasaan kontie Bre. Hujan telah reda beberapa saat setelah dua sejoli itu telah merampungkan prosesi persetubuhan.

“Hebat banget kamu..” ucap Ibu Carissa seraya bangun dan mengenakan pakaiannya yang teronggok diatas lantai rumah kayu


“Gapapa deh diperawanin sama cowok yang di gilai oleh cewek-cewek kampus. Lagian itunya kamu kuat banget Bre, hehehe..” lanjut Ibu Carissa seraya terkekeh.

“Carissa juga hebat. Lenguhan, desahan, dan gelinjangan nya sungguh sangatlah seksi. Makasih udah diberi perawan yang legit, hehe..” ucap Bre sambil membungkukkan badan memberi hormat.


“Eeh manggilnya dah ga pake Ibu. Jangan kurang ajar yaa..” sahut Ibu Carissa melotot lucu.

“Hahahaha!!” Bre tertawa geli melihat mimik wajah Ibu Carissa.


“Yaudah, pulang yuuk..”

Mereka pun keluar dari rumah kayu dengan wajah ceria. Rumah kayu yang menjadi saksi bisu penyerahan keperawanan Ibu Carissa kepada Brian.


#######


Mereka berjalan bergandengan tangan dan mengayun-ayunkannya.

“Tau kalo Ibu Carissa baik kaya gini kok ga dari dulu-dulu yaa?”


“Tau Brian baik kok ga juga dari dulu-dulu yaa?”

“Kenapa sih Ibu kok judes banget? Kaya nya benci banget sama saya?” tanya Bre sambil memalingkan muka kearah Ibu dosen yang cantik.


“Kesalahanmu sebesar gunung dan sedalam lautan..” jawab Ibu Carissa yang baru aja diperawanin Bre dengan santai.

“Emang salah saya apa sih Bu?” tanya Bre heran.


“Kamu inget ga pas pertama kali aku ngasih kuliah dikelas kamu?”

“Hmm, apa yaa? Ooh iyaa.. Ibu pake rok sejengkal diatas lutut, betis Ibu mulus banget.”


“Kurang ajar kamu! Jadi kamu melototin betis ku yaa?” sahut Ibu Carissa seraya menonjok pundak pemuda gagah itu.

“Waktu itu kamu tanya tentang teori Sigmund Freud yang mengatakan bahwa perilaku seks akan mempengaruhi tindakan seseorang..” imbuh dosen muda itu.


“Lhah, terus hubungannya apa dong?” Bre tampak bingung dan menggaruk-garuk kepalanya.

“Karena kamu nyindir aku. Kamu tau kan kalo aku masih single, dan belum punya pacar? Dan kamu sendiri aku perhatiin sering gonta-ganti pacar, makanya semenjak itu aku benci kamu..”


“Wah diem-diem Ibu perhatian banget yaa sama saya, hehehe.. jadi gE-eR neeh..”

Ibu Carissa Adel Gayatri merona merah tampak malu dengan kata-katanya sendiri.


“Sejujurnya cowok kaya kamu adalah dambaan ku ketika waktu kuliah dulu. Namun sayang nya dia hadir di masa sekarang dan tak mungkin aku kembali ke masa lalu. Andai aja ada Batu Pemutar Waktu kaya cerita Wiro Sableng..”

“Hah!! Ibu juga suka cerita silat itu yaa?? Hahahaha!!” Bre merasa kaget, senang, dan terharu mendengar pengakuan Sang dosen kalau dirinya adalah cowok dambaan Ibu Carissa.


Mereka melewati sebuah bukit. Tiba-tiba pendengaran mereka berdua menangkap suara yang mencurigakan yang berasal dari semak-semak rumput gajah yang tinggi.

“Ssstt!! Ibu mendengar sesuatu??”


Ibu Carissa mengerutkan kening dan mencoba menajamkan pendengarannya.

“Iyaa Bre, ada suara-suara aneh gitu deeh..”


“Ayo kita cari, Bu..” ajak Bre sambil menggandeng tangan Ibu Carissa dan berjalan kearah semak-semak rumput gajah.

Ketika Bre menyibakkan semak-semak itu.. Wattauw!!! Di lihatnya Andi sedang memagut bibir seksi Karen. Kedua tangannya juga tampak sibuk meremas payudara sekel milik Karen yang sudah menyembul keluar dari bungkusnya. Kaos Karen terangkat sampai leher. Sedang kedua tangan Karen melingkar mesra di leher Andi.


Bre terbelalak, demikian juga dengan Ibu Carissa.

“Karen!.. Andi!” kata Bre dan Ibu Carissa bersamaan.

“Bre.. Ibu Carissa..” kata Karen dan Andi bersamaan pula.


Mereka saling pandang dan terkejut. Andi segera melepas telapak tangannya yang masih asyik meremasi payudara mulus Karen. Karen pun juga langsung membenahi pakaiannya yang tampak awut-awutan.

Bre langsung mengajak Ibu Carissa cabut dari tempat Karen dan Andi memadu kasih. Pengkhianatan telah terjadi. Andi menusuk Bre dari belakang.


“Bree!!!.. Tunggu!!” teriak Karen dan Andi bersamaan.


#######


#######

Berjiwa Besar

#######


Bre telentang diatas kasur pondokannya. Dia mengambil ponsel, kemudian diotak-atik sebentar dan tak lama kemudian terdengarlah suara lagu Thrash Metal.

Gebukan drum Igor Cavalera terdengar sadis, pun demikian dengan suara vocal berat dari vocalist yang juga adalah kakaknya sendiri yaitu Max Cavalera. Cabikan bass oleh Andreas Kisser ikut menyemarakkan lagu Beneith The Remains nya Sepultura.


Tak berapa lama terdengar ketukan pintu..

Bre melirikkan matanya untuk melihat siapa yang datang.


“Bre.. Maa.. Maaf.” kata Andi terbata dan langsung ikut rebah disisi Bre.

“Lu tau apa yang telah lu lakuin, Ndi? Hmm.?” Tanya Bre dingin.


“Lu nge-khianatin kepercayaan yang gue berikan.” Imbuh Bre.

“Iii.iyaa Bre, gue tau. Maaf. Nggg.. Tapi boleh gue jujur ke elu?” tanya Andi dengan nada sedikit tercekat ditenggorokannya.
“Apa?”


“Guu.. Guee sebenernya, Ngg.. Su.. suka.aa sama Karen semenjak semester awal. Tapi ketika gue tau dia udah jadi milik lu, maka gue kubur dalem-dalem impian untuk jadi cowoknya. Soal kejadian tadi, oke gue ngaku salah banget sama lu. Terus terang, rasa yang udah gue kubur dalem-dalem tiba-tiba aja muncul semenjak lu bilang minta tolong gue untuk jagain Karen. Dan tadi gue terbawa suasana Bre. Maaf..” Andi terlihat menyesal dan bersikap gantle mengakui kesalahan juga mengungkapkan isi hatinya kepada Bre.

“Gue sebenernya kecewa sama lu. Kecewaaaa banget. Tapi gue salut, lu dengan gantle berani ngomong terus terang ke gue. Hmm.. Emang Karen cinta sama lu?” tanya Bre cool.


“Hmm.. gimana yaah? Keliatannya sih gitu, Bre. Karen juga curhat tentang hubungan kalian. Maaf Bre, bukannya menghasut elu, tapi Karen juga ngomong kalo dia udah ga nyaman bareng lu. Benarkah?”

Apa gara-gara gue selalu menghindar kalo diajak ngebahas masalah married ya?


Suasana hening sesaat..


Sepertinya gue harus rela ngelepas Karen. Gue ga mau kalo Karen ngelakuin hal kaya tadi dibelakang gue setelah married. Sulit memang tapi harus, karena hidup adalah pilihan dan life’s never flat. Gue rela Karen bersama Andi. Andi cowok yang gantleman. Ga adil rasanya kalo menghalangi cinta mereka berdua..


“Andi, lu sahabat baik gue. Kita selalu bersama dalam suka duka. Huuftt!!.. Ngg.. Kalo misal lu suka sama Karen, dan sebaliknya, gue ikhlas kok. Karena jujur gue juga bimbang ketika Karen terus-terusan ngajakin gue married.” Ujar Bre lirih.

“Ap..Apaa?? lu ga sedang ngigau kan??”


“Ga, Ndi. Gue ga ngigau.. Gue ga mau ngehalang-halangin perasaan kalian berdua.”

“Aduuchh.. Ma.. Makasiih, Bre. Makasih banget atas kerelaan lu, atas pengorbanan lu buat gue.” Kata Andi senang tapi seakan masih ga percaya Bre bilang seperti itu.


“Hehehee.. Gapapa Ndi..” senyum Bre menghias wajahnya. Antara senang dan sedih harus berpisah dengan Karen.


#######


“Andi.. Bre..” ucap lirih Karen yang tiba-tiba muncul dikamar pondokan Bre.

Bre dan Andi terkejut melihat kehadiran Karen.


“Lu denger semua yang kita omongin, Karen??” tanya Bre datar.

“Iii.. iyaa.” jawab Karen sambil menundukkan kepala.


“Karen, kalo lu memang ingin bersama Andi, gue ikhlas kok. Gue ngerti lu pasti nganggep gue ga serius sama lu, gara-gara gue ga pernah mau bahas masalah married. Tapi gapapa. Gue akan bahagia kalo liat kalian bahagia.” Bilang Bre gamblang.

“Haah!! Luu.. lu, serius Bre?” tanya Karen kaget mendengar penjelasan Bre.


“Bener, Karen. Gue serius, dan gue ingin ngeliat lu lebih bahagia bersama Andi.” Jawab Bre sambil tersenyum.

“Bree!! Makasihh.. Lu udah mau ngerelain gue. Lu juga udah Berjiwa Besar menghadapi kenyataan ini. Makasih Bre, makasih banget..” ucap Karen berkaca-kaca, sambil memberikan pelukan terakhirnya kepada Bre yang sekarang sudah berubah status menjadi sang mantan.


“Iyaa Karen, sama-sama. Maaf yaah, kalo selama ini gue sering berbuat salah dan selalu ngecewain elu.”

“ Gue juga minta maaf, Bre. Selama ini gue juga banyak salah ke elu.”


“Iya deeh. Eeh, sekarang kan kalian udah resmi jadian, mana traktirannya neeh??” todong Bre seperti preman minta jatah.

“Hahaha!!! Beres dah Bre. Dikantin kampus yaa??” kata Andi dengan mesam-mesem.


“Wah ga bisa gitu dong, masak cuma di kantin doang siih?? Pokoknya Kfc yaa!?”

“Yeee, itu namanya malak, tau ga sih lu!!” cibir Karen.


“Iyaa tuh kaya gerombolan preman tanah abang aja lu, Bre!” imbuh Andi membela pacarnya, Karen.

Beuh!! Kok kompak amat sih kalian??”


“Yaa iyaa laah yaaw! Hahaha!!” kata Andi dengan mimik muka bahagia sambil merangkulkan tangan ke pundak Karen.

“Yaa udah kalo gitu McD , gimana??” tawar Bre.


“Yeee.. sama aja itu mah, gimana siih?”

“Hahahahahaha!!!!” tawa mereka bertiga kompak.


Terkadang ketika melihat orang lain bahagia dengan pasangannya, membuat kita iri. Bahkan, ada sebagian orang yang sampai gelap mata menginginkan pasangan bahagia itu harus terus-terusan berantem dan pada akhirnya putus. Sehingga sebagian orang yang gelap mata itu bisa memanfaatkannya.. Gelap mata sudah pasti gelap juga mata hatinya.. Hanya kebesaran jiwalah yang mampu mengenyahkan pola pikir jahat seperti itu...


#######

Sesuai hasil perundingan meja bundar dan perjanjian linggar jati ditemani secangkir kopi dan setoples emping dengan sahabat gue yaitu TS thread ini, Tuan Tanah ClothingK, maka part ini berisi hasil pemikiran kami berdua.

* FigurX & cLothingk* scence.. Cameraa Roollll..... action!!!!

================================================== =
================================================== ====
Siapakah Gerangan Dirinya
================================================== =
================================================== ====

Pagi yang cerah saat sinar mentari menampakkan sulur-sulur lidah emasnya menjilati persada. Daun-daun hijau di pepohonan kampus Bre melambai syahdu seakan menari riang menyambut sejuk embun yang sedang mencumbu mesra gugusan hati setiap insan dan mengajak ikut serta tertawa riang menyambut bingkai harapan yang setiap pagi berhamburan menunggu telangkup tangan-tangan penuh semangat dan keyakinan tinggi dalam mengayunkan langkah merengkuh impian.

“Bre....!!!” Teriakan nyaring seorang laki-laki dengan karakter serak-serak basah-becek terdengar begitu memprihatinkan bagi Bre karena memang sangat tidak merdu sekali di dengarnya.

“Oii...Bet...!!!” Balas Brian Kusuma Wardhana pada suara tak merdu itu yang ternyata adalah suara milik Karebet Sang sohib kental Bre.

“Bre, denger punya denger, lu udah baikan sama Putri es ya? wah lu apain tuh ratu jutek sampai dia bisa sejinak itu??” Sambung Karebet sambil berusaha mengiringi langkah Bre menuju gerbang kampus.


Gerak tubuh kocak Karebet yang menirukan gerakan paskibraka dengan langkah tegap maju jalan-nya saat mengiringi langkah Bre membuat para mahasiswa lain yang melintas menjadi tersenyum dan saling berkasak-kusuk sendiri membicarakan kekonyolan Karebet.

“Ah lu...ngegosip aja kerjaannya...kayak ibu-ibu PKK aja lu ! Biasa aja kalee..!!” Bre berucap sambil tangan kanannya bergerak membentuk sisir dan berusaha merapikan rambut gondrongnya yang saling tumpang tindih akibat terpaan sang bayu yang seperti ingin menyapa dan mengucapkan kata selamat pagi pada Bre.

“Bukan begitu Bre, gue cuma khawatir sama Bu Carisses...gue khawatir dia ikutan digebet sama elu...lu kan buas Breee..!!” Lanjut Karebet sambil mulutnya mencibir.

“BU CARISSA !! bukan CARISSES...dodolll !!” Teriak Bre lantang di samping telinga Karebet sehingga membuat Karebet melompat dan hampir terperosok ke selokan yang ada di samping jalan yang mereka lalui.

“CARISSESSSS !!! CARISSA SI PUTRI ES, disingkat jadi CARISSES haha.....” Balas Karebet sambil berusaha menjauh dari tepi selokan karena takut akan mengalami musibah serupa yang keduua kalinya.

“Heiii...lu hati-hati ya kalau ngomongin gebetan gue !!...gue laporin sama yang punya nama* baru tahu rasa lu !” Bre mendelik sok galak namun sama sekali tak menimbulkan rasa takut sedikitpun bagi Karebet karena dia sangat kenal siapa itu Bre. Namun diluar itu semua, kata-kata 'gebetan' itulah yang membuat Karebet sedikit mengkerutkan dahi.






Ditikungan terakhir sebelum tangga naik ke lantai 2, Bre bertemu dengan Karen dan Andi yang terlihat bergandengan mesra. Karebet sudah menghilang entah kemana sesaat setelah Bre melotot padanya. Biasanya, Karebet akan mampir dahulu ke kantin untuk memesan secangkir kopi dan menyulut sebatang rokok.


“Rokok dapat menenangkan pikiran sebelum nantinya digeber buat mikirin mata kuliah yang rumit”, begitu kata Karebet setiap kali disinggung oleh Bre mengenai kebiasaan 'sarapan' aneh itu.

Andi nampak tersenyum lebar saat Bre melintas. Hanya Karen yang terlihat kikuk saat bertemu pandang dengan Bre. Karen nampaknya masih canggung. Ada perasaan tidak enak pada Bre, atau tepatnya sebuah perasaan bersalah terhadap Bre. Namun Bre hanya tersenyum dan segera berlalu menaiki tangga menuju ke lantai 2 kampusnya. Baginya masa lalu tidak untuk dikenang apalagi diratapi.

“Brian...!!” Nampak seorang bapak-bapak setengah baya melambaikan tangannya memanggil Bre. Beliau adalah Pak Baroto.

“Brian...saya tidak tahu apa yang telah terjadi pada Bu Carissa, tapi pagi ini dia telah mencabut pengaduannya berkaitan dengan kasusmu...ehmm...dia merencanakan untuk memberikan ujian lesan dilengkapi saksi seperti yang kamu minta...ada apa lagi ini Brian ? Kamu dukunkan dia ya?” Ungkap Pak Baroto sesaat setelah langkah kaki Bre terhenti sekian centimeter dari hadapannya.

“Apa pak? Ujian lesan? Dengan saksi? Hehehe...luar biasa...menakjubkan hahaha...” balas Bre dengan berjingkrak mirip jangkrik disentil, ia lupa bahwa pria yang ada dihadapannya adalah bapak kepala dekan.

“Briannn...!!” Bentak Pak Baroto kemudian setelah melihat aksi kuda jingkrak ala Bre.

“Ehh ii..iiya pak...maaf...dukun apaan sih pak...dukun cabul mungkin...hehehe” Sergah Bre dengan agak terkaget karena bentakan Pak Kumis itu.

Pak Baroto hanya melotot dan kemudian berlalu meninggalkan Bre yang cengar-cengir seperti manusia hilang ingatan. Baginya, ini sebuah kenyataan yang indah. Ia ingin segera merampungkan kuliahnya dan segera pula menyudahi penderitaan orang tuanya yang sudah kembang kempis menyokong kebutuhan kuliah Bre yang tidak sedikit. Dibenaknya melintas tubuh tegapnya yang berbalut baju toga nan berwibawa. Sebuah impian yang akan segera menjadi kenyataan.

Bre terkaget saat tiba-tiba ada getaran dari HP yang ada di saku celana jeans belelnya. Sebuah SMS rupanya.

“Brian...temui aku di Rumah Makan TEMPO DOELOE jam 4 sore ini !!” tertulis SMS kiriman Bu Carissa yang terlihat begitu lugas dan tegas. Bre sedikit merenung sejenak lalu kemudian kembali tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya dengan riang gembira laksana seorang pahlawan pulang dari sebuah pertempuran dahsyat yang berhasil dimenangkannya.




“Silahkan duduk Brian...” Ucap seorang wanita kepada Bre yang baru saja menemukan meja tempat duduk Bu Carissa di Rumah Makan yang dimaksud dalam SMS.

“Mau pesan apa...??” Lanjut si wanita yang ternyata adalah Bu Carissa sambil tersenyum manis semanis wajahnya yang menawan.

“Ehh..anu...ehh...sama aja deh Bu..” Jawab Bre yang terkaget karena dia sebenarnya sedang tertegun memandang belahan dada Bu Carissa yang sedikit meyembul dibalik Blazernya. Sebuah kain mirip kemben yang berada dibawah Blazer itu nampaknya tak cukup sempurna menutup bagian indah di dada Bu Carissa.

“Yee..kok main sama aja sih...ya udah aku yang pesankan ya..??” Sambut Bu Carissa sambil melambaikan tangannya ke arah pelayan yang sedari tadi ternyata juga sedang asyik menikmati penampilan Bu Carissa yang manis itu. Bu Carissa sepertinya mengetahui perbuatan mata nakal Bre, namun si judes tak terlalu mengambil pusing hal itu karena Bre toh juga sudah pernah melihat sekujur tubuh bugilnya.

“Brian, minggu depan jam 8 pagi kamu datang ke ruang sidang 3 ya...aku sudah menyiapkan ujian lesan buat kamu. Aku juga akan menghadirkan Pak Baroto dan dua orang temanmu yang kuambil secara acak untuk menjadi saksi ujian !” Ungkap Bu Carissa di sela waktu sebelum makanan dihidangkan.

Bre hanya mengangguk tanda patuh. Jauh di dasar hatinya, Bre berteriak girang bukan kepalang. Penantiannya yang panjang dan berliku, perjuangannya yang nekad, dan aksi mulut manisnya kepada Si Ratu Jutek Putri Es telah membuahkan hasil yang gemilang. Segala kesulitan pasti ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha.

“Bu...hari ini ibu terlihat cantik dan menarik sekali dengan pakaian Blazer itu..!!” Ucap Bre sambil memandang lekat-lekat ke mata indah Bu Carissa yang sedang duduk dihadapannya.

“Ihh apaan coba...gombal kamu Bree..!!” Tampik Bu Carissa dengan tersenyum malu-malu namun tanpa melepaskan pandangan dari tautan mata Elang Bre yang terlihat begitu tajam, dalam, dan merasuk hingga ke relung jiwanya terdalam yang telah lama kering kerontang.

“Mentang-mentang udah dikasih ujian lesan, terus sok perhatiannn !!!” Imbuh bu Carissa lagi namun kali ini dibarengi dengan sebuah kedipan mata yang terkesan sedikit genit. Nampaknya Si Putri Es telah kecanduan pelukan hangat Bre dan juga kecanduan sesuatu, semacam 'tongkat' hangat milik Bre.

Saat makanan telah datang, Bre tak menyia-nyiakan kesempatan makan gratis itu. Dengan rambut gondrong, pakaian serba sobek khas 'rocker', dan gaya makan seperti kambing yang sudah tiga hari belum makan, jelas sekali terlihat seperti seorang wanita cantik yang sedang makan bareng seorang gelandangan. Namun itulah Bre, seorang yang cuek bebek. Biar orang berkata apa, yang penting easygoing sajalah.





“Ehmm Brian...sejak awal bertemu, aku memang sudah ada perasaan sesuatu sama kamu. Hingga hari ini, ternyata aku merasa cocok dan nyaman bersama kamu. Tapi terus terang, Aku adalah dosen kamu Brian...Aku sebenarnya ingin sesuatu yang lebih dari hubungan ini...tapi bagaimana dengan statusku sebagai guru didik mu...ehh...kalau kamu mau, kita TTM saja bagaimana ? Selama para dosen dan teman-temanmu tidak mencurigai, aku rasa akan baik-baik saja. Lagian, kita kan jalan dibelakang mereka. Pasti mereka tak akan menyadari itu !!” Bu Carissa membuka sebuah pembicaraan serius setelah suapan sendok terakhir berhasil mmendarat tepat di mulut Bre tanpa meleset sedikitpun.

“Nyaemmm..emm..kita jalani saja apa adanya ya Boo...!!” Jawab Bre dengan mulut penuh makanan sehingga kata-katanya menjadi tak jelas.

TUINGG..!!

Bu Carissa melemparkan sebuah tissue yang digulung ke arah Bre sambil menahan senyum ketika melihat tingkah polah Bre yang lucu tersebut.

“Iyahh..kita akan jalani ini dengan apa adanya..!!” Imbuh Bu Carissa sambil sebelumnya menghela napasnya seakan merasakan sebuah polemik terselubung namun begitu menarik untuk terus dijalani dan dinikmati meski berasa berat dan mencekam.

“Hmm, Tapi.. Kemarin waktu masih riset, sebenernya aku kenalan sama seseorang lewat jejaring sosial. Dia begitu dewasa dan pemikirannya sangat berwawasan. Aku coba nge-test dia dengan berbagai pertanyaan, yaah sekedar pengen tau aja gimana pola pikirnya. Dan setelah tahu, aku merasa cocok dengan dia, meski dia lebih tua dari aku..”

“Kalo itu memang yang terbaik dan menjadi pilihan Ibu Carissa, saya Cuma mendukung aja. Tapi jangan lupa jatah preman yaa.. hehehe..” jawab Bre sambil garuk-garuk kepala.

“Iiii..iih kamu itu maunyaa. Kasih enggak yaa??” goda Ibu Carissa sambil memainkan bola matanya dengan jenaka.

“Emang siapa sih* Bu, lelaki itu? Kenalin dong..” pinta Bre penuh harap.

“Iyaa.. iyaaa, besok-besok bakal dikenalin deeh. Ga usah penasaran kaya gitu dong..” Jawab singkat Sang dosen molek.





Hampir seminggu setelah pertemuan Bre dengan Bu Carissa di Rumah Makan. Hari itu hari Minggu. Matahari bersinar dengan gahar dan menyengat pada pertengahan siang. Desiran udara yang menghembus dan menyembul di antara lubang jendela kamar kost Bre terasa begitu kering dan pengap.


Nun jauh diatas sana, mega-mega nampak meremang dan pudar kemudian menghilang berganti dengan hamparan permadani biru yang Maha luas terbentang berbalur berkas sinar matahari yang menyilaukan setiap mata yang mencoba memandangnya dengan telanjang.

Bre sedang telentang dengan balutan kaos dalam dan celana kolornya. Ia tak bisa tidur, udara yang terasa begitu panas dan juga kipas anginnya yang sedang dalam masa perbaikan menjadi biang keladi ketidaknyamanan tidur siang Bre. Lamunan Bre melayang, mendadak ia merasakan sebuah ganjalan yang sebelumnya ia tak pernah memperdulikan itu.

Bayangan wajah manis Bu Carissa melayang dan menyeruak di langit-langit kamar Bre dimana Bre sedang telentang dan memandang kosong. Permintaan TTM Bu Carissa tempo hari lambat laun dirasakan Bre seperti godam besar yang menghimpit tengkuknya. Ini sebuah kebiasaan baru diluar kebiasaan Bre dalam memperlakukan wanita. Haruskah ia lalui hari-hari dengan kisah aneh bersama Bu Carissa?.

Terngiang dalam telinga Bre suara Karen yang mengajaknya married, married, dan married. Terbayang pula senda gurau dan tawa lepas Karen saat asyik bercanda bersama Bre saat menikmati liburan di jogja dan pantai parangtritis bareng* teman-teman kuliah mereka 4 bulan yang lalu.

“Ohh...haruskah kujalani hari-hari ini?...Tanpa ada Karen disisiku, mengapa kisah cintaku menjadi semakin buruk seperti ini?...aku siap saja bila Bu Carissa menginginkan TTM, tapi permintaannya untuk merahasiakan kedekatan ini dari para dosen dan teman-temanku sungguh membuatku merasa berat....!!” Gumam Bre dalam hati dengan penuh kebimbangan menyelimuti seantero jiwa dan perasaannya.

“Apakah yang harus kulakukan???”. Gumam Bre kembali di sela lamunan yang berkepanjangan dan tanpa ujung.

“Bagaimana juga dengan Si Bidadari Angin Timur a . k . a Keysha yang begitu menggoda hati ini dengan segala pesonanya itu?? Huufttt!!” batin Bre dalam hati.

Keringat deras mengucur di pelipis dan dahi Bre. Sengat matahari belum juga berkurang. Suasana panas di dalam kamar semakin membuat Bre kalut tanpa bisa menemukan jalan keluar yang terbaik bagi hubungannya dengan Bu Carissa juga dengan gebetannya, Keysha Luna Djatmiko.

“Sebenernya siapa siih lelaki yang sedang membuat Ibu Carissa kesengsem? Jadi penasaran neeh..”


….................................
Kerling binar matahari seperti sedang tersenyum mengejek menghina,
Derai panasnya seakan ingin membakar dan memancing adrenalin untuk bertindak membuai amarah,
Dingin hati seperti tak kuasa untuk meredam gejolak rasa,
Riang ini tersekat, terjerembab, dan tersungkur dalam kebimbangan yang membahana,
Berat hati ini untuk bisa melangkah dalam alunan merdu dan ceria,

Oh...Entahlah...
Aku dan butiran keringat ini seperti merasa sedang berkubang dalam ketidakberdayaan,
Gelak ku sirna, ceriaku hampa...
Lingkup duka berkhayal pada indah kisah cerita,
Bukan pilu, bukan sendu, tapi suka...

Carissa...oh...Carissa...
Lebam hati ini mengais cara demi kisah kita,
Sendat langkah seakan menghalangiku untuk terus berjalan,
Gerak hati seakan menahan gulir bola cinta kita,
Sesak kurasa melingkupi sekujur jiwa,
sebak melanda..
…...................................




Tarian jemari Bre lembut berjalan melukiskan puisi di buku hariannya yang telah usang. Si gondrong Bre menyimpan sebuah potensi dahsyat dalam melantunkan dan mengalunkan bait demi bait puisi lubuk hati. Brian Kusuma Wardhana yang brilian dalam bidang akademik dan asah otak ternyata juga demikian brilian dalam menorehkan suara hati dalam bait-bait puisi.

Menuangkan setiap masalah yang dihadapinya dalam kisah alunan puisi ala melankolis atau bahkan ala pleghmatis yang damai. Psikologis kacangan pun akan bingung untuk menilai pribadi seorang Brian Kusuma Wardhana bila telah membaca kumpulan puisi karya Bre. Bisa jadi ia adalah seorang pemilik kepribadian diantara dua kepribadian diatas. Namun bisa jadi Bre adalah seorang Koleris atau bisa juga dia adalah seorang Sanguinis, jika kesemuanya itu merujuk pada tatanan kata dan tarikan emosi dalam setaip bait puisinya.

Bre menyampaikan titik pada akhir puisinya dan kemudian segera ia beranjak untuk mandi akibat udara yang demikian panas. Ia berharap, dengan guyuran air dingin akan mampu membuat pikirannya kembali fresh dan mampu berpikir secara lebih baik. Pikiran yang terus menerus dibimbing dalam kekalutan tidak akan mudah mengupas suatu masalah, apalagi menemukan solusi bagi masalah tersebut.




Jam baru menunjukkan setengah tiga siang ketika langkah ringan Bre berayun menyusuri jalan setapak menuju rumah Karebet Sang sohib super duper kental. Siulan menyuarakan lagu Master of Puppets milik Metallica mengiringi derap langkahnya.“Bet...bet..bet..Karebet...!!!” Suara Bre menirukan suara Basir (sahabat Mas Karebet dalam kisah Jaka Tingkir). Tidak ada sahutan. Bre sudah berpikir macam-macam.

“Jangan-jangan dia lagi 'beraksi' bareng Santi seperti waktu itu ?” Pikir Bre sambil melangkah ke bagian samping rumah Karebet.

Namun suara desahan seperti yang terjadi tempo hari tak lagi terdengar. Bre mendorong pintu rumah Karebet yang hanya tertutup sebagian. Tak dinyana-nyana ternyata Karebet sedang asyik mendengkur sekeras bulldozer diatas kursi sofa ruang tamu. Timbul niat jahil Bre untuk memberikan Shock Therapy pada si tukang tidur.

“Malinggg...malinggg...!!!” Teriak Bre di samping telinga Karebet.

“Hahh...mana malingnya...mana malingnya...???” Karebet terbangun dan langsung berdiri memasang kuda-kuda seperti hendak bertarung.

“Ini malingnya hahaha..hahahaa...” Ucap Bre geli, jarinya menunjuk kearah hidungnya sendiri sambil tertawa terbahak-bahak.

“Kampreettt !!! kurang ajar huhh...huhhh !!” Umpat Karebet sambil tangannya menjitak kepala Bre berulang kali hingga membuat Bre meringis menahan sakit.





Nampak sekarang Bre duduk di atas bale-bale depan rumah Karebet. Menyusul Karebet datang dengan membawa dua cangkir kopi panas berikut sebungkus rokok filter kegemarannya.

“Apakah gerangan kiranya yang membuatmu demikian bermumam durja wahai adi-ku Arya Kamandanu ?”.

“Aku masih dibingungkan dengan hilangnya Dewi Nari Ratih, Ku cari ia sejak dari Tanah Manguntur hingga Kerajaan Dhoho di Kediri, namun tak juga kutemukan titik terang tentang keberadaannya duhai Kakang Arya Dwipangga !!....Lalu bagaimanakah dengan kisah cintamu bersama Mei Shin, Kakang?”.

“Oh mayapada...mengapa kau lumuri tanah ini dengan darah ???, Mei Shin memintaku menikahinya sejak aku menggagahinya kala itu...padahal kau tentu juga tahu adi-ku...kala itu aku sedang mabuk setelah meminum tuak !. Sudahlah, sekarang ceritakanlah pada kakang tentang kisah perjalananmu bersama pedang Nagapuspa hasil jerih payah Empu Ranubaya itu Adi-ku?”.

“Bersama pedang Nagapuspa itu aku berhasil membantu pasukan kerajaan Majapahit menghalau pemberontakan Rakuti dan Rasemi, tapi kakang...tetap saja kisah cintaku tak dapat diselamatkan oleh pedang Nagapuspa ini ! Bahkan pesan eyang empu Ranubaya, pedang ini telah merasuk dan bersatu bersama tubuhku...kelak dikemudian hari jika aku memiliki putra maka akan tumbuh sisik di sekujur kulit tubuhnya laksana seekor ular naga kakang...!!!”

“Yang penting kamu harus lebih berhati-hati dengan Empu Tong Badjil yang ingin menguasai pedangmu adi-ku !!”.

“Terimakasih kakangku pendekar syair berdarah...!”.

DUERR...

Tiba-tiba Nini Raga Runting dan Sapi Ompong datang. Sapi Ompong mengeluarkan ajiannya, Ajian Rawa Rontek....Byarr...Gedumpranggg....

Gurauan Bre dan Karebet buyar setelah sekonyong-konyong datang dua kakek-nenek tetangga sebelah yang awalnya mereka kira adalah Nini Raga Runting dan Sapi Ompong. Sepertinya mereka terganggu dengan suara berisik Bre Dan Karebet yang beberapa waktu yang lalu telah berisik dengan aksi Wiro Sablengnya, dan sekarang kembali mengulang dengan kisah Tutur Tinular-nya. Si kakek dengan wajah merah padam karena marah tengah memukul-mukulkan sebuah panci usang ke ujung bale-bale.

Berkali-kali mereka memohon maaf kepada kedua pasangan kakek-nenek itu dan mereka segera berlari masuk ke dalam rumah untuk melarikan diri. Deraian tawa terbahak-bahak lepas dan meledak setelah mereka sampai di ruang tamu dan duduk disana.






“Lu mo ngobrol apa sih Bre...?, kayaknya kok begimana gitoh wajahmu !” Tanya Karebet begitu tawa lepas mereka habis ditelan perut yang kaku akibat ulah tawa mereka.

“Jadi begini....” Bre berucap. Suasana hening seketika. Satu menit berlalu dalam keheningan.

“Ayo...!!!” Bentak Karebet tak sabar.

“He..he..iya..iyaa !!” Bre terkekeh melihat bibir manyun Karebet yang terlihat sewot.

“Jadi begini.....lu tahu kan bro kalau Ibu Carissa sudah jinak sama gue?...masalahnya...karena terlalu jinaknya, ia rela gue 'tunggangin' bro...runyamnya lagi, sekarang dia ngajak TTM-an bro...tanpa boleh ada seorang pun yang tahu hubungan kita...tuh kan bro...runyam kan ???” Lanjut Bre dengan wajah terlihat lebih serius daripada biasanya.

Dahi Karebet mengernyit, ia diam sejenak. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu menyangkut cerita Bre tersebut. Nampak wajahnya sedikit menengadah keatas, jari telunjuk kanannya menyembul seperti sedang melantunkan sebuah puisi di panggung, mulutnya sedikit monyong dan membentuk huruf O.

“Bre...!! itu yang gue khawatirkan dari ulah DonJuan kadal seperti lu !!...tuh kan bener kejadian seperti yang gue perkirakan sebelumnya..!! ah lu Bre, bikin masalah aja lu !” Ucap Karebet kemudian melanjutkan aksi mulut monyongnya.


“Karen gimana? Terus Keysha juga gimana??” tanya Kerebet dengan kening berkerut.

“Gue udah ga ada hubungan sama Karen..” jawab Bre singkat.

“Apaa??! Yang bener aja?!”

“Iya gue dah ga ada hubungan sama Karen. Sekarang dia jalan sama Andi, Bet. Gini Bet, soal Keysha.. Dia tetep jadi buruan nomor1 yang harus diamankan. Hahaha..!!” jawab Bre terkekeh tapi dengan raut muka bingung.

“Bet..!!! gue kesini bukan mencari hakim untuk mengadili gue..gue kesini curhat bro...gue butuh masukan dari lu...!!” Sergah Bre dengan nada agak tinggi lengkap dengan kernyit dahi dan kepalan tangan kanan yang erat didepan dada.

“Ok...ok...gue minta maaf...trus ngapain lu 'galau' ? Kan lu paling mahir dalam hal TTM dan sebangsanya !!!” balas Karebet dengan menggebu.

“Gini Begawan.. Cucu Eyang Shinto Gendeng ini kan baru putus dari Karen, nhah.. Sekarang Pewaris tunggal Tusuk Konde Perak Eyang Shinto lagi deket ama cewek yang lebih tua, diajak main kucing-kucingan lagi...apa ga kelam tuh Begawan, masa depan pemilik Kapak Maut Naga Geni ini bersama Ibu Carissa ?” Lanjut Bre bermuram durjana.

“Cucu ku, dengerin Begawan Kerebet yang sudah malang melintang didunia percintaan, yaa !!....Menurut Begawan, mending Cucu udahin aja petualangan bersama dosen killer itu !!! apa untungnya bagi Cucu selain cuma ingin mengejar nilai ujian saja? Cewek cakep ada banyak diluaran Cucu ku.. Ngapain pusing-pusing ngurusin 1 cewek?.. Dimana harkat dan martabatmu sebagai Pendekar Sakti, Cucu Shinto Gendeng dari puncak Gunung Gede??....Satu lagi nih, Begawan Sakti dari padepokan Sidomukti ini abis nge-save cerita bagus di forum semprot. Judulnya ^Pacar^^Imitasi^, karya: cLothingK^, Cucu ku baca deh sono, bagaimana sulitnya menyatukan cinta bila si cewek lebih tua...nih baca..!!!” Cerocos Begawan Karebet dengan panjang dan lama mirip iklan cok*-cok*.

Bre terdiam beberapa saat mencermati setiap kalimat yang tertulis didalam cerita tersebut. Sesekali dahinya mengkerut seakan memikirkan sesuatu. Sesekali pula senyumnya terkembang seperti sedang menikmati sebuah banyolan OVJ di tivi. Terakhir kembali ia tersenyum dengan mesum. Haha...sepertinya ia terangsang juga oleh cerita karya cLothingK tersebut, terbukti ular naga dibalik celananya tiba-tiba sedikit modhot alias melar mengeras.

Tiba-tiba Begawan Karebet bertanya,

“Bagaimana dengan Kapak Maut Naga Geni mu? Apakah kilatan peraknya masih menyala terang kala kau kibaskan Mata Kapak itu untuk menghajar musuh?”

“Jelaslah Begawan. Masih berkilat menerangi jagat dan silau pancaran sinarnya membutakan orang yang melihatnya, hanya Tusuk Konde Perak Eyang yang sanggup menandinginya. Lhoh kok malah bahas Kapak Maut Naga Geni lagi siih?? Payaahhh luuu, Begawan Kampreett!!!”

“Yee.. Kenapa juga elu jawab, Bre??”

“Iyaa-yaaaa..” jawab Bre polos dan langsung menggaruk-garuk kulit kepalanya yang tidak gatal.

“Hahahahaha!!!!!!”

Teriakan tawa sepasang Pendekar sakti itu langsung terdengar membahana di tanah Jawa Dwipa.





Hari senin yang cerah, burung-burung bernyanyi. Alam ceria, dunia penuh warna. Di sebuah kamar kosan, terlihat Bre sedang asyik berbenah diri memakai kemeja terbaiknya. Tak lupa rambut gondrongnya ia sisir rapi. Walau tetep aja ga bisa kelimis.

Langkah pastinya terayun mantap menuju ruang sidang 3 di lantai 3. Hari itu adalah hari penentuan nasib kuliahnya Apakah ia akan terus bertahan sebagai danyang kampus ?, ataukah ia akan segera terbang melejit meninggalkan kamus tercintanya tahun ini?.

“Selamat pagi Ibu...” Senyum ramah Bre terkembang saat wajahnya menyembul dibalik pintu ruang sidang 3. Disana telah hadir Ibu Carissa, Pak Subroto, dan dua orang teman kuliah Bre.

Ujian lesan segera berlangsung. Berbagai pertanyaan dan soal jawab yang dilontarkan Ibu Carissa berhasil dilibas Bre tanpa mengalami hambatan yang berarti. Beberapa pertanyaan tak sanggup dijawabnya, namun itu dalam prosentase kecil dibanding jumlah pertanyaan yang berhasil dijawabnya.

Senyum keyakinan Pak Baroto seakan menunjukkan bahwa Bre adalah andalannya dalam hal akademis. Pak Baroto tak meragukan lagi kemampuan berpikir Bre yang cemerlang dan ke-fantastis-an sebongkah berlian yang terkungkung didalam tempurung kepala Bre.


“Baiklah Brian Kusuma Wardhana...dengan ini saya memberikan nilai B untuk ujian kali ini. Selamat ya..!!” Ucap Ibu Carissa menutup ujian dengan langsung menyampaikan hasil dari ujian Bre.

Bre terlonjak dari tempat duduknya. Hatinya senang bukan kepalang. Tak sadar ia berjoget ala Ayu ting-ting sambil berulang kali mengucapkan kata sik asik...sik asik...sik asik..sik asik. Pak Subroto dan Ibu Carissa hanya bisa tersenyum heran melihat tingkah laku Bre. Tepuk tangan kedua teman Bre mengiringi setiap liukan tubuh Bre yang masih sik asik berjoget dengan girang.

Bre keluar dari ruang sidang sambil tetap tersenyum penuh kemenangan. Tingkah lakunya lucu dan konyol sekali. Ia menirukan gaya kontestan Indonesian Idol yang berhasil lolos seleksi dihadapan Juri Ahmad Dhani, Agnes Monica, dan Anang Hermansyah. Tingkah lakunya itu spontan menjadi perhatian teman-temannya yang berada di sekitar lantai 3.

Siang harinya, Bre sedang duduk di samping tangga sambil sibuk ber-whatsApp ria,* yaitu sebuah software messenger besutan Android seperti layaknya melakukan BBM. Bre masih hanyut dalam keasyikannya ketika datang sebuah mobil Avanza putih keluaran terbaru dan parkir tepat di ujung bawah tangga yang sedang 'dihinggapi' Bre. Mau tidak mau Bre menjadi terusik oleh kehadiran mobil itu. Seorang pria turun, umurnya ditaksir Bre sekitar 27-28 tahun.

Dandanannya eksklusif dengan kemeja putih dan celana katun putih gading. Selembar dasi bertengger di lehernya. Saat Bre menatap wajah si empunya mobil, Bre terperanjat. Rambut si pria ternyata gondrong mirip rambut Bre. Wajahnya juga cukup ganteng meski menurut Bre pasti lebih gantengan dia. Yahh...dimana-mana kecap nomer satu emang. Tubuhnya juga gagah beracun dan tegap bersambung, 11-12 lah dengan postur tubuh Bre.

Bre menjadi penasaran dengan si pria misterius itu. Di ikutinya langkah si pria yang ternyata tertuju kearah ruang dekan. Begitu tubuh pria itu menghilang dibalik pintu ruang dekan, Bre segera mengintipnya lewat teralis jendela ruang dekan yang sedang terbuka.

“Owhh...selamat datang Pak Pram...perkenalkan...ini jajaran beberapa dosen yang ada di sini...sisanya sedang sibuk mengisi mata kuliah di kelas-kelas..yang paling ujung adalah Pak Indra, kemudian disebelahnya adalah Ibu Sumartiningsih, berikutnya lagi adalah Ibu Kutni, dan yang paling ujung adalah Ibu Carissa !”

“Bapak Ibu dosen yang terhormat, ini adalah Pak Pram. Lengkapnya adalah Pramudya Kelana Putra. Beliau adalah dosen baru disini sebagai pengganti dari Pak Soeroso yang minggu kemarin telah pensiun...Silahkan berkenalan..!” Suara Pak Subroto menggema di dalam ruangan dekan.

Bre baru tahu, ternyata pria maskulin perlente itu adalah dosen baru di kampus. Bre mengira-ira bahwa dosen ini pasti bakalan menjadi bintang baru dikalangan mahasiswi dan juga dosenwati. Gaya dan tongkrongannya yang mantap bersahaja itu akan sangat memabukkan kaum hawa. Hanya Bre masih tertegun heran, ternyata masih ada dosen yang berdandan gondrong seperti itu. Gaya dosen baru itu mengingatkan Bre pada figur seorang vokalis grup musik 'Pas band' yang gondrong namun ternyata dia juga seorang dosen seperti Pak Pram.

Bre kembali mengintip aktifitas yang ada di dalam ruangan dekan. Tiba saatnya Pak Pram bersalaman dan berkenalan dengan Ibu Carissa. Tiba-tiba suasana yang awalnya penuh canda tawa dan tegur sapa berubah menjadi hening saat kedua tangan itu bersalaman. Seluruh mata di dalam ruangan itu termasuk Bre memandang kearah Bu Carissa.

Semua mata disana seolah menyiratkan sebuah kalimat bahwa kedua dosen muda itu terlihat sangat serasi. Senyum malu-malu Ibu Carissa terurai namun masih terkalahkan oleh tatapan mata Elang Pak Pram yang mirip tatapan mata Bre sehingga membuat Ibu Jutek itu terlihat salah tingkah. Kedua pipinya memerah. Sepertinya mereka telah jatuh cinta pada pandangan pertama.





Malam belum terlalu larut ketika terlihat Bre sedang mengendap-endap disebuah pelataran rumah seseorang mirip detektif Hercule Poirot yang sedang menyelidiki kasus dalam kisah karangan penulis legendaris Agatha Christie.

TOK..TOK.TOKKK..


CEKLEKK..KRIEETT...


“Selamat malam Bu..”

“Silahkan masuk ganteng, mari-mari sini.. duduk dulu..” Ibu Carissa mempersilahkan Bre duduk di sofa dengan akrab dan ramah.


Mereka berdua mulai mendiskusikan hasil penelitian selama ini. Klarifikasi data yang mereka peroleh. Terlihat serius tapi berkesan santai suasana diruang tamu itu.

“Bu, boleh saya menanyakan sesuatu?” kata Bre memulai pembicaraan.

“Boleh kok it’s oke. Apa emang nya?”

“Hmm.. Apa yang di maksud Ibu Carissa mengenai lelaki yang Ibu kenal lewat jejaring sosial itu Pak Pram, dosen baru itu?”

“Bukan dia lah. Ibu juga baru kenal tadi kok masak udah fallin’ in love? Yang bener aja dong, Bre!! Kamu itu polos apa belang-belang, hahahaa? Masak langsung nyimpulin kaya gitu?” jawab Ibu Dosen cantik itu seraya terkekeh dan becandain Bre.

“Tau ga, besok dia mau ngajak jalan Ibu, kamu ikut ga Brian? Hmm..” tawar Ibu Carissa sambil terlihat tetap serius meneliti kertas-kertas yang berserakan diatas meja sofa ruang tengah.

“Aaah yaa enggak lah Bu, masak saya menganggu orang yang sedang kasmaran. Emang enak jadi obat nyamuk? “ sahut Bre bersungut-sungut.

“Hahahaha!!!”

Gelak tawa mereka berdua bergema diruangan itu.

Setelah beberapa saat mereka berkutat dengan kertas-kertas laporan hasil riset, Bre pun berpamitan dan beranjak pergi meninggalkan rumah Ibu Carissa. Tanpa ada sesuatu yang enak-enak, yang dinantikan para pembaca. Semuanya berjalan datar-datar saja, seakan peristiwa petik duren kemarin tidak terjadi.

“Permisi Bu, selamat malam dan selamat beristirahat..” pamit Bre sopan meski matanya ga pernah sopan sama sekali.

“Oke, hati-hati dijalan yaa ganteng..” jawab Ibu dosen cantik sambil tersenyum dan melambaikan tangan kearah Bre.






Keesok paginya Bre berangkat ke kampus tercinta dengan wajah riang setelah tadi dia sempet mampir di warung Bik Sumi untuk sarapan. Hebatnya, setelah kenyang makan Bre cuman menggoreskan bollpoint diatas kertas. Tahu kenapa?? Karena itu adalah tanda tangan sebagai perwujudan dan saksi bisu kalo Bre nge-bon alias ngutang. Payaah lu Breee!!!

Siulan lagu Dont Cry nya G&R terdengar mengalun dari bibir Bre. Ketika sampai di pertigaan jalan kampus yang deket dengan tempat rental komputer, tiba-tiba deruman motor 4-tak yang bersilencer Yoshim*ra mendekat kearahnya.

“Woi!!!!” seseorang berteriak kenceng.

“Plaakk!!” suara pundak tertepuk keras

“Kampret banget sih luu?? Ngagetin aja.. Lho Karen mana?” tanya Bre setelah tahu bahwa orang yang ngagetin dirinya adalah Andi.

“Hahaha!! Kaget yaa?”

“Kagak!”

“Gaya lu Bre sok cool ahh! Karen ngampus dong sedang gue gak ada kelas..”

“Siapa yang nanya?”

“Lhoh kan barusan lu nanya, gimana siih??”

“Bener gue nanya, tapi kan gue nanya Karen bukannya nanyain soal elu kuliah atau ga. Gue bukan emak lu kan, Paham?” kata Bre sok serius.

“Aah sialan luu, Bre. Eeh ikut gue yuuk ke Mall bentar. Gue mo beliin sesuatu buat Karen neeh. Temenin gue yaa Bre??” ajak Andi berharap.

“Iyaa deh gue temenin. Tapi Es Cappucino ma Creppes yaa terus Coklat del*i nya satu..”

“Siip daah.. Buat lu apa siih yang enggak? Tapi bayar sendiri yaa!! Wakakaka!!!!”

“Aaah dasar bandit kompeni lu, reseeee’..!!” kata Bre sambil mendaratkan pantatnya diatas jok motor Andi dan “PlookK!! tergetoklah kepala berhelm Andi..

Brrruuuummmmm!!!!!... Mereka menuju salah satu Mall tempat nongrongnya kawula muda.





Bbrrrrr..!! Sejuk ac langsung menyelimuti tubuh Bre dan Andi. Mereka jalan-jalan mengitari Mall dari lantai1 sampai lantai paling atas. Saling ketawa ketika melihat tante-tante ganjen dan saling melotot ketika melihat ada makhluk cantik berpakaian minim. Muyuuussss Jack!! Kata mereka berdua dengan kompak. Yuupz.. Antara Andi dan Bre tidak ada rasa canggung sama sekali meski pun peristiwa balik nama, Karen dari Bre ke Andi sudah berlangsung. Mereka tetaplah seorang sahabat. Saluuttt Jackk!!!!

Bre sedang memilih berbagai macam snack disebuah sudut rak sedang Andi berada di rak motor equipment. Tak berapa lama, mata elang Bre menangkap sepasang pasangan yang tampak mesra. Pasangan itu saling bergandengan tangan, sesekali lelaki itu mengusap lembut rambut wanita dewasa yang tampak cantik dengan mesra.

“Ibu Carissa..” gumam Bre lirih ketika tahu siapa wanita dewasa yang tampak cantik itu..

“Lumayan cakep siih, tapi lelaki dengan perawakan tinggi itu berperut rada buncit, dengan baju yang tampak mahal berkelas. Ngg.. Apakah lelaki itu yang selama ini di ceritakan Ibu Carissa? Yang beliau kenal lewat jejaring sosial itu? Hmm.. Siapakah gerangan dirinya??”

Bre tampak berpikir keras. Tampak kerenyitan di kening Bre. Kemudian Bre mendengar suara...

“Pengen apalagi sayang? Hmm..?” tanya lelaki paruh baya itu dengan mesra. Sesekali mencium kecil telinga Ibu Carissa.

“Makan dulu aja Mas..” ajak Ibu Carissa sambil menarik mesra lengan lelaki perlente itu.

“Okee, sayang. Yuuk..”

Aseeemm!! Mesra banget mereka berdua. Dan kalo dilihat sih serasi juga berpasangan dengan Ibu dosen yang cantik itu. Bre terpaku melihat kepergian Ibu Carissa dengan lelaki gebetannya itu. Atau bahkan calon suaminya??


Masih Penasaraannn???

Tanya sama Ki Joko Bodho yang bergoyang diatas rumput . . .


…............................................ ..
…............................................ ..
TAK MUDAH MENGGAPAIMU
…............................................ .
…............................................ .


Burung-burung bersahutan menyambut pagi nan suci. Kepak sayap lemah kupu-kupu membelah dan menembus kabut tipis di remang antara gelap pagi buta dan berkas dari ufuk. Matahari masih malu-malu menunjukkan sinarnya dibalik awan. Sisa-sisa kejayaan sang rembulan belum sepenuhnya hilang. Berkas temaram sinarnya yang indah tadi malam sejenak kemudian akan hilang seiring dengan memudarnya gelap pagi ini.


Pagi buta di hari minggu. Tidak seperti biasanya, disaat orang pada umumnya masih sibuk dengan selimut dan bantal bernoda liur, Bre terlihat sudah berbenah mengenakan setelan kaos polos putih bertuliskan 'Fender' dan celana pendek berwarna hitam. Tak lupa sepatu sport putih melekat manis di kakinya yang berbulu.


Jogging...sebuah kebiasaan baru bagi Bre setiap minggu pagi selepas perpisahannya dengan Karen. Bre beralasan bahwa jogging ini untuk mengisi kesenggangan waktu yang tersisa karena tak ada lagi kesibukan dengan Karen. Tapi diluar itu semua, yang pasti Bre jelas sedang 'membelokkan' hasrat seksuilnya kearah pengurasan fisik yakni lari pagi agar tidak 'senut-senut' karena lepas dari Karen tanpa menemukan pengganti yang bisa memuaskan libido rutinnya.


Taman kota menjadi pilihan yang tepat bagi Bre untuk ber-jogging ria. Tempatnya yang bersih dan asri menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku olahraga hari minggu.


HOSHH..HOSHH....(suara nafas Bre yang sedang ber-jogging).

“hoshh...hmm...lari pagi...badan sehat...hhhuhh hahh..” Teriak Bre dalam hati memberi semangat pada dirinya sendiri.


Di sisi kiri dari posisi berlari Bre, terlihat dua orang cewek cantik nan sekseh sedang berjalan santai. Ayunan kaki Bre melambat, signal seorang DonJuan menyala menandakan ada target yang masuk di dalam area serang DonJuan. Begitu posisinya telah sejajar dengan kedua cewek tersebut mendadak Bre menarik gagang hand rim dan menghentikan kaki seketika.


Bruukk...“Aduhh...!!!” teriak Bre nyaring dan menjatuhkan diri di samping si cewek cantik. Spontan membuat kedua cewek tersebut kaget.


“Eitss...ada apa mas..???” sambut salah satu cewek yang paling dekat dengan posisi Bre dan merupakan target bidik Bre. Bidikan Bre tak akan meleset, dengan hanya melihat buatan buah pantat, tatanan rambut dan bentuk tumit, Bre sang DonJuan sudah bisa memastikan apakah si cewek bidikan layak serbu ataukah jangan dahulu.

“Aduhh...maaf mbak...terkilir...uhh !!” lanjut Bre sambil beringsut ke arah bibir trotoar namun dengan gerakan menghalang langkah kedua cewek tersebut.


“Uhh kacian...sendirian mas ?...” ucap si cewek teman target Bre sambil menarik tangan temannya untuk mendekat ke arah Bre dan menolong Bre.


Kejadian berikutnya tentu sudah dapat ditebak para pembaca semuanya. Aksi terkilir Bre akan di barengi dengan hembusan ucapan manis dari DonJuan. Ujung-ujungnya pasti diakhiri dengan permintaan no HP oleh Bre.


“Mbak punya perban ?...kain kasa itu lho mbak...!” Ucap Bre pada si cewek target.

“Buat apa mas?? kan kakinya gak berdarah...lagian aku ga punya...ngapain aku bawa perban segala!!” Balas si cewek bingung.


“Buat membungkus hatiku buat kamu...cieeehh....Kalo No HP punya mbak ???” Rayuan maut karya DonJuan cap kadal Brian Kusuma Wardhana.



* * * *



Kebiasaan baru Bre setelah lari pagi di taman kota adalah mampir sejenak ke pasar rakyat di sisi timur taman kota. Bukan untuk belanja, hanya untuk lirik sana lirik sini melihat para ibu-ibu muda yang masih cukup singset untuk dinikmati 'tongkrongannya'.

Selagi Bre sedang asyik menikmati kerumunan ibu muda yang sedang antre di sebuah stan jajanan pasar, tiba-tiba datang seorang wanita berjalan ketempat dimana Bre sedang berdiri 'konak'.


“Hei...!!! lagi lihat apaan ?” Bentak wanita tersebut, dan saat Bre menoleh ke arahnya ternyata...

“Lho...Bu Carissa...!!! Belanja Bu ??? tumben-tumbenan..hehehe..” Sambut Bre pada wanita yang membentaknya.


“Ganteng...nanti siang saya undang makan yah di rumahku...jarang-jarang lho aku masak sendiri...cobain ya...!!!” Ucap Bu Carissa setelah mereka saling bertegur sapa satu sama lain.

"Buat Ibu...apa sih yang enggak !!! Ok deh Bu...” Balas Bre meyakinkan.


Setelah pertemuan pagi itu, Bu Carissa pun pulang. Sedangkan Bre segera meluncur ke arah kampus namun bukan untuk ngampus, melainkan mampir ke warung Bu Sumi seperti biasa. Sudah waktunya sarapan.


* * * *


“Bik Sumi, Nasi Pecel sambel tumpang seperti biasa bu...sama es jeruk manis...” Ucap Bre begitu sampai di warung langganannya yang sangat 'bersahabat' itu.

“Bre Gondrong....tunggakan kamu sudah hampir 2 bulan...nih lihat...2 lembar bolak-balik buku tulisku cuman penuh sama tandatanganmu...sekarang....bayar dulu...Ibu perlu buat belanja lagi....baru kamu boleh makan disini...!!” Bentak Bik Sumi dengan galak namun penuh canda.


“Hari ini Ibu ga masak..ndronggg !!!...modal Ibu habis buat ngutangin kamu !!” Lanjut Bik Sumi lagi dengan nada serius.

“Yahhh Ibu...maaf banget ya...hari ini aku blum ada uang...Bre usahain besok deh lunas Bu...Ya udah Bre pamit dulu...sekali lagi maaf lho Bu...” Balas Bre dengan salah tingkah dan diliputi perasaan tidak enak pada Bu Sumi.


Langkah gontai Bre menyusuri tepian kampus dengan lesu karena rasa lapar yang demikian menyeruak. Kepalanya begitu berat, susah sekali digunakan berpikir. Langkah Bre semakin lemah tanpa daya akibat terkuras waktu jogging. Namun, sekali lagi Bre teringat pada sosok Karebet yang jenaka.

“Oh ya...kenapa aku tidak kerumah Karebet saja untuk meminta sedikit makan...tanggal 30...uh...lama sekali tanggal 1 nya....” batin Bre sambil berusaha menguatkan langkahnya menuju rumah sahabatnya.


* * * *


“Permisi kakang Bima..!”

“Owh...selamat datang adikku Arjuna...ada angin apakah hingga membuatmu datang di kerajaanku sepagi ini...??”


“Iya kakang Werkudoro...aku tak tahu lagi harus kemana...”

“Lho lahdalah...Apa penyebabnya adikku Janoko ?...apakah Srikandi meninggalkanmu ?”


“Bukan itu kakang...kerusuhan yang terjadi di padang Kurushetra telah membuatku gundah kakang..”

“Gundah ? Apakah Itu adik Arjuna??, apakah pasukan kurawa masih saja mengganggu hidupmu ?”


“Tidak...Duryudana dan pasukannya sudah lama tak terlihat...namun...sebentar kakang Bima...apakah kakang Yudistira ada disini?”

“Iya...kakangmu...Puntadewa ada di sini...sebenarnya ada apakah gerangan adiku Arjuna?”


“Aku ingin kita bertiga berbicara kakang....Nakula dan Sadewa hilang !!!”

“Apa...???!!”


“Hahaha....lu apaan sih Bre pakai acara ber-mahabharata segala...!!! Ade ape lu..??” Ucap seseorang yang ternyata adalah Karebet.

“Hehehe...lu juga ngapain main ikut aja hahh !!!” Sambar Bre.


Derai tawa terdengar menyeruak di ruang tamu Karebet. Ibu Karebet yang sedang libur kerja dan sedang duduk santai di ruang tengah menjadi ikut tersenyum mendengar celoteh kedua pemuda konyol itu.

“Bet...ehmmm gue laperr...belum dapet kiriman dari ortu...!!” ucap Bre sambil malu-malu kucing.


“Jangan malu-malu.....kucinggg !!” teriak Karebet demi melihat sahabatnya yang sedang kebingungan itu.

“Udah sono kebelakang...ambil sendiri sesuka hati lu dah...gitu aja pakai sungkan !!!” Lanjut Karebet sambil tertawa geli.


Pertemanan Bre dan Karebet memang sudah seperti saudara sendiri. Ibu Karebet pun juga sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Bre. Masalah memberi makan pun juga bukan hal susah bagi mereka, Bre diberikan kebebasan disana layaknya di rumah sendiri.



* * * *


Hari belum beranjak terlalu siang. Terik pun juga tak begitu terasa menyengat. Perut Bre gondrong sudah terasa begitu keroncongan. Namun waktu untuk makan siang seperti yang sudah dijanji Ibu Carissa belum juga tiba. Untuk mengisi kekosongan waktu, Bre mengambil gitar bolongnya yang sedang bertengger di sudut kamar kosannya.


Nun jauh disana, Bu Carissa sedang membaca SMS dari Pak Pram.

“Dik Carissa, jika tidak ada kesibukan..bolehkah saya mengajak untuk nonton siang ini...Action si Iko Uwais di film laga The Raid membuatku penasaran....bisakah?” Isi SMS Pak Pram yang dibaca Bu Carissa.


“Aduh maaf Pak...saya sudah ada janji makan dengan keponakan saya siang ini...ehmmm lain kali saja yah...” Tampik Bu Carissa dalam SMS nya, sepertinya Bu Carissa masih cukup enggan membuka hati untuk yang lain sejak berkenalan dengan pria di jejaring sosial itu. Meski dalam hati sebenarnya Bu Carissa memiliki kekaguman tersendiri pada sosok Pak Pram yang gagah beracun.

Kembali pada permainan gitar Bre, Berbagai lagu ia nyanyikan....seperti lagu power-nya helloween..


…..................................
We've got the power

We are divine

We have the guts to follow the sign

Extracting tensions from sources unknown

We are the ones to cover the throne

…...........................................


Kemudian lagunya Dream Theater berjudul : Strange de Javu


…....................................
Subconscious Strange Sensation
Unconscious relaxation
What a pleasant nightmare
And I can't wait to get there again

Every time I close my eyes
There's another vivid surprise
Another whole life's waiting
Chapters unfinished, fading

…....................................


Dan diakhiri oleh lagu gahar milik Kaisar berjudul : Kerangka Langit


…............................................
Dan cerita manusia perlu berganti
Dan layar pun sudah mulai dikibarkan kawan
Genggam tangan penuh keyakinan
Mulailah melangkahkan kaki baru
Menelusuri jalan penuh kerikil kawan
Itu jalan menjadi dewasa

…..........................................


Selesai di lagu ketiga, jam sudah menunjukkan bahwa Bre harus segera beranjak menuju kerumah Bu Carissa.


* * * *


TOK..TOK.TOKKK..
CEKLEKK..KRIEETT...


“Oh Brian...silahkan masuk...” Suara merdu mendayu khas suara milik Ibu Carissa menyambut kedatangan lelaki muda itu.

Acara makan siang segera berlangsung dengan meriah. Meriah bukan karena ramainya tamu, tapi karena suara berisik Bre yang seperti kesetanan saat melahap makanan yang tersaji. Berkali-kali mulutnya terlihat mendesis menahan pedas. Namun Sepertinya ia sangat menikmati sajian makan gratis itu. Setelah acara makan siang selesai, Bre diminta oleh Bu Carissa berpindah ke sofa di ruang santai.


Sofa Gajah teronggok indah di sudut ruangan santai. Nyala televisi yang sedang menayangkan aksi demo BBM di berbagai penjuru negeri menimbulkan pancaran sinar terang menyilaukan di seputar ruangan karena ruangan tersebut hanya dilengkapi sebuah lampu duduk yang berdaya tak lebih dari 5 watt. Apalagi bohlam yang berwarna hijau semakin menambah temaramnya ruangan jika tanpa ada cahaya televisi.

Baru beberapa detik Bre duduk di sofa gajah itu, mata Bre sudah disuguhi pemandangan memukau. Ibu Carissa berdiri di depan Bre yang memisahkan pandangan Bre kearah televisi. Otomatis sinaran cahaya televisi membuat terawang kain daster Ibu Carissa yang memang berbahan tipis. Lamat-lamat lekukan siluet tubuh Bu Carissa membayang indah. Terlihat oleh Bre laksana sedang menikmati sebuah tubuh dengan balutan CD dan Bra saja karena begitu terawangnya kain daster itu.


Digapainya jemari tangan Bu Carissa. Serrr...aroma kelembutan spontan menjalar di sepanjang lengan Bre dan terus berjalan mengikuti kelak-kelok sarafnya dan membentur di otak. Respon rangsang dari otak Bre memerintahkan hormon testosteron untuk mengambil peran. Bre sercekat, baru memegang tangan saja sudah demikian 'ihir' rasanya, apalagi setelah melakukan tindak lanjut program?.


Bre berusaha mengendalikan gelegak nafsunya yang terasa semakin membuncah dan mendesak untuk melakukan tindak kenikmatan yang lebih menggelora. Ditariknya Putri Es hingga terjatuh dalam pangkuannya. Ia belai lembut rambut panjang Bu Carissa dengan penuh penghayatan.

Menyusul ia gelitik lembut bagian tengkuk dan telinga Bu Carissa sehingga membuat si empunya menjadi kegelian dan menggeleng-geleng tak jelas. Terlihat bibir Bu Carissa agak terkembang, udara hangat terhembus dari bibir itu meniupkan muntahan gairah yang lambat namun pasti telah menghinggapi kerongkongan jiwa Bu Carissa. Jiwa yang haus akan belaian dan kasih sayang.


Perlahan Bre mendekatkan katupan bibirnya ke arah bibir Ibu Carissa yang masih saja menghembuskan nafas hangat buah dari getaran nafsu. Kecupan lembut mengawali pertemuan dua jiwa yang sedang memadu kasih. Nampak Bu Carissa memejamkan mata. Bre semakin berani mengobrak-abrik rongga mulut Bu Carissa dengan ciuman nepsong khas DonJuan.

“Emmhh...” Desahan lirih terlontar dari bibir Bu Carissa yang masih tersumpal oleh lidah dan teman-temannya. Mata Bu Jutek menunjukkan reaksi aneh, kelopaknya sedikit terbuka menunjukkan sebahian bola mata putihnya seperti orang sedang mengigau. Ia sangat menikmati arungan nafsu membara itu.


Bibir Bre semakin menjalar turun menyusuri leher jenjang Bu Carissa yang putih laksana pualam. Mungkin jika ia sedang meminum teh atau kopi akan terlihat alirannya di leher itu. Lidah Bre menjilati setiap inci leher hingga membuat kegelian Bu Carissa semakin membuncah menyeruak. Kepala Bu Carissa terdongak menikmatinya.

Bre meminta Bu Carissa untuk berdiri sejenak. Dengan penuh kelembutan ia buka daster penutup tubuh Bu Carissa. Dengan sekali tarik pada ikatan tali di bahu Bu Carissa, meluncur turunlah daster itu hingga ke lantai meninggalkan tubuh indah Bu Carissa cantik yang hanya tertutup Bra dan CD warna ungu.


Demi melihat tubuh indah tanpa ccacat dihadapannya, Bre melangkah mundur beberapa jangkah. Bukan untuk menghindari Bu Carissa, bukan juga takut, namun hanya untuk melihat secara close-up sekujur tubuh indah itu.

Dua meter dihadapan Bre sedang berdiri sebuah keindahan yang tiada tara. Wajahnya cantik bak putri keraton solo. Rambutnya yang tergerai panjang menyokong wajah cantik itu menjadi lebih anggun dan berkelas. Balutan Kulit putih pualam menghiasi setiap inci tubuhnya mulai dari kening hingga jari kaki. Senyum manisnya diiringi jajaran gigi bersih yang tertata rapi sungguh memabukkan.


Semampai tubuhnya laksana bagai landasan tebing bagi onggokan gunung-gunung montok dengan ujung yang merah gelap menggemaskan. Perut rampingnya mengingatkan Bre pada datarnya perut petenis Martina Marthatilova. Dan sepasang paha yang padat berisi tengah berdiri sempurna mendukung gugusan buah pantat yang terlihat demikian proporsional dan 'njentit' laksana buritan mobil sedan sport yang aduhai.

Tak tahan melihat semua itu, Bre mencoba kembali melangkah maju untuuk menggapai keindahan yang tengah terpampang. Namun tangan kanan Bu Carissa terangkat sebatas dada dan mengisyaratkan kepada Bre untuk berhenti melangkah. Bre kembali tercekat. Dalam benak Bre berusaha merangkai-rangkai jawaban atas tindakan stop yang di instruksikan sang Ibu dosen cantik.


“Kamu Brian...tetap ditempatmu ! Jangan lakukan apapun sebelum aku perintahkan !” Ucap Bu Carissa galak tepat seperti saat bertengkar dengan Bre kala itu. Bre menjadi bergidik takut. Ia takut amarah si jutek datang kembali.


* * * *


Dengan liukan tubuh yang erotis, Bu Carissa melepas sisa pakaian yang masih melekat pada tubuhnya. Mula-mula ia berlenggok dan berputar sebelum akhirnya ia tanggalkan Bra ungu penutup gundukan indahnya. Tubuhnya kembali bergoyang dan meliuk dibarengi dengan senyuman 'nakal' menggoda membuat Bre kelojotan seperti cacing kepanasan di tempatnya berdiri. Bre berusaha melangkah kearah Ibu Carissa dan mengacuhkan tata tertib yang sudah dicanangkan Ibu dosen seksi itu.

“STOPP !!! Melangkah sekali lagi atau kupakai lagi semua pakaianku !!” Bentak Ibu Carissa dengan galak sambil melotot mengerikan. Bre akhirnya dengan sangat terpaksa mundur kembali ke tempat semula.


Beberapa detik dalam keheningan, Bu Carissa melanjutkan kembali liukan aduhainya. Kali ini dengan posisi membelakangi Bre. Goyangan buah pantatnya yang sintal membuat jakun Bre turun naik. Sessat kemudian terlihat sang dosen seksi sedikit nungging kearah Bre dan berusaha melepaskan CD penutup mahkota kewanitaannya. Lagi-lagi Bre dibuat blingsatan. Nun jauh dibawah celana Bre sepertinya telah keluar cairan pelumas Bre akibat tindakan sensual Bu Carissa.

“Hei...kamu...lepas pakaianmu satu persatu dengan mengikuti gaya liukanku yang tadi !” Tunjuk jari Bu Carissa setelah kembali menghadapkan tubuh ke arah Bre. Bre menjadi terkaget setengah mati. Dia menjadi bingung sendiri dengan ulah aneh Ibu Carissa. Jika seseorang pernah merasakan enaknya mendapatkan sesuatu, pasti ia akan memintanya lagi, bahkan dengan memaksa sekalipun.

Mau tak mau Bre akhirnya menuurut saja diperlakukan layaknya cecunguk yang haruus mengikuti perintah majikannya. Namun dalam hati Bre merasa senang.


“Kucing..... dikasih ikan asin...hehehe...” Gumam Bre dalam hati.

Setelah Bre terlihat bugil sempurna, Ibu Carissa melangkah maju. Ia terlihat berjongkok dan mengikuti nalurinya. Dipegangnya batang kontie Bre dan secara perlahan dijilatnya. Bre menjadi terkaget sekaligus menikmati.


“Ohh...terus sayang...ehhmm..diemut dong cantikk !!!” gumam dan lenguh Bre tak tahan dengan semua rangsangan yang datang dari tangan dan lidah Ibu Carissa.

Ibu Carissa menuruti saja permintaan Bre. Namun perlakuannya terhadap batang tegak Bre masih dirasakan kaku oleh Bre. Gigi Bu Carissa yang main selonong boy di kontie membuyarkan konsentrasi kenikmatan di 'burung' Bre. Bre hanya bisa meringis menahan sakit di batangnya.


Jangan sebut Bu Carissa sebagai dosen jenius bila tak bisa cepat belajar. Hanya berselang 1-2 menit setelah gigitan mautnya, Bu Carissa sudah mampu memberikan layanan appetizers yang memukau bagi Bre. Kini Bre dibuatnya merem—melek keenakan.

Sekian mmenit berselang, nampaknya Bu Jutek ingin meminta balas budi atas perlakuan baiknya pada kontie Bre. Bre mengetahui itu dari kilatan mata Bu Carissa yang menyiratkan permintaan. Dibopongnya tubuh Bu Carissa dan ia dudukkan di bibir sofa gajah. Dengan gerakan lembut ia buka kedua paha Bu Carissa dan ia belai paha bagian dalam dengan rabaan merangsang. Benar saja, nampak pipi Bu Carissa merona merah menikmati rangsangan di area paha itu. Mungkin disitulah letak titik kejutnya.


Bre berlutut dilantai dan mendekatkan bibir serta hidungnya menggantikan kerja tangan yang sedang asyik membelai dan meraba. Potongan bulu kumis Bre menusuk-nusuk lembut lipatan paha bagian dalam Bu Carissa membuat sang dosen seksi kegelian bukan kepalang. Bibir Bre semakin menjalar keatas menggapai sebuah gundukan yang memiliki hutan halus dan belahan jurang ditengahnya. Hutan itu begitu indah. Rerumbainya tertata rapi dan tidak terlalu 'gondrong'. Jurangnya juga tidak menganga terlalu terjal dan curam. Warna indah bak daging muda begitu merekah indah menyilapkan mata.

Mendadak Bre menghujamkan lidah semata wayangnya kearah pusat jurang itu. Lelehan lahar hangat sedikit demi sedikit menghampiri lidah Bre seakan ingin bertemu dan bercengkrama bersama.


“Auhh Bree..ee” Bu Carissa melenguh tertahan. Nampak matanya mengerling manja seperti meminta sesuatu yang lebih dari apa yang sudah diberikan Bre.

Bre meladeni kerlingan itu dengan menghujamkan semakin membabi-buta lidahnya ke arah lubang buaya yang ternyata adalah vegie Ibu Carissa. Bu Carissa semakin hanyut dalam desahan dan kenikmatan yang tiada tara. Kepalanya terlempar ke kiri dan ke kanan seakan mengikuti irama permainan lidah Bre di meki nya.


“Tee..teruuss Bre..hh” Bu Carissa tanpa malu-malu melontarkan erangan dan rengekan manja kepada Bre.

Tiba-tiba Bre menghentikan seketika permainan lidahnya. Ibu Carissa nampak kecewa sekali. Namun bukan Bre sang DonJuan jika tak bisa mempermainkan seorang wanita. Dengan senyuman penuh misteri Bre merangkak naik sejajar tubuh sang Bu dosen. Ia arahkan kontie kebanggaannya ke bagian meki Bu Carissa dan disambut dengan tangan Bu Carissa yang sedang membantu memperlebar mekinya dengan menariknya ke samping kanan dan kiri.


Dua hingga tiga hentakan tak kunjung juga mampu membuat kontie Bre masuk. Mungkin karena meki Bu Carissa masih bau perawan dan baru pula dua kali ini merasakan 'tonjokan'.

Tusukan dirangkai dengan goyangan intensif dengan penuh usaha dan perjuangan akhirnya menghasilkan buah kesuksesan. Perlahan meki Bu Carissa 'menelan' kontie Bre dengan lahap. Bu Carissa mendelik namun menikmati semua itu. Ia merasakan sebuah kenikmatan yang pernah dirasakannya beberapa hari yang lalu juga bersama dengan Bre.


Bre mencoba tehnik baru yang dibacanya dari cerita di forum semprot. Cerita itu berjudul -Bayangan Senja, karya:FigurX-. Sesuai petunjuk dalam cerita itu, Bre menggoyang pendek-pendek atau setengah kontie sebanyak tiga kali. Pada tusukan ke empat diakhiri dengan tusukan 1 kontie penuh dan dihujamkan sedalam mungkin. Berulang kali dilakukannya tehnik itu dan semakin lama ritme nya bertambah semakin cepat. Tehnik itu bernama 3:1.

“Uwhh..auuww Bree” Bu Carissa terlonjak dan meronta nikmat merasakan gempuran dan hujaman kontie 3:1 milik Bre.


“Bre..Bree...ahhh” Teriakan Bu Carissa semakin gencar dan penuh dengan gelak kenikmatan yang menggelora.

“Iya Bu...aa..apa Bu...enakk Bu..??” Ucap Bre di sela genjotannya yang telah membikin Bu Carissa 'kelabakan'.


“Ahh awwh Brr..Bree..aku..aaaa” Bu Carissa berteriak melengking. Gigitan meki pada kontie Bre menyempit dan merapat. Gesekan menjadi semakin sensitif. Bre merasa semakin melambung dibuatnya. Menyusul kemudian seperti sebuah semburan lemah mengucur ke kulit kontie Bre dan melumasi rongga nikmat itu sehingga semakin licin. Bu Carissa mencapai klimaks nya dengan penuh kenikmatan dan erangan penuh penjiwaan.

'Gigitan' ketat meki di kontie Bre membuat Bre tak mampu bertahan lebih lama lagi. Denyutan dirasakan Bre seakan memperbesar kepala kontienya. Kedutan semakin merebak dan saat itulah waktu bagi Bre menarik sekujur kontie nya untuk keluar dari lubang yang menggiurkan itu.


Dengan gerakan mengocok yang sangat cepat, Bre 'memaksa' kontie nya untuk segera menyemburkan magma kenikmatan ke arah dada Bu Carissa yang saat itu sedang di tindih oleh kedua paha Bre.

“Ahh ahh Buu...saya..ahhh” Bre menyalak dan mendesah diiringi letupan berkali-kali cairan magma dari kepala kontienya. Sesaat kemudian keduanya beradu mata saling memandang dan tersenyum. Kepuasan dalam kebersamaan.


#######


Seminggu sudah setelah kejadian olah kontie dan meki bersama Ibu Carissa. Sinar matahari di hari minggu pagi bersinar cerah memasuki jendela kamar kost. Tidak secerah hati Bre ataupun tidak seredup hati Bre. Semuanya datar-datar aja nothing special. Bre terlihat sedang memandangi sebingkai foto antara dirinya yang sedang berpelukan dengan Karen, tentunya ketika masih berpacaran.

Tersenyum simpul ketika mengenang kebersamaan mereka, terlebih saat-saat terakhir dimana Karen merengek-rengek minta married. Bre terlihat menggeleng-gelengkan kepala berambut dreadlocknya ketika mengingat itu semua.

Sekarang Karen sudah bersama Andi dan dirinya mengikhlaskan, karena bersama Andi, Karen lebih bahagia. Diambilnya sebatang rokok dan segera disulutnya dengan sebatang korek api. No lighter he has.


Bre beralih menuju jendela kamarnya. Dia melihat burung perkutut sang empunya kost sedang sarapan jagung, sesekali minum dan kemudian mendendangkan kicauan merdu, yang ga tau kenapa kicauan makhluk lucu bersayap itu begitu menenangkan hati dan jiwanya.

Bre tersenyum kecil ketika perkutut itu terlonjak kaget dan langsung terdiam dari kicauannya ketika dikejutkan oleh suara mangga yang jatuh dari pohon tak jauh dari sangkarnya.


Bre kembali menerawangkan pikirannya. Kali ini mengenai sosok Ibu Carissa. Sekarang Ibu dosen cantik itu sudah mempunyai tambatan hati seseorang yang tampak perlente, dan ganteng walaupun rada berumur.

Ibu dosen yang awalnya sangat membencinya itu akhir-akhir ini menjadi begitu hangat terhadap dirinya. Tapi itu pasti hanyalah sementara, semuanya pasti akan ada titik akhirnya dan tidak akan ada koma lagi. Bre merasa tidak pantas untuk mendambakan Ibu Carissa, begitu jauh level yang memisahkan antara dirinya dengan dosen cantik itu. Tak Mudah Menggapaimu.

Kalo sekedar teman atau sahabat masih memungkinkan. Yang terpenting dan terutama, mata kuliah yang diampu Ibu Carissa sudah lulus dan menjadikan dirinya segera menyusun skripsi untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya.


Bre melemparkan puntung rokok yang sudah habis dihisapnya ketempat sampah dengan gaya seolah-olah dirinya adalah seorang Karl Malone sedang melakukan free throw ke keranjang basket.

Lemparannya tepat masuk kedalam tempat sampah dan Bre pun tersenyum sambil mengepalkan tangannya, seakan-akan dia sedang dalam sebuah pertandingan basket dan lemparan free throw yang dilakukannya itu adalah lemparan penentu kemenangan teamnya.


Brian, cowok ganteng yang selalu menjadi panutan di BEM maupun HMJ kampusnya menyulut rokok yang kedua kalinya kemudian menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Kasur yang pernah menjadi Silent Witness ketika dirinya bercengkerama dengan penuh kehangatan sewaktu masih bersama Karen.

Masih tampak ada bercak darah ditengah kain sprei walaupun sudah tampak pudar. Yaah.. Itulah darah mahkota Karen yang dipetik Bre dengan atas nama cinta dan nafsu.


“Keyshaa.. Hmm..” gumam Bre perlahan.

Bre tersenyum ketika pertama kalinya mendatangi rumah ber-cat cokelat itu. Bre ingat ketika melihat acara seni teater membaca puisi di hall kampus, Bre pun masih merekam jelas dalam ingatannya ketika menonton bioskop dengan Keysha, Karebet juga Santi.


Waktu itu dengan gaya nya yang kocak, Bre bilang bahwa kita kaya seperti rombongan sirkus, waktu berjalan kearah TwentyOne. Dan kata-kata spontan yang keluar dari mulut Bre itu membuat Keysha Luna Djatmiko tertawa ngakak terus-terusan.

Bahkan ketika sudah berada didalam gedung bioskop dan film telah diputar, Keysha selalu tertawa keras ketika dengan tak sengaja bertatap mata dengan Bre. Itu membuat sebagian besar penonton bioskop terheran-heran karena adegan di bioskop sedang menampilkan adegan sedih.


Sudah sekian kali dirinya menyambangi rumah Keysha untuk sekedar ngobrol dan sesekali mencoba untuk ber-romantis ria dan itu sudah berhasil dilakukan Bre.

Keysha merasa sangat kesepian ketika Bre tak kunjung jua menyambangi rumahnya. Ujie, sang tunangan yang sikapnya begitu dingin terhadap Keysha pun sedikit demi sedikit terhapus luruh dari perasaannya seiring kehadiran Bre. Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta..

Tapi ada sesuatu yang membuat dirinya merasa rikuh ketika melihat tatap mata yang mengisyaratkan tidak suka akan kedatangan dan kehadirannya dirumah ber-cat cokelat itu. Yaah.. Mamanya Keysha.

“Gue sudah mulai suka dengan Keysha. Hmm.. Moga aja bisa gue perjuangkan.” Batin Bre dengan sorot mata penuh keyakinan yang kuat.


#######


Ketika masih asyiik dengan lamunannya yang sepertinya tak akan berujung itu, tiba-tiba terdengar bunyi ringtone dari handphone kesayangannya. Sebuah reff lagu dari BonJovi “Blaze of Glory” bergema keras stereo.

“Nomer siapa yaa??” batin Bre sambil ketika mendapati handphonenya di telpun oleh nomor yang tidak tersimpan di list contactnya.


“Hallo..” sapa Bre.

“Maaf apa ini dengan sodara Brian?” tanya suara cowok dengan nada berat diujung telepon.


“Betul, ini Brian. Maaf dengan siapa saya bicara?” tanya Bre penasaran.

“Saya Burhan Djatmiko, Papanya Keysha.”


DEEGGG!!! Ada apakah gerangan sampai Papanya Keysha nelpun gue????


“Iyaa Pak, ada yang bisa saya bantu?” jawab Bre menebak-nebak soal apakah yang akan dibicarakan bapaknya Keysha.

“Hmm.. Begini anak muda. Saya sudah mendengar tentang perihal anda dari istri saya, kalau anda sering bermain kerumah kami untuk bertemu Keysha. Benarkah begitu?” tanya Papanya Keysha terdengar berwibawa.


“Benar, Pak. Ngg.. Kenapa yaa?”

“Begini.. Saya yakin anda adalah cowok baik-baik. Cowok baik-baik itu akan selalu menghormati ketika tahu bahwa cewek yang sering dikunjunginya itu sudah mempunyai tunangan dan tidak akan merusak hubungan diantara keduanya. Paham? Jadi saya minta baik-baik pada anda, agar anda tidak usah berhubungan dengan Keysha lagi, meskipun anda akan menjawab pertanyaan saya dengan kalimat, kami Cuma temenan aja kok Pak, itu nonsense buat saya. Keysha akan bahagia dengan tunangannya itu, masa depannya akan lebih terjamin dimasa mendatang. Jadi saya mohon, jauhi Keysha apapun alasannya.”


Brian hanya terpaku terdiam mendengar celotehan orang tua yang sangat meremehkannya. Darahnya mendidih, giginya gemeletukan, raut wajahnya memerah marah, emosinya menggelegak demi mendengar pernyataan Papanya Keysha seolah-olah Keysha akan merana jikalau berhubungan denganya.

“Anak muda, anda tidak mau kan dikatakan sebagai perusak hubungan orang lain? Saya yakin seorang idealis seperti anda pasti tahu harus bersikap bagaimana. Oke, itu aja yang ingin saya sampaikan.” imbuh suara berat Papanya Keysha dari seberang telepun.


“TUT.. TUT.. TUUT” suara sambungan telepon terputus.


Bre bahkan tidak sempat membalas ucapan Papanya Keysha. Dia Cuma syok dan terpaku. Sekarang, jalan untuk mendapatkan Keysha sangatlah terjal, meski seandainya Keysha juga suka padanya.

“Brengseekk!!! Baj*ngaaannn!!!!” umpat Bre penuh emosi.


“Hmm.. Gue harus berkepala dingin. Dalam hal ini Keysha tidak bersalah. Orang tuanya pasti yang menekan dan menjodohkan dia dengan tunangannya. Kasian Keysha selalu kesepian dirumah, tiada teman tiada kawan. Makanya dia selalu merajuk dan ngambek kalo gue ga main kerumahnya. Keysha, gue akan berjuang buat lu.” Gumam Bre lirih tapi terlihat kilat semangat membara diwajah gantengnya.

“Aku pasti bisa!!” kata Bre yakin sambil mengepalkan tangan seraya menatap sebuah foto.


Yuupz.. Sebuah foto Super Hero Superman yang kepalanya sudah diganti dengan kepala Bre, dan dada yang bertuliskan huruf S juga sudah diganti huruf B. BreeMan!! Hahaha Mantap Jackk!!!

Bre membuang puntung rokok keduanya kedalam tempat sampah, kali dengan gerakan ala Hakeem Olajuwon sedang melakukan SlamDunk. Bre melemparkan puntung rokok itu dengan telak tapi sayang nya hanya mengenai bibir keranjang dan meleset keluar.


Bre masih terlihat berbaring di kasur kamarnya. Waktu sudah beranjak siang. Waktunya makan siang sudah menjelang. Cacing dalam perutnya sudah mulai berteriak-teriak melalui mikrofon, ada juga yang sudah mulai membakar ban. Cacing-cacing itu mulai turun ke jalan menuntut hak yang harus segera dipenuhi oleh pemimpin pemerintahan perut, Si Bre.


#######


Bre segera beranjak keluar kamar, kemudian celingak-celinguk mencari sebuah kehidupan yang lain di kost-kost-annya.

“Kok sepi banget yaa? Apa masih pada molor?” batin Bre.


“Waah hari minggu gini pasti pada pulang kampung neeh temen-temen.” imbuh Bre sambil menggaruk-garuk kulit kepalanya sendiri.

Bre berjalan menuju kamar Saipul yang lebih akrab di sapa Ipul. Tanpa mengetuk pintu kamar Ipul, Bre langsung masuk danmendapati Ipul lagi ngotak-atik handphonenya.


“Woiii!!!” Bre ngagetin Ipul sampe Ipul terperanjat kaget.

“Sialaan lu, Bre!! Ngagetin aja. Bisa mati jantungan gue, tau gak!!” sembur Saipul gahar sambil mata melotot galak.


“Iyaa-iya sorii Pul.. Wuih handphone baru neeh. Kereen Pul, beli dimana?”

“Lewat online, Bre. Bagus yaa, hehee..” jawab Saipul bangga handphone nya dibilang keren sama Bre. Padahal ada maksud tersembunyi dari pujian Bre itu.


“Waah Pul, lu kudu musti syukuran neh punya sebuah handphone canggih kaya gitu. Sebagai perwujudan syukur nikmat biar rejeki lu tambah lancar..” kata Bre memberi umpan.

“Mmm.. Bener juga kata lu Bre. Tumben pinter. Gue traktir mau ga neeh?” tawar Saipul.


Tuuh beneerrr kaann.. Tadi itu Cuma kalimat pancingan dari Bre, dan Sang korban pun berjatuhan..


“Waah gimana yaah Pul.. Gue udah kenyang neeh, udah makan tadi..” sahut Bre sok jual mahal.

“Dosa lu nolak rejeki, Bre..”


“Hmm.. Iyaa juga yaa. Yaudah deh boleeh, yuukk..” ucap Bre sambil tersenyum penuh kemenangan.

Brruuuuummmmmm . . . . . !!!!!!


Mereka berboncengan naik sepeda motor menuju ke salah satu warung steak terkenal di tengah kota. Bener-bener nasib Bre lagi mujur di traktir full oleh Saipul.


#######


Mereka berdua, Saipul dan Bre memilih tempat duduk yang menghadap kejalan biar bisa melihat orang-orang yang lalu-lalang, siapa tau ada cewek cakep nyasar dan bisa diajak kenalan juga tukeran nomor handphone.

Ditengah menunggu pesenan datang, Saipul dan Bre asyik ngobrolin kecanggihan handphone baru punya Saipul. Gila jackk!! Kameranya 12megapixel, video recordernya juga sudah HD.


Waiter warung steak itu sedang meletakkan minuman pesenan dari Saipul dan Bre, bersamaan itu sebuah mobil Pajero Sport Dakkar warna hitam berhenti di depan warung steak. Bre mengamati mobil mewah tersebut dan berdecak kagum. Hmm.. Mobil yang ga akan pernah bisa ia beli.

Mata elang Bre membelalak ketika tahu siapakah para penumpang di mobil mewah itu. Keysha terlihat tampak cantik dengan balutan baju ketat yang seksi dengan tonjolan sepasang buah dada yang kencang membusung indah. Belahannya menyuguhkan sedikit sembulan dari daging payudaranya yang putih mulus bagian atas.


Rok jeans setengah paha yang dipakai begitu meng-explore keindahan tungkai kakinya yang putih mulus lagi jenjang. Bando berwarna biru menghias cantik diatas kepala berambut indah miliknya. Kemudian disusul Mama Keysha yang sudah sering Bre lihat sewaktu Bre menyambangi Keysha.

Mata elang Bre membelalak semakin lebar ketika Papa Keysha juga turun dari mobil SUV itu. Bre mengucek matanya dan dilihatnya Papa Keysha. Tetep sama. Dikuceknya lagi matanya supaya lebih yakin kemudian dilihatnya lagi Papa Keysha. Tetep sama juga. Waah berarti ini kenyataan.


Gilaa!!! Bener-bener gilaa!!! Saipul pun terbengong melihat tingkah aneh Bre, tapi dia tak menghiraukannya. Saipul lebih asyiik mengarahkan kamera handphonenya untuk nge-zoom sepasang toked ranum yang terlihat bergerak-gerak lembut seiring langkah kakinya dan kemudian dipotretnya.

“Tapi tunggu dulu, siapa tau lelaki itu Paman atau saudaranya..” kata hati Bre berbicara.


#######


Bre langsung serta merta mengambil topi model cowboy yang nangkring diatas kepala Saipul dan langsung memakainya. Tak lupa kacamata hitam model pilot juga langsung dikenakannya, sehingga Bre sekarang tampak mirip dengan Slash, gitaris GnR.

Ini semua dilakukan Bre agar Keysha dan Mamanya tidak mengenalinya. Karena Keysha, Mama dan lelaki itu duduk tak jauh dari tempat Bre dan Saipul.


“Apa-apaan sih lu? Mana topi gue!” kata Saipul jengkel dengan kelakuan Bre.

“Alaah pinjem bentar napa? Demi keselamatan gue neeh Pul..”


“Keselamatan lu? Maksudnya?” tanya Saipul bingung.


Brian memutar otaknya sebentar, dari yang awal mulanya ada didalam kepala, sekarang dikeluarkannya dan ditaruh didengkulnya agar bisa ngasih alasan yang tepat ke Saipul mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

“Gini Pul.. Lu tau kan rombongan sirkus yang barusan dateng dan anak ceweknya lu potret tokednya yang begitu ranum itu?”


“Hehe.. Tau aja lu Bre, gue sedang motret toked cewek cantik itu..” jawab Saipul sambil cengengesan.

“Kenapa emangnya dengan mereka?” kata saipul menambahkan.


“Gini Pul.. Lelaki itu pernah maki-maki gue, ketika gue sedang asyik godain cewek cantik itu di mall bersama Andi temen satu kampus gue, beberapa waktu yang lalu. Makanya gue pinjem topi lu bentar untuk penyamaran, gitu. Eeh tapi apa bener yaa lelaki itu Bokapnya si cewek cantik yang lu potretin tokednya tadi?” jelas Bre ngasih penjelasan palsu sekalian menanyakan perihal lelaki itu terhadap Saipul.

“Ooo gitu, Bre. Tapi, mana gue tau lelaki itu Bokapnya cewek cantik yang duduk disebelahnya.”


“Coba deeh lu potret mereka dengan beberapa jepretan pake kamera canggih lu..” pinta Bre.

“Beres dah, orang gue juga pengen motret mereka kok, hehehe..” sahut Saipul meng-iyakan perintah Bre.


“Siip.. Gue beli rokok dulu di kasir, Pul.”

“Marlboro Black Menthol yaa..”


“Okeey!!” jawab Bre sambil menuju kasir.

Terlihat Keysha dan Mamanya saling bisik ketika melihat Bre berjalan melewati tempat dimana mereka sedang duduk. Sudah jelas pasti mengomentari penampilan eksentrik Bre.


“Mas, Marlboro Black Menthol satu yaa..” pesan Bre.

Petugas kasir segera mengambilkan rokok yang diminta Bre di sebuah etalase kecil. Bre iseng memperhatikan daftar Bill pesanan makanan para tamu yang terletak diatas meja, dan matanya pun terbelalak lagi. Dikerjap-kerjapkannya sekali lagi mata elang itu lalu kembali melihat kearah Bill yang disitu tertera sebuah nama yang membuat matanya mengerjap-kerjap.


“CEKRHECK!!” bunyi foto yang terdengar begitu tombol shutternya dipencet.

Yuupz.. Bre telah mengambil gambar Bill yang tertera nama seseorang yang membuat matanya membelalak dan mengerjap.


“Sekalian ke toilet aahh..” gumam Bre setelah mendapatkan rokok yang dipesannya dan sebuah foto Bill.


#######


Bre melangkahkan kakinya menuju toilet. Pintu toilet tertutup. Tapi dia mendengar seseorang berbicara melalui telepone dari dalam toilet.


“Besok aja sayang ke Toko Berlian Semarnya yaa, sekarang mas lagi sibuk meeting mendadak dengan klien..”

“Apa sih yang enggak buat pujaan hati, hahaa.. Okey, bye honny!!” terdengar suara lelaki dari dalam toilet.


“KLEEK.. KRIEETT!”


Pintu toilet terbuka dan keluarlah sosok lelaki yang tadi juga keluar dari pintu mobil mewah Pajero Sport Dakkar. Sosok lelaki yang tadi duduk bersama Keysha dan Mamanya. Bre langsung pura-pura menghadap westafel untuk mencuci tangannya.

Demi mendengar telepone dari lelaki itu yang katanya sedang meeting, yang katanya akan ke Toko Berlian Semar, membuat degup jantung Bre semakin berdentam keras. Aliran darahnya mengalir lebih cepat. Adrenalinnya terpacu sedemikian hingga.
Bre langsung menuju ketempat duduknya dimana Saipul terlihat sedang melihat-lihat hasil jepretannya.


“Gimana hasilnya Pul? Nih rokoknya..” kata Bre ikut memperhatikan hasil kerja Saipul.

“Nih liat aja sendiri..” ucap Saipul seraya menyerahkan handphone kemudian mengambil sebatang rokok dan menyulutnya.


“Gimana Bre? Baguskan?”

“Perfect Pul. Lu jago juga yaa ngambil gambar-gambarnya. Bakat jadi photographer lu..” sanjung Bre sambil serius mengamati foto-foto di handphone Saipul.


Beberapa foto yang menge-zoom wajah lelaki itu dan beberapa foto yang menampilkan mereka bertiga ditandai Bre dan langsung di bluetooth ke handphonenya sendiri. Hmm.. Senjata Pamungkas sudah didapatkan..

Nama seseorang yang tertera di Bill yang membuat mata elang Bre berkejap-kejap, juga raut wajah lelaki yang membuat mata elang Bre terbelalak lebar tak lain dan tak bukan adalah BURHAN DJATMIKO!! Papa dari Keysha, yang terlihat oleh Bre bersama Ibu Carissa sewaktu dia mengantar Andi kesebuah Mall.


Bener-bener baj*ngan!! Sok meng-khotbahi gue, tapi ga taunya dia sendiri yang memakai topeng kebusukan. Semua kartu truff sudah ditangan, tinggal menjalankan rencana selanjutnya..


#######


Setelah membayar Bill, Bre dan Saipul pun langsung ngacir keluar dari warung steak dengan perut kenyang. Mereka berdua putar-putar kota ditengah teriknya sinar matahari siang yang sedang getol-getolnya memancarkan panas sehingga bisa membakar apa saja yang ada di bumi.

Saipul terus berkicau disepanjang perjalanan mereka Rolling Thunder mengelilingi kota. Sedang Bre tampak berdiam diri. Otaknya yang tadi ditaruh dengkul tapi sekarang sudah dikembalikan kedalam kepalanya itu sedang berlari-lari mencari solusi terhadap apa yang dilihatnya tadi di warung steak.


“Hmm.. Pertama Gue harus memancing Ibu Carissa dulu untuk mendapatkan info yang maha valid, sebelum bertindak lebih jauh. Siip!!”

Wajah ganteng Bre yang dari tadi terus-terusan terlihat kacau sekarang sudah tampak lega dan terlihat plong. Fyuuhhh!! Senyum mautnya yang sanggup meruntuhkan kokohnya tembok berlin pun sudah mengembang dan siap untuk meruntuhkan kuatnya tembok china. Mauuttt jack!!!


Sekarang Bre dan Saipul sudah kembali ke kost. Mereka berdua sedang santai dikamar Bre.

“Bre, lu ada koleksi film dewasa ga? Gue minta dong, sekalian buat nge-reyen handphone gue neeh..” pinta Saipun langsung menyalakan komputer Bre.


“Ambil aja sendiri di drive Z. Sekalian kalo lu punya di copy ke komputer gue untuk nambah referensi..”

“Jiaahh!! Referensi buat apaan Bre??”


“Adaa deech, hahaha!!” jawab Bre ngakak.

Sedang Saipul terlihat mulai serius membuka satu demi satu film-film koleksi Bre.


Bre mulai berpikir untuk nge-sms-in Ibu Carissa, untuk lebih meyakinkan bahwa apa yang didapatkannya tadi memang bener-bener kenyataan, bukanlah sekedar prasangka buruk. Brian mencoba memikirkan rangkaian kalimat yang akan dia kirimkan kepada Ibu Carissa. Kalimat sederhana yang santai tapi mengandung umpan. Bre mulai mengetikkan jarinya diatas keypad handphonenya..


New Text Message
Hallo Bu dosen cantik ^..^ Lagi ngapain Neeh? Godain Brian dong, hehe!!
Klik send, dan massage delievered.

Tak berapa lama, terdengar suara ring tone handphone berbunyi menandakan ada sms..


New Message Recieved
Dosen^^Cantik^^Carissa
Hallo juga ganteengg.. Twink ;-) mauw dunk godain Brian.. ada apa neeh tumben sms? Minta jatah preman yaah? Hihiii 

Bre tersenyum sambil geleng-geleng kepala setelah membaca sms dari dosen cantikknya itu. Uughh!! Begitu gemesin deech.


New Text Message
Hahaa.. Ibu bisa aja. Btw, kemarin Bre melihat Ibu sedang berjalan dengan lelaki ganteng berumur dan tampak mesra banget di salah satu Mall. Itu lelaki yang pernah Ibu Carissa ceritakan tempo hari yaa? Duuch jadi iri deh  .. Udah jalan-jalan kemana aja cantik?

Klik send, dan message pun delievered.



Terdengar nada dari handphone Bre, bahwa sms balesan dari Ibu Carissa telah tiba..

New Message Recieved
Dosen^^Cantik^^Carissa
Ooh.. Kamu lihat yaa Bre? Gimana, cocok ga hehe..? Iya Bre, itu cowok emang yang pernah aku ceritain kemarin. Udah jalan kemana aja yaa?? Hmm.. Mauw tauuu ajaa :-P .. Besok mau ke Toko Berlian, Bre. Udah dulu ya ganteng, Carissa cantik mo mandi dulu, mandiin dunk.. 


Bre terbelalak dengan jawaban Ibu Carissa. Berarti semua data yang diperolehnya di warung steak tadi benar adanya. Burhan Djatmiko telah nge-gombalin merpati cantik itu. Hatinya tak rela Ibu Carissa ditipu oleh Papanya Keysha. Bre pun juga sedikit ngac*eng setelah membaca kalimat terakhir yang nakal menggoda dari dosennya itu.


New Text Message
Yee Ibu teh godain terus. Met mandi yaa.. Jangan slulup ntar gelagepan lhuw 
Klik send, dan pesan pun delievered.


#######


Keesokan harinya, dengan topi cowboy yang menutupi rambut dreadlocknya, Bre mencoba melakukan pengamatan dan investigasi diseputaran Toko Berlian Semar. Kacamata model pilot pun melindungi sepasang mata elangnya yang untuk saat ini semakin ia tajamkan, pun demikian juga dengan telinganya.

“Waah dah pukul 14.00wib neh, kok mereka belum pada nongol? Jangan-jangan batal dan mereka malah pergi ke Toko Berlian Bagong. Mana gue dari pukul 10.00wib tadi nongkrong disini sampai satpam pada curigation ma gue. Sialaan dah kalo gagal..” rutuk Bre kesal.


Bre menyapukan pandangannya keseluruh area lantai2 tempat dimana dia melakukan penyamaran demi tugas maha mulia. Dikejauhan tampak sepasang lelaki berumur sedang menggandeng mesra sosok cewek cantik mengenakan blazer dan rok span.

Mereka bercanda begitu mesra. Mereka tak lain dan tak bukan adalah pasangan terlarang, Burhan Djatmiko dan Carissa Adell Gayatri. Bre pun bersiap dengan kamera digitalnya dan bersiap pula dengan degupan jantungnya.


Burhan dan Ibu Carissa sedang memilih-milih sesuatu yang terpajang di etalase toko. Bre pun dengan sigap mengambil posisi disamping mereka berdua dengan lagak juga ingin membeli. Dia sudah mempersiapkan kamera digitalnya untuk meng-shoot pasangan yang tampak mesra itu.

“Bagus ga sayang?Hmm?” tanya lelaki pasangan Ibu Carissa.


“iiiih bagus banget. Pas dijari manis Rissa neh mas..” jawab Ibu Carissa dengan manja dan,

“CUUPPH!” ciuman mesra dari bibir tipis Ibu Carissa kearah pipi kiri lelaki itu


“CKREEKKH!” *silent mode. Kamera Bre menangkap momment itu.

“CUUPHHH!!” ciuman dikening Ibu Carissa oleh lelaki itu diiringi belaian lembut rambut indah Ibu Carissa.


“CKREEKHH!!” *silent mode. Kamera Bre kembali momment-momment special yang dilakukan pasangan beda usia dan beda status itu.


Setelah mendapatkan apa yang Bre inginkan berupa foto-foto bukti, ia langsung beranjak pergi bergegas pulang ke kost nya meninggalkan mereka berdua yang masih saja terlihat mesra dan romantis. Akan tetapi hal tersebut semakin memuakkan bagi Bre.

Bre tidak menyalahkan Ibu Carissa yang memang kering akan kasih sayang dari seorang cowok, tetapi kelemahan yang dimiliki Ibu Carissa itu sengaja dimanfaatkan lelaki brengsek itu untuk mengumbar kata cinta, rayuan, dan hal-hal romantis.


#######


Sementara itu kehidupan lain di rumah ber-cat cokelat juga sedang berlangsung di jam dan waktu yang sama. Kalau Burhan Djatmiko sedang duduk tertawa bahagia berdampingan dengan Ibu Carissa sambil tangannya memainkan jemari dosen cantik yang lembut itu di sebuah cafe setelah dari Toko Berlian Semar, sedangkan saat ini Keysha lagi duduk termenung penuh kegalauan di sofa ruang tamunya.

Dia rindu akan kehadiran Bre. Sementara itu tunangannya jarang-jarang untuk sekedar ngasih kabar. Hmm.. Ujie memang orang yang berwatak dingin meskipun dirinya dirindukan oleh Keysha yang cantik dan begitu menggairahkan.


“Apa yang akan terjadi kelak jika gue bener-bener married dengan Ujie? Pasti akan terasa hampa. Tapi gue ga kuasa untuk menolak keinginan Mama-Papa yang sudah menjodohkan gue semenjak gue masih kecil.. Huuftt!!” Keysha meratapi nasibnya yang sangat tidak beruntung, meski kelak dia akan bergelimangan oleh harta.

“Seandainya gue bisa dan dapat memilih, tentunya Mas Brian adalah sosok yang tepat bersanding dengan gue. Ganteng, mandiri, cerdas, kocak.. Aahh.. Tapi semua itu jauh panggang dari api..” Keysha tetap dalam keluh kesahnya.


“Gue tahu, pasti Mama sudah menceritakan kedekatan gue sama Mas Brian ke Papa. Makanya Papa sering nyindir gue walau beliau sedang ngobrol dengan Mama. Seakan-akan omongannya itu diucapkan ke gue. Hiks.. hiks.. hiks.. Gue benci Papaaa!!”

Keysha memang seperti burung yang berada didalam sangkar emas. Terkurung kemewahan tapi terbelenggu kebebasannya. Mata beningnya tampak berkaca-kaca dan perlahan air mata itu mengalir melalui sudut matanya.


Ooh God.. Jika Engkau sayang padaku, tolong berikan jalan keluarnya. Aku ga akan sanggup bertahan dengan kondisi seperti ini. Jika Engkau ingin aku bahagia, izinkan aku untuk memilih jalan hidupku sendiri, bukan oleh Papa ataupun Mama.


#######


“Breee!!!!”

Terdengar suara teriakan membelah seantero kawasan taman kampus. Mahasiswa yang berada disana tampak serempak menolehkan kepala kearah suara teriakan yang baru saja mereka dengar. Tentunya mereka semua tidak bernama Bre. Hanya ada satu nama Bre diantara mahasiswa yang sedang menikmati waktu di taman kampus itu.


“Ngapain seh kudu teriak segala?? Gue kan ga budeg!” omel Bre kesal dengan teriakan Karebet.

“Hehehee.. Sorry deh Bre, ga sengaja kok gue teriak. Ni mulut aja yang langsung spontan monyong teriak ketika ngeliat lu..” terang Karebet.


“Ada apa emangnya lu teriak-teriak? Pak SBY mo ketemu sama gue yaa?” tanya Bre asal.

“Yeee, emang siapa lu sampe Pak SBY nyariin lu? Yang ada tuuch, lu dicariin Keysha diperpustakaan kampus..”


“Masak siih?”

“Iyee bener, buruan sana samperin..”


“Oke deh, Bet. Thanks yaa..” ucap Bre seraya beranjak pergi ke perpustakaan kampus.

“Oke Bre, sama-sama..”


Keysha Luna Djatmiko.. Hmm, nama yang cantik dan memang secantik orangnya. Keysha duduk sambil menggoyang-goyangkan tungkai kakinya yang terbalut celana jeans ketat sehingga kakinya yang jenjang itu semakin terlihat elok dipandang mata. Tapi diwajahnya terlihat ada gurat kesedihan.

“Hai cantik, kok cembeyut siih? Ntar cantiknya diambil orang lhoh..” goda Bre dan langsung duduk disamping Keysha.


“Aah Mas Bre gitu deeh..” jawab Keysha merajuk manja.

“Ada apa Key? Kata Karebet lu nyariin gue yaa?” tanya Bre denganmenggarukkan tangan di kulit kepalanya seperti biasa.


“Mas Bre harus tanggung jawab dengan semuanya ini, karena sudah membuat keysha jatuh hati sama Mas Bre..” kata Keysha. Tapi sayangnya kata-kata itu hanya didalam hatinya saja..

“Iyaa neh Mas Bre.. Keysha lagi suntuk. Pengen ngobrol-ngobrol banyak sama Mas Bre. Ke gerai Cappucino yuuk Mas..” ajak Keysha tanpa menunggu persetujuan Bre sambil memakai kacamata hitamnya dan beranjak pergi menuju mobil sedan Volvo kelir hitam mengkilat.


“Eeh tunggu.. Tunggu!!” teriak Bre tergopoh-gopoh mengikuti jalan Keysha.


#######


Gerai Cappucino itu terlihat lenggang, hanya ada beberapa pasang pengunjung. Ruangan ber-ac itu terasa sangat nyaman cocok untuk nge-date bagi pasangan yang baru aja jadian atau cocok juga sebagai tempat untuk katakan cinta. Setelah memilih tempat duduk yang sedikit pojok, Bre dan Keysha memesan 2 ice cappucino, banana fried with cheesse on top, dan french friess.

“Suasananya enak yaa Mas. Sejuk dan santai..” kata Keysha membuka pembicaraan.

“Bener banget Sha. Cocok untuk pacaran. Yaah.. Kaya kita ini hehehehee..” celetuk Bre.


“Aaaahh, Mas Bre bisa aja neeh godain Keysha terus dari tadi..” jawab Keysha dengan rona merah menghias pipinya yang putih. Didalam hatinya menyetujui ucapan Bre. Aah seandainya kita bener-bener pacaran.

“Abisnya Keysha cantik gitu kok, siapa coba yang ga jatuh hati hehehe..” sahut Bre berkelakar.


“Well, apa yang bisa gue bantu Sha??” imbuh Bre dengan wajah santai memandangi wajah cewek cantik dihadapannya itu.

“Mas Bre, yang menentukan jalan hidup kita harus begini kek, harus begitu kek, itu diri kita sendiri ataukah orang lain. Papa Mama kita misalnya.” tanya Keysha dengan mimik muka serius.


“Maaf, Mas Mbak.. Ini ice cappucino sama banana fried with cheese on top sama french friessnya..” kata seorang waitress memotong pembicaraan antara Bre dan Keysha.

“Ooh iyaa.. Makasih Mbak..” jawab Bre dan Keysha bersamaan.


“Hmm.. Begini Sha. Sebenarnya yang menentukan jalan hidup itu yaa orang yang menjalani kehidupannya itu sendiri dan tidak bisa diwakilkan. Tapi, hanyalah paksaan yang membuat seseorang yang tadinya harus menentukan jalan hidupnya sendiri menjadi ditentukan oleh orang lain karena paksaan. Banyak banget contohnya seperti perjodohan yang tidak kita ketahui sebelumnya tiba-tiba saja kita harus menjalaninya. Nggg.......” jelas Bre dengan gamblang dan tiba-tiba menghentikan ucapannya ketika dia menyadari bahwa apa yang dikatakannya itu menyinggung apa yang Keysha alami.

“Maaf..” imbuh Bre polos.


Keysha hanya tersenyum getir mendengar Bre bertutur dihadapannya. Yang dikatakan Bre memang benar adanya. Dan dia adalah salah satu korbannya.

“Gapapa Mas. Terus bagaimana caranya keluar dari permasalahan tersebut, Mas. Yaah seperti yang Keysha alami sekarang ini. Tunangan Keysha kayanya sudah mati rasa Mas, tidak seperti orang berpacaran. Ujie seakan tidak peduli dengan Keysha. Mau Keysha senang kek, sedih kek, kesepian kek, dia ga peduli. Dia seperti robot, dan robot itu pilihan Papa-Mama Keysha. Keysha bingung harus bagaimana lagi. Keysha sudah mencoba untuk berusaha mencintai Ujie tapi dia sendiri ga berusaha untuk mencintai Keysha. Dia orang yang introvert, kadang Keysha takut sendiri kalo Ujie ternyata juga seorang psikopat karena ada tanda-tanda kalo perilakunya mengarah kesana. Keysha ga kebayang married dengan Ujie dan keadaannya tetap seperti ini bahkan akan lebih buruk lagi. Keysha bingung Mas, Keysha bingung.. hiks.. hiks.. Keysha benci Papa Mama, Keysha benci Ujie.. Tapi entah kenapa, sewaktu Keysha bersama Mas Bre, hati Keysha jadi tenang. Merasa seperti ada payung raksasa yang melindungi Keysha dari sengatan panas matahari dan derasnya ujan.” Keysha mengeluarkan semua uneg-uneg hatinya.

Diseruputnya ice cappucino untuk menyegarkan tenggorokannya.


Bre terlihat mendengarkan tuturan Keysha dengan serius. Dari tatap mata Bre terlihat ada rasa prihatin yang mendalam mengenai apa yang Keysha rasakan.

“Keysha.. Apa yang kamu alami sekarang ini Mas Bre ikut prihatin. Cobalah ajak Papa Mama kamu bicara lagi mengenai hal ini pelan-pelan sebelum terlanjur sampai di jenjang pernikahan. Katakan kepada Beliau mengenai sikap Ujie selama ini, dan berterus teranglah kepada beliau bahwa Keysha berhak menentukan jalan hidup sendiri. Keysha sudah dewasa, sudah selayaknya memilih pacar sesuai dengan hati nuraninya sendiri tanpa adanya intervensi dari Papa-Mama. Keysha juga sudah mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.” Ujar Bre penuh perhatian.


“Andai ada cara lain yang lebih mudah. Yaa Tuhan berilah sedikit jalanMu walaupun sempit agar hambaMu ini bisa meraih kebahagiaan..” harap Keysha.

“Pasti akan ada jalan kok Sha. Mas Bre yakin itu. Terus berdoa dan memohon padaNya biar diberi kemudahan dalam setiap hal, Keysha.” Sahut Bre.


“Iya Maas. Keysha sekarang jauh lebih tenang daripada tadi. Keysha akan terus berdoa dan berusaha sampai Tuhan memberikan secercah harapan dan sedikit jalan..” harap Keysha.

“Nhaah gitu dong. Itu baru namanya Keysha..” kata Bre sambil membelai rambut Keysha.


“Eeh liat kearah samping, Sha. Ada pasangan mesra banget tuuh. Yang cowok nyuapin ke ceweknya dan ceweknya meraba pipi cowoknya dengan lembut..” bisik Bre.

Keysha menolehkan wajahnya kesamping. Sontak mata beningnya menyala merah, tangannya langsung mengepal demi melihat apa yang ada didepannya. Dengus nafas emosinya mendadak naik...


#######


“Keysha, lu kenapa?? Sakit yaa??” tanya Bre khawatir demi melihat perubahan pada diri Keysha. Bre juga ikut menolehkan kepala kearah Keysha memandang.

“Ujie.. Bangsat lu Jie.. Bener-bener baj*ngan!” kata Keysha dengan sorot mata sadis.


“Ujie? Maksud lu tunangan lu itu yaa? Katanya dia ada di perancis??” tanya Bre bingung.

“Iyaa.. Berarti dia pulang ga ngasih tau Keysha, malah pacaran sama cewek lain. Bener-bener baj*ngan!” ujar Keysha seraya berdiri hendak menghampiri pasangan yang lagi mesra disamping tempat duduk Keysha dan Bre.


“Hei!!! Tunggu.. Tunggu Keysha jangan gegabah kaya gitu. Kalo lu ga suka sama Ujie jangan main labrak aja..” sergah Bre sambil memegangi lengan keysha.

"Terus diem aja gitu??” tanya Keysha ketus.


“Pake otak dong. Jangan kaya gitu. Sekarang mereka lu potret sebanyak-banyaknya pas adegan mereka saling mesra. Setelah selesai baru lu gampar si Ujie. Kalo besok-besok dia nyangkal, lu tinggal kasih liat foto-foto itu. Ini juga mungkin sebuah jalan dari Tuhan biar lu bisa terlepas dari Ujie..” Bisik Bre cepat.

“Bener juga Mas Bre..” sahut Keysha dan dia langsung mengeluarkan ponselnya untuk segera bereaksi jeprat-jepret.


"Sekarang Ujie biar Keysha samperin, Mas Bre bayar ke kasir dan tunggu di parkiran yaa.." usul Keysha sambil menyerahkan uang seratusan ribu kepada Bre.

“Oke..” Bre segera beranjak pergi.


Keysha dengan wajah dibuat se-emosi-emosinya dan tampak sangat sadis, dia langsung menggertak Ujie.

“Heh!! Dasar cowok baj*ngan lu yaa!!”


“PLAAKK!!” pipi Ujie kena gampar.

Semua pengunjung gerai capuccino memandang kearah arena pertempuran itu. Tidak ada yang berusaha memisah. Sedangkan cewek yang bersama Ujie ternganga melihat itu semua. Dia sangat syok melihat kedahsyatan amarah dari Keysha. Dia juga Cuma terdiem kaku diatas kursinya.


“Eeh, Shaa.aa..” Ujie tergagap super duper grogi ketika melihat Keysha didepannya.

"Ga usah Sha.. Sha segala deeh?!!! Ooo.. ternyata ada cewek lain??!!! Dasar brengseekkk!!! Pulang dari perancis ga kasih kabar ternyata main kucing-kucingan kaya gini?! Hahh!! Kita putus!!! Makan neeh cincin!!” kata Keysha sadis sambil melemparkan cincin tunangan kearah Ujie.


“Shaa.aa dengg.. Dengerin gua dulu..” pinta Ujie gelagapan.

“Denger apa!! Hahh!!!.. Ga ada yang perlu didengerin dari cowok brengsek macam lu!!”


“PLAAKKK!!!” pipi Ujie tergampar keras.


“CUIHHH!!”

Keysha meludah kebawah disamping Ujie dengan ekspresi jijik dan segera berlalu beranjak pergi menuju parkiran dimana Bre sudah menunggunya. Dan mereka pun langsung cabut dari gerai capuccino yang barusan dihebohkan oleh aksi maut seorang Keysha.

#######


#######


“Gimana tadi?” tanya Bre sambil mengemudikan Volvo hitam membelah keramaian jalanan kota.

“Beres Mas. Tadi Ujie dah Keysha gampar dan maki-maki. Keysha dah putus sama dia..” jawab Keysha lega dengan sedikit senyuman dibibir tipisnya.


Bre melihat wajah cantik Keysha yang terlihat sudah tanpa beban setelah meluapkan emosi terhadap Ujie. Tapi ada satu hal berat lagi yang harus Keysha tahu. Soal Papanya yang selingkuh dengan dosen cantik Ibu Carissa.

Bre berpikir apakah persoalan Papa Keysha dengan Ibu Carissa harus dikatakan sekarang juga? Hmm.. Sekarang apa nanti sama saja, malah kalo semakin lama akan semakin lebih menyakitkan.


“Sha.. Sebenernya ada hal penting lagi yang harus lu ketahui..” kata Bre dengan ragu-ragu.

“Apa itu Mas?” selidik Keysha penasaran.


“Begini Keysha, gue berpikir setelah kejadian dengan Ujie tadi mending lu juga segera tahu sesuatu yang penting bagi keluarga lu. Gue ga mau menunggu besok-besok untuk mengatakannya karena itu akan membebani pikiran lu lagi yang sekarang udah terlihat lega. Semuanya demi kebaikan lu juga keluarga lu..” jelas Bre sambil mengarahkan pandangan kedepan.

“Apa sih Mas?? Penting banget yaa?” tanya Keysha dengan nada khawatir.


“Iyaa, penting banget..” sahut Bre datar.

“Emangnya apaan??”


“Gue harap ntar lu bisa....... Oke kita ke kost an dulu, kita obrolin disana.” Kata Bre menggantung kalimatnya dan segera mengajak Keysha ke kost annya.

“Oke mas..” bilang Keysha menyetujuinya.


20menit mereka berdua lalui bersama didalam mobil sedan yang nyaman dengan air conditioner yang berhembus menyejukkan kalbu hingga akhirnya Bre dan Keysha telah sampai di kost yang tampak asri dengan berbagai pohon dan tanaman hias itu.


#######


“Silahkan masuk, sorry berantakan.. Maklum belum ada sosok makhluk cantik yang mau menata kamar ini hehehe..” ujar Bre mempersilahkan Keysha memasuki room sweet room kebanggaan Bre.

“Aah Mas Bre bisa aja deh.. Mau ga kalo Keysha yang bantu ngerapiin kamarnya? Hihihiii..” kata Keysha menawarkan diri diiringi tawa yang manja.


“Mauu bangeetttt!! Yuuk mariii.. Hehehee..” jawab Bre genit dan berlogat bencis.

“Iiiih Mas Bre jangan kaya bencong gitu aah. Geli ngeliatnya..” sahut Keysha sambil mencubit pinggang Bre.


“Hahahahaaa!!!”


Tawa mereka berdua memecah keheningan kamar kost.


Bre segera beranjak menyalakan komputernya. Menunggu loading beberapa saat sampai komputernya* itu siap digunakan.

“Keysha apapun yang lu tahu nantinya, gue harap lu tetap tenang dan masih bisa berfikir logis.” Pinta Bre sambil tangannya mengarahkan mouse menuju folder yang diberi nama ‘top secret’.


“Iyaa Mas..” jawab keysha terlihat grogi.

“Silahkan dibuka dan dilihat-lihat.” Perintah Bre.


Keysha mulai membuka folder ‘top secret’ itu. Mata beningnya seketika membelalak lebar tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.

“Pap.paa..aaa..” suara Keysha tercekat lirih bergetar.


Dari sudut matanya mulai mengalir dan meneteskan air mata demi melihat bahwa Papanya yang dimata Keysha adalah sosok pengayom keluarga ternyata telah berselingkuh.

Jemari lembut Keysha masih membuka satu demi satu foto Papanya dengan cewek cantik yang tampak sedang asyik bermesraan.


“Papaa jahaatt!!!” teriak Keysha mulai tersedu dengan kedua telapak tangan menangkup sepasang matanya yang mengeluarkan airmata kesedihan yang semakin deras. Kepalanya digeleng-gelengkannya. Keysha tampak sangat terpukul dengan apa yang dilihatnya.

Bre dengan sigap merebahkan kepala keysha di pundaknya. Tangannya mengusap lembut rambut sunsilk Keysha untuk memberikan ketenangan kepada cewek cantik yang sedang tergonjang batinnya ketika mengetahui Papanya sedang main gila dengan cewek lain, dan melupakan Mamanya dirumah yang senantiasa menunggu kepulangannya dari kantor.


“Kenyataan itu memang pahit Keysha. Tapi percayalah, dengan mengetahui ini semua akan membuat lu lebih dewasa dalm mensikapi segala sesuatu.”

“Kenapa Papa tega mengkhianati Mama, mas Bre? Kenapaaa??” tanya Keysha masih tetap terisak dipelukan Brian.


“Hmm.. Godaan Keysha. Papa mu tergoda dengan bujuk rayu setan. Dan itu semakin membuatnya mau melakukan disaat Papamu memasuki masa puber kedua, dimana letupan hormon-hormon didalam tubuhnya memancar kuat..” Bre menjelaskan seraya tetap mengelus rambut kepala Keysha dan sesekali jarinya menyeka air mata Keysha yang meleleh dipipinya.

“Keysha ga nyangka Papa bisa berbuat seperti ini..”


“Semuanya bisa terjadi di kehidupan ini, tinggal bagaimana kita berusaha mempertebal pertahanan diri biar tidak tergoda oleh keindahan sesaat yang pada akhirnya akan menjerumuskan kita untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.”

“Mas Bre dapat darimana semua foto-foto ini?” tanya Keysha lirih dan tangisnya mulai mereda dengan kemampuan Bre menenangkan gejolak emosi jiwanya.


“Semua ini gue dapatkan disebuah mall di Toko Berlian..”

“Pasti Papa membelikan perempuan itu berlian. Iyaa kan Mas Bre..??”


“Benar Keysha, Papamu telah membelikan perempuan itu berlian..” jawab Bre ringan.

Bre pun menjelaskan semua perihal tentang perempuan cantik yang terlihat mesra dengan Papa Keysha yang ternyata adalah dosennya yang kering akan siraman kasih sayang dari seorang pria.


Bre tak lupa juga untuk menjelaskan peristiwa pertama kali dia melihat Papanya Keysha jalan dengan dosen cantik itu, menceritakan peristiwa di warung steak, sampai mendengar percakapan Papa Keysha didalam toilet warung steak yang janjian dengan seseorang di Toko Berlian.

Keysha terlihat serius mendengarkan info dari mulut Brian Kusuma Wardhana. Sesekali dia mengusap sisa-sisa air matanya. Sekarang mata bening itu terlihat sembab memerah, semerah hatinya yang dibalut kemarahan akibat ulah Papanya sendiri. Untung nya, kemarahan Keysha sudah mereda.


“Apa yang akan lu lakukan, Sha? Lapor sama Mama?” tanya Bre sambil menarik tubuh Keysha keatas dipan berkasurnya.

Seandainya situasinya normal, Bre mungkin akan sedikit ngaceng, karena baju yang dikenakan Keysha tersingkap sampai hampir setengah punggung.


Hamparan kulit putih nan mulus sangatlah menggoda iman, ditambah mengintipnya karet celana dalam dari sela-sela celana jeans yang dipakai Keysha yang bermodel dibawah pinggul. Hmm.. Celana dalam model g-string warna hitam yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.

“Mama punya gejala jantung Mas, Keysha takut kalo setelah mendengar berita ini Mama bisa kolaps. Besok, Keysha akan menemui Papa aja, minta penjelasan dan pengakuan dia.” Jawab Keysha pelan.


“Bagus Sha. Cara berpikir yang dewasa.” Puji Bre.

“Semua juga berkat Mas Bre yang selalu membimbing Keysha kok. Hehehee.. Sekalian ntar Keysha akan beberin kebusukan Ujie. Maaf Mas, Keysha jadi malu. Keburukan keluarga Keysha Mas Bre ketahui semua..” Ucap Keysha dengan raut muka yang tampak galau.


“Kalo itu akan menjadikan semua lebih baik lagi kenapa enggak? Iyaa kan?” tandas Bre terus memberikan semangat kepada gadis cantik itu.

“Hmm.. Makasih yaa Mas. Tanpa Mas Bre, Keysha ga tahu harus gimana lagi menghadapi ini semua..” balas Keysha langsung memeluk erat Bre. Kepalanya disusupkan dileher Bre seakan meminta cowok berambut dreadlock itu untuk senantiasa menjaganya.


“Sama-sama Sha. Berbagi itu indah. Benar bukan?” ujar Bre sambil menepuk-nepukkan telapak tangannya di punggung Keysha memberikan rasa tenang.

Keysha mengangguk-anggukkan kepalanya. Tanpa sadar, Bre pun mencium lembut kening Keysha. Tanpa nafsu disana hanya seuntai rasa sayang terhadap Keysha.


Keysha kaget dan menatap sejenak wajah ganteng yang baru saja mengecup keningnya itu. Tersenyum manis, dan langsung memeluk lebih erat pada sosok tegap yang selalu memayungi setiap arah dan gerak langkahnya.


#######


“Papa!! Apa-apaan ini!? Haahh!!!” teriak Keysha di hadapan Papanya yang sedang duduk di kursi Direkturnya.

“GraasaakkK!!”


Foto-foto antara Burhan Djatmiko dan Carissa Adell Gayatri berserakan diatas meja, dihadapan Papanya.

Wajah Burhan Djatmiko tergaket-kaget dan segera berkerut tajam memandangi foto-foto yang baru saja dilempar oleh Keysha, putri semata wayangnya. Keringat dingin mulai tampak dikeningnya. Wajah yang senantiasa tenang itu terlihat panik.

“Kenapa Papa melakukan ini semua?? Kenapa Paa?” kata Keysha dengan mata mulai berkaca-kaca.


“Papa telah mengkhianati Mama dan pasti juga membohongi perempuan ini dengan mengatakan bahwa Papa belum ber-istri. Benar kan??* Kenapa Papa tega? Apa kurang Mama coba, Paa?! Apa?? Mama dengan setia selalu nungguin Papa pulang dari kantor sampai larut malam sekalipun, demi berbakti pada suami dengan menyiapkan makan malam. Tapiii Papa malah main gila dengan perempuan lain..?!!” kata Keysha berapi-api dan begitu geram.

Suasana ruang direktur hening sesaat setelah Keysha mengamuk..


“Maaf.. Maafkan Papa, Keysha..” bilang Burhan Djatmiko lirih dengan menundukkan kepala tak berani bertatapan mata dengan Keysha.

“Maaf?? Cuma kata maaf, Paa??! Enak bener jawabnya setelah melakukan perselingkuhan.” sahut Keysha sengit.


“Sayang Papa khilaf. Papa bener-bener minta maaf, sayang..”

Keysha Luna Djatmiko menatap tajam kearah Papanya yang masih terduduk dikursi direktur seperti seorang pesakitan..


“ Apa yang Keysha katakan tadi bahwa Mama selalu nungguin Papa pulang kantor meski sampai larut malam, telah membuka mata hati Papa, telah menyadarkan Papa yang terbutakan oleh keindahan sesaat. Papa minta maaf, Papa bener-bener bodoh!” lanjut lirih Burhan Djatmiko dengan nada menyesal dan sambil memberanikan diri memandang putrinya itu.

“Oyaa? Apakah itu tulus permintaan maaf ataukah hanya sekedar bualan kosong untuk menipu Keysha??” jawab Paa, jawaaab!??” tanya Keysha dengan raut muka campur aduk.


“Bener sayang, bener. Papa tulus minta maaf dengan apa yang telah Papa lakukan selama ini. Papa sadar bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga, sayang. Sekali lagi Papa minta maaf, Papa khilaf dan ga akan mengulanginya lagi..” kata Burhan Djatmiko langsung mendekap putri cantiknya yang sedang bermuram durja itu.

Keysha melihat ketulusan dari sorot mata Papanya yang juga tampak memerah karena tersadar dengan perbuatannya.

Tatap mata Papanya telah mengakui segala kesalahannya, tidak terpancar kebohongan disana dan air mata yang membentuk kaca di kedua matanya mengisyaratkan kalo Papanya tidak akan mengulanginya lagi. Terlihat begitu tulus dan berjiwa besar mengakui semua kesalahannya.


“Maaf sayang..” ucapnya sekali lagi.

“Kamu ga ngasih tahu Mama kan, sayang??” imbuh Burhan Djatmiko.


“Keysha memaafkan Papa, asal Papa bener-bener ga akan mengulanginya lagi. Tapi kalo sampai terjadi lagi, Mama dan Keysha lebih baik MATI..”

“Mama ga tahu perihal ini. Keysha takut jantung Mama akan kolaps kalo mendengar kebusukan ini..” tambah Keysha.


“Ooh sayaaangg.. Kamu bener-bener masih bisa berpikir panjang ketika tahu akan hal ini dengan tidak ngasih tahu ke Mama. Terima kasih sayang, terima kasih. Papa berhutang banyak hal kepadamu..” kata Burhan Djatmiko lega mendengar istrinya tidak mengetahui akan hal ini. Dia segera menciumi pipi putri tunggalnya itu dengan penuh berjuta kasih sayang.

“Iyyaaa Paa.. Tapi ada satu hal lagi yang perlu Papa ketahui.” Bilang Keysha.


“Apa itu sayang?” tanya lelaki paruh baya itu penasaran.

“Ini Paa. Lelaki pilihan Papa Mama yang ternyata, brengsek!!” jawab keysha mantap berusaha tanpa emosi sambil memberikan foto-foto Ujie dengan cewek lain selain dirinya.


“Kamu sudah bertemu dengannya sayang?” tanya Papanya Keysha sedikit geram setelah mengetahui dan melihat foto, bahwa lelaki tunangan Keysha juga berselingkuh seperti dirinya.

Oleh sebab itu kenapa Burhan Djatmiko tidak mencak-mencak marah karena kasusnya memang mirip dengan apa yang dialaminya sendiri. Dari dalam hatinya Burhan merasa sangat malu..


“Keysha sudah minta putus!! Cincinnya juga udah Keysha balikin. Dasar lelaki brengsek!!” jawab keysha seolah merasa merana padahal tidak sama sekali. Kata-katanya juga menyindir Papanya.

“Hmm. Maaf sayang. Papa Mama telah salah menjodohkan kamu dengan dia. Kalo kamu minta putus dan kamu akan mencari lelaki pengganti dirinya yang pantas untuk mendampingi kamu, lakukanlah Papa mendukung 100%. Papa yakin kamu bisa membedakan mana yang baik untuk dirimu dan mana yang buruk untuk dirimu..” terang Burhan Djatmiko dengan nada menyesal karena telah menjodohkan putrinya itu *dengan Ujie.


Burhan Djatmiko sebenernya juga merasa dilema kalo harus marah dan mengolok-olok Ujie karena telah selingkuh dengan cewek lain, karena semua perbuatan Ujie itu sama persis dengan yang dilakukannya.

“Terima kasih Paa. Keysha sudah ada calon pengganti yang jauuh lebih baik dari pada si brengsek Ujie..” kata Keysha dengan tersenyum manis.


“Oooh yaaa?? Siapa tuuh? Boleh dong dikenalin Papa Mama..” sahut Burhan Djatmiko tampak antusias, dan sebenernya dia sudah bisa menebak siapa lelaki yang begitu dicintai oleh putrinya itu.

Siapapun pilihan kamu nak, Papa akan mendukungnya. Papa juga akan meminta maaf karena telah lancang merendahkan Brian lewat telephone tempo hari.


#######


“Haloo Mas Bre, met siang.. Lagi dimana neeh??” tanya Keysha lembut lewat handphonenya.

“Iyaa hallo.. Ni lagi di warung Bik Sumi, Sha. Biasa ngasih upeti cacing didalam perut. Hehehe.. Eh gimana? Dah bicara sama Bokap belum?” jawab Bre diujung telepon sekalian memberi pertanyaan balik.


“Nge-bon lagi ga Mas? Hahahaa!!” ejek Keysha setelah tahu kebiasaan Bre suka nge-bon diwarung makan Bik Sumi.

“Aaah jangan ngeledek gitu dong. Ga lucu tau ga lu!” sahut Bre kesal.


“Hehee.. Iya deh maap. Abis Mas Bre suka nge-bon gitu kan kasian Bik Suminya..”

“Kan menolong orang yangmenderita itu dapet pahala gede, yaa ga, Sha??”


“Wah kasian Bik Sumi dong Mas. Ntar belanjanya gimana kalo semua pada ngutang?” tanya Keysha seakan turut prihatin dengan keadaan warung makan Bik Sumi.

“Hehehee.. Iyaa-yaa. Paling Bik Sumi belanjanya di pasar juga ngikut nge-bon.. Hahahaa!!” jawab Bre ngasal.


“Emang belanjanya dipasarmana sih Mas??” tanya Keysha lugu.

“Nhah lhoh!! Kenapa jadi ngomongin warung Bik Sumi sih??” jawab Bre bersungut-sungut.


“Oohh.. Eeeh.. Kenapa juga yaa? Hahahaa!” Keysha terkekeh mengetahui arah pembicaraannya yang melenceng dari tujuan semula.

“Hahahaa..!!” Bre pun ikutan tergelak.


“Mas.. Keysha sudah bertemu Papa dan menyelesaikan permasalahan ini. Papa terlihat sangat bersalah telah melakukan tindakan bodoh yang ga bermoral itu. Dia juga telah meminta maaf dengan tulus dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi..” terang Keysha.

“Hmm.. Baguslah kalo begitu, Sha..”


“Terus gimana dengan Ujie?”

“Keysha juga dah menjelaskan sejelas-jelasnya disertai bukti otentik yang berupa foto-foto Ujie dengan cewek lain, dan Papa Keysha langsung berbalik 360 derajat, Mas. Yang tadinya sangat keukeuh dengan perjodohan ini sekarang Papa menyerahkan sepenuhnya ke Keysha untuk urusan cinta.” Beber Keysha.


“Waah siip banget tuh Shaa.. Hmm, ada peluang ga Sha buat gue untuk ngegantiin posisi Ujie? Yaah meski seakan seperti pemain cadangan yang ngegantiin pemain utama. Hahahaaa!!” kelakar Bre norak.

“Hehehee! Hmm.. Gimana yaah? Auuk aahhh gelap. Weekzz..” goda Keysha dengan hati berbunga-bunga.

“Yeee malah ngeledekin lagi. Awas yaa!!”
“Awas kenapa neeh?? Ngancem?”


“Gue cium baru tahu rasa lu, Sha..”

“Iiiiihh mau dong di cium. Pengeeen.. Hihihiii” Keysha memulai flirtingnya.


“Eeh Mas Bre, udahan dulu yaa. Keysha mo pulang dulu coz ntar si Ujie pasti dateng kerumah ngerengek-rengek minta maap..”

“Iyaa deh, Sha. Selamat menghabisi Ujie yaa..” ucap Bre menyemangati Keysha.


“Okee Mas.. Daaaghh!!”

“Daaghh juga, Shaaa!”


#######


Disaat Keysha bertelephone ria dengan Bre, Burhan Djatmiko pun menelepon istrinya yang tak lain adalah Mama Keysha untuk menjelaskan duduk perkaranya. Tentang perbuatan Ujie yang telah mengingkari jalinan pertunangannya dengan putri tunggal mereka.
Mamanya Keysha pun bersikap seperti Papa memberikan kebebasan putrinya untuk menentukan pilihannya sendiri tanpa berusaha merecokinya. Papa Mama Keysha terlihat sangat menyesal telah menunangkan Keysha dengan Ujie.

Malam harinya dirumah ber-cat cokelat..


“Pergi kamu!! Gue ga butuh lu lagi!!! Sudah cukup lu nyakitin hati gue selama ini!” teriak Keysha.

“Sayang dengerin dulu.. Sebenerr..........”


“Apa yang perlu didengerin dari mulut buaya seperti lu?! Haahh!! Apa bukti-buktinya kurang kuat?? Gue bukan anak kecil yang gampang ditipu-tipu oleh rayuan mulut manis lu yang sebenernya pahittt banget!! Gue sudah eneg ngeliat muka lu lagi. Udah pergi-pergi, jangan pernah ganggu gue lagi!!” kata Keysha berapi-api.

“Asal lu tahu yaa, Jie? Sebenernya gue ga pernah suka sama lu. Sikap yang lu tunjukin ke gue itu sudah merupakan suatu pencampakan terhadap diri gue. Mana peduli lu disaat gue sakit??!, mana rasa kangen lu ke gue disaat gue merasa kesepian dan sendiri??! Dasar cowok brengsekk!!” tambah Keysha dengan nada sinis mengiris hati.


Suasana terdiam beberapa saat ketika Papa Mama Keysha menusul menemui mereka berdua untuk menengahi segala permasalahan antara Keysha dengan Ujie.

“Oom, tante.. Tolongin Ujie Oom. Bantu Ujie untuk membujuk Keysha..” pinta Ujie dengan penuh harap.


“Hahahaa.. Cemen lu aahh, Jie!! Minta bantuan Bokap Nyokap gue segala. Mana pribadi lu yang katanya mandiri, yang katanya sanggup menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain. Manaaa???? Bullshitt!!” sembur Keysha sangat galak.

“Sayang.. Udah sayang.. Udah. Biar Papa ngomong sama Ujie..” kata Burhan Djatmiko seraya mengelus kepala Keysha.


“Gini Nak Ujie.. Oom sebenernya juga kaget dengan bukti berupa foto antara Nak Ujie dengan wanita lain...” Burhan Djatmiko terdiam sebentar seakan tercekik karena menyadari bahwa sebenarnya antara dirinya dan Ujie ber-kasus sama. Maafkan aku duhai istriku..

“Tapi bukti itu sangat valid sehingga Oom sama Tante tidak bisa berbuat apa-apa. Semua keputusan ada ditangan Keysha. Dan melihat Keysha yang begitu murka maka sebaiknya Nak Ujie pulang saja. Mungkin ini adalah jalan terbaik buat kalian berdua. Masih banyak wanita yang lebih dari Keysha, Nak Ujie. Dan untuk Keysha, masih banyak pula pria yang lebih dari Ujie.” Lanjut Burhan Djatmiko dengan bijak.


“Baiklah Oom Tante kalo demikian adanya, Ujie pamit pulang. Maaf telah mengecewakan Oom sama Tante.. Keysha, Maafin Ujie yaa. Selamat maleem..” pamit Ujie segera melangkahkan kakinya cepat-cepat biar tidak semakin merasa malu karena telah ditolak mentah-mentah oleh Keysha dan keluarganya.


#######



Sementara itu, Bre sedang termenung didepan meja belajarnya sambil memandang lekat-lekat slide show yang disuguhkan HP nya. Ini slide show bukan sembarang slide show, sebuah pertunjukan foto singkat mengalir silih berganti setiap 7 detik sesuai timer yang ia setting.

Foto ketika masih bersama Karen, foto ketika berlibur di parangtritis, foto riset bersama teman-temannya dan tentunya jugga bersama Bu super multiple jutek bin putri es Carissa yang kini telah sembuh dari 'sakit' juteknya, foto 'konyol' berdua bersama Karebet di studio foto* dengan berdandan ala Wiro Sableng dan Sinto Gendeng (Karebet yang berdandan model nenek-nenek lengkap dengan kebaya dan tusuk konde perak khas Sinto Gendeng hehe...susah ngebayanginnya kalau Karebet berdandan model begitu...hehehe).

Menyusul foto suami istri bersama seorang anak gadisnya yang tentu saja foto Burhan bersama istri dan anak semata wayangnya, Keysha yang beberapa hari yang lalu berhasil di blututkan oleh si saipul ke HP Bre. Beberapa foto yang terakhir tampil membuat dahi Bre mengkerut. Nampak disana sepasang manusia beda kelamin dan beda usia tengah asyik bermesra-mesraan di sebuah toko berlian.


“Hemm..hemm....jika aku berhasil mendapatkan Keysha...berarti...pria dalam foto ini...akan jadi bapak mertuaku....Waaaaaa !!!” Bre menggumam dalam lamunnya, teriaknya menyeruak memecah keheningan kamarnya.


Nun jauh disana...


#Bunyi nada dering SMS received,

“Dik Carissa...malam ini kan malam minggu...kita jalan ke taman kota yukk !!” Sebuah SMS dari Mister Pramudya atau lebih biasa dipanggil Pak Pram muncul di layar HP Bu Carissa.
“Aduhh sekali lagi maaf Pak Pram...badan saya kurang sehat...!!” Jemari lentik halus Bu Carissa nampak menari cepat menekan keypad HP nya saat membalas pesan dari Pak Pram.


#Bunyi nada dering SMS delivered

#Bunyi nada dering SMS received

#Bunyi nada dering SMS received...lagi


Dua SMS sekaligus masuk ke Inbox Bu Carissa...

“Banyak istirahat....kalau butuh ke dokter, saya bisa temani Dik..!!” isi pesan balasan dari Pak Pram terlihat gigih tanpa mau menyerah untuk bisa bertemu dengan Bu Carissa.


“Nanti saya hubungi lagi ya Pak jika memang saya mau ke dokter, terimakasih..” Balas Bu Carissa dengan kalimat penolakan halus agar tak menyinggung perasaan si penerima pesan.

#Bunyi nada dering SMS delivered


Jemari lentik Bu Carissa kembali menari untuk melanjutkan membuka SMS kedua,

“Bu dosenku yang cantik, malam minggu pukul tujuh aku apel ke rumahmu...boleh??” sebuah pesan dari Bre bernada kelakar dengan meniru bait lagu Alm.Gombloh membuat sudut bibir Buu Carissa terangkat dan mengembang. Senyumnya terbit tatkala membaca isi SMS Bre tersebut.

“Saya takut premannya minta jatah, saya lagi kurang enak badan...jadi mending kita ketemu di warung wedang ronde dekat patung...sang preman ganteng pasti tak akan bisa macam-macam disana...sekaligus...menemani saya minum wedang hangat” Balas Bu Carissa Via SMS dengan tersenyum manis.

#Bunyi nada dering SMS delivered



#######


Sakjane wis suwe, aku naksir kowe
ning ora kewetu...yo nduk yo..

Sak ayu-ayune jelas milih kowe,
dadi inceranku..yo nduk yo..

Dino setu wage, las-lasan tanggale
tak nembung bapakmu...yo nduk yo..

Yen kowe meneg wae, ra ono jawab e
tak anggep setuju...yo nduk yo...

Sewu siji kenyo koyo kowe
eman-eman...yen kleru jodone..



Lagu karya Genk Kubro berjudul Genduk mengiringi langkah Bre menuju Meja yang telah ditempati Ibu Carissa. Bre duduk di meja paling pojok bersama Bu Carissa. Suasana santai, warung lesehan khas Jogjakarta, sampai-sanpai lagunya pun juga harus lagu made in Jogjakarta seperti lagu Genk Kubro-nya mahasiswa Institut Kesenian Jogjakarta yang sedang diperdengarkan saat itu. Selain wedang ronde dan wedang jahe, ada juga kopi joss. Taukah saudara-saudara pembaca apakah itu kopi joss ??

Kopi joss adalah kopi hitam (plain coffee) yang disajikan dalam sebuah gelas kayu namun di Joss (baca:dicelupkan) dahulu dengan sebuah bara menyala (arang menyala) sebelum disajikan. Rasanya menjadi unik dan menggelitik. Aroma gosong nan gurih dan sedap senantiasa akan menusuk hidung hingga tetes terakhir kopi.

“Ehm...saya pesan kopi joss pahit...gulanya dikit aja mas...sama nasi kucing ikan teri...eh mas ...nasinya dibakar dulu ya biar mantap...!!!” Ucap Bre tanpa malu-malu kepada mas pelayan yang sedari tadi siap siaga dengan sebatang pensil HB dan seikat kertas pesanan.


Bre melirik kearah Bu Carissa. Dilihat olehnya bahwa si Ibu cantik itu sedang sibuk meniup wedang rondenya yang sepertinya masih panas dengan diliputi kepulan asap beraroma jahe yang wangi.

Disamping mangkuk wedang ronde Bu Carissa tergeletak sebuah piring berisikan 3 potongan besar tempe bacem dan 3 tusuk sate usus pedas. Tanpa permisi, Bre mencomot satu potong tempe bacem anget itu dan langsung di gigitnya.


“Bu...jangan ditiup begitu...katanya ibu sedang sakit, kalau ditiup begitu...apa ga malah tuh penyakit masuk ke mangkuk trus diminum lagi oleh Ibu...sama juga gondrong...eh...sama juga bohong Bu...!!!” Ucap Bre sok berpetuah bijak sambil mulutnya sibuk mengunyah tempe.


“Iya juga ya...uhh kamu tuh ya...udah ganteng...pinter lagi...!!!” Sambut Bu Carissa sembari tersenyum simpul.


“Ah Ibu...jangan begitu ah...kepala Brian bisa membesar nanti !!!” Jawab Bre sambil menggaruk kepala.


“Yee...Ge-Er...belum juga Ibu selesai ngomong udah di potong...!! Udah ganteng...pinter...tapi sayangnya....Mesummm !!! Hahahaha..” Bu Carissa tertawa girang menandakan kemenangannya ber adu kata bersama mahasiswa brilian bernama Brian Kusuma Wardhana.


#######


“Bu...aku mau ngomong penting...!!!” Ucap Bre membuka pembicaraan setelah ia menghabiskan nasi kucingnya.

“Apa Brian ???” Tanya Bu Carissa sambil mengerutkan Keningnya yang licin mulus.


“Ibu...saya kok kayaknya lebih suka jika Ibu bersanding bersama Pak Pram ya Bu...daripada jika Ibu bersama lelaki buncit yang saya lihat di mall itu !!” Lanjut Bre serius.

“Brian...tolong...pliss ya...jangan rusak suasana hatiku malam ini...aku sudah cukup nyaman ngobrol dan becanda sama kamu disini malam ini...aku tak mau semuanya berubah menjadi bad mood !!” Terdengar kata-kata tegas Bu Carissa. Sebuah ketegasan yang pernah dirasakan Bre saat dahulu kala meminta ujian lesan ke Bu Carissa.


“Ibu...saya tidak suka melihat lelaki buncit iitu Bu...Lagian kayaknya dia terlalu tua buat Ibu !!” Cerocos Bre tanpa memperdulikan wajah Bu Carissa yang semakin berubah menuju bentuk menakutkan, sebuah wajah jutek nan dingin seperti es.

“Brian !!! Cukuppp !! Tolong hargai privasiku Brian !! Lebih baik kita bahas topik yang lain saja..” Bentak Bu Carissa dengan marah. Wajahnya bersemu merah. Darahnya begitu cepat mengalir ke kepala dan membunuh pekertinya.


“Buncit...Buncit...Buncit !!!” Bre membalas kegalakan Bu Carissa dengan mendelik dan berkali—kali mencibir.

“Brian...Diam kamu !!!” Ibu Carissa menyalak dengan nada tinggi. Beberapa pengunjung warung sempat terkaget oleh lengkingan suara Bu Carissa.


“Ibu yang diam !!!” Bre tak mau kalah dan memainkan wajah super dungu. Ia sengaja bertingkah santai dan tengil meski Bu Carissa berkali-kali membentaknya.

“Ya sudah...aku pulang saja kalau begitu !!!” Bu Carissa dengan kasar berdiri dan hendak melangkah pergi meninggalkan Bre. Namun dengan sigap, Bre menarik lengan halus Bu Carissa. Langkah Bu Carissa menjadi terhenti sejenak.


“Si Buncit BURHAN DJATMIKO !!!” Ucap Bre sambil melotot kearah Bu Carissa.


Kini Bu Carissa yang sebaliknya ikut melotot. Terjadilah aksi saling melotot diantara mereka. Bre menarik Bu Carissa untuk duduk kembali. Bu Carissa pun menurut saja karena merasa heran dan penasaran pada ucapan Bre yang terakhir tadi.


“Kamu kok tahu nama dia???” tanya Bu Carissa dengan dibarengi kerutan di keningnya.

“Aku juga tahu kalau Ibu habis beli Berlian ditemenin si Buncit !!!” Imbuh Bre dan semakin membuat Bu Carissa heran.


“Aku juga tahu kalau Ibu mencium pipinya* saat itu !”

“Aku juga tahu seberapa mesranya Ibu dengan si dia !”


“Aku juga punya foto lengkap Ibu dan si Buncit saat beli Berlian...uhh mesranya...!!”


Bre terus saja nyerocos tiada henti. Bu Carissa yang duduk didepan Bre menjadi heran dan uring-uringan. Terlihat mulut Bu Carissa ngedumel sendiri tiada henti.


“Brian...tolong ceritakan ke Ibu...apa yang kamu ketahui tentang mas Burhan ???” Tanya Bu Carissa dengan super penasaran.

“Males ah...katanya aku ga boleh ikut campur ??!! pulang yuk...!!” Balas Bre enteng.


“Brian !!! Ayo cerita sekarang juga atau aku anulir nilai B mu !!!” Bentak Bu Carissa dengan melotot.

“Iya Bu...ampun...ampun...!!!” Sahut Bre cepat dengan nada panik.


“Ibu tarik nafas yang dalam dulu lalu hembuskan !!!......begini....ehhmm...begini Bu....aduh gimana ya menjelaskannya...!!” Ucap Bre kebingungan.

“Aduhh Briann !! Jangan bikin Ibu jadi tambah penasaran dong...begina begini apaan sih ???!!” Bu Carissa mendelik sambil tangannya mencubit keras lengan Bre.


“Aduhh ampun Bu...ini deh Ibu lihat sendiri fotonya...biar fotonya yang ngomong !!!” Teriak Bre kesakitan sambil tangannya menyorongkan HP ke arah Bu Carissa.


Dilayar HP Bre tengah terpampang foto tiga orang yang sedang makan bersama. Suami Istri dan anaknya.


“Yang ini si Buncit Burhan kan Bu...Burhan Djatmiko tepatnya....dan yang ini anaknya...namanya Keysha Luna Djatmiko...Kalau wanita yang Ibu-ibu ini ya pastilah Ibunya Keysha Bu...kebetulan saya cukup kenal dengan Keysha !!” Ucap Bre sambil menunjukkan jari kearah foto yang sedang dibicarakan.



Bu Carissa mendadak seperti terlihat gemetar. Tubuhnya menggigil keras. Matanya tajam memandang layar HP yang disodorkan Bre. Nafas Bu Carissa terdengar memburu dan menderu.

Sejenak kemudian Bre dibuat kaget setengah mati, tiba-tiba tubuh Bu Carissa ambruk ke samping. Untungnya tempat duduk warung bermodel lesehan sehingga tidak menimbulkan benturan terlalu keras saat Bu Carissa limbung. Pingsan nampaknya.


Bre panik, ia panik pada keadaan Bu dosen cantik yang sekarang tengah tersungkur lemah tanpa daya. Lebih panik lagi Bre mengingat bahwa isi dompetnya tak cukup untuk membayar pesanan makanan dan minuman. Namun keberuntungan sedang berpihak pada Bre, dibalik lipatan kecil dompetnya ia temukan satu lipatan uang kertas warna biru.



#######


Bre tiba di IRD rumah sakit dengan bantuan mobil salah satu pengunjung warung lesehan yang iba memandang Bu Carissa yang pingsan. Bu Carissa masih pingsan saat dibawa menuju ruangan IRD, satu tas wanita berwana maroon milik Bu Carissa ditenteng Bre.

Langkah Bre terhenti sejenak, dengan perlahan ia masukkan tangannya ke dalam tas Bu Carissa, mencari-cari dan akhirnya menemukan. Sebuah HP milik Bu Carissa telah ada digenggaman Bre sekarang. Terlihat sejenak ia sibuk mengayunkan jemarinya di keypad HP Bu Carissa.


Sementara itu, nun jauh disana...


#Bunyi nada dering SMS received

“Permisi Bapak/Mas/Saudara, pemilik HP ini sedang pingsan dan sekarang dirawat di IRD Rumah Sakit 'SehatMedika'. Saya adalah warga setempat yang menolong ybs. Saya menemukan no HP anda dari beberapa inbox SMS received di HP ybs. Segera datang, HP dan tas ybs saya titipkan security Rumah Sakit. Terimakasih” tertulis SMS mengejutkan dengan nama pengirim Carissa.


Si penerima SMS begitu terperanjat, dengan gerakan cepat ia segera berbenah dan secepat kilat kemudian meluncur menuju rumah sakit yang dimaksud dalam SMS.


30 Menit berselang, Bu Carissa nampak mulai menggerak-gerakkan jemarinya. Tak lama kemudian dengan berat ia buka kelopak matanya. Kepalanya terasa begitu pusing, perutnya mual.

Mata Bu Carissa langsung berputar ke segala penjuru ruangan IRD mencari seorang Brian Kusuma Wardhana. Namun Bu Carissa tak menemukan pria mudanya itu. Dari pintu muncul seorang pria, Bu Carissa melirik pada pria yang baru datang itu. Sejurus kemudian Bu Carissa tersenyum lemah.


“Dik Carissa tidak apa-apa ? Tadi kan saya sudah bilang, kalau perlu ke dokter bisa sama saya...!!” Sebuah suara penuh ketenangan terlontar dari bibir pria yang sekarang ada disamping ranjang Bu Carissa. Suara itu adalah milik Pak Pram.

“Maaf...hemmfh” Hanya kalimat itu yang terucap dari bibir Bu Carissa yang masih lemah. Namun kesadarannya masih mampu mengingat pada kejadian terakhir di warung. Dalam hati, Bu Carissa seperti sedang meng-iya-kan pernyataan dan saran Bre mengenai keberpihakan Bre kepada Pak Pram.


“Saya menerma SMS dari seseorang yang menolongmu dik, ia menyatakan sebagai warga setempat...sepertinya ia sudah pulang sekarang..!!” Lanjut Pam Pram menjelaskan pada Bu Carissa sambil celingukan mencari seseorang yang sekiranya adalah misterious message sender yang tadi meng-SMS nya.

Bu Carissa tersenyum kembali. Sebuah senyuman yang ia tujukan pada Bre dan akal bulusnya. Seorang jenius macam Bu Carissa tentu tak sulit untuk mencerna ide pokok dari sutradara yang mendatangkan Pak Pram di tempat itu. Senyuman Bu Carissa juga sebuah senyuman kegembiraan.


Dalam hatinya tiba-tiba merasa sangat tenang dan nyaman saat Pak Pram datang. Sebuah ketenangan yang pernah ia dapatkan ketika ada di dalam pelukan Brian Kusuma Wardhana.


#######


Malam minggu yang cerah. Tak ada mendung yang menggelayut di langit. Bintang gemintang berkelip indah menyuarakan keriangan. Seiriang hati Bu Carissa hari itu, tepat tiga minggu setelah peristiwa kepingsanan Bu Carissa.

Ibu Carissa adalah seorang jenius yang berwawasan luas. Ia cukup adaptif pada keadaan setelah beberapa waktu yang lalu melihat foto si buncit yang ternyata telah beristri dan beranak. Namun ia tak lantas main labrak mirip para pemain antagonis di tivi jika menemukan penyelewengan cinta.


Ia berusaha bijak menyikapi semuanya itu. Selama tiga minggu ini ia berusaha menghindar dari sosok Burhan. Tatkala ia menerima SMS dari Burhan berkaitan dengan perubahan sikapnya, ia hanya tersenyum dan membalas SMS,

“Rawat anak istrimu, cintai mereka sepenuh hati...jika ternyata kau masih saja ngotot mempertanyakan ini, maka tepatlah sudah jika aku memilih untuk meninggalkanmu !”. Sebuah SMS lugas, tegas, namun juga bernuansa cinta yang dalam dengan dibaluri unsur logika yang dahsyat.


Sebuah mobil warna putih seperti yang pernah dilihat Bre di kampus kala itu, kini terlihat sedang parkir di pelataran rumah Bu Carissa.


“Dik...kita jalan yuk, aku paling suka ke taman...suasananya indah dan romantis hehe...” Ucap si pemilik mobil putih yang ternyata adalah Pak Pram.

“Kok romantis ?? emang situ siapanya aku??” Sambut wanita cantik lawan bicara Pak Pram dengan melemparkan senyum manjanya. Sebuah senyuman yang selama ini belum pernah tampil mewarnai bibir milik Bu Carissa.


“Situ kan teman dosenku....yang spesial tentunya hehe !!” Jawab Pak Pram asal namun bermuatan politik cinta yang pekat dan kuat.


#######


“Pesan jagung bakarnya dua mas, manis pedes ya....oya mas...minta tolong nanti diantar ke kursi taman yang diujung sana ya...makasih !!!” Suara Pak Pram sedang memesan camilan kegemarannya sambil menunjuk kearah kursi di ujung taman.

“Lihat tuh dik bunga melati...mekar harum berseri...kan kupetik untukmu...simpan dalam hatiii...” pak Pram berkelakar dengan menirukan bait lagu Grup band Naif . Bu Carissa mencubit pelan lengan pria yang ada di sampingnya dengan gemas akibat kekonyolan yang dilihatnya.


…................................................. ....
Lantun jiwa membahana,
suarakan dentang-denting lonceng hati,
yang tersaput mendung dan hujan,
namun tak lekang dimakan waktu untuk terus merindui,
setangkai indah bunga melati.


Karya pribadi tercetak dalam sukma,
membungkus indah maghligai cinta,
Teramu bersama seribu bunga dan ceria,
Mendekam diam menanti masa,


T'lah kusiapkan BINGKISAN HATI,
terbungkus indah maghligai cinta,

Duhai Carissa yang kucinta,
sediakah engkau menerimaku menyatukan sayap cinta?
…................................................. ................



Pak Pram datang membawa setangkai melati nan putih suci. Lantunan puisi yang nampaknya telah ia persiapkan sejak lama kini mengalir lancar di bibirnya. Carissa yang melihatnya menjadi tertegun tiada mampu berkata. Mata Bu Carissa berkaca-kaca. Keharuan dan kegembiraan silih berganti menghujam hatinya dan membetot seluruh perhatiannya.

“Bagaimana Dik Carissa yang cantik?” Tanya Pak Pram memperjelas permintaan dalam puisi yang tadi diucapkannya. Nampak ia sekarang sibuk menyelipkan melati ke atas telinga kanan Bu Carissa.


Bu Carissa hanya tersenyum seakan mengiyakan semua permintaan Pak Pram. Hati Bu Carissa sepertinya sudah demikian merasa melambung dibuatnya. Kali ini ia merasakan cinta yang benar-benar cinta merasuk dalam jiwa.

“Bagaimana Dik ???” Pak Pram tak sabar menunggu jawaban Bu Carissa meski secara tersirat telah nyata bahwa wanita ayu yang duduk disampingnya telah menunjukkan signal-signal cinta.


“Permisi mas..mbak..ini jagung pesanannya !!” Sebuah suara memecah suasana romantika diamor yang baru saja dibangun oleh Pak Pram. Nampak pak Pram bersungut sambil memberikan beberapa lembar uang ribuan kepada penjual jagung.


CUPPP...

“I Love you....!!!” Sebuah kecupan tiba-tiba meluncur cepat ke pipi Pak Pram setelah mas penjual jagung berlalu.


Pak Pram kaget dan dengan tersenyum menikmati kekagetannya itu. Begitu juga Bu Carissa, nampaknya ia tersenyum malu-malu setelah secara spontan ia mencium pipi Pak Pram. Mereka saling berpandangan lama. Mata dan mata bertemu, hati dan hati bersatu, tak ada lagi ruang bagi kehampaan jiwa.


“Aku akan menikahimu sayang...secepatnya...!!!” Ungkap Pak Pram dengan mantap.

“Aku ikut saja mas...pokoknya ikut saja !!” Ucap Bu Carissa menimpali, matanya yang genit mengerling manja pada kekasih barunya itu. Senyuman penuh kecintaan menyemprotDOMcom dengan deras dan menetes hingga di pelataran sukma.



#######

Diterima ngga' yaa

#######

Berbagai permasalahan seperti benang kusut yang menimpa Bre, Keysha, dan Ibu Carissa akhirnya sedikit demi sedikit terurai. Perjuangan Bre untuk mendapatkan nilai kelulusan, perjuangan Bre membuka tabir gelap Burhan Djatmiko, dan perjuangan Bre membesarkan hati Keysha berakhir sukses.

Beberapa bulan semenjak peristiwa rumit itu berlalu, sekarang Bre sudah dalam tahap akhir didalam penyusunan skripsinya tinggal menunggu sedikit lagi untuk maju sidang.


Karena kesibukannya dalam final round perkuliahannya, Bre pun jarang tampak di kampus. Memang siih sesekali dia setor muka ke kampus tercinta ini. Tapi sebagian besar waktunya ia habiskan bergelut dengan buku-buku materi sidang skripsi di kostnya.

Kabar Ibu Carissa yang telah membuka hati untuk Pak Pram dan akhirnya mereka berdua jadian pun sudah Bre ketahui dan itu merupakan kabar bahagia buat Bre karena Ibu Carissa telah lolos dari perangkap kebohongan. Yang lebih terutama, akhirnya Ibu Carissa mendapatkan tambatan hati yang sesuai dengan dirinya dan mereka segera menikah.


Bre sendiri sampai detik ini masih sendiri. Kedekatannya dengan Keysha memang masih berlangsung tapi belum mengarah pada peng-ikraran bahwa mereka berdua resmi menjadi sepasang kekasih. Ga tahu kenapa Bre menjadi gugup kalau harus bertemu dengan Papa Mama Keysha.

Karena semenjak peristiwa itu, Bre lebih banyak bertemu Keysha di kampus. Kantin dan perpustakaan adalah lokasi favorit mereka berdua untuk berpacaran tak resmi karena memang mereka berdua belum resmi menjadi sepasang kekasih.


*******

Pagi-pagi sekali Bre pergi berangkat ke perpustakaan kampus. Tanpa sarapan ataupun sekedar minum kopi di warung Bik Sumi. Berjalan gontai kearah kampus dimana gelar sarjana tinggal sedikit lagi dia raih.

Setiba nya di perpustakaan yang masih sangat sepi, Bre duduk nyantai di bagian belakang yang terhalang rak buku yang besar, sehingga daerah sekitar situ semakin sepi dari lalu lalang para mahasiswa.


“Ya elaahh Bre, aku cari-cariin dari kemarin ternyata suka ngendon disini!! Stress yaa nungguin sidang? Hihihiii..” kata Ibu Carissa tiba-tiba seraya berjalan ke arah Brian. Rok longgar Ibu dosen cantik dengan panjang selutut tampak sedikit berkibar seiring langkah kaki nya yang ber-high heels melangkah cepat.

“Eeh Ibu Carissa disini juga.. Iya neeh Bu, sedang mempersiapkan diri. Hehehe..” ucap Bre santai sambil memandang wajah Ibu Carissa yang tampak semakin cantik pagi ini.


“Bre, ada sesuatu yang pengen aku omongin sama kamu.” kata Ibu Carissa seraya duduk disamping Bre.

“Apa itu Bu?


“Gini.. Sebelum aku menikah dengan Pak Pram, aku ingin.. Nggg.. Ingin sesuatu dari kamu untuk yang terakhir kali..” pinta Ibu Carissa sedikit malu-malu gimana gituuu.

“Sesuatu dari saya Bu? Apa? Uang? Waah saya ga punya kalo uang Bu. Makan di tempat Bik Sumi aja saya Cuma tanda tangan Buuuu..” sahut Bre poloosss sambil menggaruk-garuk kulit kepalanya.

“Waah kamu sakti dong kalo gitu Bre. Hebat kamu, ga butuh duit lagi tuuh berarti..” ledek Si empunya kalung dengan liontin huruf C itu.


“Yee bukannya gitu, Bu. Malah saking ga punya duit itu saya keseringan nge-bon..” ujar Bre rada keki.

“Hahahaa!! Bree.. Bree. Kamu itu bener-bener deeh..” tawa merdu dari bibir tipis itu terdengar.


“Hehehee.. Lah terus apa dong sesuatu itu??” tanya Bre penasaran.

“I need your cum..” jawab singkat Ibu Carissa sambil berbisik.


“Apa??! See.. Serriuss, Bu??” Bre terperenjat kaget.

“Yuupz!”


“Kapan Bu?? Dimanaa? Kalo ketahuan gawat dunk” imbuh Bre nyerocos ga pake jeda dan terlihat masih merasa syok antara seneng dan tatyuut.

“Rightnow! Come with me..” jawab singkat Sang dosen seraya menarik paksa tangan Bre, dan berjalan ke sudut bangunan perpustakaan yang sepi dan jarang dilalui para pengunjung perpustakaan. Mereka Nekaattt!!!


Bree seneng-seneng aja mau dapet sarapan meki mentah nan nikmat bergizi tinggi punya Ibu Carissa. Hihii.hihiii..


*******


Carissa Adell Gayatri yang nafsunya semakin liar tak terkendali setelah kenal dengan yang namanya kontie langsung memepetkan tubuh Bre ke dinding. Dengan berjongkok di depan Bre, Ibu Carissa langsung membuka sabuk, kancing celana beserta ritsluiting nya, dan menurunkan sebatas pantat Bre.

“Duuch imutnya kalo masih setengah tiang kek gene.. Eemmpphhh!.. Mmhhppp!.. Lheepphh!” ucap dosen jelita itu kepada kontie Bre yang belum begitu tegang, dan langsung menjilat telak batang kontie juga mengulum-ngulum helmnya dengan bernafsu karena di buru waktu.


“Ouughhh shitt!!”.. ange.ettshhh!!” uuugghhhh!! Carrissaa.aaa.. Aakkhhhh!!!”,


Desah kenikmatan Bre terdengar, sambil mengelojotkan tubuh, ketika Carissa langsung,


“Sleeeeepphhhh!!” men-deepthroat lonjoran kontie Bre dengan lahabnya..


Setelah yakin kalau kontie itu sudah bener-bener ngaceng, Ibu Carissa langsung menghadap dinding dengan melebarkan tungkai kaki dan menunggingkan pantat yang sekel berisi itu. Tangan kiri nya menyingkap rok longgar yang dipakai nya sebatas pinggang.

Amboii.. Pantat putih mulus itu terpampang sedemikian jelas di depan Bre, dan TANPA CELANA DALAM lagi. Bener-bener sudah dipersiapkan meki tersebut sebagai Breakfast terlezat untuk Bre. Gilaaa dah.


Mekinya terlihat sudah basah, terselip malu-malu diantara selangkangannya. Tak berlama lama, langsung Bre remes-remes kenceng sepasang buah pantat putih yang begitu ngacengin untuk di kontie-in.

“Ouughh!! Bree.ee.. En.nyakkhh!!.. Sshhhh!.. Se.sedoottt ter.russhhh!!.. Eemmphh..”, rengek manja penuh nafsu dari cewek cantik itu, yang meki putih mulusnya sedang terkuas dan terhisap oleh bibir dan lidah Sang DonJuan.


“Sluurrppphh!!”

Susrupan kuat di lubang meki yang semakin memerah itu mengakhiri permainan lidah Bre. Ibu Carissa langsung menggenggam batang kontie, dan mengarahkan tepat didepan lubang meki penuh kenikmatan miliknya.


“Tekaannn yang kuatt Bree.. Aaaggghhhhhh!!.. Ouugghhhh!!.. Ged.gedee bahngee.ett..sshhh!!” pekik lirih Ibu Carissa.

“Sleeeepphhhh!!!!”


Seketika lonjoran kontie berurat itu langsung masuk seutuhnya kedalam meki dengan hanya sekali sentak.


“Ouughhh!!.. sempitthhhh!” ceracau Bre merasakan jepitan yang begitu kuat dari meki Sang dosen yang terus terusan mengempot-empot setiap mili dari lonjoran batang kontie Bre, yang sudah mulai mengocok meki nya dengan cepat karena keterbatasan waktu.

Dosen cantik itu pun juga mendorongkan pantat bohay nya kebelakang menyambut hunjaman kontie Bre biar makin masuk lebih dalam lagi di mekinya, sambil merapatkan kedua pahanya yang berkulit mulus itu.


“Sleepphh!.. Sleephh!!.. Cloophhh!.. Cloophhh!!.. Sleeeeeepphhh!!!”

Suara tusukan kontie menggempur meki dosen idola para mahasiswa yang semakin bertambah sempit dengan merapatnya paha Ibu Carissa. Sama sempit nya dengan meki Karen yang juga sudah pernah Bre kontie-in.


Tangan Bre yang ga mengenal sopan santun ataupun belum belajar body manner langsung merayap menuju gundukan sepasang toket ranum Ibu Carissa yang masih terbungkus kemeja tipis. Diusapnya perlahan dan diremas-remasnya dengan gemas.

“Jangan Bree.. Ntarr bahjuunyaa.a kuhh.. suutthhh!!” kata dosen cantik itu terengah-engah sambil merem melek penuh nikmat menerima pompaan lonjoran batang kontie Bre yang berurat itu.


Bre yang mendengar permintaan Ibu Carissa pun menghentikan memerah buah susu Sang dosen yang bener-bener kenyal terawat itu. Sebagai gantinya, telapak tangan Bre segera meremas dan menaplok-naplok buah pantat putih yang njentit punya Carissa Adell Gayatri.

Rona balur merah langsung terlihat pada buntalan pantat bohay yang sedang terbentur selangkangan Sang DonJuan.


“Auuwhh!! Mmphhfff!!” lenguh Ibu Carissa ketika Bre juga mencumbu leher jenjang dosen binal itu. Dikuasnya leher dengan bulu-bulu lembut yang beraroma wangi.

“Chupphh!!.. Chuphh!!” gigitan dan cupangan Bre pun langsung berbekas menghiasi leher Ibu Carissa.


Saat mencumbu Sang dosen, cowok dengan rambut dreadlock itu tak henti-hentinya menusuk meki legit yang didalamnya terasa begitu keset itu dengan cepat.

Tusukan terakhir aktivis kampus itu begitu dalem sampe mentok, dan Bre langsung memutarkan pinggulnya, mengulegkan batang kontie yang bersemayam di dalam mekie peretnya Ibu dosen cantik itu, yang sekarang tengah mengalungkan kedua tangannya kebelakang kearah leher Bre dan mereka melakukan deep kiss yang begitu hot biar kenikmatan yang sedang mereka kail bertambah tinggi.


Sensasi bercinta dengan rasa takut terpergok membuat Bre segera mau keluar, demikian juga dengan apa yang dirasakan oleh Carissa Adell Gayatri.

“Ak.. Akuu m.mauu dappettt Bre.ee.. Sshhhh!.. Aakhh!!” jerit lirih Ibu Carissa.


“Saa.. Sayaa.aa jug.gaaa Bu. Keluaa.arrr dim.mana.. Aaakkhhh?!!” tanya Bre parau menahan gelombang kenikmatan.

“Dihh.. dalemmm a.aajaahhhh!” jawab Carissa tertahan.


End up..


“AAA...AAKKHHHH!!!!!.. CROOTTHHH!!.. JRROOTHHH!!.. SHEERRRHHH!!..SHEERHH!.. SHEERRHHHH!.. CCROOOTTHHHH!!.. CROOTHH!!”

Sperma Brian Kusuma Wardhana dan cairan binal Carissa Adell Gayatri saling menyembur, saling menghangatkan satu sama lain didalam rahim dosen jelita itu.


“PLOOPPHHH!!”

Keluarlah batang kontie dari meki dan,


“Lheerrhhh..”

Sperma kental dan hangat itu perlahan lahan mengalir keluar dari belahan meki Ibu Carissa yang sekarang tampak menganga. Mengalir turun perlahan kearah paha dan lutut nya.



“Makasihh ganteng, aku puass banget.” bilang Ibu Carissa sambil mengatur nafas dan segera akan berjalan keluar perpustakaan untuk menuju kelas yang akan diajarnya.

“Eeh Ibu ga pake celana dalem dulu?” tanya Bre sambil merapikan celana panjangnya.


“Ga penting Brian, aku malah merasa semakin seksi kalo ngajar dikelas dengan masih adanya lelehan sperma kamu yang hangat didalem meki, yang perlahan mengalir turun sampe kaki, duuch seksiii bangeetttss.. Hahaha..” jawab Ibu Carissa sambil berjalan menjauh dari Bre yang Cuma bisa mematung dan terbengong.

“Bener-bener dosen binal..” batin Bre sembari tersenyum puas abis menyuntikkan spermanya kedalam meki peret Ibu dosennya yang cantik itu.


*******


Siang itu di taman kampus yang rindang setelah tragedi kenikmatan di pagi harinya di sebuah sudut bangunan perpustakaan, terlihatlah Bre, Karebet, Santi, Andi, dan Karen sedang asyik bercengkerama. Ditengah keasyikkan mereka bergurau untuk ikut meredakan stress yang dialami Bre karena akan menghadapi sidang ujian, tiba-tiba...

“Waah lagi pada asyiik yaah?” sapa ramah Pak Pram.


Mereka yang asyik bercengkerama menoleh bersamaan kearah suara yang terdengar berwibawa.


“Eeeh, ada Pak dosen..” kata mereka kompak.

“Waah Pak dosen makin ganteng aja neeh..” celetuk seseorang dari mereka yang tak lain adalah Karen.


“Huuu!!! Karen mulai bertingkah neeh. Ati-ati aja lu Karen, ntar dikasih lilitan kawat diatas kepala lu terus didoain sama Andi bisa gulung-gulung kesakitan lu!!” cibir Bre.

“Lu kate gue Sun Gho Khong ape??” jawab Karen kesal.


“Hahahaha!!!!”


Pak Pram Cuma tersenyum melihat tingkah para mahasiswanya itu..

“Semua pada berpasangan, kok kamu sendirian aja Bre? Mana kecengannya neeh??” tanya Pak Pram yang sekarang berstatus sebagai pacar dari Ibu Carissa.


“Hahahahaa!! Bre ga suka cewek, Pak..” seloroh Andi.

“Oyaa? Lalu sukanya apa dong?” tanya Pak Pram mencoba akrab dengan para mahasiswa ini.


“Sapi atau kambing yang di bedakin!!” sahut Begawan Karebet.

“Hahahaha!!!”


Meledaklah tawa kerumunan mahasiswa dan dosen itu disiang hari.


“Aaaah Kampret kalian semuaa!! Beraninya main keroyokan! Huuu.. Cemeenn!!” ujar Bre senewen.

“Yaa jelaslah main keroyokan Bre.. Kita khan penggemar Gangbang!! Yaa ngga’.. yaa nggaa’ ??” kata Karebet ngasal.


“Hahahahaa!!!”

Tawa mereka meledak lagi. Bre mati kutu dikerjain rame-rame.


“Karebet nakal yaa..” bilang Pak Pram diiringi senyuman ringan.

“Dikit Pak, hehehee.. Aduuch! Auww!!..” jawab cepat Karebet dengan mengaduh karena Santi telah melancarkan cubitannya kearah pinggang Begawan Karebet.


“Wakakaa.. Mampus lu Bet, sukuriin!! Dikebiri aja cowok lu San, biar nyaho’!!” balas Bre merasa terbantu oleh tindakan Santi.


SIIIINNGGGG.. Tiba-tiba suasana sunyi. Hanya suara gemerisik angin membelai daun-daun pepohonan.


#######


“Haloo semuaaa!” sapa suara yang terdengar sangat merdu seperti seorang pramugari sedang memberikan instruksi kepada penumpang pesawat.


“Ehhemm!!.. Ehemm!”

“Uhukk!.. Uhhukkk!!”


Temen-temen Bre langsung pada berdehem dan ber-uhuk-uhuk berjama’ah, ketika ada seorang cewek yang begitu jelita mencoba join dengan mereka. Bre yang bingung kenapa pada bertingkah aneh pun langsung mendongakkan kepalanya dari tatapan matanya yang menghadap kebawah.

“Keyshaa.aaa??!!” gumam Bre lirih tapi terdengar begitu keras karena semua yang ada disitu pada diam semua.


Keysha pun terlihat bingung dan merasa gimanaa gitu melihat semuanya terdiam. Bre langsung memandangi temen-temennya satu persatu. Dan pada akhirnya...

“Hahahahaa!!” tawa temen-temen Bre memecah kesunyian yang barusan tercipta. Hmm.. Ternyata mereka sedang ngerjain Bre dan Keysha dengan cara berdiam diri dengan kompak.


“Ini dia Pak.. Kecengan Bre. Yang membuat Bre sekarang rajin mandi daripada sebelumnya..” ledek Andi.

“Aahh sialan lu, Ndi. Eeeh, lu belon pernah dikerubungi kecoak yaa??” tanya Bre galak.


“Belon. Emang kenapa??” jawab Andi.

“Bet!! Kerubungi Andi, Bet!!”


“Whatt!!! Emang gue kecoak yaah? Enak aja lu ngatain orang sembarangan..” Karebet terbelalak diserang mendadak oleh Bre..

“Hahahahahahaaaa!!!!”


Dan sekali lagi meledaklah tawa manusia berpendidikan ini meledak.


Suasana mulai mencair dan ini membuat Keysha merasa mulai nyaman diantara mereka. Tapi celetukan-celetukan untuk Bre dan Keysha masih saja berlangsung dan itu membuat keduanya menjadi sering salah tingkah. Tapi secara tidak langsung, celetukan temen-temen Bre itu membawa hal positif karena semakin mendekatkan hatinya dengan hati Keysha.

“Yaudah silahkan dilanjut, Bapak duluan yaa..” pamit Pak Pram sembari melangkahkan kaki berlalu dari hiruk pikuk mahasiswanya yang masih asyik bercengkrama.


“Iyaa Pak. Ati-ati yaa Pak, kalo ada belokan kekiri jangan malah belok kekanan lho..” kelakar Bre disambut tawa temen-temennya, juga Pak Pram sendiri.

“Hahahahaa!!”


“Gue juga cabut dulu prend. Dah siang neeh laper mo lunch dulu. Yuuk sayang..” kata Andi ngajak Karen untuk cari makan.

“Sama, gue juga pengen makan nasi padang yang baru aja buka diseberang kampus. Yuuk San..” ajak Karebet kepada Santi seraya berpamitan kepada Bre.


Hmm.. Temen-temen Bre memang sengaja pergi meninggalkan Bre dan Keysha biar Bre dan Keysha tidak merasa terganggu.

“Yee malah pada pergi gimana siih??” protes Bre.


“Shaa.. Ke perpustakaan aja yuuk sekalian ngadem diruang ber-ac..” ajak Bre dan langsung disetujui Keysha.


#######


Didalam ruang ber-ac perpustakaan, mereka memilih tempat dimana dulu untuk pertama kalinya mereka saling kenal.


“Kapan maju sidang Mas?” tanya Keysha pelan.

“Sekitar satu bulan lagi Shaa..”


“Waah bentar lagi jadi sarjana nii yeew!.. Persiapan perangnya gimana tuh? Dah bener-bener siap kah?” lanjut Keysha.

Hmm.. Setengah siap setengah ga, hehe.. Deg-deg-an gue neeh Shaa..”


“Deg-deg-an mau sidang atau deg-deg-an karena Keysha neeh? Hihihiii..” Keysha memancing di air yang keruh.

“Nggg.. Eeh.. Hehehee..” Bre Cuma terkekeh gugup sambil menggaruk-garuk rambut kepalanya yang ga gatal.


Selama ini gue emang suka sama Keysha. Gue rela berkorban waktu dan pikiran juga demi Keysha. Dan gue lihat Keysha suka sama gue, apa gue tembak sekarang aja yaa disini?? Hmm..


“Hmm.. Sha, boleh gue ngomong sesuatu??” tanya Bre rada grogi.

“Tanya apa Mas?” selidik Keysha.


“Biasa aja kali Mas, gasah grogi kaya gitu, hehehe..” canda Keysha melihat tampang Bre yang mendadak aneh.


Aseeem.. Ni bocah malah becandain mulu tau gue grogi gini juga..


“Keliatan kalo grogi yaa Sha? Hehe.. Jadi malu..” jawab Bre poloossss..

“Hahahahaa!! Mas Bre, Mas Breee.. Lucu deeh iihhh!!” Keysha tertawa dalam gemasnya.


“Ada apa siih emangnya??” tanya Keysha lagi.

“Begini Shaa.. Setiap orang kan dikaruniai panca indera dan anggota badan oleh Tuhan..”


“Betul, Mas..”

“Nhaah.. Gue bingung neeh dengan panca indera dan anggota badan yang gue punya.”


“Lhoh kenapa emangnya, Mas??” tanya Keysha jadi bingung dengan mengerenyitkan keningnya.

“Liat ke gue, Shaa..” pinta Bre, dan Keysha pun menatap wajah ganteng Bre.


Suasananya tiba-tiba aja menjadi hening..


“Shaa.. Nggg.. Hmm.. Gini, gue kan mempunyai sepasang mata neeh, tapi sialnya ga selalu bisa untuk melihat lu. Lu tau kan kalo gue juga mempunyai sepasang tangan, tapi sialnya lagi ga selalu juga bisa untuk melindungi dan menjaga lu. Tapi, satu hal yang pasti Sha, gue mempunyai sebuah hati, yang selalu berdoa buat lu.. Berdoa untuk malaikat kecilku. Shaa.. Gu..Gue.ee sukkaa sam..samaa lu. Be My Little Angel, would you..??”

Keysha kaget karena diakhir kalimat yang so sweet menurut Keysha, Bre ternyata menyatakan cintanya di sebuah perpustakaan kampus ditempat mereka pertama kali saling kenal.


“Mmm.. Gimana yaah Mas Bre?? Keysha perlu waktu untuk menjawabnya..” kata Keysha lirih dengan menundukkan wajah jelitanya kelantai perpustakaan. Diterima ngga' yaa

“Fyuuuhh!!” Bre menghela nafas panjang.


“Yaa, iyaa Keysha, gue tau lu butuh waktu untuk menjawabnya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan bukan?? Yaudah terserah lu aja kapan mau ngasih jawabannya.” ucap Bre datar meski ada rasa kecewa didalam lubuk hatinya.

“Mas Bre ga marah khan??” tanya Keysha takut-takut.


“Ngapain musti marah? Ga marah kok, Sha. Tenang aja lagii..” jawab Bre dengan tersenyum. Senyuman getir.

“15hari pas tengah-tengah Mas Bre menjelang sidang, kalo sempet main kerumah Keysha yaa..” pinta Keysha.


“Berarti 15hari sebelum gue maju sidang?” tanya Bre meyakinkan.

“Iyaa Mas.. Pas tengah purnama dan pas malam jumat kliwon..”


Waduuh.. jangan-jangan dijadiin jaelangkung neeh sama keluarga Keysha...


“Haah!! Malam jumat kliwon, Sha?? Gasalah tuh? Tanya Bre agak kaget mendengar kata jumat kliwon.

“Ga salah kok. Emang kenapa?? Tatyuut eeaaa?? ejek Keysha kenes.


“Kenapa musti takut? Weekzz!! Balas Bre dengan meleletkan lidahnya kearah Keysha..

“Okee deh kalo begitu. Yaudah yuuk kita pulang, gue mo lanjutin memperdalam materi sidang..” imbuh Bre dan langsung diikuti Keysha.


Huaaaaa!!! Seandainya ditolak pun gue harus ikhlas. Seenggaknya, gue sudah merasa senang bisa mengenal Keysha, sudah merasa bahagia bisa membantu Keysha dalam menyelesaikan permasalahannya. Seandainya ditolak dan gue akhirnya lulus kuliah, maka gue akan segera pergi dari kota ini untuk mencoba menjadi raja di kota jakarta. Keyshaa... Hmm.. Bakal jadi sebuah cerita klasik di masa depan gue nantinya. Demikian pula dengan Karen, Andi, Ibu Carissa, Pak Pram, Saipul, Bik Sumi, Santi, dan Karebet. They’re de best friend that i ever had...


#######


#######

kerikil tajam ataukah kerikil kebahagiaan??

#######


“Sialan, lu kok cantik banget sih, Sha?” gumam Bre sambil mengamati foto gadis cantik bernama Keysha.

Hari ini malam jumat kliwon tepat ditengah bulan dimana beberapa waktu yang lalu Keysha meminta kepada Bre untuk mengunjunginya dan sekarang Bre sedang bersiap untuk pergi ke rumah Keysha yang masih saja berwarna coklat dengan pohon jambu didepannya, di daerah Sidomukti.


Kaos oblong Afends dirangkap kemeja lengan panjang yang lengannya dilinting sebatas siku, celana panjang jeans PeterSaysDenim rada belel dan Doc Martin shoes menghiasi tubuh tegapnya yang terlihat jangkung. Minyak wangi ala kadarnya punya Saipul pun tersemprot ke beberapa bagian tubuhnya. Kereenn tapi Melas!!!

Walaupun penampilannya terbilang keren dan cool tapi hatinya tak se-keren penampilannya. Dag-dig-dug mirip bedug. Perasaannya campur aduk. Ada beberapa hal bersliweran dibenaknya mengenai apa yang akan terjadi dirumah Keysha nantinya.


“Apapun yang akan terjadi nanti di rumah Keysha, akan gue hadapi dengan jantan..” gumam Bre sembari menatap poster Super Hero BreeMan menjelang keberangkatanya.

“Ke warungnya Bik Sumi dulu aah, ngopi bentar..”


*******


“Bik, kopi hitam satu yaa.” Pesan Bre mantap dan peDe.

“Iyaa Buto Rambut Geni, tunggu bentar!!” sahut suara Bik Sumi dari belakang.


“Ini kopinya, dan ini buku catatan gelapmu Bre.” Kata Bik Sumi menyerahkan kopi dengan buku catatan gelap alias buku bon.

“Yaaelah Bik Sumi.. Kopi belon diminum aja udah disodori catatan utang..” gerutu Bre dengan menggaruk kepala.


“Daripada ntar kelupaan kan berabe, Ndrong. Apa kata duniaa??” jawab Bik Sumi kalem.

“Eeh, tapi kok tumben tampak ganteng dan rapi gini emang mau kemana neeh?” imbuh perempuan paruh baya yang sebenernya hatinya sangat baik itu sambil duduk disamping Bre yang sedang menyeruput kopi.


“Hehehehee.. Biasalah Bik namanya juga anak muda.” ujar Bre cengangas-cengenges.

“Oalaahh, Bre.. Malem jumat kliwon gini pasti mo ke tempat dukun yaa?? Mau minta jampi-jampi buat pelet-in cewek tajir, terus biar bisa bayar bon di warung kan?” selidik Bik Sumi curigation.


“Yeee!! Bik Sumi enak aja main tuduh sembarangan. Emang tampang gue ga laku apa? Masak Cuma mau cari cewek aja pake ke dukun segala. Norak ahh!” sahut Bre sewot.

“Hahahaa!! Gitu aja sewot. Dasar Buto Rambut Geni, huuu!!” balas Bik Sumi dengan menguyel-uyel gemas rambut dreadlocknya Sang DonJuan dan berhasil menemukan kecoak yang terselip di dalam rambut tersebut. Busyeet dah!!


“Abisnya Bik Sumi ga asyiik. Eeh.. Ya udah Bik, ni mau cabut dulu yaa. Total berapa semua catatan bonnya?”

“Emang kenapa Bre? Pasti Cuma nanya doang kan??” remeh Bik Sumi.


“Tenang aja Bik, ni mau di lunasin kok.”

“Hah!! Serius kamu Bre?” tanya Bik Sumi kaget.


“Ya iyaalah..”


Bik Sumi menyebutkan jumlah nominal uang yang harus dibayar Bre.


“Nih Bik lunas yaa.. Kembaliannya buat Bik Sumi aja..” kata Bre seraya menyerahkan sejumlah uang.

Perempuan setengah baya itu membolak-balik uang yang diberikan Bre dengan tatapan serius seperti ingin mengetahui misteri apa yang tersembunyi didalam uang kertas yang baru saja diberikan Bre.


“Kenapa Bik?” tanya Bre heran karena dilihatnya Bik Sumi masih memelototi uang yang sedang dipegangnya.

“Cuma mastiin aja Bre, siapa tau ini uang jadi-jadian dari tuyul peliharaan kamu. Jadi begitu kamu pergi, uangnya berubah jadi daun..” jawab Bik Sumi berlagak serius.


“Aaarrgghhh.. Bik Sumi rese’ ahh!! Kebanyakan nonton cerita misteri tuuh. Udah dulu ahh, gue cabut dulu, Bik..” sahut Bre uring-uringan.

“Marah niie yeeww!! Hahaha!!! Makasih Bre, ati-ati dijalan yaa..” terkekeh Bik Sumi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.


“Okee, Bik. Daaghh!!”


“BruummMmmm!!!” deru suara knalpot motor mulai menyalak kencang.


“Keyshaa.. Im commimnggg!!” teriak Bre sambil memacu motor dengan kencang sampai bibirnya dower and perot ( bibirnya melambai-lambai kena angin kaya iklan komeng naik motor-Red).


#######


Disebuah ruang tamu di rumah ber-cat cokelat..


“Brian.. Oom minta maaf yaa atas telepon Oom waktu itu. Oom bener-bener menyesal sudah ngata-ngatain kamu yang tentunya bikin kamu marah sama Oom.” kata Burhan Djatmiko Papa Keysha tampak menyesal.

“Aah gapapa kok Oom ga usah minta maaf, wajar kok kalo orang tua menginginkan anaknya dapat yang terbaik.” Jawab Bre kalem tapi tetap menampakkan bahwa dia adalah seorang yang mempunyai pesona tinggi.


“Makasih Brian, tapi apa yang menurut Oom terbaik itu malah sebaliknya, terburuk. Tapi Oom senang bisa mengenal kamu. Meski penampilan kamu nyentrik tapi ternyata kamu anaknya baik..” sanjung Burhan Djatmiko sambil menyeruput kopinya.

“Ayook diminum kopinya, Brian.” imbuh Papa Keysha ramah.


“Makasih Oom..”


Fyuuh.. ternyata Papa Keysha menyadari kalo gue emang anak yang baik, tidak sombong dan suka nge-bon..Makasiih Oom.. hihihihiii..


“Aduuh maaf Mas Bre, nunggu lama yaah??” sapa Keysha seraya berjalan dari dalam dan duduk deket Papanya.

“Aah ga juga kok Sha. Lagian juga ditemeni sama Oom dulu..” sahut Bre.


“Hmm.. Ya sudah kalian silahkan ngobrol-ngobrol dulu. Oom mau makan. Eeh Brian, kamu ikut makan sekalian yuuk..” ajak Burhan Djatmiko.


Hmm.. Tawaran yang menarik untuk makan malam di rumah Keysha pasti lauknya enak-enak lagian tadi juga belon sempet makan. Tapi.. Jaim dulu aahhh!!!


“Makasih Oom. Tapi Brian sudah makan kok, mungkin lain kali aja deeh..”

“Bener neeh?”


“Iyaa makan sekalian yuuk, Mas Bre..” timpal Keysha yang tampak cantik dengan balutan rok terusan setengah paha dengan seutas tali kecil yang melingkar di kedua pundaknya yang berkulit putih bersih.

“Udah kok Sha. Makasih..”


Tiba-tiba..


“KRUUCUUK.. KRUUCUUKK!!”


Suara dari perut Bre berbunyi nyaring dan terdengar jelas oleh Burhan Djatmiko dan Keysha..


“Hahahahaaa!!”

Spontan Keysha dan Papanya tertawa terbahak-bahak demi mendengar irama alunan music keroncong protol dari dalam perut sixpack Brian.


“Nhaah lhoh!! Itu kan kalo ga salah suara orang kelaparan, iya kan Keysha??” goda Papa Keysha.

“Iyaa Paa, Mas Bre jaim neeh.. Yuuk Mas makan aja sekalian aja ga usah malu-malu gitu. Malu lapar loh, tapi kalo kekenyangan malu-malu-in, pertanda rakus.. Hahahaa!!” ajak Keysha dengan kekehan tawanya, yang menyebabkan sepasang toket putih yang sekel dan ranum itu bergerak lembut.


“Kampreet!! Malu-malu-in aja neeh perut..” umpat Bre dalam hati.

Hehehee.. Ga Oom. Makasih. Lain kali aja gapapa..” jawab Bre malu sambil garuk-garuk kepala tapi untungnya bukan kecoak yang didapat melainkan kodok. Buusyeettt!!


“Yaudah deeh kalo gitu, Brian. Oom masuk dulu yaa..”

“Iyaa Oom silahkan.


“Mas Bre lucu. Bikin gemes aja neeh, iiihhhhh!!” kata Keysha sambil menguyel-uyel rambut dreadlock Bre.

Buah dadanya yang gemesin untuk dilumat dan dicupangi itu sedikit menyerempet dilengan Bre. Hmm.. Terasa empuk namun begitu mengacung kenceng. Padahal Bra tanpa tali pundak yang dikenakan Keysha cukup tipis dibagian cup nya.


“Heheheee.. Gue juga gemess sama lu, Sha. Iiihhh.......” ucap Bre sambil kedua telapak tangannya membentuk gerakan akan meremas ‘sesuatu’ tapi Bre langsung menghentikannya.

“Hayoo tangannya mau ngapain tuuh? Kok mau nerkam apa gitu siih, hihihiii..” goda Keysha dengan tatap mata menggoda.


“Ngobrol diteras aja yuuk Mas..” ajak Keysha seraya berdiri dan berjalan kearah teras depan.

“Oke, Sha.” Jawab Bre cepat sambil menarikan bola matanya mengarah ke pantat bulat Keysha yang terlihat bergerak mantul-mentul seiring langkah kakinya.


#######


“Malam yang begitu indah yaa Mas. Banyak bintang dan sinar bulan yang cantik..” gumam Keysha.

“Iyaa secantik dirimu tapi banyakan bulan..” kelakar Bre sambil memperhatikan leher jenjang Keysha yang sedikit tertutupi anak rambutnya. Kalo dicumbu pasti pemiliknya akan berkelojotan..


“Yeee, Mas Bre gituuu..” Keysha cembeyuut diledekin Brian.

“Heheheheee.. Yaa tetep cantikan lu dongg..”


“Ooh iyaa bentar Mas, Keysha ambilin kopinya dulu..”

“Okee..”


Keysha beranjak masuk kedalam untuk mengambil kopi dan langsung keluar menaruh kopi itu dimeja kecil diteras depan rumah. Gerakan tubuh sintal Keysha yang membungkuk didepan Bre mengakibatkan sesuatu yang indah tersaji didepan mata elang Bre.

Rok terusan bagian dada yang dipakai Keysha terjuntai kebawah sehingga Bre pun dapat dengan leluasa mem-piknikkan matanya untuk melihat, menatap, dan mengamati inci demi inci kulit mulusss dari sembulan sepasang toked sekel milik Keysha yang begitu menggoda.


Ouughh indah bangeetsss!! Tapi sayang cup Bra nya menutupi puting susu gadis cantik itu. Tegukan ludah terlihat bergerak ditenggorokan Bre.

Apa lagi ketika Keysha mengangkat kedua tangannya keatas untuk merapikan rambut indahnya, maka Bre pun dapat melihat dinding payudara Keysha lewat celah ketiaknya yang longgar. Ketiak yang licin tak berbulu sama sekali. Alangkah sedapnya jikalau bisa menguaskan lidah disana.


Cup bra yang berbentuk jaring-jaring itu membungkus bongkahan toked Keysha dengan erat. Tampak seksi sekalee, karena kulit putih dinding payudara mengkel itu terlihat jelas diantara lilitan jaring-jaring bra.

Maka tak ayal lagi, jendolan di selangkangan Bre yang pernah tercelup di dalam meki peret Ibu Carissa dan meki legit Karen pun mulai unjuk diri karena disuguhi sesuatu yang sangat merangsang. Ingin rasanya batang kontie Bre dijepit ditengah-tengah tonjolan susu Keysha yang tampak menjulang itu.

Brian, cowok idealis yang mengidolakan Sigmund Freud itu menyeruput kopi hitamnya sebelum berkata..


“Nggg.. Sha. Gue dah nepatin janji untuk berkunjung dirumah lu pas tengah-tengah bulan sebelum gue maju sidang skripsi. So.. Mmm.. Gimana Sha tentang pernyataan gue tempo hari??” tanya Brian lirih sesekali memandang wajah jelita yang duduk disebelahnya.

“Hmm.. Gimana yaa Mas Bre. Gini deeh.. Karena Mas Bre sudah nepatin janji untuk main ke rumah Keysha, maka Keysha juga harus nepatin janji. Bentar Mas, Keysha kedalam dulu..” kata puteri semata wayang Burhan Djatmiko.


Selang beberapa saat menunggu Keysha di teras..


“Mas Bre, ini ada sesuatu dari Keysha..” kata gadis cantik sambil menyerahkan bungkusan plastik kepada Bre.

“Apa ini, Sha?”


“Buka aja Mas, yang pasti bukan ular kok, hehehee..”

Bre membuka bungkusan plastik hitam yang diberikan Keysha. Dilihatnya isi dari bungkusan itu sambil mengerenyitkan keningnya. Didepannya terlihat kerikil-kerikil kecil warna merah dan hijau yang tercampur jadi satu.


“Apa ini Sha?” tanya Bre dengan wajah bingung.

“Itu kerikil hias untuk aquarium, Mas Bre..” jawab Keysha dengan senyum manisnya.


“Terus maksudnya? Gue kudu melihara ikan gitu yaa?” tanya Bre dengan poloosss dan memasang tampang bego.

“Hehe.. Bukan gitu Mas maksudnya..”


“Gini Mas.. Keysha sudah menjawab pernyataan Mas Bre tempo hari melalui kerikil-kerikil hias itu. Ada dua warna yang tercampur jadi satu, merah dan hijau. Jumlah keseluruhan kerikil hias yang tercampur itu sebanyak 401 butir Mas. Nhah ntar kalo misal kerikil hias yang warna merah berjumlah 201, maka kita cukup temenan aja. Tapi, kalo kerikil hijaunya yang berjumlah 201, maka Keysha dengan senang hati menerima apa yang Mas Bre ungkapkan tempo hari kemarin. Menjadi ratu di hati Mas Bre. Paham??” jelas keysha dengan intonasi suara yang datar.

“Ooh, jadi gue harus ngitung ini kerikil satu-satu dulu biar bisa mengetahui jawaban lu, Sha?” ujar Bre memastikan.


“Betul banget Mas Bre. Makanya hati-hati jangan sampai salah..”

“Padahal matematika dasar aja gue ga lulus, lha ini kudu pake ngitung kerikil satu-satu, hahaaa!!” kata Bre antara cemas, galau, seneng dan lain lain.


“Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata Mas.”

“Hmm. Baiklah Sha. Sehabis sidang akan gue hitung kerikil ini biar ga salah. Dan semoga aja hasilnya ga mengecewakan.”


“Mudah-mudahan Mas, good luck yaa.. Hehehee!”

“Oke deeh kalo begitu, gue pamit pulang dulu yaa. Papa mama lu udah tidur lum? Mau pamitan neeh..”


“Bentar Keysha panggil dulu deeh.. Papa Mamaa!! Mas Bre mau pamit dulu mau pulangg!!”

“Iiihh sayang kenapa pake teriak segala siih? Ga sopan, kan ada Brian juga..” kata Mama Keysha sembari berjalan dari ruang keluarga.


“Hehehee.. Abisnya spontan siih, Maa..”

“Tante, Brian pamit pulang dulu yaa udah malem neeh..” pamit Bre ramah.


“Kan baru jam 21.00 kok udah mau pulang, Nak?”

“Iyaa tante, ini mau belajar mendalami materi sidang skripsi untuk akhir bulan ini biar bisa dapet nilai bagus, hehe..”


“Iyaa deeh kalo gitu, Brian. Ati-ati yaa dan semoga dapet nilai A deh ujian skripsinya..” ucap Mama Keysha ramah diiringi senyum yang selama ini jarang didapatkan Bre sewaktu main kerumah Keysha sebelum kejadian Ujie dengan cewek lain ataupun Burhan Djatmiko dengan Ibu Carissa.

“Amiennn!!” jawab Bre diikuti Keysha.

“Brian pulang dulu yaa Tante, Shaa..”


“Oke Mas Bre.. Daaaghh!!”


#######


Brian beranjak pulang dari rumah Keysha dengan perasaan senang karena orang tua Keysha begitu ramah padanya, tapi disisi lain Bre juga merasa begitu deg-deg-an dengan kerikil hias pemberian Keysha. Akankah menjadi kerikil tajam ataukah kerikil kebahagiaan?? Only Keysha knows about it..

Ketika kehidupan Bre dari rumah ber-cat cokelat dan berpohon jambu itu selesai, maka berbeda pula dengan kehidupan di Padepokan Sidomukti dimana Begawan sakti Karebet tinggal, yang sekarang baru dimulai..


*******


Disebuah ruangan belakang, terdengar suara erangan dan lenguhan birahi. Aroma mesum sudah mulai tercium dan menyengat siapa saja yang melihatnya.


“Ssshhh!! Mmpphhfff!!..” desah Karebet lirih, menerima usapan lembut tangan halus Santi yang bermain nakal di sekujur kontienya yang masih terbungkus celana kolor.

Tak berapa lama atau sesaat kemudian, segera di lucutinya celana kolor yang dikenakan Karebet sampe sebatas mata kaki.


“Wow.. ga bosen-bosennya gue dengan barang yang satu ini..” gumam Santi dengan pandangan mata kearah kontie yang telah dipegang sambil digoyang-goyangkannya, kemudian langsung diurut lembut lonjoran batang kontie Karebet itu.

“Aaahh.. Mmphhh..” desah Karebet keenakan, ketika merasakan urutan lembut dari Santi, ceweknya yang termasuk salah satu cewek idola di kampus.


Urutan dan usapan itu kini berubah menjadi kocokan-kocokan ringan tapi penuh gairah.

“Cup.. Cuup!l Lheeppp!!” di kecup dan di kuasnya kepala kontie yang telah memerah itu dengan mantap oleh lidah nakal Santi.


“Mmphhfff!! Ssshhhh!!” desis Begawan Karebet merasakan service lidah ceweknya itu.

Posisi Santi yang jongkok di depan Karebet, membuat cowok berjenggot tipis itu leluasa melihat dengan jelas paha putih tanpa cacat lengkap dengan celana dalam tipis berenda warna hijau pupus yang dipake Santi.


“Ouughh!!” ucapan nikmat kembali terdengar dari mulut sahabat Bre itu, ketika merasakan bahwa batang kontienya telah terhisap setengah didalam mulut manis Santi.

Kedua tangan Karebet serta merta mencengkeram kepala Santi yang terlihat bergerak naik turun mengoral kontie. Kedua tali kecil penyangga gaun tidur yang dikenakan Santi mulai melorot pelan ke arah siku lengannya.


Toked putih yang ranum menggemaskan itu mulai terlihat jelas. Tak mau berlama lama, dengan membungkukkan badan, Karebet pun menggapai sepasang toked mulus punya kekasihnya itu dan di perahnya dengan penuh nafsu.

Karena posisi Karebet yang merunduk, maka Karebet pun langsung memainkan lidahnya ke dalam lubang telinga Santi yang berwajah manis itu. Seandainya bukan kekasih Karebet, Bre pun pengen banget mencelupkan kontie andalannya itu kedalam mekinya Santi. Ingin merasakan cengkeraman erat meki dari salah seorang mahasiswi yang jadi inceran banyak cowok di kampus.


“Aagghhh.. Bethh, ge.ggellii.ii..” pekik Santi langsung melepas selomotan mulutnya terhadap kontie Karebet, sambil menggelinjang kegelian.

“Gue sukaaa kontie lu, Bethh.. Hmmmhh!!” bisik Santi langsung mengocokkan mulut mungilnya dengan cepat ke batang kontie yang terus ngeluarin cairan pre cum.


“Ploophh!.. Plopphh!!.. Sluurpp!! Slurpp!.. Clophhh!.. Clophh!!” begitulah suara kontie yang terkocok oleh mulut gadis seksi, Santi.


#######


Jemari lembut Santi pun turut serta mengusap dan memijit buah zakar Begawan karebet satu persatu, perlahan dan diulang beberapa kali.

“Sshhh!!.. Ouugh!!.. AAKHHH!!” teriak Karebet, ketika kekasih yang begitu dia cintai itu memberikan deep throat sempurna terhadap lonjoran kontie miliknya.


“Ooh shitt!!.. enn.nyaaakk bahh..nggettt!!” ucap Karebet sambil tersentak.

Santi yang berambut shaggy segera merayapkan lidah hangat warna merahnya ke sekujur kontie dari atas ke bawah, setelah memberikan deep throat barusan. Seraya menguas batang kontie dengan lidahnya, kedua telapak tangan cewek dengan tindikan 3biji ditelinga kiri itu pun mengangkat kaki Karebet keatas.


“Oughhh yeeshhh!!” rintih nikmat kekasih Santi itu dengan mata terpejam.

Ternyata Santi juga menyapukan lidah basahnya ke sun hole area, sambil dengan tangan masih mengocok kontie. Karena terlalu dibuai rasa nikmat, Santi pun langsung ditarik keatas oleh Karebet.


Seketika gaun tidur yang dipakenya langsung merosot turun kebawah dan tubuh bugil yang masih bercelana dalam itu terpampang jelas. Kedua susu itu segera menjadi target operasi remasan tangan Karebet. Terasa kenyal dan anget.

Salah satu cewek most wanted di kampus Bre itu berpegangan dikepala Karebet, ketika kedua jari tangan Karebet mulai menarik lepas celana dalam berenda yang membalut pantat sekel dan meki sang kekasih.


Kemaluan Santi terlihat sudah basah, bibir lipatannya yang terlihat masih sempit itu mengkilat terkena oleh cairan rangsang yang telah keluar. Bulu Jembie yang dicukur halus menambah ke-elokan dari bentuk meki yang sangat menggoda untuk segera disumpal tonggak kejantanan para pria-pria kesepian.

Sambil terus memilin puting cokelat kemerahan Santi, Karebet pun bersimpuh dibawah dan perlahan mulai asyik menjilat lipatan bibir meki yang begitu menggoda dengan warna cokelat terang.


“Sruptt!.. Sreerptt!” suara jilatan maut tercipta.

“Oouggh yeaa..aaahh!.. Luu makin pin.nterr.. Bange.eettshhh!.. Beethhh!!” ceracau dan gelinjang tubuh Santi penuh gairah yang membara.


“Cukup Bethh! Udahh cukuphhh!!.. Gue ga tahan.. cepet eM eL-in gue Beetthh..” rengek Santi tak tahan pengen segera di entoiii.


#######


Santi pun segera menaikkan tubuh rampingnya dan menduduki lonjoran kontie Karebet. Cowoknya itu pun menegakkan tubuh barang sebentar untuk sekedar melumat buah dada beserta puting Santi yang mengkilat terkena peluh.

“Ougghh Beethh!!.. Eeenaa.kkhhh!” desis kekasih Karebet ketika puting cokelat kemerahannya itu dikunyah lembut oleh sohib Brian ini.


“Beetthhh!!” kata Santi lirih sambil memegang batang kontie, diarahkannya ke lubang sempit meki berjembie halus itu

“Ssleph..”

“Aaahh!”

Suara helm kontie Begawan Karebet terselip di antara celah bibir kemaluan Santi, diikuti suara desahannya.


“Ssleephh!”

Santi yang berparas manis itu menurunkan pinggulnya lagi lebih kebawah dan mengakibatkan tergelincirnya kontie Karebet sebatas leher didalem meki nya.

“Uuughhh!!!”

Desah sejoli itu bersamaan.


Dan..


“SLEEEPHH!!”

Santi pun menyentakkan pinggul bahenolnya kebawah dengan keras sehingga lonjoran batang kontie Karebet menyusup dalam-dalam tertelan utuh dan tertelan mentah-mentah dalam kehangatan meki Santi yang bergerinjal.


“Ouuuughhhhh!!!” teriak sepasang kekasih berlainan jenis itu berbarengan merasakan begitu nikmat nya gigitan meki sempit dan rojokan batang kontie yang berurat.

“Kontie lu nikmatt banget sayang.. Meki gue penuh sesakhhh..” kata Santi seraya nge-deep kiss cowoknya dengan pagutan liar.


Di balurkan nya lidah merah Santi itu kedalam mulut Karebet, dan mengajak untuk menarikan lidah bersama. Dengan senang hati, lidah Karebet pun menyambut hangat pilinan lidah cewek seksi kekasihnya itu.

Santi mulai menggoyangkan pinggul bahenol untuk menumbuk kontie gemuk yang bersarang di dalam keperetan mekinya.


“Eenaakhhh Betthh!? hmm?” tanya Santi manja sambil tak hentinya menguleg-uleg kan meki peret yang dipaku oleh keperkasaan kontie Karebet dengan cepat.

“Iyyaahhh San.. E.eena.aakhh!.. Mem.mekii luu, sem.ppitthhh!!” ceracau Karebet penuh rasa nikmat, begitu Santi segera mengocokkan kemaluannya untuk menghajar kontie Karebet keatas bawah.


“Sslepp!.. Ppreethh!.. Ppretthhh!!.. Ssleepphhh!!” suara dari tumbukan alat kawin mereka dengan sangat kompak.

“Oougghh Betthhh!! tekan lebbiihhh dahh.leemmmsshh!!” pinta Santi yang semakin gila oleh kenikmatan dunia itu.


“Aaakhh!!.. Uughh!.. Fuck me harderr!! Mmpphhfff!! Fasterr.. Fasterr, Beib!!.. Aaghh!!” jerit Santi, ketika Karebet juga menghentakkan pinggul keatas seiring Santi menghunjamkan mekinya ke bawah menelan kontie cowoknya secara utuh.


#######


Batang kontie rekan Bre di BEM itu menyusup semakin dalam.

“Jreebhhh!!.. Sleephh!.. Jreebhh!!.. Sleephhh!!!” gerakan memompa kontie Karebet semakin cepat dan bertambah cepaat.


“Aaakkhhh Beethh!! G.guee..ga ku.uattsshhh!!.. Uughhh!!.. GUE.. Gu.GUEE K.KELLUU.AARRGGGHH!!!! AAAHHH!!!” jerit Santi gila dengan menggelinjangkan dan mengelojotkan tubuh seksinya diatas tubuh Karebet, kekasihnya itu.

Jepitan dan juga gigitan meki Santi sewaktu mendapatkan orgasme begitu kuat menggiling dan meluluh-lantakkan batang kontie yang terjebak di dalam kegelapan meki.

Tanpa memberi waktu istirahat kepada ceweknya, Karebet dengan beringas langsung menggulingkan tubuh sintal berkulit putih mulus itu dengan meki yang masih terus meremas batang kontienya.


Karebet langsung saja menusuk dengan cepat...

“Sslephh!!.. Sslephh!.. Slephh!!”

Dengan kombinasi goyangan pinggulnya yang memutar..


“Auughh Betthhh!! ber.hentii dul.luu.. gu.gue leme.esshhh!! Ouughh!!!” ujar Santi kelagepan demi mendapat serangan Karebet yang membabi buta menggedor-gedor meki legit miliknya.

“Ben.taarrr la.lagihh, g.gue jug.jugaahhh.. Kell.luarr, Sannn!!” dengus Karebet terbata-bata tapi tetap memacu tubuhnya semakin cepat menggauli Santi, sang kekasih tercinta.


“Kel.luarr.iin dim.mana.aashh?!” tanya Karebet ngos-ngosan.

“Di dal.lemm a.aajahh, I’m safe. Gu.uee.. Juga.ahh.. Mo k.kell.uarr l.laa.giihhh! Uuughh!! Yesshhh! Fasterrr.. Mpphhff!! Fasterrrhhh!!” kicau suara parau Santi menerima sodokan, pompaan, tusukan, dan kocokan kontie Karebet.

“Beetthhh!!.. Oughhh!!” desah Santi sudah mulai kelimpungan.


“Iii.iyaaa San, kell.uarr.rinn!! bar.barrengghh!” bilang Karebet juga sudah mulai ga tahan menahan gunung berapinya yang akan memuntahkan lahar yang panas.

Dan akhirnya,


”OOOU.UUGHHH!!... SSHHH!!.. KEELL..LLUAARRR.SSHHHH..!!!” teriak sepasang kekasih itu berbarengan.

“CRREETT!.. CCRREEETTHH!!!”

Cairan orgasme Santi yang terasa begitu hangat mengguyur, menyirami, dan melelehi tonggak kemaluan Karebet yang masih memaku meki legit punya Santi.


“CROT!.. CCROOT!!.. JROOTT!.. JROTT!.. CCROTTHHH!!!”

Semburan dan ledakan spermatozoid Karebet pun tak kuasa untuk tidak menyatu dengan cairan orgasme kekasihnya, Santi, didalam rahim. Sangat hangat dan sangat nikmat. Kontie dan meki mereka berdua bermandikan lendir-lendir kenikmatan.


Santi dan Karebet tergolek lemas tak berdaya. Mereka masih berpelukan mesra dengan tubuh yang masih telanjang, setelah melampiaskan hasrat binal bersama. Dengus nafas mereka pun masih terdengar menderu sebelum akhirnya mereka berdua, Santi dan Karebet terlelap dibuai mimpi indah.


#######


Bre bersiul-siul memacu motornya santai membelah jalanan kota di malam hari. Ketika melewati alun-alun kota, Bre melihat kerumunan banyak orang di sepanjang jalan yang mengelilingi alun-alun tersebut. Sangat ramai, ternyata lagi sedang berlangsung festival music.

Dandanan para pengunjung sangat beragam. Dari yang bergaya punk, metal, reggae, dan grunge bersatu di area event. Mereka terlihat rukun-rukun saja tanpa ada gesekan meski aliran music mereka berbeda. Berbaur menjadi satu dan saling menaruh rasa hormat terhadap sesama pecinta musik. Saluuttt!!!


Ditengah-tengah lapangan itu berdiri stage yang kokoh dengan permainan lighting yang menawan. Laser warna-warni itu menghiasi langit malam. Suara vokalis dari group band yang sedang perform terdengar garang.

Naluri rocker yang dimiliki Brian Kusuma Wardhana pun menggelegak sehingga Bre pun memutuskan untuk ikut melihat pertunjukan music yang diselenggarakan oleh salah satu provider telekomunikasi terbesar di Indonesia. Bre merasa beruntung dengan penampilanya sewaktu berkunjung ke rumah Keysha, sehingga sekarang ketika dia mau ikutan join di pesta music itu Bre tampak percaya diri.


“Waah ga jadi belajar untuk pendalaman materi neeh. Dasar godaaan, kok ada-ada aja. Siaall!!” gumam Bre sambil mencari tempat parkir buat motor tunggangannya.

Bre memarkirkan motornya didekat sebuah mobil sedan gaul warna hitam solid. Dia terpesona dengan keindahan mobil itu yang ga mungkin bisa ia beli seperti ketika Bre terpesona melihat mobil mewah Papanya Keysha sewaktu makan di warung steak beberapa waktu yang lalu.


“Gila cingg!! Keren banget mobilnya. Cepeer. Apaan siih merknya kok jarang yaa gue ngelihat mobil yang kaya gini?” gumam katrok Bre sambil mengamati mobil yang cat nya begitu kinclong itu.

“Ooohh sedan Audi. Wuih ada sunroofnya juga.. Weew mufflernya Yoshimura jackk!! Berapa jeti tuuh muffler harganya.. Pasti pemiliknya tajir daah..” gumam Bre nyerocos dan kemudian segera beranjak menuju stage panggung.


Hmm.. Sedan Audi warna solid black dengan hiasan Sunroof diatas kabin, dipersenjatai Muffler Yoshimura yang mampu memuntahkan Horse Power tinggi juga ditopang dengan Michellin Tire tapak lebar dan dilengkapi pula dengan Brembo Brake System. Mobil siapa kaah ituuu...????????????????????????????? Apakah ada yang masih inget...??????????????????


#######


Akhirnya Bre mendapatkan venue yang bagus untuk melihat segala sesuatunya diatas panggung. Bre berdiri tepat didepan panggung dimana dia bisa melihat dengan jelas penampilan para kontestan pesta music itu.

“Gimana penampilan para peserta tadi?? Keren gaa???!” teriak host event music dengan lantang. Cewek cakep dengan balutan t-shirt ketat bertuliskan provider penyelenggara event. Semampai berkulit terang dengan rambut diwarna coklat. Gelembung buah dadanya terlihat begitu mancung terbungkus bra warna purple yang tampak membayang. Hmm.. Lumayan ngac*ngin. Hihihiii...


“KEREENNNN!!!!!” sahut para penikmat music tak kalah lantang.

“Mau lagi ga??!!”


“MAUUU!!.. LANJUT!!.. LANJUUTT!!..”

“WE WANT MOREE!!.. WE WANT MOREE!!!.. WE WANT MOREEEE!!!”


Teriak para penonton kompak. Karena pesta music ini bener-bener keren bangeettsssss. Pengunjungnya antusias, penontonnya juga luar biasa. Dan yang paling penting semuanya berjalan tertib tanpa ada huru-hara seperti yang biasanya terjadi di arena konser music. Everybody say peacee!!!

“Oke!! Oke!!! Setelah beberapa penampilan dari para kontestan tadi, sekarang saatnya Kuis dulu sebelum band Navicula, Cupumanik, Burgerkill, dan Besok Bubar beraksi!! Setuju nggaa??!!!


“SETUJUUUU!!!” sorak penonton.

“Kuisnya gini.. Siapa diantara kalian semua para Music Freak yang ada disini, yang bisa menyanyikan lagunya NIRVANA yang berjudul ANEURYSM!!” teriak host acara masih dengan suara lantang. Gerakan bahasa tubuhnya yang tampak seksi itu sangat luwes didepan khalayak ramai seperti saat ini.


HaaH!! Nirvana???? Anuerysm???? Masih ingatkah siapa yang sangat Freak dengan lagu-lagu Nirvana yang ber-aliran Grunge itu????? Masih ingatkah siapa yang sangat mengidolakan Kurt Cobain?????????


“Ayoo siapa yang bisaa!!!”

“DANGDUUT!! DANGDUUT!!!” teriak beberapa penonton yang berdiri disamping Bre.


“Waah penyuka dangdut juga hadir neeh ternyata..” gumam Bre yang tengah asyiik memantau sembulan buah payudara sang host itu sambil tergelak karena melihat penampilan para dangduters yang tampil norak tapi pEdE. Saluutt jackk!!!

“Ayoo!! Mana neeh yang mampu ngebawain lagu Aneurysmnya Nirvana??? Kalo ada silahkan tunjuk Jariii!!! Karena akan ada hadiah dari kantung pribadi Manager Area Provider penyelenggara event music ini. Hadiahnya keren dan ga tanggung-tanggung!! Galaxy Tablet terbaru!! Ayoo!! Ada ga yang berani keatas panggung???!! Ekspresikan aksimu!!!” cerocos host yang mungkin dibayar mahal oleh panitia penyelenggara event music ini.


“Nirvana, Aneurysm??” gumam Bre sambil berusaha mengingat lirik lagu tersebut. Hmm.. Salah satu lagu yang membikin Bre sangat menggandrungi music-music keras ber-beat cepat. Bre terlihat menyenandungkan lagu Aneurysm sambil memejamkan mata sambil mengingat-ingat lirik lagu tersebut.

Tanpa tedeng aling-aling, Bre pun dengan mantap dan gagah berani mengacungkan jari tangannya sebagai tanda bahwa dia mampu membawakan lagu yang diminta secara khusus oleh Manager Area Provider terbesar ditanah air itu. Dengan penampilan yang terbilang diatas rata-rata, sisi flamboyan Bre pun muncul berkibar ketika maju keatas panggung.


“Yaak!! Itu yang mengacungkan jari!! Sini.. sini mas. Maju sinii.. Awas hati-hati kabel!!” ucap pembawa acara masih dengan penuh semangat.

“Okee!! Sekarang kita telah punya peserta yang akan mencoba menyanyikan lagu favorit dari Manager Area kita. Tepuk tangannya mann..nnaaa??!!!! pinta host kepada para penonton bergaya menirukan salah satu iklan di televisi.


“PLOOKKK!!.. PLOKKK!!!.. PLOOOKKKKK!!!”

Terdengar suara yang riuh rendah dari para penonton yang berjubel diarea panggung. Mereka penasaran dengan suara Bre yang mempunyai tongkrongan maut.


“Oke!! Okee!! Waah rambutnya keren neeh. Dreadlock euy!! Namanya siapa Mas?” tanya host acara yang ternyata begitu cakep itu kepada Sang DonJuan.


“Gilaa!! Ni cowok keren bangeettt. Hmm...” batin pembawa acara pesta music itu dalam hati sambil menatap dalam-dalam wajah ganteng Bre yang dengan cepat dapat memikat hatinya.


“Brian! Panggil saja Bre..” jawab Bre dengan sangat cool. Hmm.. Pembawaan yang sangat mantap dari seorang flamboyan.


“Brian!! Oke Bree!! Sudah siaap menyanyikannya??”

“Siaap!” jawab Bre tak kalah bersemangat dengan cewek cakep pembawa acara itu.


“ Band pengiring siap?? Gooo!!”

Raungan music mulai terdengar gahar. Gebukan drum yang dinamis, dan cabikan bass melengkapi dan menggenapi sayatan gitar dari band pengiring itu.


“OKE GUYS!! ANEURYSM untuk kalian semua. Enjoy it!!!” teriak Bre mulai beraksi seraya menyapukan pandangan kearea stage.

Bre menangkap sosok cantik tinggi semampai yang berdiri di back stage dengan menyandarkan tubuhnya di pintu yang menghubungkan area belakang dan depan panggung, sedang mengamati dirinya. Kedua tangannya saling bersedekap dan telapak tangan yang satu membawa gadget canggih yang selalu menemani di setiap aktivitasnya.


Bahkan gadis yang tampak berkulit putih mulus dengan hiasan tatto kupu-kupu yang terlihat mengintip dipinggangnya karena t-shirt pembungkus tubuhnya sedikit tersingkap itu, menebarkan senyum kearahnya dan mengacungkan jempol dari jemarinya yang lentik untuk memberikan semangat kepada Brian.

Dan Brian Kusuma Wardhana pun mulai beraksi diatas panggung. On stage Performance.


#######


#######

Iseng-iseng berhadiah

#######


Suara serak cowok dengan paras ganteng itu mulai terdengar semakin gahar setelah diledakkan melalui giant speaker yang berada disayap kanan dan sayap kiri stage. Yeaa.. Aneurysm started….

Come on over
Do the twist (aha)
-------------------
Over do it
Have a fit (aha)
Love you so much
makes me sick (aha)
------------------
But come on over
do the twist (aha) Beat me out of me
(beat up beat up)(X9)
------------------
Come on over do
the twist (aha)
Overdo it have a fit(aha)
Love you so much
------------------
makes me sick (aha)
Come on over shoot the shit (aha)
Beat me out of me
(beat up beat up)(X8)


She gave the perfect strain to my heart.(X8)


Yang pengen dengerin lagu fave Dini, klik dimari


Spoiler for Nirvanaholic:



Lagu dengan irama cadas yang menghentak itu langsung memacu deru adrenalin para penonton untuk segera ber-headbang dan berjingkrak.

Suasananya begitu heboh. Bre dengan piawai langsung berhasil membius ribuan penonton yang berjubel menyesaki venue tempat berlangsungnya acara pesta music itu berlangsung.


Tidak menggunakan Clhoroform Bre membius para music freakers itu melainkan membius mereka dengan penguasaan panggung yang begitu sempurna, yang telah berhasil Bre tunjukkan.

Pun demikian komunikasi dengan para audiens berlangsung intens dan sangat mengasyikkan ketika lagu baru memasuki intro ataupun sebelum coda. Hmm.. Bener-bener aduhai penampilan dari Sang DonJuan kampus yang terlihat begitu flamboyan diatas panggung outdoor itu.


Di sela-sela penampilan Bre, sosok cewek cantik dengan tinggi 172cm yang terlihat semampai itu mengetikkan jemarinya yang lentik diatas keypad handphonenya. Sesekali dihisapnya Esse menthol yang terselip di jemari telapak tangan yang satunya.

New Text Message
To: Telur^^Asin^^Lovely

.. Malem, Beibh lagi ngapain? Udah makan kan? Gimana Bali? Mmm.. Eniwei, ada cowok keren neeh Beibh dari penonton event music yang sedang gue selenggara-in sedang nyanyiin lagu fave gue, Aneurysm. Ganteng lagi. Gue godain aja kalee yaa, kayaknya asyiik tuuh. Hihihihii...

Send Massage Delievered.



TULIT.. TULIIIT.. Message received.

Bunyi suara handphone yang tergeletak di sebuah meja kecil didalam sebuah kamar hotel pertanda ada sms masuk. Terlihat seorang cowok ber-perawakan tinggi segera beranjak mengambil handphone dan membacanya. Tersungging sebuah senyuman dari bibirnya yang sedang terselip sebatang rokok. Segera ia membalas sms dari seseorang nun jauh di Bandung.

New Text Message
To: Bloved^^Little^^Fairy

Malem juga, Say.. Ni lagi mo makan delievery order dari room service. Bali cerah Say. Hmm.. Cowok ganteng keren sedang nyanyiin lagu fave lu?? Wah seneng dong. Emang berani flirting-in dia? :-P

Send Massage Delievered.




TINGTONG.. TINGTONG.. Message received.

Bunyi nada ringtone sms mirip penjual es keliling berbunyi dari sebuah handphone yang sedang dipegang cewek cantik ber-tatto kupu-kupu dipinggangnya yang ramping. Dia tersenyum dan sedikit terkekeh setelah membaca sms balasan dari Telur^^Asin^^Lovely dan segera asyik membalasnya ditengah-tengah penampilan Bre yang sedang bernyanyi.

New Text Message
To: Telur^^Asin^^Lovely

Kalo cuman flirting sih ceteek, Beibh! Gimana kalo bikin naughty game? yaah diajak one stand gitu deeh, kaya dulu elu sama Selly temennya David sewaktu kita abis clubbing?? So, kita impas. Hihihiii.. Kalo berani ntar kita obrolin dulu di awal bulan. Do you have bravery my dear? :-P

Send Massage Delievered.



TULIT.. TULIIT.. Message received.

Nada sms kembali terdengar dari handphone seorang cowok yang sekarang tengah menikmati dinner. Dia sedikit mengerenyitkan kening kemudian tergelak seraya bergumam..

“Hmm.. Dasar nakal..”

Dan segera dibalasnya kembali sms dari Bloved^^Little^^Fairy itu.


New Text Message
To: Bloved^^Little^^Fairy

.. Hahahaa, pengen balas dendam neeh yeee . . Iya deeh besok kita obrolin lagi diawal bulan pas gue balik dari Bali, Oke..

Send Message Delievered.



TINGTONG.. TINGTONG.. Message received.

Cewek berkulit putih itu segera melempar sisa rokoknya dan membaca balasan sms dari seseorang yang sedang menikmati makan malam disebuah kamar hotel. Jemari lentiknya begitu lincah mengetik balasan sms.

New Text Message
To: Telur^^Asin^Lovely

Heheheee.. Mantap deh kalo gene . . Ya sudah gue lanjut dulu, lu have a nice dinner yaah Beibh. Miss me as much as I’m missin’ you.. Luph you moree!!!

Send Message Delievered.



#######


Setelah beberapa menit membawakan lagu Aneurysm dan menggelorakan suasana pesta music di malam yang terasa dingin dengan suara seraknya yang begitu match dengan karakter vocal mendiang Kurt Cobain Sang pentolan Nirvana, Bre pun mengakhiri performnya dengan melakukan Take a Bow kearah para penonton yang masih aja terlihat berjubel. Semua kemampuan dan skill yang diperlihatkan Bre tadi akhirnya berbuah manis.

“PLOOKK!!.. PLOOKKK!!!.. PLOOKK!!

“LAGI!!.. LAGII!!!.. LAGI!!

Tepuk tangan dan suara teriakan riuh rendah terdengar ketika Bre mengakhiri lagu yang barusan dinyanyikanya dengan sukses. Para music freakers yang ada di area event pun terlihat takjub dan terpesona puas oleh penampilan dadakan dari seorang Bre.


“Waahh keren bangeettt!! Gimana neeh para penonton pantes ga Brian dapet Galaxy Tablet?? PANTESS GAAA??!! Teriak host acara tersebut dengan penuh antusias.

“PANTESSS!!”


“Gimanaa?? PANTESS GAA!!!” seru cewek cantik yang ternyata bernama Ella itu mengulangi pertanyaannya.

“PANTEEEESSSSSS!!!!”


“Oke kalo begitu kita panggil Ibu Manager Area kita yang cantik ini. Mari Bu sini.. Sini.. Sini..”

“Para penonton telah setuju kalo Brian pantes mendapatkan hadiah dari Ibu. Sedangkan menurut Ibu sendiri gimana?” tanya Ella yang berdiri disamping kiri Bre dan Manager Area itu pun juga berdiri disamping kanan Bre. Sehingga Bre, Sang DonJuan berambut dreadlock itu diapit oleh dua Bidadari cantik.


“Hmm.. Penampilan yang bagus dan sangat memukau. Kamu sangat keren Brian. Bukan Cuma penampilan tapi juga suara kamu pas banget nyanyi-in lagu tersebut. Selamat yaa.. Ini hadiahnya sebagai simbolis aja, ntar bisa kamu ambil di office saya..” kata Manager Area yang tampak begitu mempesona seraya menyalami Bre dan memberikan sebuah kartu nama.



“Duuch.. ni manager cantik banget. Kulitnya putih mulus liciin. Mana tubuhnya harum banget dan ber-tatto lagi pinggangnya. Sepasang tokednya juga gede, duuch bikin gue konak aja. Belum juga Si Ella yang begitu centil menggoda. Bisa mati karena konak neeh..” kata Bre dalam hati dan langsung berpikiran mesum.



“Eeh ii..iiiyaaa, Bu. Terima kasih banyak. Nggg.. tapi saya ambil hadiahnya awal bulan aja yaa Bu, karena saya harus konsentrasi menghadapi sidang skripsi dulu.” ucap Bre sambil memasukkan kartu nama di kantung kemejanya dan segera menjabat tangan halus berkulit lembut kepunyaan Ibu manager area yang telah menggetarkan hati juga kontienya itu.

“It’s oke Brian. Tetep ditunggu kok kedatangannya di office. Semoga sidangnya berjalan mulus dan pada akhirnya kamu mendapatkan result yang memuaskan!!” jawab Sang manager area diiringi senyum manis.


“Eehh.. Nggg! Ii..iiyaa Bu. Makasih.” sahur Bre tiba-tiba gugup dan membatalkan menggaruk kulit kepalanya.

Yuupz.. Ibu manager area itulah yang menyebabkan Bre tiba-tiba gugup dan langsung mati gaya. Kenapa siih emangnya??


Karena ketika bersalaman tadi, cewek cantik dengan rambut panjang setali bra punggung itu telah melancarkan little flirting terhadap Bre. Jari telunjuknya yang lentik telah mengorek-korek telapak tangan Bre sewaktu bersalaman dan juga disertai kerlingan nakal mata kirinya. Itulah kenapa Bre menjadi gugup dan bengong mati gaya.


#######


Fyuuh.. Setelah menyalurkan hasrat bermusiknya, Bre pun beranjak pulang. Suasana hatinya begitu riang dan senang karena berhasil mendapatkan hadiah gadget canggih walaupun sebenarnya tadi dia cuman iseng-iseng berhadiah.

Tapi yang lebih penting dan utama adalah perkenalannya dengan manager area tadi begitu membekas di hati sehingga Bre sedikit bisa terlepas dari beban yang ada dipundak. Termasuk masalah kerikil warna merah dan hijau dari Keysha yang begitu menyita perhatiannya. Hmm.. Memupuk semangat biar ga padam adalah kewajiban yang harus dilakukannya sekarang.


Bre tengah duduk termangu diatas kasur kamar kost. Dilihatnya kerikil-kerikil hias pemberian Keysha. Kerikil penentuan kisah asmara yang selama ini didambakannya. Bre meraih tas plastik pembungkus kerikil tersebut dan dibukanya perlahan-lahan.

Toples kecil tempat gula dan kopi yang terlihat kosong yang terletak disudut kamar itu diambilnya kemudian pelan-pelan dan satu persatu kerikil warna merah dimasukkan ke toples bekas kopi dan kerikil warna hijau ia masukkan kedalam toples bekas wadah gula.


Bre tidak menghitung berapa jumlah keseluruhan kerikil tersebut karena tujuannya Cuma memindahkan dari tas plastik kedalam toples biar lebih aman.

Setelah beres di taruhnya kedua toples itu dibawah kolong tempat tidur. Tiba-tiba Bre teringat dengan kartu nama manager area yang ditemuinya diatas panggung pesta music. Diambilnya kartu nama itu dari saku kemeja yang tergantung dibalik pintu.


“Dini Amalia S.psi..” gumam Bre sambil mencoba mengingat-ingat paras cantik Sang manager area yang masih tampak muda itu. Mungkin Cuma beberapa tahun diatas Bre atau bahkan sama umurnya karena Bre telat menyelesaikan perkuliahan gara-gara perseteruannya dengan Ibu Carissa tempo hari.

“Udah punya pacar belum yaa? Atau malah udah bersuami?? Tapi kalo dikasih kesempatan untuk berkenalan lebih lanjut gue ga nolak kok. Apalagi kalo ber-ehem-ehem. Heheheee..” gumam Bre lagi dengan otak mesum sambil terkekeh.


“Udah ahh! Ngelantur mulu gue. Sekarang mending belajar mumpung belon ngantuk daripada manyun..” ucap Bre pelan seraya mengambil buku perkuliahannya sekalian menghidupkan winamp untuk mendengarkan lagu klasik Mozart.

Setelah beberapa puluh menit serius memelototi beberapa buku pendalaman materi sidang yang akan dihadapinya pada akhir bulan, dengan menahan rasa kantuk yang sudah menggelanyutinya cowok aktivis kampus itu membuka handphone kesayangan dan membaca sebuah sms.


New Text Message Recieved.
From: ^Keysha_Luna^

Nice sleep and sweet dream yaah.. Nite ;-)


Bre tersenyum sesaat setelah membaca isi sms dari Keysha. Hmm.. Sebuah bentuk perhatian kecil ditunjukkan oleh putri semata wayang Burhan Djatmiko terhadap dirinya. Sambil terkantuk-kantuk, cowok yang baru saja unjuk penampilan dihadapan para music freakers tadi mencoba untuk membalas sms dari Keysha.

Tapi, tanpa sadar dirinya sudah terbunuh rasa kantuk dan telah terlelap dalam tidur. Telapak tangan kanannya masih menggenggam handphone dan dilayar alat komunikasi yang berbentuk candy bar itu tertera tulisan yang belum selesai diketiknya.


New Text Message
To: ^^Keysha_Luna^^

Iyaa.. Have a nice sleep ju.......

Send Message pending.


#######


#######

Congratulation DonJuan . . . !!!

#######


Jum’at siang tanggal 30, di Bandara SOETTA..


Ditengah-tengah keramain para penjemput penumpang pesawat, terlihatlah sosok cewek cantik dengan balutan kemeja kerja yang tipis dan rok longgar selutut. Kacamata hitam yang dikenakannya sungguh menambah elok raut wajahnya yang jelita.

Dia serius memperhatikan satu per satu penumpang yang baru saja turun dari pesawat dengan trayek Ngurah rai-Soetta. Dan akhirnya seseorang yang dinanti-nantikannya pun muncul. Cowok berbadan tegap dengan balutan Polo shirt, celana jeans selutut, dan juga mengenakan kacamata hitam.


“Renooo!! Reenn!!.. Disinii!!” teriak Dini sambil melambaikan tangannya diantara para penjemput.

“Hi Diin.. Lama yaa nunggunya? Duch baru ditinggal beberapa bulan aja kok udah makin cantik aja seeh??” sapa Reno seraya cipika-cipiki dengan Dini, Sang kekasih.


“Hi juga Reen. Makasiih, elu juga tambah ganteng kok. Cowoknya siapa siih?” tanya Dini menggoda sambil menatap wajah Reno yang terlihat makin dewasa dan makin ganteng tentunya.

“Ngg.. Cowoknya siapa yaa?? Hmm.. Tentu cowoknya Dini Amalia yang cantik, putih, dan menggairahkan. Weekz!!” sahut Reno meleletkan lidah.



“Iiiii..ihhh masih nakal aja lu. Yuuk cabut!!” cubit Dini di pinggang Reno dan langsung menarik tangannya menuju tempat parkir dimana sedan Audi warna solid black yang sunroofnya tertutup rapat itu sedang nge-ganjen-in Honda jazz warna pink yang terparkir tepat disebelahnya.


“BRUUM.. BRUUMM!!.. BRRUUUMMMMMMM!!!!!!!!”


Deru mesin mobil mulai meraung ketika Reno menginjak pedal gas beberapa kali. Perlahan-lahan power yang mulai diproduksi oleh dapur pacu di RPM rendah itu mulai dimuntahkan sedikit demi sedikit lewat Yoshimura muffler.

Sepasang pasangan serasi itu mulai melaju membelah hutan belantara yang berisi gedung pencakar langit. Wajah bahagia terpancar diantara keduanya.


“Gimana penerbangannya, Ren?” tanya Dini seraya memantikkan api dari lighter warna silver untuk menyulut rokok favorit yang sudah nyelip dibibir tipisnya.

Tangan kanan dengan kulit putih segera menekan tombol diatas kabin untuk membuka sunroof, biar asap rokok yang dihisapnya tersapu keluar oleh Sang Bayu.


Hmm.. Biasa aja tuuh just so so and nothing special, Din. Gimana kerjaan lu? Lancar-lancar aja kan?” tanya Reno balik.

“Siip lah. Apalagi waktu acara event music kemarin. Beuh!! Sukses beraatttt!!” jawab Dini bersemangat seraya menghisap batang rokok sumber asap nikotin dari mulut berbibir tipis yang dia punya.


“Mantaap! good job, My Little Fairy..” sahut singkat Reno.

“Eeh, siapa sih yang lu maksud cowok ganteng yang ngebawain lagu Nirvana kemarin?” tanya Reno seraya menolehkan wajah kearah Dini yang lagi asyik menghembuskan asap rokok membentuk bulatan-bulatan kecil.


“Brian. Panggilannya Bre. Gila! keren banget tuuh bocah waktu nyanyiin lagunya Kurt Cobain. Oh iyaa, Ren, gimana neeh naughty game nya jadi ga? Hmm..?” tanya Dini dengan senyum menggoda dan mimik wajah yang lucu.

Diturunkannya jok mobil yang di dudukinya biar supaya lebih landai. Dengan posisi tubuh yang rebah dan dengan kedua tangan Dini yang langsung diluruskan diatas kepala.


Maka, tak ayal lagi sepasang gundukan toked besar 36B miliknya itu tampak semakin membusung indah menunjukkan keangkuhannya. Hmm.. Begitu menggairahkan bagi siapa saja yang melihatnya.

Kedua buah susu kenyal itu seakan ingin meronta-ronta keluar dari kungkungan bra dan kemeja tipis yang masih dipakainya, dengan kedua kancing bagian atas yang sudah terbuka. Busyeeet.. Tampak begitu lezat dan penuh vitamin daging buah dada Dini yang berkulit putih mulus itu untuk segera disantap.


“Kalo lu fine, gue juga harus fine dong, Din. Ya ngga ?” jawab Reno kalem.

“Oow yeaa? Masak?? Yang bener neeh?” goda Dini dengan lirikan matanya yang tampak nakal.


“Beneer..”

“Serius lu? Hmm..?” tanya Dini lagi.


“Yooaaa, serius gue..”

“Yakiin?” kejar Dini.


“Yakiin bangeetttss..” sahut Reno cepat.

Dini Amalia cewek seksi dengan tinggi badan 172cm itu tersenyum sendiri, seperti ada sesuatu yang ingin disampaikannya kepada Reno. Dengan slebornya, puntung rokok itu dilempar Dini keatas melalui sunroof yang terbuka. Beuh!!! Bisa berabe dong kalo terkena pengendara dibelakang mobilnya.


#######


“Nggg.. Giniini, Ren. Emangnya lu rela apa? Kalo cewek lu yang cantik ini, yang menggairahkan ini, kedua tokednya yang sekel membusung indah diremas-remas oleh cowok lain?? Hmm..??” tanya Dini dengan nada mupeng dan kedua telapak tangannya mulai meremas-remas lembut tokednya sendiri menggoda Reno.

Mata Reno terbelalak kaget melihat aksi ceweknya yang mulai nakal itu, tapi kemudian tersenyum senang. Reno memang kangen dengan aksi-aksi berani mengundang nafsu yang sering ditunjukkan Dini.


“Emangnya lagi lu juga rela ya? Kalo sepasang puting imut gue yang mungil dan pinky ini dipilin dan dipelintir oleh jari cowok lain kaya gini?? Take a look, Ren. Hmm..??” tanya Dini lagi seraya menurunkan cup bra yang sebelah kanan kebawah dengan perlahan, sehingga gundukan toked besar yang bagian atas dengan kulit putih licin itu mulai terlihat.

Sampai pada akhirnya puting imut pinky miliknya terlihat malu-malu, dan langsung dipilin-pilinnya sendiri, masih dengan memandang Reno yang sekarang terlihat jakunnya bergerak menelan ludah beberapa kali.


“Ssshhhhhh.. Mmphhfff!!!!!”


Desah Dini yang juga menggigit bibir tipisnya bagian bawah karena merasa keenakan ketika jemarinya yang lembut itu memilin dan menarik-narik puting dengan warna pink segar kebanggaannya itu. Sukmanya seakan melayang ketika rasa nikmat itu datang.


Busyeetttt dah . . . !!!! untuk urusan yang satu ini, Dini adalah jagonya. Keahlian yang sangat dikuasainya sejak dari zaman kuliah dulu. Salah satu mangsanya adalah Paidi a.k.a Si Pay . . . .


“Ouughh Din.. Gila! Lu pinter banget siih bikin kontie gue ngaceng??” Reno mulai terpancing untuk ber-konfrontasi dengan Dini yang sedang terus-terusan mencoba untuk mengintervensi nafsu kelelakiannya.

Hmm.. Lu ga marah yaa, Ren? Kalo paha sintal gue yang putih mulus tanpa cacat ini juga di gerepe-gerepe-in cowok lain??” goda Dini Amalia, Sang Manager Area yang kini tampak mengangkat tungkai kaki belalangnya keatas dashboard mobil, sehingga rok longgar yang dipakainya merosot turun sampai ke pangkal pahanya.


Kedua telapak tangannya pun segera mengusap dan mengelus pahanya sendiri. Di usapnya naik turun dan naik lagi mengarah pada kemaluannya yang masih terbungkus tali pengaman.

Kulit paha itu terlihat meremang karena bulu-bulu lembut yang menghiasinya terlihat berdiri. Ouughhh!! Dini melirik sekilas kearah selangkangan Reno yang sudah membentuk jendolan. Hihihihiii...


Reno mengarahkan Audi dengan shock breaker merk Eibach itu ke jalan tol yang lengang, sehingga Reno pun bisa menikmati dengan santai acara flirting yang sedang di show-up kan oleh ceweknya itu. So expert..

“Din, lu kudu musti harus wajib tanggung jawab ke gue lhoh!! Konak neeh..” ancam Reno yang tetap tak bergeming untuk ikut menggerakkan tangan meraba-raba tubuh seksi Dini yang sudah tersaji untuk dijadikan santap siang.


Dini ga menggubris rengekan Reno sama sekali. Dia tetep terlihat masih asyik dan enjoy dengan tingkah gayanya yang semakin bitchy meski masih di dalam mobil.

“Ren, lu emangnya akan diem aja? Kalo cowok lain itu mulai menarik lepas g-string merah yang gue pake?? Hmm..??” tanya cewek jelita kekasih Reno itu sembari menyisipkan kedua jempol jari tangannya ke tali g-string yang membelit dipinggang ramping bertatto kupu-kupu itu, dan mulai menariknya lepas.


Dini menggangkat pantat bohaynya sebentar untuk memberikan acces kepada g-string merah itu melewatinya. Dan pada akhirnya pembungkus meki itu teronggok dipergelangan kaki kanannya yang panjang, menutupi gelang kakinya yang berbahan emas putih. Bujubusyeeettttt!!!!

Dini terkekeh melihat cowoknya yang sedang nyetir itu mulai mengelus-elus batang kontie nya sendiri akibat perbuatannya yang begitu nakal.


Wajah ganteng Reno memerah menahan gairah akibat manuver-manuver berbahaya yang dilakukan oleh ceweknya itu. Untung saja kaca film mobil Dini pake yang tingkat kegelapannya mencapai 85% sehingga ga perlu takut atau khawatir terlihat dari luar.

“Eeh!.. Eehhh!! Stopp! Stop!! ..Siapa juga yang suruh lu coli, Ren?? Hihihiii..” goda cewek dengan rambut di highlite ungu itu sambil tergelak.


“Aah lu rese, Din!! Gara-gara lu neeh, junior gue nangis..” jawab Reno bersungut-sungut dan segera menghentikan aktifitasnya mengelus kontie.

“Masak seeh Ren nangis?? Mana.. Mana coba gue lihat. Iii..iiihh!! kok masih bandel aja siih ini??” ucap Dini dengan nada gemas seraya menekan batang kontie Reno dengan telapak tangan kanannya dan segera diputar-putarnya lonjoran kontie cowok pemilik vespa dengan nama Telur Asin itu dengan lembut.


Setelah beberapa saat . . .


#######


“Daah cukup yaa. Sekian dulu, hahaa!! Ya udah, gue rapiin lagi deh kemeja gue. Hot yaa, Ren? Hihihiii..” Dini tertawa senang telah berhasil membuat cowok ganteng kekasihnya itu belingsatan.

Setelah ber-gokil ria di dalam mobil yang tengah melaju di jalan tol, sepasang kekasih itu sudah saling merapikan lagi busananya yang barusan acakadul.


“Di tuntasin setelah sampe di Kondo gue aja, Ren. Gue jadi ikut-ikutan sange neeh..” bilang Dini dengan nafas rada berat. (*Kondo is Kondominium-Red)

“Okee deh, sayang..” jawab singkat Reno.


“Din, By the way.. Naughty game lu kapan sama Brian??” tanya Reno memastikan.

“Terus rencananya kaya gimana neeh??” imbuh kekasih Dini.



“Hmm.. Gini, Ren. Kata Brian sih awal bulan akan nemuin gue di Office buat ngambil hadiah setelah dia kelar ujian skripsi. Nhah ntar gue akan pura-pura kalo Galaxy tabletnya ketinggalan di kondo. So, gue akan ngajak Brian untuk mengambilnya. Nhah lu sembunyi di toilette dulu, Ren. Begitu gue dan Brian mulai beraksi, elu silahkan liat. Tapi awas!! Jangan sampe ketahuan Brian. Gimana menurut lu??” tanya Dini meminta pendapat Reno dengan ide yang baru saja di utarakannya, bukan di selatankannya.

“Mantap banget dah skenario yang lu buat, Din. Perfecto!!” kata Reno setuju dengan usul Dini.


“Busyeettt...” gumam Reno.

“Kenapa busyeett?? Tadi katanya perfecto??” Dini bertanya heran.


“Bukan gitu, Din. Maksudnya, gue tuh jadi sange abyiisss ngebayangin tubuh seksi lu yang putih, sintal, dan menggairahkan ini bakal di eM eL-in oleh cowok lain. Gila dah!! Shitt!!” kata Reno sambil geleng-geleng kepala ngebayangin kalo akan ada batang kontie milik orang lain yang akan mereguk kenikmatan di kedalaman meki Dini yang pastinya begitu peret dan begitu legit. Renyah di luar dan kesat didalam.

Tak terasa mereka berdua sudah sampai di parking area Kondominium. Sambil ketawa-ketiwi kedua sejoli ini segera menuju kelantai 7, di mana Dini Amalia stay untuk menghabiskan malam-malamnya seorang diri.


Setelah bersih-bersih, mereka pun mulai meluapkan gairah birahi yang sudah lama terpendam. Pertempuran yang begitu hot dan liar tengah berlangsung didalam kamar lantai 7 sebuah Kondominium.

Deru nafas yang memburu oleh kedua insan yang sedang di mabuk birahi itu menciptakan aura mesum yang begitu kental. Suara erangan dan desahan yang datang silih berganti saling bersahutan terdengar merdu dan memberikan kesan yang begitu sensual ketika didengarkan.



Kelojotan dan juga gelinjangan seksi tubuh telanjang bulat keduanya terlihat begitu mesum. Kedua tubuh bugil Reno dan Dini saling tindih bergelut mesra dan saling menghentak.

Hingga akhirnya jeritan parau terucap melalui mulut sepasang anak manusia itu yang menandakan akhir dari hubungan seks yang dilakukan di kamar Dini.


Uuummphhfff!!.. Lelehan sperma Reno yang hangat, kental, dan banyak itu terlihat menggenangi celah lipatan kemaluan Dini yang chubby tak berjembie.

Keduanya masih berpelukan erat meresapi sisa-sisa kenikmatan ragawi yang baru saja diraih bersama-sama. Nafas yang menderu itu berangsur-angsur kembali normal. Reno langsung terlelap di ranjang kamar Dini.


Sementara itu, cewek cantik dengan rambut ber-highlite warna ungu langsung bergegas ke toilette untuk membersihkan diri dari noda kenikmatan yang baru saja dia ciptakan bersama kekasihnya.

Dini memoles ulang wajah cantiknya dengan sapuan kosmetik yang selalu dibawanya di tas kecil. Setelah raut wajahnya terlihat segar dan ga acak-acakan lagi, Dini pun segera kembali ke Office setelah memberikan service terbaik kepada kekasih tercinta.


#######


Hari demi hari telah berganti dan semakin mendekati masa sidang skripsi. Walaupun kehadiran sms Keysha sangat memberikan warna dalam kehidupan Bre, namun semua itu tidak cukup memberikan ketenangan pada sosok berambut dreadlock itu.

Hati dan perasaannya begitu tegang menyambut penentuan kehidupan pendidikannya di perguruan tinggi. Tapi, Bre telah membekali diri dengan berbagai buku materi pendalaman sidang skripsi. Siap tempur jackk..!!!


Dan hari, Sabtu tanggal 31 pagi ini adalah hari penentuan. Bre terlihat sedang mempersiapkan segala sesuatunya didalam kamar kost. Wajah ganteng nya terlihat tegang. Kemeja warna putih dan celana panjang kain warna hitam membalut tubuh atletisnya.

“Gimana Bre? Udah siap kan?” tanya Saipul yang dari tadi mengamati tingkah laku Brian yang rada aneh.


Hmm.. Kayanya seeh siap, Pul. Tapi gue tegang banget neeh. Huufttt . . !!” jawab Bre sembari menjinjing tas dan siap berangkat.

“Tenang Bre. Pokoknya lu harus fokus dan jangan sampe kehilangan konsentrasi. Kalo lu fokus, gue yakin dah dengan persiapan lu yang mateng kaya gini pasti lu akan lulus dengan hasil yang memuaskan.” ujar Saipul terus memberikan semangat untuk temen kostnya itu.


“Amien. Thanks yaa Pul semangatnya..” sahut Bre lirih.

“Ya sudah gue berangkat perang dulu.” imbuh Bre seraya beranjak pergi.


“Oke Bree.. Good luck yaah..”

“Siip dah!!”


Karena jarak rumah kostnya yang memang dekat dengan kampus dimana dia menimba ilmu, Bre pun memutuskan untuk jalan kaki aja sekalian menikmati segarnya udara pagi yang masih belum tercemar oleh berbagai macam polutan. Dengan bersiul-siul lirih, Bre melintas didepan warung makan Bik Sumi.

Terlihat oleh mata elangnya kalo Bik Sumi sedang mempersiapkan berbagai macam gorengan diatas meja. Harum aroma bandeng yang sedang digoreng segera menghampiri hidung dan menyapa perutnya yang masih kosong itu.


Dalam keadaan normal, tentunya Bre akan segera nyamperin warung makan Bik Sumi tapi berhubung ini adalah hari yang paling menegangkan yang sedang dialami Bre, maka perutnya seakan sudah terisi makanan.

“BREE!!! Mampir dulu..” teriak Bik Sumi ketika melihat Bre berjalan seorang diri.


Bre tersenyum dan berjalan mendekat kearah suara yang memanggilnya. Suara yang keluar dari mulut perempuan separo baya yang baik hati itu.

“Mau kemana Bre? Tumben pake pakaian resmi putih hitam?” tanya Bik Sumi terheran-heran melihat penampilan Bre di pagi hari itu.


“Kerja sales yaa sekarang?” tebak perempuan pemilik warung tempat biasa Bre menggoreskan tanda tangannya.

“Pagi Bik Sumi.. Aah ga kerja kok Bik. Ini mau sidang ujian skripsi. Doain Bre yaa Bik, semoga bisa melewatinya dengan sukses.” Pinta Bre memohon restu kepada Bik Sumi.


“Ooh gitu yaa Bre? Waah sebentar lagi jadi sarjana neeh hehehee.. Eeh pasti kamu belon makan khan? Sini makan dulu biar Bik Sumi siapin yaa.. Mumpung Bik Sumi masak kesukaan kamu nih, cicak asam manis disajikan dengan keripik sekrup..” kelakar Bik Sumi yang mengundang senyuman Bre.

“Aah Bik Sumi mulai deeh..” sahut Bre pura-pura sewot.


“Ga usah Bik. Ga laper neeh, bawaannya tegang terus menjelang ujian. Bre Cuma minta restu Bik Sumi aja biar lancar dan diberi kemudahan.” kata Bre dan langsung mencium tangan Bik Sumi sebagai tanda hormat.

“Tapi kalo ntar sakit maag gimana?”


“Mudah-mudahan engga Bik. Udah terbiasa prihatin kok hehehee..”

“Yaa sudah deh kalo begitu Bre. Bibik doain semoga ujiannya lancar, kamu bisa menjawab pertanyaan, dan berakhir sukses..” Bik Sumi berkata sambil menepuk-nepuk bahu tegap Bre memberikan sebuah ketenangan kepada anak kost yang jauh dari kedua orang tuanya ini.


“Jangan lupa juga berdo’a, Bre..” sambung Bik Sumi.

“Iyaa Bik. Makasih yaa doanya. Ntar malem deh Bre makan sini.”


“Oke Bre. Masih boleh nge-bon kok hehehe..”

“Waah cocok banget tuuh Bik. Siip dah. Bre cabut dulu Biik, daaagh!!”


#######


Beberapa meter dari depan ruangan sidang terlihat sahabat-sahabat Bre sudah menunggu. Ada Karen, Andi, Karebet, Santi, dan Ibu Carissa yang terlihat semakin cantik dan dewasa. Bre dengan langkah mantap berjalan kearah mereka.

Entah kenapa perasaannya menjadi begitu tenang. Apa berkat do’a Bik Sumi tadi yaa?? maybe, karena do’a seorang ibu yang tulus biasanya akan diterima oleh Sang Pencipta Kehidupan. Disamping kanan kiri para sahabat Bre juga tampak peserta ujian sidang skripsi yang lainnya.


Sama seperti Bre, peserta sidang yang lainnya pun juga pada membawa suporter lengkap dengan berbagai macam camilan dan ini berbanding terbalik dengan para sahabat Bre yang tanpa camilan alias garingan. Hahaha!!!

“Waah ganteng banget lu Bre pake baju setelan gini. Cocok jadi sales obat dah!” kelakar siapa lagi kalo bukan Begawan sakti dari padepokan Sidomukti, Karebet.


“Bisa aja lu, Bet.” Jawab Bre kalem.

“Gimana Bre? Siap kan?” tanya suara merdu dari seorang cewek cantik ber-kacamata minus ¼ yang kemarin dulu mengeluarkan suara erangan erotis di sudut bangunan perpustakaan, Ibu dosen Carissa Adell Gayatri.


“Siap Bu. Mudah-mudahan lancar.”

“Amien. Semangat dong Bre!! Iyaa ngga’? ucap Ibu Carissa sambil menoleh kearah para sahabat Bre mencari dukungan.


“Iyaa Bree.. Semangat!! Semangat!!”

“Disini aku setia menungu sampe lu kelar ujian. Semangat!!”


“Hajar setiap pertanyaan Bleeh!!”

“Woyo- woyooo, Bre!!”


“Iya Bree. Pokoknya kikuk-kikuk daah!!”

“You’ll never walk alone, Buddy!!”



Berbagai kalimat dan istilah keluar hampir berbarengan dari mulut Karen, Karebet, Andi, Santi dan tentunya Sang dosen cantik itu.

“Makasih yaa.. Makasih. Kalian semua memang yang terbaik. Thanks dukungannya all.. Tanpa kalian gue ga bisa apa-apa.” ucap pelan Bre dengan nada terharu demi melihat dan mendengar gaya juga kalimat penyemangat dari mereka.


Bre merogoh saku celananya untuk mengambil handphone. Jarinya dengan lincah memencet keypad untuk menuliskan sesuatu kepada seseorang.


New Text Message

To: Ibu Dini


Maaf Bu mengganggu. Ini Bre yang kemarin memenangkan Galaxy tablet waktu nyanyiin lagu buat Ibu. Ntar siang ato sore saya ke kantor Ibu setelah ujian sidang skripsi pagi ini. Makasih.

Sending Message Delievered.



TINGTONG.. TINGTONG.. New Message Received.


Bunyi nada sms yang masih seperti bunyi penjual es itu terdengar disela-sela kesibukan seorang cewek cantik yang sedang mengalasisis data. Kemudian di bacanya isi dari sms itu. Cewek cantik yang masih saja bertubuh seksi tinggi semampai menggairahkan itu tersenyum dan segera mengetikkan sms balasan.


New Text Message

To: Gimbal


Oke Bre. GoodLuck for the exam yaa. Ditunggu kok kedatangannya..

Send Message Delievered.



Setelah mengirimkan sebuah pesan pendek, Dini Amalia yang dulunya pernah sekolah model di SiLuet Model Agency itu tersenyum nakal memikirkan sesuatu sambil menepuk-nepukkan bollpoint Parker yang sedang dipegangnya itu kearah pipi kanannya yang berhiaskan blush on merah muda.

Eye liner yang dia pakai semakin menunjukkan dan mempertegas kematangan dirinya. Dini berjalan kearah jendela dan memandang kearah luar dari ruangan kantornya yang terletak dilantai 9 itu.


“Brian.. Hmm.. Briann.. Hihihiii..” gumam Dini Amalia, putri dari Oom Tio dan Tante Mila itu sambil cekikik-an membayangkan sesuatu yang akan dialami oleh cowok ganteng itu.


#######


“Bre, tetep fokus dan konsentrasi yaa!! Jangan terpengaruh oleh pertanyaan jebakan dosen penguji. GoodLuck!” ucap Ibu Carissa menanamkan kalimat penyemangat dibenak Brian Kusuma Wardhana.

Yuupz.. Sekarang memang giliran Bre untuk memasuki ruang penghakiman itu. Ruangan yang dirasa lebih serem, lebih menakutkan dari pada tempat yang biasanya dijadikan uji nyali.


“Iyaa, Bu. Makasih.” jawab singkat Sang DonJuan sambil menyalami para sahabatnya.

Bre berjalan dengan langkah mantap menuju ruangan sidang. Bre sudah lupa dengan Keysha juga kerikilnya, lupa dengan Ella host di event music kemarin, lupa pula dengan Ibu Dini dan hadiah Galaxy Tabletnya. 1000% pikirannya siap menghadapi tatap mata tajam dan raut muka sangar dari para monster penguji sidang.


Dan detik demi detik telah berlalu. Begitu pula dengan puluhan menit demi puluhan menit sudah terlewati. Setelah menunggu dengan harap-harap cemas, para sahabat Bre yang tatap matanya pada mengarah ke pintu ruangan sidang akhirnya melihat pintu ruangan itu terbuka sedikit demi sedikit.

Karebet, Andi, Santi, Karen, dan Ibu dosen cantik, Carissa Adell Gayatri pun dengan kompak berteriak,


“HUAAAA!!!!”


Karena mereka semua terkaget ketika melihat Bre keluar dari ruangan sidang dengan berlari kencang seperti dijambak setan menuju kearah mereka yang sedang nungguin Bre.

Cowok yang terlihat flamboyan ketika diatas panggung music itu men-seluncurkan tubuhnya yang bertopang pada kedua kaki yang ditekuk kearah para sahabatnya, sambil mengepalkan tangan kanannya ke udara persis seperti Gonzalo Higuain ketika mencetak gol kemenangan buat Los Merengues.


“GUE LULUUSSSS!!!” teriak histeris Brian yang sekarang bersimpuh dan mengepalkan kedua tangannya ke udara.

“GUE LULUUUSSS DENGAN NILAI A!!” ucap Bre berulang. Wajah gantengnya berbinar penuh kebahagiaan. Mata elangnya pun berkaca-kaca.


“Waah selamat Bre!!”

“Yesshh.. Selamat yaah!!”

“Keren Bree, Mantap!!!”


Ucapan congrat yang tulus dari para sahabat Bre langsung terdengar. Begitu pula dengan Ibu Carissa yang langsung menyalami Brian dengan tawa bahagia. Matanya yang bening, yang terbingkai kacamata minus ¼ itu juga terlihat basah berkaca-kaca. Terharu.

Hmm.. Ibu Carissa ikut merasa bersalah karena telah ikut andil dalam memperlambat studi Brian untuk mencapai gelar kesarjanaan gara-gara masalah tempo hari.


Dan itulah mengapa sebabnya dari sejak pagi tadi Ibu Carissa ikut join bersama Karebet, Andi, Santi, dan Karen. Dia ingin berbagi dan ikut merasakan kebahagiaan yang sedang Bre rasakan, Kebahagiaan yang Bre peroleh dengan jalan yang sangat panjaaang dan berliku.

“Sorry yaa prend, makan-makannya di tunda dulu. Ntar dah setelah dapat kiriman duit, pasti gue traktir kok, hehehee..” kata Bre poloosss.


“Aah ga usah terlalu dipikirin Bre!! Yang penting lu udah jadi sarjana. Lu udah bisa ngebuktiin ke ortu lu, kalo lu memang mampu untuk mewujudkan cita-cita Bokap sama Nyokap lu!!” ujar Andi dan langsung di amini para sahabat Bre yang lain termasuk Sang dosen cantik, Carissa Adell Gayatri.

“Iyaa deeh.. Hehehee!!” sahut Bre terkekeh seraya menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.


Congratulation DonJuan . . . !!!


#######



#######

Ouugh!! Dekatkanlah aku dari godaan manis iblis cantik ini yaa Tuhan..

#######



Brian Kusuma Wardhana sudah kembali ke rumah kost yang berbentuk bangunan joglo dengan beberapa sangkar perkutut milik Si empunya kost, setelah tadi berpisah dengan para sahabatnya di kampus.

Kicauan yang didendangkan makhluk lucu bersayap itu begitu merdu meski terkurung didalam sangkar. Perkutut berparuh lancip itu pun seakan turut memberikan ucapan selamat suka cita kepada Bre yang telah berhasil melewati ujian sidang skripsi dengan sukses dan lancar.


Saipul yang tahu Bre sudah pulang dari kampus langsung bergegas untuk nyamperin teman satu kost-annya itu.

“Gimana Bre sidangnya? Sukses kan?” tanya Saipul menggebu-gebu.


Hmm.. Berkat do’a lu juga, Pul. Gue akhirnya lulus..” jawab Bre sambil mengembangkan senyumannya.

Wajah ganteng Bre yang tadi pagi sebelum berangkat begitu tegang sekarang terlihat sangat santai. Beban di pundak yang begitu berat kini telah lenyap dan berganti dengan kebahagiaan.


“Mantaap, Prend!!” ujar Saipul ikut merasa senang dan langsung memeluk Bre.

“Dapat nilai apa?” tanya Saipul lagi.


“A..”

“Waah hebat banget lu, Bre!! Besok kalo gue maju sidang tolong do’ain juga yaa biar gue juga dapet nilai A..” lanjut Saipul.


“Ga usah lu minta, pasti gue doa in kok, Pul. Lu sahabat baik gue. Yaa ngga?? Hehehee..” bilang Bre sembari ketawa pelan.

“Hahahaa.. Siip dah!” kata Saipul.


Bre terdiam sejenak karena tiba-tiba teringat dengan kerikil hias pemberian Keysha yang harus segera di hitungnya. Tapi, Bre juga inget bahwa dia harus ke kantor Ibu Dini untuk mengambil hadiah Galaxy Tablet hasil dari kesuksesannya membawakan lagu Nirvana kemarin.

Setelah menimbang-nimbang sebentar, akhirnya Bre memutuskan untuk mengambil hadiah itu terlebih dahulu sebelum ntar menghitung kerikil warna merah dan kerikil warna hijau dari Keysha Luna Djatmiko.


“Pul, lu sibuk ga hari ini? Ada kelas ga lu?” tanya Bre pelan.

“Gue ga ada kelas Bre, so today gue nyantai aja kok di kost-an. Emangnya kenapa?” tanya Saipul sambil merogoh saku celananya untuk mengeluarkan sebungkus rokok.


“Gue mau minta anter sebentar neh, ke kantor provider telekomunikasi..”

“Siaap deh Bre. Kapan? Sekarang??” tanya Saipul tapi langsung dijawabnya sendiri.


“Yuhuu, sekarang, Pul..”

“Oke gue nyiapin motor dulu..” kata Saipul langsung ngeloyor nyiapin motor kesayanganya.


Ndrheeen!!.. Ndrheenn!!!.. Ndhreennn!!..


Ibu Dini, I’m cominggg . . .!!!!


#######


Bre dan Saipul telah sampai di depan kantor Ibu Dini yang berdiri kokoh dan tampak indah dengan beberapa tumbuhan di halaman depan, sehingga tampak asri dan teduh.

“Lu tinggal aja, Pul..” kata Bre seraya merapikan rambut dreadlocknya yang semakin panjang.

“Ntar pulangnya gimana lu?” tanya Saipul.


“Gampanglah. Naik angkot juga bisa..”

“Okee deh kalo gitu, Bre. Gue cabut dulu yaa..”


“Thanks banget ya Pul. Elu hati-hati dijalan..” pesan Bre kepada temen satu kost-annya itu.

“Beres!!”

Saipul pun berlalu dari tempat dimana Bre masih berdiri didepan kantor salah satu provider telekomunikasi yang berkantor pusat di ibukota negara tercinta ini. Akhirnya, Saipul pun menghilang ditelan keramaian jalanan di siang hari sabtu itu.

Dengan langkah yakin karena akan mendapatkan sebuah gadget canggih, Bre memasuki ruangan front office dan bertanya kepada salah seorang yang seang incharge disitu.


“Siang, Mbak. Nggg.. Bisa bertemu sama Ibu Dini Amalia?” tanya Bre dengan ramah.

Mbak yang ada di front office sedikit kaget dengan memicingkan kedua matanya, ketika ada cowok dengan penampilan eksentrik bertanya kepadanya.


“Udah janjian belon, Mas?” tanya balik Mbak resepsionis kepada Bre.

“Iyaa, tadi pagi sudah janjian kok..”


Sebelum Mbak resepsionis itu memencet nomor telephone extensi ke ruangan Boss nya, tiba-tiba terdengar suara yang merdu tapi dengan desibel yang rada keras.

“Hi.. Brian kan?” tanya suara merdu itu dari arah samping Bre.


Bre langsung menolehkan kepalanya kesamping untuk mencari sumber suara yang memanggilnya.

“Siang Ibu Dini. Iya, saya Brian..” sapa cowok ganteng itu langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.


“Ini saya mau makan siang, kamu sekalian aja ikut saya menemani makan. Lagian ini udah time for lunch kan? Hehee..” ajak Ibu Dini ramah dan langsung tampak akrab dengan Bre.

“Iyaa, Mas ikut makan makan aja pasti ditraktir kok gasah khawatir. Hihihiii..” timpal Mbak resepsionis sembari tertawa.


Kampreettt!!! Emang tampang gue, tampang ga punya duit apa?? Pake kalimat ‘pasti ditraktir kok’ segala . . Huufttt!!!


“Hahahaaa!!”


Sang Manager Area langsung tertawa demi mendengar celotehan anak buahnya itu.


“Hehehee.. Iyaa deh, Bu. Mari..” ucap Bre ikutan tertawa dan langsung mengikuti Ibu Dini dari belakang kearah parking area dimana Audi kesayangannya menunggu dengan setia.


“Brumm!.. Bruummm!!.. Bruummm!!”


#######


“Enaknya mau makan dimana neeh, Bre??” tanya Ibu Dini membuka percakapan.

“Terserah Ibu Dini aja deh yang milih. Saya mah manut aja gitu, hehee..” jawab Bre poloosss.


“Dini..”

“Maksudnya..? tanya Bre bingung.


“Just call me, Dini..” tegas cewek cantik yang sedang mengemudikan mobil sedan kesayangannya itu.

“Gue kan masih muda, Bre. Masak dipanggil Ibu siih? Emang dah kaya ibu-ibu yaah?” imbuh Ibu Dini sembari cembeyuut manja.


“Hehehee.. Iya deh Din. Siap!” sahut Bre dengan kekehan magisnya.

“Tapi kamu yang traktir yaa Bre? Dompet gue ketinggalan neeh..”


“Hah! Apa Din? Eeh. Ngg.. Gimana yaah. Gu.. Guee.ee....” ucap Bre gugup sambil menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.

“Kenapa emangnya?” Dini menyunggingkan senyum mautnya seraya melirik Bre yang tampak bego.


“Ngg.. Gue bawa dompet siih, tapi duitnya yang ketinggalan..” balasnya lugu.

“HAHAHAAA!!” Dini yang cantik itu tergelak-gelak demi mendengar alasan Bre yang begitu konyol menurutnya. Busungan toked indahnya pun ikut tertawa dengan bergerak-gerak lembut dibalik kemeja kerjanya yang tipis.


#######


Hari sabtu yang indah ini, Dini mengenakan kemeja kerja warna putih tipis dengan renda-renda yang menghias dibagian krah dan lengan. Half cup bra dengan warna biru tinta terlihat jelas membungkus dan mencetak lekukan profil dari daging buah payudaranya yang tampak semakin membusung.

Untuk bawahannya, cewek penggemar berat Kurt Cobain ini mengenakan rok mini rada longgar.


Rambut indahnya yang panjang dibiarkan tergerai dengan kacamata hitam yang nangkring diatas kepalanya berfungsi sebagai bando. So cutee!!

Sejuknya ac yang menyelimuti didalam mobil sangatlah nyaman untuk melawan terik mentari yang menyengat galak. Mata elang Bre pun segera piknik menjelajahi tubuh cewek cantik yang sedang berkonsentrasi memacu mobilnya membelah jalanan kota.


Mata bersorot tajam Bre mulai merayap turun kearah leher jenjang Dini. Mengamati sejenak kemulusannya, sebelum mengarah ke gundukan sepasang toked besar yang terlihat begitu menyembul.

Padat, berisi, dan begitu kencang sedang terbalut kemeja kerjanya yang tipis. Bre pun bisa melihat sebagian kulit putih di sembulan toked Dini yang mengintip nakal terlihat diantara kancing kemeja yang dikenakannya.


Tangan yang sedang menyetir juga tak lupa untuk disantapnya. Putih, lembut, dan sedikit ada bulu-bulu halusnya.

Nafas Bre semakin cepat, ketika dia melongokkan pandangannya kebawah karena disitulah sepasang pahanya terpampang tanpa tedeng aling-aling alias terlihat jelas.



Balutan rok mini longgar yang dikenakannya terangkat tinggi sampai sedikit ke pangkal paha. Tenggorokan Bre pun tampak menelan ludah demi melihat pesona yang ditunjukkan oleh sepasang tungkai kaki Miss Dini.

“Busyeeet.. Mulus banget nih kaki. Shitt!! Mana pahanya ke buka lebar banget..” gumam Bre dalam hati.


“Ehemm!.. Eheemm!!” Dini berdehem. Senyum manjanya tersungging saat tahu kelakuan nakal mata seorang mahasiswa yang suka membagi-bagikan tanda tangannya kepada Bik Sumi.

Brian pun kaget mendengar deheman merdu dari mulut mungil manager area provider telekomunikasi ini.


“Perasaan kalo naik mobil pandangannya kedepan deeh. Tapi yang ini kok malah kebawah yaa?? Kaya mau nyari jangkrik..” gumam kalem cewek bertubuh semampai sambil menahan tawa seraya tangan kirinya memutar cd player.

“Hehehee.. Siapa tahu ada jangkriknya..” jawab Bre ber-alibi garing.


“Hahahaa! Bree.. Bree.. Bisa aja lu..” balas Dini sembari menggeleng-gelengkan kepala mendengar alesan Bre.


#######


Diiringi lagu cadas dari BurgerKill, akhirnya mobil sedan berkelir hitam mengkilat itu memasuki sebuah restoran. Mereka berdua berjalan beriringan sambil masih senyam-senyum dengan kejadian didalam mobil barusan.

“Disini??” tanya Bre menunjuk ke sebuah meja dan langsung duduk di kursi yang mengelilingi meja.


“Okee kalo kamu mo duduk disitu yang terlalu deket dengan parkir. Gue didalem sebelah samping aja..”

Dini langsung ngeloyor melangkahkan kaki belalangnya ke bagian dalam resto dan membiarkan Bre yang terduduk bengong sendirian seraya memandangi pantat bohay yang bulet kencang milik Dini. Tak berapa lama, Sang DonJuan pun ngibrit menyusul Dini.


“Disini aja. Gimana? Asyiikkan?” tanya Dini dengan senyum manis menggoda, sambil memasuki sebuah saung gazebo lesehan.

“Waah siip banget, Din. Pilihan yang tepat..” jawab Bre dengan acungan jempol menyetujui cewek ber-bando kacamata hitam.


Dini duduk dengan menekuk kedua lututnya seperti seorang pertapa. Sehingga, batang paha putih mulus itu kembali terlihat nyata didepan mata Bre. Cowok bertubuh tegap itu segera menyusul duduk berhadapan dengan nona cantik ini.

Bre dan Dini mulai membaca menu, kemudian menimbang, dan memilih, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk memesan menu makan siang yang lezat-lezat kepada waiter restoran tersebut.


“Padahal saung ini terbuka gini tapi kok masih pengap dan gerah yaa..” celetuk kekasih Reno sambil mengibas-kibaskan telapak tangannya kearah leher jenjang dengan bulu-bulu lembut ditengkuknya.

“Ga begitu gerah juga kalee, Din.”


“Itu kan menurut elu, Bre..” sahut Dini cepat.

“Gue kipasin gimana?” tawar Bre sembari mengambil daftar menu untuk meng-angin-i cewek bertubuh seksi yang duduk dihadapannya.


“Ga usah Bre. Emang gue sate apa? Pake dikipasin?”


“Hehehee..”



#######



Layaknya seorang exib yang sudah profesional, Sambil berpura-pura membaca buku menu yang tergeletak diatas meja ber-anyam rotan itu, Dini dengan santai dan seakan-akan tanpa sadar dia pun mulai melepas 1 kancing kemejanya bagian atas.

Gerakannya sangat perlahan tampak dibuat sensual olehnya. Kulit dadanya yang putih semakin terekspos jelas dengan sedikit gelembungan buah tokednya yang sebelah atas. Dan Bre pun langsung memandangnya tak berkedip.


Setelah melepas kancing pertamanya, jemari lentik berkulit lembut itu pun merayap turun lebih kebawah lagi untuk melepas kancing kemejanya yang kedua.


“THAASH!!”


Terbukalah kemeja kerja itu begitu lebar. Sembulan sepasang buah tokednya yang besar dan putih pun tampak semakin membusung indah menantang cowok ganteng berambut dreadlock itu, yang sekarang mata elangnya malah berkedip-kedip menjelajahi buah berharga punya Dini tanpa bilang permisi.

Dengan pemandangan yang sangat merangsang didepannya itu, maka tak ayal lagi batang kelelakiannya yang gemuk tampak mulai menggeliat dan akhirnya menegang.


Kombinasi dan perpaduan wajah cantik dengan sembulan susu segar 36B Dini mampu menyilaukan kontienya Bre hingga menangis tersedu mengeluarkan air ajaib dari celah lubang kemaluannya.

Aroma wangi yang terpancar dari setiap lekukan tubuh seksi kekasih Reno itu juga mampu membuat cuping hidungnya Bre kembang-kempis memalukan.


Brian, gitaris yang juga merangkap sebagai vocalis itu tanpa malu lagi memandang frontal kearah dada Dini yang sudah terbuka sedemikian lebar. Dilihatnya gundukan yang terlihat kenyal dan sekel itu bergerak-gerak lembut tapi begitu menggoda, seiring tarikan nafas cewek cantik berbando kacamata hitam itu.

Dini Amalia juga tampak melihat kearah Bre dengan pandangan nakal. Tanduk iblis itu mulai muncul diatas kepalanya.


Lidah lancipnya yang merah basah disapukannya melingkar kearah bibir tipisnya sendiri beberapa kali, kemudian bibir ranum itu di gigit-gigit kecil dengan ekspresi wajah yang memancarkan getaran birahi.

Sesekali pula cewek yang pernah memberikan kepuasan kepada Paidi semasa kuliah dulu itu menegakkan tubuhnya rada kedepan, membusungkan dada, dan mengangkat kedua tangannya keatas untuk merapikan rambutnya setelah di kibaskan kekanan dan kekiri terlebih dahulu.


Otomatis, dengan gerakan yang sangat sensual itu maka sepasang toked besar yang terbungkus half cup bra warna biru tinta semakin membusung dan menyembul.

Samar-samar pula mata elang Bre bisa menangkap pergerakan puting mungil kemerahan yang menyeplak menembus kemeja Dini. Ouugh!! Dekatkanlah aku dari godaan manis iblis cantik ini yaa Tuhan..


Brian pun memerah wajahnya. Tenggorokan berjakun itu pun tampak bergerak menelan ludah untuk yang kesekian kalinya.

Sedangkan Dini yang menjadi objek fantasi Bre pun sedikit menyunggingkan senyum kemenangan, setelah mengetahui bahwa cowok yang duduk didepannya mulai limbung oleh racun mematikan yang dikeluarkan oleh tubuh sintalnya.


Lonjoran batang kontie Bre sudah menjendol membentuk sebuah tenda di celana panjang kain yang dipakainya. Hmm.. Tampak menjadi sesak dan menyempit.

Ketika masih asyik dengan sosok menarik didepannya itu, pelayan resto datang dengan membawa masakan yang tadi telah dipesan oleh Dini. Segera Bre beranjak berdiri untuk menerima makanan dari pelayan resto itu.


Dengan posisi berdiri didepan Dini, Brian tidak menyadari kalo jendolan dari batang kontienya itu menodong, mengacung keras keras mengarah ke wajah Dini yang tetap duduk manis.

Wajahnya yang putih itu segera saja berubah menjadi merah demi melihat kejantanan cowok berpostur tegap yang sedang menerima makanan. Gejolak birahinya pun mengayun kesana kemari. Nafasnya tampak sedikit cepat.



#######


Lunch together in togetherness pun menjadi ajang Dini untuk membakar nafsu syahwat Bre. Seperti ketika sudah menyendokkan makanan dan kemudian akan menelannya, Dini sedikit meleletkan lidah basahnya yang berwarna merah segar itu untuk menjilat-jilat bagian bawah sendoknya, menyentil-nyentilkan lidahnya, sebelum akhirnya memasukkan sendok tersebut kedalam mulut mungil berbibir tipis dengan ekspresi sedikit memercingkan mata beningnya.

Brian Cuma terbelalak dengan aksi nakal Bidaari Badung itu. Telapak tangan sebelah kirinya pun mulai mengusap-usap kontienya sendiri sambil menikmati gesture tubuh sang manager area.


“Bre, Galaxy Tabletnya lupa ngga aku bawa neeh..” kata Dini tiba-tiba.

“Hah!! uhukK!.. uhukkK!!..” Bre yang masih asyik menikmati tontonan menarik pun tersedak.


“Nhaah tuuh!! Makanya ati-ati, Bre. Ngeliatin apa siih? Kok tegang gitu? Hihihiii.. Minum dulu, Bre..” ucap gadis seksi sambil tersenyum karena tahu kalo cowok aktivis kampus itu terpana dengan aksi nakalnya.

“Hehehee.. Makanannya enak banget neeh, jadi tersedak deeh..” timpal Bre mengeluarkan jurus ngelesnya.


“Lha terus gimana dong, Din..” tanya Bre setelah meneguk es soda gembira.

“Kamu abis ini ikut aku dulu ngambil tuuh barang yaa..” ajak Dini Amalia, cewek high class itu sambil mengambil buah pisang sebagai makanan penutup.


Sambil terus berceloteh ceria, Dini kembali menunjukkan keahliannya mengombang-ambingkan nafsu birahi Brian.

Dini menjilat dan mengecup ujung buah pisang yang sudah terkupas kulitnya itu. Berdecap-decap seksi.


Kemudian, pisang itu ditelannya separoh didalam mulut dan mendiamkannya sesaat. Dini tidak segera menggigit pisang yang tengah menyumpal mulut mungilnya, melainkan dia malah sengaja mengeluarkan pisang tadi dengan gerakan perlahan, sebelum memasukkannya lagi kedalam mulutnya.

Ouughh!! Gerakan mengoral kontie itu dia praktekkan dengan sangat lihai dihadapan Bre. Kalo seandainya pisang itu tiada kulit, niscaya kemampuan deepthroath yang sempurna akan ditunjukkan pula kepada Bre.


Keseluruhan dari gerakannya itu sungguh sempurna. Begitu halus, menggoda, dan tentunya menghanyutkan.



#######


“DOORRR!!!!” teriak Dini.


“GLEEKK!! uhukK! Uhuuukk!!” Bre tersedak puding dan langsung terbatuk-batuk karena kaget oleh suara pistol yang terdengar menggelegar keluar dari mulut cewek cantik itu disaat dirinya tengah asyik melihat opera hot yang diperankan oleh Dini.

Hihihiii.. Udah yuuk cabut, Bre.” ajak Dini seraya berdiri dari duduknya.


Ooh Shitt!! Ketika Dini membungkukkan tubuh sebelum berdiri, kedua toked besarnya langsung saja tampak berayun-ayun menggemaskan.

Dua bongkahan daging segar itu saling menghimpit satu sama lain, seakan-akan berlomba untuk menyentuhkan diri ke muka blo’onnya Bre.


Puting imut kemerahan yang selama acara lunch tampak nyeplak malu-malu, seketika itu juga, dia menampakkan diri yang sesungguhnya. Begitu mungil tapi tampak menegang. Begitu memerah tapi tampak bergairah.

Dini berjalan mendahului Bre yang juga tampak mengikuti dirinya. Kedua jemari tangannya yang lentik dengan lincah segera mengancingkan 1 buah kancing saja dari 2 kancing yang dibukanya.


Dari sudut matanya yang bening, tampak Bre sedang sibuk membetulkan posisi ular naga miliknya yang terselip dibalik celana panjang. Seulas senyum genit tersungging di bibir manis Dini.

Setelah membayar sejumlah rupiah, mereka berdua pun segera meluncur ke tempat Dini untuk mengambil Galaxy Tablet.


“Bruuum!!.. Bruuumm!!.. Bruummm!!”


Pedal gas merk Momo diinjak oleh Si empunya kaki belalang berkali-kali sebelum..


“CHIEETTTTHH!!!.. CHIIEETH!!”


Dengan menekan setengah kopling dan injakan pedal gas yang dalem, Michellin itu berputar sliding sebentar dengan mengeluarkan asap putih sebelum melontarkan body yang disangganya. WHUUUSSSS!!!



New Text Message

To: Telur^^Asin^^Lovely


Gue meluncur, Beibh! Lu siap-siap yaah.. Hihihiii..


Send Message Delievered.



#######


#######

Double gift

#######


“Tangkap, Sha!! Awas jangan sampai lewat!!” teriak Burhan Djatmiko, Papa Keysha dari atas pohon jambu.

“Beres, Pa!! Tapi satu-satu dong, jangan barengan yaa!!” balas Keysha dengan teriakan yang tak kalah lantang.


Sementara itu di teras rumah, Mama Keysha terlihat sedang membersihkan beberapa buah jambu yang telah diunduh.

Yuupz.. Keluarga bahagia itu ternyata sedang memanen buah jambu dari pohon yang berdiri tegak dihalaman depan rumah ber-cat cokelat mereka.


“Seandainya Brian ada disini pasti cepet neeh metik jambunya. Dengan rambutnya yang gimbal, pasti dia pinter manjat pohon ya, Sha? Berayun-ayun lompat kesana kemari dengan lincah. Hahahaa..” celoteh Burhan Djatmiko meledek Keysha.

“Yeee.. Emang monyet apa?! ” sahut putri tercintanya dengan nada sewot.


“BRUUKKK!!.. GRASAAKK!!!”


Burhan Djatmiko pun landing dengan menghantamkan tubuhnya ke tanah dengan sukses.

“Papa!! Duuh gimana sih?? Ati-ati napa??” teriak perempuan setengah baya dengan nada khawatir melihat suaminya terjatuh dari pohon.


“Iyaa neeh, Papa. Makanya ati-ati..” timpal Keysha.

“Ga papa kan?” lanjutnya.


“Tenang, Sha, Maa. Papa kan biasa manjat pohon kelapa. Jadi kalo cuman pohon jambu mah ceteek..” jawab Burhan Djatmiko tampak meringis.

“Nih minum dulu es tehnya, Paa..” bilang Keysha sambil mengulurkan gelas ukuran gede berisi es teh.


“Makasih anak Papa yang cantiik..” ucap Burhan Djatmiko seraya mencubit gemas pipi putih putri semata wayangnya itu.

“Iiiih Papa geniit aahhh..” sahut Keysha manja.

“Hahahahahaaa!!!” suara tawa dari Mamanya terdengar menggema di suatu siang yang terik.


“Wah malam minggu neeh ternyata, kira-kira siapa yaa ntar yang wakuncar..” kata Lelaki yang pernah menjalin affair dengan dosen cantik itu dengan mimik wajah lucu.

“Iiiih, Papa godain Keysha terus kenapa siih??” pinggang Papanya langsung jadi sasaran cubitan gadis jelita itu.


“Iyaa, yaa Paa. Kira-kira siapa yaa? Apa jangan-jangan cucunya Mbah Surip??” seloroh Mama Keysha kalem.

“HAHAHAAA!!!”


Meledaklah tawa mereka bertiga yang disebabkan kata-kata Sang Mama.

“Eh gimana Sha dengan sidang skripsinya Brian? Katanya kemarin kan hari ini dia maju sidang??” tanya Burhan Djatmiko.


“Iyaa, Pa. Hari ini Mas Brian sidang, tapi dia belum ngasih kabar nih. Semoga aja lancar dan sukses..” harap Keysha dengan raut muka cemas akan hasil sidang ujian skripsi Bre.

“Amieen!!” jawab Papa dan Mama Keysha bersamaan.


“Kalo ada waktu suruh main kesini aja, Sha. Mau Papa ajak main catur..”

“Aaah Papa.. Masak disuruh main kesini Cuma diajak main catur siih?” sahut istri Burhan tampak membela putri kesayanganya itu.


“Iyaa neeh, Papa gimana siih? Padahal kalo main catur selalu kalah ya, Ma. Hihihiii..” ejek Keysha sambil meminta persetujuan Mamanya.

“Betuul sayang. Papa mah ga jago main catur. Kalo jago makan, baru percaya deeh.” imbuh Sang Mama membela Keysha.


“Yaa sudah kalo gitu ntar kita tanding makan aja..” ujar Burhan Djatmiko meladeni istri dan putri cantiknya itu.

“Hahahaaa!!” Keysha dan Mamanya langsung tergelak-gelak dengan kompak.


#######


#######


“CEEKLEEK!!.. CEKLEK!”

Suara pintu yang tengah dibuka..


“Welcome to my room sweet room, Bre..” ucap Dini sambil menghidupkan lampu ruangan tengah.

“Gimana menurut lu, Bre? Keren ga?” imbuh cewek cantik penyuka exib itu.


“Waah lux banget ruangannya, Din. Mana wangi lagi. Emang tinggal sendiri yaah?” tanya Bre yang tampak kagum dengan berbagai ornamen didalam ruang tengah kamar Dini.

“Iyaa, alone and lonely..” jawab kekasih Reno dengan menyunggingkan senyum misterius.


“Eeh, minum apa, Bre?”

“Ngg.. Apa yaa? Yang dingin aja deeh Din. Tapi ngerepotin ga?”


“Take it easy, pal. Bentar gue ambilin, lu nyantai-nyantai aja dulu..”

“Sebelum gue bantai. Hihihiii!!” lanjut Dini tapi Cuma didalam hati.


Brian tampak terpukau dengan apa yang ada di ruangan tengah dan segala arah penjuru kamar Dini. Serba mahal dan mewah.

Sang DonJuan yang telah berhasil dalam ujian sidang skripsi tadi sekarang tampak sedang serius mengamati sebuah patung etnik dari bumi cenderawasih alias papua, dimana negara tercinta ini hanya dikasih bagian 1% nya saja dari hasil pertambangan emas freeport. Damn!!


“Sedang introspeksi diri yaah Bre? Hihiii..” bilang Dini terkekeh ketika tahu Bre sedang serius mengamati patung kayu etnik yang berupa orang-orang pedalaman.

“Aah.. Bisa aja lu, Din. Hehehee..” sahut Brian cengar-cengir ga jelas.


“Nih diminum. Eeh Bre, gue tinggal mandi bentar yaah. Gila, lengket nih badan gara-gara udara di resto tadi yang gerah. Lu silahkan baca tivi atau liat majalah. Eeh kebolak ya? yaa maaf, hihiii.. Ber-foto sama patung juga boleh kog..” ucap putri Oom Tio dan Tante Mila itu ngegodain Bre.

“Kocak juga lu orangnya, Din. Kaya gini juga manager areaaa??? Hahaa!! Eeh, tapi jangan lama-lama yaah mandinya. Gue ga enak nih..” pinta Bre.


“Iyee iyeee, bawel banget sih lu. Dah gue tinggal dulu..” ujar cewek cantik itu seraya bergegas untuk mandi menyegarkan tubuh didalam kamar mandi dalam yang berada di kamar pribadinya.


#######


Setelah beberapa saat, tiba-tiba handphone Dini yang tergeletak di ruang tengah dimana Brian lagi duduk santai, berdering. Bre sedikit kaget mendengar teriakan nyaring dari handphone tersebut.

Pintu kamar pribadi Dini terbuka lebar, dan segera keluarlah cewek cantik kekasih hati Reno itu dengan wajah yang begitu fresh sehabis mandi.


Tubuh semampai yang terlihat menjulang itu sekarang hanya berbalutkan dengan sebuah bathrope minim warna merah menyala. Bre pun melihat sebuah pemandangan yang sangat luar biasa dari tempat duduknya.

Cewek dengan tatto kupu-kupu di pinggang itu berjalan cepat dan tergesa menuju kearah meja kecil sekitar 2meter dari tempat duduk Bre, dimana handphone canggihnya yang sedang berdering itu berada.


“DHUUKKK!!”

“AAUUWWHHH!!”


Tiba-tiba aja kaki Dini terantuk meja karena dia tergesa-gesa untuk segera mengangkat handphone. Sebelum terantuk meja, kaki belalang yang mulus itu begitu lincah bergerak sehingga menyebabkan bagian bawah bathrope itu tersibak lebar.

Kejadian diruang tengah kamar yang berada dilantai 7 sebuah kondominium itu sangat tak diduga oleh Bre, sehingga cowok yang baru saja mengikuti sidang skripsi itu dengan leluasa bisa melihat tubuh Dini, dan tatap matanya seakan menelanjangi.


Bre memperhatikan Dini sedang bertelepon ria dengan seseorang yang ternyata adalah kekasihnya sendiri, Reno yang untuk sementara ini sedang bersembunyi di toilette.

Bathrope pembungkus tubuh seksi Dini Amalia memang minim dan begitu terbuka hanya dengan tali di bagian pinggang samping yang dia ikatkan kendor.


Belahan dadanya membentuk huruf V tersingkap lebar menampakkan kulit dada yang begitu mulus. Masih tampak titik-titik air yang belum ter-handuki. Sedang untuk bagian bawahnya, bathrope itu hanya mampu menutup seperempat paha, sedikit dibawah kedua buah bulatan daging pantat Dini yang bohay. Batang kontie Bre yang berurat mulai terbangun dari tidurnya dan mulai mengacung.

Tungkai kaki telanjang Dini yang jenjang ter-ekspose begitu nyata dan sangat menggoda hasrat cowok pengidola Sigmund Freud itu untuk segera merayapkan lidahnya yang basah.


Perasaan Bre mulai kacau balau seiring dengan hatinya yang berdesir kencang karena disodori pemandangan yang sangat membangkitkan nafsu birahi.

Tubuh sintal yang begitu seksi milik cewek cantik berambut indah itu terlihat sangat merangsang batang kelelakiannya, walaupun masih dibungkus oleh bathrope. Sepasang toked putih 36B, lekuk pinggul dan pantat bohay nya tercetak dengan begitu indah.


Jantung Bre berteriak tambah kencang ketika Dini dengan sengaja membungkukkan tubuh semampainya untuk menuliskan sesuatu di secarik kertas dan membelakanginya, sehingga bagian bawah bathrope pembungkus tubuh itu ikutan tertarik semakin keatas saja.


“Anjriitttt, Jaackkk...!!!”


#######


Shitt!! ternyata, Dini belum mengenakan celana dalam pembungkus meki setelah mandi. Dan saat ini, belahan dan buah pantatnya yang kenceng, putih, dan mulus tanpa cela itu tersenyum manis kearah Bre.

Naluri jalang Dini bisa merasakan tatap mata liar dan hembusan nafas mesum Brian. Maka, dengan gerakan perlahan yang disengaja, Dini pun membalikkan tubuh dan kemudian duduk di tepi sandaran tangan sofa menghadap ke arah sahabat Karebet itu.


Apa yang telah dilakukan Dini tersebut bener-bener sukses membuat Bre menjadi berkeringat dingin dan belingsatan. Sama persis ketika Dini menggoda Paidi di ruang Pshycopala pada masa saat kuliah dulu.

Dengan mimik wajah yang nakal walaupun masih bertelephone ria, Dini pun menyilangkan tungkai kaki belalangnya yang ramping, sehingga dapat dipastikan kalo bathrope yang membungkus tubuh padat berisi itu semakin bertambah tersingkap naik keatas. Tangan kirinya terlihat sedang mengusap-usap kaki yang tadi terantuk meja.


Bre menelan ludah beberapa kali sambil memelototi pemandangan yang begitu erotis berupa belahan dada yang sembulan tokednya terlihat menggelembung, dan paha telanjang padat berisi yang dibalut kulit putih mulus nan licin dengan bulu-bulu lembut yang bertebaran disekitarnya.


“Bre, kemari sebentar deeh..” ucap Dini tiba-tiba.

Brian terkaget mendengar suara Dini, karena dirinya tengah memanjakan mata merayap di paha mulus punya kekasih Reno itu. Sedangkan Dini hanya tersenyum manis melihat Bre yang sedang terkesiap dengan keindahan batang pahanya.


Setelah sadar, Bre segera berjalan mendekat kearah bidadari jelita yang sekarang sedang mengusik nafsu birahinya. Dini masih dengan posisi yang sama menatap Bre dengan aura bitchy.

Hmm.. Perpaduan dan keselarasan antara betis bak bunting padi yang menopang sepasang batang pahanya yang begitu mulus dan putih itu semakin terlihat jelas.


“Duduk sini, Bre. Sinii..” pinta Dini sambil menarik kursi kecil dan menaruhnya tepat didepannya.

Bagai kerbau bego yang dicocok hidungnya, Bre pun dengan patuh memenuhi permintaan Manager Area yang sekarang sedang mempermainkan emosi jiwa dan darah mudanya itu.


Bre langsung mendaratkan pantat diatas kursi kecil dihadapan Dini. Posisinya sekarang seperti para abdi yang sedang menghadap Sang Ratu untuk melaporkan hasil pekerjaannya merawat Keraton, kaya di film-film silat. Wajah ganteng itu frontal menghadap langsung kearah pangkal paha dan sekitar puser Dini.

“Brian, tolong liat kaki gue yang barusan kena meja dong. Kok kerasa sakit yaa sekarang?” ucap dan tanya Dini dengan suara datar, seolah-olah apa yang dilakukannya itu adalah sebuah hal yang wajar.


Setelah berucap, Dini Amalia pun segera mengangkat sedikit tungkai kakinya yang sebelah kanan dari posisi bersilang dan segera menempatkan kaki indah tersebut di sela-sela diantara kedua paha Bre.

Brian terlihat menahan nafasnya yang mulai memburu ketika kaki kanan Dini sudah mendarat didepan batang kontienya yang semakin mengacung. Jemari kakinya lentik, indah, dan bersih. Kukunya pun dipoles dengan kutek merah muda.


Hmm.. Begitu serasi dengan kulit kakinya yang putih terang. Ingin rasanya Bre mengulum juga mengelomoh jemari lentik itu satu per satu.


#######


“Auuwhh!!” pekik Dini ketika Bre memegang, mengusap, dan sedikit menekan bagian kaki yang tampak memar itu.


“Nggg.. Rada memar nih, Diin..” kata Bre sambil memperhatikan kaki telanjang Dini, cewek cantik dengan rambut yang di highlite ungu.

“Ohh Shitt!! Mulus bangeet, Pak Dhee..” gumam Bre dalam hati setelah mengusap dan merasakan kelembutan kulit kaki Dini.


“Bisa mijit ga kamu, Bre? Takutnya besok bertambah sakit neeh.” pancing Dini yang sedang berjuang melawan hawa nafsunya sendiri yang mulai timbul karena dilihatnya Reno, Sang kekasih sudah melongokkan kepalanya dari sudut tembok yang memisahkan antara ruang tengah dengan ruangan bagian belakang.

Raut wajah Reno pun sudah terlihat tegang dengan permainan yang akan segera diperankan oleh Dini. Dini mengedipkan matanya dengan nakal kearah Reno sebagai tanda bahwa The Party is Started.


Tanpa menjawab pertanyaan Dini, Brian pun segera cepat tanggap darurat. Diraihnya kaki yang dipergelangannya melingkar gelang kaki emas putih itu.

Bre hanya manyun sambil memegang betis Dini tanpa melakukan gerakan memijat sama sekali. Dini tersenyum nakal ketika mangsanya sudah terperangkap oleh daging mentah bergetah yang tampak terjepit ditengah-tengah pangkal pahanya.


Mulut cowok ganteng bersuara serak itu sedikit melongo menatap nanar alat kawin Dini yang sudah terlihat melambai-lambai kearahnya.

“Kenapa bengong, Bre?? Hmm..? ada sesuatu yang lebih menarik yaah? Hihiii..” tanya Dini dengan nada mulai menggoda untuk mengundang.


Bre yang biasanya tampak cool itu langsung terperanjat kaget ketika betis yang sedang dipegangnya bergerak kedepan, dan telapak kaki Dini langsung terasa mengusap lonjoran kontie nya yang masih tersarungi celana dalam dan celana panjang kain warna hitam.

Bre memandang kearah bawah, dimana telapak kaki kekasih Reno yang kuku jarinya berkutek merah muda itu mulai bergerak memutari kemaluannya yang sudah mengeras bagai kayu pentungan satpam.


Walaupun masih terbungkus celana dalam dan celana panjang kain, semuanya tak menyurutkan semangat Dini untuk terus mengusap dan menekan lembut kontie Bre dengan gerakan keatas dan kebawah.

“Kerasa enak yaah, ‘ini’ nya diginiin? Hmm?” tanya Dini dengan memainkan mimik wajah binal sementara telapak kaki kanannya masih terus saja menggoyang batang kontie Bre.


#######


Brian, cowok idealis itu melihat wajah cantik Dini yang juga sudah tampak merah menahan gairah yang ia bangun sendiri. Bre mengerang menahan rasa nikmat yang bersumber dari selangkangannya yang terkena sihir telapak kaki kanan Dini.

Tanpa menjawab pertanyaan Dini yang sekarang sudah menjelma seperti Bidadari Badung itu, Bre langsung mencumbu kaki panjangnya. Dijulurkan lidahnya dan ditempelkan di telapak kaki Sang Manager Area itu.


Jempol kaki Dini mulai dimasukkan kedalam mulutnya. Dihisap lembut, dan pelan-pelan mulai dimasukkan kedalam mulutnya.

“Sruuphhh!!”


“Uughh, Bree..”

Dengan telaten, Bre mengulum dan menghisap satu per satu jemari kaki Dini seperti gerakan mengoral. Keluar masuk beberapa kali dan sesekali lidahnya dijepitkan diantara jari kaki yang bersih terawat dan berkulit putih.


Kemudian, dengan gerakan perlahan digerakkannya lidah itu untuk menguas keatas sampai lutut sambil wajahnya terus memandang kearah wajah cantik Bidadari Badung yang tampak mengerenyit keenakan dengan menggigit-gigit kecil bibir tipisnya sendiri.

Jejak basah langsung terlihat disekujur betis. Tanpa merasa ragu dan takut, lidah Bre pun nekat semakin keatas untuk memoles batang paha dan berusaha mencapai pangkal selangkangan Dini. Mengecup dan melumat kehalusan kulit paha cewek binal yang sekarang terasa begitu hangat.


“Uuugghhh!!.. Ngggghhhh!!” lenguh kekasih Reno seraya mengelojotkan tubuh seksinya dihadapan Bre dengan gerakan yang begitu sensual.

Lenguhan tanda keenakan atas ulah perbuatan Bre, semakin menjadikan sosok dengan perawakan tubuh yang atletis itu semakin liar dalam menggarap tungkai kaki belalang Dini. Sesekali lidah Bre menyelip di daerah pangkal paha bagian dalam dan berusaha untuk menyentuh dan menyentil sedikit lipatan meki chubby tak berbulu jembie kebanggaan cewek mantan model itu.


Dini Amalia menghentikan aksi cumbuan Bre diarea pangkal pahanya. Dengan kedua tangannya, kepala Bre yang berambut dreadlock itu ditariknya keatas dan langsung melumat bibir Bre dengan begitu hot dan liar.

Seakan menemukan sebuah oase di padang pasir, dengan lihai bibir tipis Dini langsung menyedot-nyedot bibir Bre dan memainkannya. Memagut dengan memiringkan kepala kekanan dan kekiri, juga mengalungkan kedua tangannya kearah leher belakang Bre. Mesraa...


Pasangan beda status itu terus berperang bibir. French kiss dan deep kiss saling bergantian terlihat. Sesekali lidah cowok ganteng itu menyapu bibir dengan telak dan menyusup kedalam mulut Dini untuk meng-invansi rongga dalam mulutnya. Hmm.. So Damn Hot Everybody, yeaaahh!!!

Cewek cantik ber-tatto kupu-kupu itu pun tak tinggal diam. Dan segera melakukan reaksi dengan membalas perilaku Bre dengan mengatupkan bibir tipisnya untuk menjepit batang lidah Bre yang tengah menjajah kenikmatan didalam rongga mulutnya yang hangat.


Kemudian, digerakkannya bibir tipis itu maju mundur seakan sedang mengoral lidah Bre. WaaoO..!! Begitu expert Dini melakukan itu semua.

Di sela-sela Dini melakukan oral terhadap lidahnya, tangannya pun dengan lincah bergegas melepaskan kancing celana panjang kain yang dipakai Bre. Ritsletingnya pun segera diturunkan sehingga kepala kontie Bre langsung terlihat dengan leher kontie dalam keadaan tercekik oleh karet celana dalam.


Leher kontie itu ditekan lembut dengan jempol tangannya, sedangkan jemari telunjuknya yang lentik tak lupa untuk mengusap-usap lubang kemaluan yang telah basah oleh cairan pre cum dan meratakannya.

“Ouughhh!!.. Sshhh!!” desah penuh nikmat Bre terdengar seiring kepala kontienya yang kena rangsang.


Sahabat Karebet itu mulai mencari tali simpul bathrope yang membelit dipinggang ramping Dini. Ketika tangannya berhasil memegang tali itu, Bre memandang wajah cantik Dini seakan meminta persetujuan untuk melepasnya. Dan Dini pun menganggukkan kepala diikuti senyuman mesum tampak pasrah.

“SHREEETT!!”


Dengan sekali tarik, maka terlepaslah tali bathrope di pinggang Dini. Bre menatap body aduhai Dini dengan nanar ketika tangannya langsung menyingkap bathrope itu kekanan kiri, maka terlihatlah keindahan sepasang payudara besar berukuran 36B yang berbentuk indah, masih tampak begitu kencang dan kenyal.

Tidak kendor sedikitpun terkena gaya gravitasi bumi. Dua buah puting mungil yang imut dengan warna pinky itu tampak sudah mengeras sehingga menjadikan buah dada Dini semakin merangsang nafsu syahwat. Perutnya ramping dan rata tanpa timbunan lemak sama sekali.


#######


Ketika Bre hendak memangsa susu impian para pria-pria nakal itu, Dini menahan dada bidang Bre kemudian bangkit berdiri dan berjalan kearah kamar pribadinya sambil melepaskan bathrope yang melilit tubuhnya, yang talinya sudah dilepas oleh Bre.

Bathrope warna merah menyala itu pun langsung merosot turun kebawah dan terlihat teronggok diatas lantai keramik dengan wajah cemberut.



Brian langsung mengikuti Bidadari badung itu dari belakang sembari memperhatikan betapa pantat bohay yang nungging itu terlihat bergoyang mental-mentul seiring langkah kakinya.

Dini duduk dipinggiran ranjang kamarnya dengan bertumpu pada kedua tangan yang dia luruskan kebelakang.


Sedangkan Bre yang sudah berada tepat didepannya itu langsung mendaratkan mulut tepat kearah puting susu pinky Dini yang sudah mengacung tak sabar untuk cepat-cepat minta di kulum.


Cowok yang pernah berpacaran dengan Karen itu dengan segera langsung mencumbu buah dada sekel yang besar dengan segenap nafsu.

Menjilati, menciumi, mengulum, mengelomoh, dan menyentil puting payudara Dini adalah kesibukannya saat ini yang begitu disukainya karena memang sangat mengasyikkan. Hmm.. Kesibukan yang pasti juga banyak disukai para lelaki.



“Ouughh Bree!!.. Mmphhfff!!.. Nikk.Maatshhh!!!” desis dan lenguh erotis keluar dari mulut kekasih Reno.

Reno yang melihat kejadian dari balik pintu kamar, tampak sedang mengelus-elus batang kontienya yang sudah mengeras minta jatah demi melihat kekasih hatinya yang cantik dan begitu menggairahkan itu sedang digagahi oleh cowok lain. Tangan satunya terlihat menenteng bathrope yang baru saja terlepas dari tubuh semampai Dini.


Setelah puas menggarap dan melahap sepasang daging segar buah toked putih Dini beserta putingnya, Bre membenamkan wajah diantara kedua bongkahan susu ber-size gede itu untuk menikmati kehangatan dan aroma wangi yang terpancar.

Ditangkupkannya erat kedua buah dada itu untuk menjepit wajahnya. Setelah terjepit erat, Bre pun menggerakkan kepalanya naik turun, sekalian menjilati cekungan lembah yang berada diantara payudara Dini.


“Mmphhh!!” desah suara Bre teredam oleh dinding-dinding toked berkulit putih.


Kemudian, setelah merasa kehabisan nafas, Bre pun mengarahkan pengembaraannya menuju ketiak licin Dini yang tidak ditumbuhi bulu sama sekali.

Dini langsung merebahkan tubuh seksinya yang mulai dihiasi peluh itu keatas ranjang, begitu Bre mengangkat kedua tangannya keatas kepala.


Ketiak putih itu sudah tersaji dihadapan Bre. Muyuus, dengan aroma wangi sabun yang bercampur dengan parfum mahal yang disemprotkan ke beberapa bagian tubuh seksinya. Uuughh!! Aroma itu sangat memabukkan dan membangkitkan gairah liar Brian.

Melalui ujung lidahnya, Bre pun segera mengulik perlahan lipatan ketiak Dini. Tak berapa lama, lidahnya menguas keseluruhan ketiak itu dengan telak berulang kali dan meninggalkan jejak basah.


“LHEEEPHH!!”


“Geliii..!! Uughhh Bree.eehhh! udahhh.. Aaghhh!!” rengek Dini dengan menggial-gialkan tubuh bugilnya seperti cacing kepanasan.

Dengan melatakan lidahnya pelan-pelan laksana ular cobra sedang mencari mangsa, Bre beralih menuju kearah perut.


#######


Hmm.. Perut rata yang tidak ada lipatan lemak sedikitpun disana. Seraya menjilat dan mengecupi perut cewek bertinggi badan 172cm itu, Bre pun memiringkan pinggang ramping Dini yang berhias tatto kupu-kupu dan segera mencupang di setiap sudut selangkangan bagian atas.


“Sshhh!!.. Bree.. Kok Na.. Nakkal bahhngetshhh sihhh!! Oughhh..!!” Dini semakin keenakan. Dan semakin keenakan pula Reno, kekasih cewek cantik ini yang tengah mengocok sendiri lonjoran kontienya dengan cepat.

“Buka celana dan baju kamu, Bree.. Ummphhff!!” pinta Dini dengan mengerang lirih.


Dengan yakin, Bre pun memelorotkan celana panjang kain warna hitam sekalian dengan celana dalam yang dipakainya. Dengan cepat jarinya juga langsung melepasi kancing demi kancing baju yang masih melekat ditubuh tegapnya. Sekarang, Brian pun terlihat sudah bugil total tanpa selembar benangpun yang menempel di tubuhnya.


“WaoW!! Lumayan besar juga punya lu, Bre..” kata Dini ketika tahu bahwasanya tonggak kejantanan Bre sudah bener-bener tegang mencuat keatas menodong dirinya. Otot-ototnya tampak menyelimuti batang kekar berhelm bulat itu.

Dengan gerakan yang begitu sensual, Cewek jelita bergelar S.psi itu segera mengatur posisi tubuh dengan menungging dengan wajah tepat didepan kontie Bre yang sudah menodongnya seakan minta jatah preman. Face to Dick..


Dikecupnya kepala kontie Bre yang telah basah mengeluarkan cairan kawin itu dengan bibirnya berulang. Setelahnya, tangan kanan Dini menggapai dan menarik batang kontie itu biar lebih mendekat kearah mulut mungil berbibir tipis miliknya.

Seperti seorang tahanan, Bre Cuma bisa pasrah dan menurut, ketika dirinya akan segera mendapatkan hukuman nikmat yang akan dilakukan oleh seperangkat mulut mungil, bibir tipis beserta lidah dari seorang cewek cantik bernama Dini.


“Ouughhh!!!”

Sekarang giliran Bre yang merasakan nikmat dari aksi permainan Dini, Si Bidadari Badung.


Bidadari badung itu menoleh sebentar kearah pintu kamar dengan mengerlingkan mata kirinya untuk meng-genit-i Reno, bahwa sebentar lagi dia akan memasukkan kontie lain selain miliknya kedalam kehangatan mulutnya.

Reno yang juga sedang dilanda nafsu pun hanya bisa terbengong melihat tingkah ceweknya yang begitu bitchy.


Dini segera memulai naughty game itu dengan mencium mesra helm kontie Bre. Pertamanya, Bre merasakan hanya dibagian kepala kontienya saja yang terkena hisapan lembut, jilatan menggoda, dan gigitan-gigitan manja dari gigi putih bersih milik Manager Area yang akan memberikan dia hadiah sebuah Galaxy Tablet.

Seiring berjalannya waktu, kekasih tersayang Reno itu mulai mengulum dan menelan lonjoran kontie Brian dengan gerakan perlahan-lahan. Tatap mata redupnya mengarah kewajah Bre.


Di benamkannya kemaluan gemuk itu kedalam mulutnya. � batang berotot itu sudah menyumpal mulut mungil Dini. Mata sayu nya masih memandang keatas menikmati ekspresi dari wajah Bre yang terlihat merem melek menikmati sensasi permainan oral dari Dini yang memang sangat memabukkan.

Lidahnya yang merah dan basah juga ikutan menggelitik dan membelit kontie Bre. Kepala Dini menggeleng-geleng kekanan dan kiri sambil menganguk-angguk mengeluar masukkan kontie perkasa Sang DonJuan dengan gerakan spiral.


Rasa nikmat yang menghantam itu menyusup begitu dalam ke setiap detak jantung dan kedalam setiap aliran darah cowok berambut dreadlock penyuka musik rock itu. Otaknya seakan mengalami kram karena semua darahnya mengalir menuju ke batang kemaluan.

“Uuughh!.. Sshhh!!.. Ngg!!”


Brian mendesah lirih dengan sedikit memegang kepala Dini yang masih saja terus menerus menumbukkan mulutnya memompa batang kemaluan Bre yang semakin basah oleh air liur Dini.

Bre mencoba untuk menahan berbagai gejolak yang berkecamuk di dalam tubuh atletisnya biar aliran laharnya tidak buru-buru keluar. Dia ingin menikmati kehangatan tubuh seksi Bidadari Badung ini lebih lama lagi.


Dini, cewek penyuka exib itu beralih untuk menjilat dan mengelomoh kedua buah zakar Bre dengan gerakan cepat sedikit liar sehingga Bre pun merasakan perutnya rada mules, dan telur naganya ngilu. Akan tetapi kenikmatan yang tercipta telah mengalahkan rasa ngilu dan mules.

Paham apa yang harus dia lakukan, Bre pun membalas serangan dari Dini dengan mengusap-usap punggung mulus berkulit putih yang sekarang terlihat mengkilat terkena peluh yang keluar dari pori-pori kulit tubuhnya.


Dielusnya punggung itu dari arah tengkuk kebawah berulang kali hingga akhirnya jari tangan Bre menyelip di celah diantara buah pantat bohay Dini yang nungging.


“Ummmpphhhh!!!!”


Dini melenguh disela-sela mulut yang masih tersumbat oleh kontie Bre. Buah pantatnya yang sedang nungging tersebut bergoyang kekanan kiri dengan gerakan erotis, karena jari tangan mantan pacar Karen itu sekarang tampak bergerak-gerak mengelus dan mengorek-korek lubang pantat Dini.


Sementara itu, telapak tangan yang satunya mulai meremas daging pantat sekel yang masih bergoyang mesum. Kadang diseling dengan meneploknya sehingga membuat pantat berkulit putih itu merona berbilur merah akibat tampolan telapak tangan Bre yang kurang ajar.


“Aah!!.. Ahhh!!.. Aahh!!!” suara rengekan keluar dari mulut manis Dini.


Setelah puas mengorek lubang pantat Bidadari Badung yang masih perawan itu, jari tangan Bre mulai menyusup semakin dalam kearah belahan bibir meki chubby tanpa jembie kebanggaan Dini. Terasa basah meki peret tersebut ketika Bre dengan asyiknya membelai-belai celah liang kenikmatan itu.

“Oughh!! Yesshhh!!.. Mmpphh!!” desah cewek cantik kembali terdengar ketika clitorisnya tersentuh jari nakal Bre.


Pantatnya yang nungging itu semakin ditunggingkan keatas. Hisapan dan gerakan memompa pada kemaluan Bre pun semakin liar dan buas dalam meng-counter serangan jari Bre yang begitu lincah mengobel meki dan mengurut clitorisnya yang semakin menegang.

“Dinn!! Shhh!!.. Nggg! ennaakkK, Ugghhh!!” Bre mengerang penuh nikmat karena Dini sangat expert dalam mempermainkan batang kontienya.


#######


Di pintu kamar, Reno melototkan matanya demi melihat adegan yang sangat hot dan tidak senonoh telah tersaji dilakukan kekasihnya dengan orang lain. Kelima jari tangannya tampak memuntir-muntir kepala kontie nya sendiri yang memerah. Reno pun ikutan berdesis nikmat.

Kocokan mulut mungil Dini terhadap kontie Bre masih terus berlanjut. Kadang kala, kepalanya naik turun mengangguk-angguk, sesekali kepalanya juga ikut berputar menggoyang mesra tonggak kelelakian Bre.


Setiap perubahan gerak dan liukan dari kepala cewek cantik itu terasa sangat nikmat. Kontienya berasa tergiling kuat-kuat. Brian, cowok yang mempunyai tanda tangan sakti di warung Bik Sumi itu terlihat mulai kehilangan arah kendali. Tubuhnya sedikit limbung. There is something move on his big dick.

Dini yang sudah berpengalaman tentu tahu apa yang akan terjadi kalo mulutnya yang berbibir tipis itu terus menerus membantai batang kontie milik mahasiswa yang tadi pagi maju sidang skripsi itu.


Maka dari itu, tangan kanannya menyentuh perut sixpack Bre dan mendorongnya menjauh. Kekasih pujaan Reno itu menghentikan semua tindakannya dalam menghukum kontie Bre dengan lumatan mautnya.


“PLOOOPHHH!!!” Suara terlepasnya batang kontie dari mulut sensual itu terdengar sangat jelas.


“Ready for main course, sayang? Hmm..? tanya Dini dengan tatap mata maut sembari kedua telapak tangannya menjepit batang kontie dan mengocok-kocoknya ringan benda tumpul yang sudah sedemikian keras itu.

“Uuughh!! Shhh!!” desis Reno sambil mendongakkan kepalanya keatas kearah langit-langit kamar Dini.


Seraya melepaskan genggaman pada batang kemaluan Bre, cewek cantik pengoleksi barang-barang bermerk itu segera merubah posisinya lagi. Kalo tadi dia menungging menghadap Bre, sekarang dia menungging dengan membelakangi Bre.

Sehingga, meki terawat yang licin mulus tanpa bulu jembie sudah tersaji tepat dihadapan Brian. Tampak sempit, legit dan peret. Meki kekasih Reno itu pun juga sudah terlihat bergetah basah mengkilat oleh cairan rangsang. Hmm.. Begitu lezat untuk segera disantap..



Cowok yang dulu sempat bermusuhan dengan dosen cantik, Carissa Adell Gayatri itu kini bisa melihat dengan leluasa lubang kenikmatan Dini yang berwarna merah muda segar dan telah merekah.

Dipandanginya sejenak kemaluan Sang Manager Area itu dengan lekat-lekat sehingga dia lupa bernafas sesaat karena telah tersihir oleh keindahan celah yang pastinya akan menghadirkan berjuta kenikmatan.


Reno yang masih betah mengintip kekasihnya yang cantik itu disenggamai cowok lain juga tampak masih betah memainkan batang kontie nya sendiri karena pemandangan didalam kamar diatas kasur empuk itu semakin hot.

“Hmm.. Buah memang tak jatuh dari pohonnya..” gumam Reno dalam hati.

Reno melihat kalo jemari tangan kanan Dini mempermainkan kemaluannya sendiri yang tampak semakin memerah dan mengedut karena gairah. Di gosok-gosoknya meki legit itu keatas bawah dan kekanan kiri. Persis yang dilakukan Tante Mila terhadap dirinya ketika berada dipinggir kolam renang.

Dengan jemari telunjuk dan jari tengahnya, Dini membuka bibir dari meki itu kekanan dan kekiri sehingga apa yang ada didalam rongga meki itu terlihat jelas dimata Bre. Meraah segar, basah, bergerinjal, dan terlihat mengedut berkali-kali menggoda Bre.


Dini yang berwajah jelita dan mempunyai rambut indah terurai itu menengokkan kepalanya kebelakang dengan pandangan mata yang sayu dan raut muka yang nakal. Dilihatnya Bre sedang bengong dengan mulut ternganga mengagumi keindahan mekinya dengan tatap mata yang begitu terpesona.

Dini Amalia tersenyum. Dengan masih membuka celah lipatan meki legitnya, dia berkata kepada Bre...


“Kenapa bengong?? Mau ini gaa? Enak loh. Hmm? Cobain aja kalo ga percaya. Hihihiii..” goda nakal Bidadari Badung dengan kekehan iblisnya. Pantat putih yang bohay itu dia goyang-goyangkan dengan erotis untuk semakin menunjukkan keindahan lubang surganya.

Terlihat bahwa Bre sudah gila dan ngga tahan lagi dengan semua godaan yang terpampang dikedua bola matanya.


Dengan keyakinan penuh, dia dekatkan lonjoran batang kontie miliknya yang sudah mengacung sedemikian keras itu kearah lipatan bibir meki Dini.

“Ouuhhh Bree!!.. Mmphh!!” lenguh Dini ketika kepala helm dari kejantanan Bre sudah menempel di clitorisnya. Digesek-gesekkannya benda keras yang berada diselangkangan Bre itu kesemua area meki Dini.


“Now, Beib!! Dorong kontie kamu sayang..” rengek Dini dengan suara parau yang sudah tidak bisa lagi menahan nafsu birahi.

Tangan berkulit putih itu menggapai batang kontie Bre yang masih saja menggesek-gesek kemaluannya. Digenggamnya, dibimbingnya kejalan yang benar, dan sejurus kemudian di parkirkannya tepat di lubang meki.


“Sleephh!”.. Sleephhh!!”

Batang kokoh berurat Brian secara perlahan mulai membongkar pertahanan rapat ala catenaccio dan terbenam didalam rongga meki peret Dini yang bergerinjal dengan warna merah segar.


Bre mendorongnya dengan perlahaaan sehingga kenikmatan dari bergeseknya dua alat kelamin itu bener-bener terasa sangat nikmat.

Dimulai dari bagian kepala kontie, kemudian bagian leher, dan bagian batang dengan otot yang menonjol, hingga pada akhirnya, semua lonjoran kontie itu amblas ditelan dan tercelup sempurna oleh meki peret kekasih Reno sampai ke pangkal kemaluan Bre.


#######


Reno yang menonton proses penetrasi itu menahan nafas dalam-dalam. Setelah batang kontie cowok berambut dreadlock itu terperangkap dalam kegelapan meki kekasihnya, dia beranjak ke dapur untuk mengambil air es sebelum kembali ke kamar untuk mengintip proses persetubuhan kekasihnya.

Bre memompa kontienya dengan santai perlahan tidak terburu-buru, sehingga kontienya pun terbenam dengan perlahan pula.


“Sshh!! Aaghhh!!!” desah Bre dan Dini kompak meresapi rasa nikmat yang tiada banding tiada tanding seiring dengan gerakan memompa dari batang kontie Brian.


Bre mendiamkan kemaluannya sebentar didalam meki peret Dini untuk merasakan lembab dan hangatnya alat kawin cewek cantik yang telah berhasil disetubuhinya itu. Jepitan kuat dari gigitan otot-otot meki yang tengah disumpal kontie sangat membuat angannya melayang tinggi menembus langit ketujuh.

Meski kontie Bre tidak bergerak sama sekali dan hanya diam, namun Bre dapat merasakan bahwasanya meki cewek cantik seorang manager area provider telekomunikasi itu tidak cuman sempit dan peret, tetapi mampu melakukan hisapan kuat dan pijitan erat pada setiap lonjoran batang kontie miliknya.


Dengan nakal, Bre mengedut-kedutkan batangnya yang tengah terjebak didalam rongga nikmat yang hangat punya Dini.

“Auww! Auww!! Ii.iih nakal bangetshhh! Cepetan pompa, sayang.. Uughh!!” pinta Dini dengan rengekan manja.


Brian mulai menarik dengan perlahan alat kawin andalannya itu sampai sebatas leher kontie kemudian ditekannya perlahan, tapi hanya sampai setengah batang. Kemudan ditariknya, ditekan setengah, tarik, tekan, tarik, tekan begitu terus secara berulang.

Cowok anak band itu melakukan dengan cara tehnik kamasutra dalam menghadapi kebinalan kekasih Reno, yaitu, menarik keluar sampai sebatas leher dan kemudian masukkan lagi hanya setengah dari batang kontie sebanyak 10 kali, dan kemudian diselingi 1 kali keluar sebatas leher dan masuk sampai amblas tertelan semua batang kontie dan menahannya sejenak untuk memberikan kesempatan kepada Dini untuk melakukan gerakan berputar menggoyang.


*Bagi pembaca atau penulis cernas cewek, silahkan meminta pasangannya melakukan gerakan seperti itu dijamin maknyoss dan bikin nagih dah.. Hihihiii..


“Sleephh!!.. Slephh!!.. Jrebbhhh!!.. Jrebbhh!!!”


Suara mesum langsung terdengar indah mengalun didalam kamar di sebuah kondominium lantai 7. Benturan pangkal paha Bre dengan sepasang bongkahan pantat bohay Dini yang putih itu semakin keras.

Meki peret tanpa jembie yang sekarang sedang di kontie-in Bre itu memang sangat luar biasa. Tanpa perlu memompa dengan cepat, tanpa perlu menusuk dengan keras, meki kebanggaan Dini itu semakin ahli dalam memanjakan kontie siapa saja yang memasukinya. Untuk saat ini, kontie beruntung itu adalah kepunyaan Brian, cowok ganteng berambut dreadlock.


Karena begitu sempit dan peret akibat perawatan yang rutin dilakukan, sehingga mengakibatkan lubang penuh nikmat itu mampu menekan dan menggesek semua permukaan kulit kontie Bre yang berotot menonjol dari ujung helm kontie sampai pangkalnya.

Bre sudah tak kuasa lagi mengatur ritme gerakan. Semakin lama gerakan Bre semakin cepat, dan hentakannya pun bertambah keras.


Dari posisi Bre yang berada disebelah belakang Dini, maka ia bisa melihat jelas bahwa lonjoran kontienya bergerak keluar masuk dengan cepat membombardir lubang meki Dini.

Tampak bibir meki yang chubby tanpa bulu jembie itu ikut tertarik keluar setiap kontienya ditarik keluar dan bibir meki itu pun terlihat terdesak masuk kedalam ketika lonjoran batang kontie dipompakan masuk. Bener-bener pereeet..


“Aaghh!!.. Uughh!! Yesshhh!!.. Mmphhh!! Terr..russhh!!” ucap Dini dengan mendesah juga mengerang. Begitu menghanyutkan..

Sepasang toked ranum Dini yang mengkel tampak terpental-pental menggemaskan seiring tubuhnya yang disetubuhi Bre dari belakang.


“Ummphhff!! Perr.reetshh!!” pekik Bre merasakan kontienya terhimpit dinding meki.

“Sshhhh!.. Enn..Nyaakk sayy.yangg!!.. Terruushhh!! Fasterrr!! Ouughh sshhh!” ceracau Dini yang begitu merasakan nikmat ketika kemaluan Bre membelah mekinya begitu dalam.


“Nggghhh..!”

Terdengar suara mengejan Bre ketika dia mengangkat tungkai kaki kanan Dini agar lubang meki yang menghimpit ketat batang kontienya sedikit lebih longgar dan supaya cewek cantik tersebut semakin menikmati persetubuhan dengan dirinya.


“Uuughh Bree.. Kam.Kamuu hebbatshhh!! Harderr.. Aakhh!! Harderrrr!!” ceracauan Dini semakin menjadi.

Karena himpitan dari meki peret Dini menjadi sedikit rada longgar, maka Bre pun dengan leluasa langsung tancap gas memacu laju kontienya dengan cepat, keras dan menghentak sesuai dengan permintaan kekasih Reno yang bergelar S.psi itu.


“PLOOKK!!.. PLOKKK!!.. PLOOKKKK!!!”


Batang kaki kanan yang dihiasi gelang emas putih itu diturunkan dan dirapatkannya dengan kaki kiri, sehingga jepitan dari meki legit itu kini menjadi erat kembali.

Dengan berpegangan pada pinggul Dini Amalia, Bre pun dengan semangat 17agustus tetap memompa kemaluan Si empunya mobil sedan Audi, yang sekarang terlihat semakin memerah dan bengkak terkena sodokan batang perkasa Bre.


Laksana seorang matador, Dini pun terlihat sudah kepayahan menghadapi serangan kontie banteng muda yang terus-terusan menggali kenikmatan dengan beringas.

Daaan...


#######


“Diinnn.. Diniii Keluaa.aarrrrgghhh!!! Ouughhh!!!! Ssshhhh!! Aakkhhh!!”

Bre merasakan meki itu semakin licin dan denyutannya begitu terasa. Cowok ganteng itu memejamkan kedua matanya sembari meremas –remas kuat pantat bohay Dini yang masih aja bergoyang disela-sela puncak orgasmenya.


Di denyutkannya batang kontie yang tertancap sampai pangkalnya itu berkali-kali seakan melawan remasan meki peret Dini. Ouughhh!!!

Dini semakin menggelinjang dan merasakan berjuta rasa nikmat yang melanda dirinya bertambah tinggi, ketika denyutan kontie Bre mengaduk-aduk rongga mekinya yang masih mengeluarkan cairan orgasme. Wajah cantiknya menyeringai buas mencoba untuk menahan badai surga dunia.


Reno yang melihat langsung kekasihnya mendapat orgasme dari cowok lain pun langsung membelalakkan matanya. Diteguknya lagi air es itu untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mengering garing.

Tubuh padat berisi yang mulus dan licin oleh peluh itu terlihat melemas. Dengan menjulurkan kakinya, Bre mengait kursi yang berada didekat meja rias dan menempatkan dibelakang tubuhnya.


Kedua tangan kekarnya langsung melingkar di pinggang ramping Dini untuk memegangi ketika dia mendaratkan pantatnya diatas kursi. Sekarang, Dini pun dipangku Bre dengan posisi membelakangi.

Lonjoran batang kontienya masih perkasa mem-paku didalam meki dari tubuh telanjang mantan seorang model cantik itu. Terbenam seutuhnya dari kepala sampai pangkal kontie.


“Thanks Bre. Nikmat banget.” bisik lirih Dini sambil menengokkan wajahnya kebelakang dan kemudian memagut bibir Bre.

Kedua tangannya yang berkulit putih pun melingkar dileher Bre yang memangku dirinya dari belakang. Pose yang sangat menggairahkan dan sangat sensual. Bre dengan sigap menyambut pagutan Dini dengan liar.


Kedua telapak tangannya pun mengelus pinggang ramping ber-tatto kearah atas menuju gundukan sepasang toked mengkel yang masih mengacung kencang.

Diusapnya pelan, diurutnya dari pangkal buah dada menuju ujung dimana puting imut merah muda itu tersenyum nakal menggoda Bre. Dengan gantle, diremasnya buah susu putih Dini dengan tak lupa memberi kenikmatan pada kedua putingnya dengan pilinan-pilinan mesra.


“Kamu belon dapet yaah? Ngg.. gimana Bre jepitan punya gue?? Hmm..?” tanya cewek cantik itu sambil memaju mundurkan pinggulnya perlahan merajam kontie Bre.

“Uugghh.. Ngg, nikmatt bang.ngetshh!! sempit dan begitu peret..” jawab jujur cowok yang memecah durennya Ibu Carissa itu diselingi lenguhan keenakan karena merasakan pinggul Dini bergerak maju-mundur melibas batang kontienya.


Bre pun mendenyutkan kontienya sebagai tanda permintaan untuk melanjutkan persenggamaan.

“Aoow!! Ii..iiihhh nakal yaaa!!” rengek Dini kaget seraya mencubit paha Bre.


Dengan gerakan yang lihai, Dini pun memutar posisi tubuhnya dari yang semula membelakangi, menjadi menghadap kearah Bre.

Ketika kekasih Reno itu melakukan gerakan memutar tubuh seksinya, tampak Bre meringis karena kontie yang masih menancap itu selaksa dipelintir kuat. Ouughhh!!!


Hmm.. Tungkai kaki yang mulus itu sudah menjepit kedua paha milik Bre. Dini pun melingkarkan tangannya ke leher cowok pengidola Sigmund Freud itu dan langsung memulai permainan dengan melumat bibir Bre.

Dengan cekatan, Bre langsung membalas serangan dari Dini. Mereka berdua terlibat dalam pertempuran penuh nikmat.


“Mmpphhfff!!.. Mmphhh!!” lenguh Bre teredam oleh ciuman maut Dini.

Lenguhan yang menandakan dimulainya goyang maju mundur dari pinggul bahenol Dini. Gerakannya sangat memabukkan. Begitu nikmat rasanya. Kadang cepat, sesekali melambat dan kembali bergerak cepat.


Dini juga mem-variasikan gerakannya dengan goyangan memutar. Mengulegkan meki peretnya yang berpinggul aduhai itu untuk melibas kekokohan batang kontie partner seksnya yang masih membelah rongga kemaluan tanpa bulu jembie itu.

“Aaahh!! Uughh!! Mmphhfff!!!” erangan dari mulut Brian kembali terdengar ketika Dini merangkul dan memeluk erat dirinya sambil terus menggoyang pinggul, mencoba memelintir kontie Bre biar berubah bentuk menjadi seperti cakwee.


Sepasang buah melon Dini yang putih dan mulus itu tergencet oleh dada bidang Bre, sehingga tampak tumpah kesamping. Saling bergesekan untuk memercikkan api birahi.
Sedangkan pipinya yang merona merah bersentuhan dengan pipi berjambang halus punya Bre. Dini menoleh kearah pintu kamar dan bertatap muka dengan kekasihnya, Reno.


Dini pun mengerlingkan mata kirinya dengan nakal sambil mengeluarkan lidah lancipnya dan melakukan gerakan memutar, membasahi bibirnya sendiri dengan raut wajah yang begitu binal.

Gerakan pinggul yang tadinya menggoyang, kini berubah menjadi menghentak keatas dan kebawah memompa batang kontie Brian.


Dalam dan semakin begitu dalaam, karena cowok bersuara serak itu juga ikut menyentakkan pinggulnya keatas untuk menyambut hunjaman pinggul Dini kebawah.


#######


Reno ngos-ngosan melihat kekasihnya begitu semangat untuk terus menggagahi kontie cowok lain. Kontienya demikian tegang dan memerah. Reno ngga mau coli karena dia menginginkan mulut mungil kekasihnya itu untuk menampung setiap lelehan sperma yang akan keluar dari kemaluannya.


“Aakhh!! Diin..!! Shhh!! Oughhh yeshhh!!!” jerit parau Bre merespon tingkah binal dari Dini putri tersayang dari Tante Mila.

Cewek dengan balutan tubuh yang sedemikian menggoda setiap lelaki itu tak henti-hentinya bergerak keatas dan kebawah. Di selingi dengan memutarkan pinggulnya juga dengan gerakan maju mundur.


Maju mundur. Keatas kebawah, dan kekiri juga kekanan. Kedua tangan Sang DonJuan pun terus sibuk meremas dan memerah payudara besar ber-size36B yang menggantung indah di dada Dini.

Jari-jari tangannya pun turut berperan serta untuk menyukseskan persetubuhan yang sedang berlangsung dengan memelintir dan menjepit puting susu berwarna pink segar.


“Ouughhh! Sshhh, Diinn!! Mmphh!!” desah Bre.

“Iiiyaa.aahh Bree.. Ummphhff!! nik.maattsshh!!” balas Dini dengan nafas tersengal-sengal.


Rasa hangat dan gelora nikmat yang tak terkira mulai menyelimuti batangan kontie Bre yang semakin lama mulai berdesiran dengan kuat di dalam keperetan meki seorang Dini.

Empotan ayam dari meki gundul tanpa sehelai bulu punya cewek binal itu semakin lama semakin erat. Kontie Bre mulai megap-megap kehabisan nafas karena terjepit dan semakin terhimpit oleh gerinjalan yang ada didalam rongga kemaluan Dini.


Basah, lembab, kesat, licin, dan hangat menjadi satu. Menciptakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa. Tubuh atletis Brian bersimpuh peluh, pun demikian dengan tubuh sintal Dini. Nafas keduanya pun mendengus dan menderu bersamaan.

Gerakan tubuh telanjang Dini yang ter-paku oleh kontie berurat Bre semakin liar. Berkelojotan dan menggelinjang kesana kemari diiringi lenguhan suara yang begitu menghanyutkan.


Dini menghunjamkan pinggulnya kebawah dengan keras untuk menelan kontie itu seutuhnya, dan mendongakkan kepalanya keatas dengan kedua tangan masih melingkar dileher Bre.

Tubuhnya gemetar diatas pangkuan cowok aktivis kampus itu dan meki peretnya pun menyedot, meremas, dan mengedut-kedut kuat, mengempot keseluruh batang kontie berotot punya Bre.


“Ouughh yeesshhhh!!! Aaakhhh!!!” lolongan jerit kebahagian dalam usaha pencapaian puncak kenikmatan terlontar keras dari mulut Bidadari Badung itu.


Yuupz.. Dini Amalia, kekasih tercinta Reno itu mencapai pucak kenikmatan seksual untuk yang kedua kalinya. Cairan orgasme yang mengucur dari lipatan celah meki miliknya telah menghangati kemaluan Bre. Dini terkulai diatas pangkuan Bre dan tampak sangat kelelahan.

Tapi Banteng matador itu tak memberikan waktu istirahat untuk Dini. Diangkatnya pinggul bahenol berpantat bohay itu sedikit keatas dan segera dikocokkannya dengan cepat lonjoran batang kontie itu untuk mereguk rasa nikmat.


“SLEEPHH!.. SLEEPPHHH!!.. JREEBHHH!.. JREBHHH!!.. SLEEPHHH!!.. SLEEPHH!!!”

“Aaakhh!!.. Uughh!!.. Aaghh!.. Uughhh Bree.eee!! Shhh!!”


Setelah beberapa saat kemudian..


#######


“Diinn.. Uughh!!.. Gu.eee ma.mauu kel.keluarrghh!!!.. Auughh!!” rengek parau Bre seperti binatang yang akan disembelih.

Dini pun dengan sigap langsung mencabut kontie Bre dari dalam mekinya.


“PLOOPHHH!!!”


Dia duduk bersimpuh didepan Bre, kemudian meraih batang kontie yang masih tegang mengacung tampak basah, dan dengan cepat ditempatkannya ditengah-tengah buah dada putih 36Bnya yang bulat kenyal. Tits fuck . . .


“Keluarkan sayang.. Ayo keluarkan.. Mmphh! Sshhh!!.. Yang banyakk!!” ujar Dini mendesah manja dengan mengocok batang berurat yang terjepit ketat diantara kedua buah payudara sekelnya itu.

“Oouuhhh Diin!!.. Uuughhh!!” Brian mulai menggerakkan tubuhnya dengan tidak beraturan.


“Iyaa.. Iyaaa.. Sini sayang, sini.. Keluarin di toked, yang banyak yaah.. Uummphhfff..” goda Dini sambil menatap wajah Brian yang merah padam menahan laju ledakan lahar gunung apinya.

“Diin.. Ummphhff.. KELLUAAARRGGHHHH!!!!.. AAAKHHH!!.. SSHHHH!!”


“CROOTHH!.. JROOTHHH!!.. CRROOTHH!.. JROOTHHH!!!.. CROOTHH!!.. CROOTHH!!”

Meledaklah sperma Bre diantara kedua buah melon putih Dini yang masih saja menjepit erat ketika lahar panas itu berhamburan keluar membasahi wilayah dada Dini yang berkulit putih. Kental dan hangat.


Kedua buah dada cewek cantik itu mengurut-urut lonjoran batang kontie Bre untuk mengeluarkan sisa-sisa sperma yang ada di batangnya.

“Uughh.. Sshhh!” desah Bre merasa geli ketika batang kontie nya diurut dengan sepasang payudara berkulit lembut itu.


Setelah spermanya habis, Dini pun melakukan cleaning service dengan mengulum dan mengelomoh batang kontie berurat itu hingga bersih mengkilat.

“Gimana Bre? Suka ngga’? Hmm? Tanya Dini seraya merebahkan tubuh bugilnya keatas ranjang.


Sperma Bre tampak menggenang diantara kedua buah susu Dini dan membasahi bongkahan gunung kembar itu. Muncratannya pun sampai dada dan leher.


“Bangeet.. Gilaa!! Luar biasa sekali Diin.” jawab Bre sambil menenangkan deru nafasnya.

“Hihihiii.. Jadi nagih gawat doong ntar..” sahut Dini tergelak.


“Bree, Galaxy Tabletnya tuuh diatas meja ambil aja. Gue langsung tidur dulu capek banget nundukin kontie kamu. Thanks yaah. Ntar pintunya lu tutup aja dari luar..” kata Dini langsung memejamkan kedua matanya.

“Okee Din. Thanks juga yaa. Hehehee..” balas Brian seraya mengenakan baju dan celana sebelum mengambil Galaxy Tablet diatas meja.


Brian pun melangkahkan kakinya keluar dari kondominium lantai 7 dengan perasaan riang. Hmm.. Tubuh seksi dan Galaxy Tablet merupakan kombinasi kado hadiah kelulusan yang sangat luar biasa untuk hari ini. Double Gift . . .

“Sekarang saatnya menghitung kerikil merah dan kerikil hijau pemberian Keysha..” gumam Bre sambil menunggu angkot yang lewat.


#######


Sepeninggal Bre, Reno pun memasuki kamar kekasihnya yang baru saja di gagahi oleh cowok lain. Reno menaiki ranjang dimana Dini tergolek masih tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Kontienya masih mengacung tegang meminta jatah yang tertunda.

Dini membuka mata dan tersenyum manis ketika kontie cowok tercinta sudah berada tepat didepan wajah cantiknya, yang terlihat masih saja menggairahkan walaupun abis di eM eL-in oleh cowok lain.


“Ouughh!! Diin!! Lu ngonakin banget siih?? Mmphff!!.. Bener-benerr binnaaal!” Reno mengerang-erang menikmati sepongan kelas wahid yang diperagakan oleh Dini Amalia.

Diciuminya batang kemaluan kekasih hatinya itu. Lidah basahnya pun ikut menguas ke sekujur lonjoran kontie dengan telaten, sehingga kulit pembungkus benda tumpul itu tak ada yang terlewati. Basaah!!


Kontie yang sudah keras itu dipegang Dini kemudian didekatkannya mulut manis berbibir tipis untuk memberikan sensasi lain dengan cara menggesek-gesek batang nya dengan gerakan seperti memainkan harmonika.

“Ouughh, Diin!! Feel’s good!! Mmphhfff!!” rengek Reno keenakan dengan service oral yang dilakukan Dini.


Sesekali lidah lancipnya juga terjulur keluar membelit disekujur batang kontie Reno. Setelah puas menggesekkan mulutnya di batang kokoh itu, kepala cewek cantik itu pun mulai menelan alat kawin kebanggaan Reno.

Mengangguk-angguk memompa, mengempotkan kedua pipinya berulang kali seakan mem-press kontie itu biar pipih sehingga kenikmatan yang dirasakan Reno pun semakin membuncah berlipat memasuki seluruh urat syaraf diseluruh tubuh.


“SLEEEPHHH!!”


Ditelannya kembali kemaluan Sang kekasih mentok sampai ke pangkalnya, DeepThroattSkill, dan kepala Dini pun menggoyang kekanan dan kekiri sembari mengeluarkan kontie itu pelan-pelaaan sebelum menghunjamkan lagi kedalam mulutnya dalam-dalam.

Ketika sedang melakukan proses deepthroat, jemari lentik dari kedua telapak tangannya pun ikut mengelus, dan mengurut buah zakar yang menggantung di selangkangan Reno.


“Shhh!! Umphhfff!!.. Aakhhh!! Diin..!”

Rambut yang biasanya tergerai indah itu pun tampak basah dan acak-acakan. Beberapa helainya terlihat menempel dipunggung mulusnya yang berkulit putih.


“CLOPPH!.. CLOPHHH!!.. CCLOOPPHHHH!!” suara seksi akibat gesekan kulit batang kontie yang terkocok sempurna oleh mulut Dini pun terdengar jelas.

Setelah beberapa saat, akhirnya sperma kental yang begitu banyak itu menyembur keluar dari belahan celah kecil kepala kontie Reno.


“Ouughh Diin!! Aakhhh.. SHIITTT!!.. GU.GUEE KELUAARRGHHHH!!!.. OUGGHHH!!”


Begitu deras terpancar masuk kedalam mulut mungil cewek cantik itu. Bukannya berhenti, Dini malah semakin cepat mengocokkan mulut mungilnya untuk melahap lonjoran batang kontie Reno yang sedang menyembur mengeluarkan lahar panas.

Tapi, dengan kemampuan teknik tinggi, dengan keahliannya yang tak perlu diragukan lagi, maka tak terlihat sedikitpun sperma itu tumpah keluar dari dalam mulutnya. Semuanya tertampung aman didalam mulut Dini.


Setelah batang perkasa berhenti mengeluarkan sperma, cewek high class itu membuka sebentar mulut berbibir tipisnya untuk memperlihatkan genangan sperma kepada Reno, sebelum akhirnya ditelan mentah-mentah tanpa ragu masuk melalui tenggorokannya dan meluncur kedalam perut. Hmm.. Perfect BlowJob has done!!

Mereka saling berpelukan dengan mesra dan tertidur untuk beberapa saat, mengistirahatkan tubuh dan nafsu yang baru saja saling memenuhi juga mengisi.


####### 



#######

CHAMPIONES.. CHAMPIONEES!!

#######


“Bbrrrrr... Segerrr!!” ucap Bre setelah mandi keramas usai membantai kekasih Reno, dan sekarang dia sedang memandang dan mengamati gadget nan canggih pemberian Dini.

“Wah keren juga nih barang. Gimana cara pakenya yaa..” gumam Bre katrok sambil membolak-balikkan Galaxy Tabletnya.


“Sekarang ngapain enaknya?? Mmm... Oh iyaa. Kerikil!!” seru Bre dan segera melongokkan wajahnya ke kolong tempat tidur kamar kost-nya.

Kedua toples berisi kerikil-kerikil hias itu dilihat-lihatnya sebentar. Kemudian diambilnya kertas koran bekas dan dituangkannya kerikil warna merah itu diatasnya.


“Waah banyak juga nih kerikil. Mana kecil-kecil lagi..”

Tanpa Bre sadar, dibukanya toples satunya yang berisi kerikil hijau dan langsung dituangkan diatas kertas koran yang sudah tertumpuki kerikil merah.


“SRRRKKHHH!!”


“Waduuh. Bloon banget sih gue?? Kalo gini kan semakin sulit untuk menghitungnya..” kata cowok yang rambutnya masih tampak basah itu seraya menepuk jidatnya sendiri, ketika melihat kerikil dengan dua warna itu sudah tercampur aduk merata sehingga membentuk adonan yang tampak lebih indah.

Brian menggaruk-garuk kulit kepalanya yang tidak gatal. Dia berdiri untuk mengambil T-shirt polo yang ada kantung saku nya di dada.


#######


“TOK!.. TOOK!!.. TOKK!!”


“Briaan.. Bre.. Haloo..” terdengar lembut suara cewek yang mengetuk pintu kamarnya.

“Hmm.. Siapa yaa? Dini kah??” batin Bre ngarep dalam hati.


“Iyaa bentaarr!!” sahut cowok aktivis BEM dan HMJ seraya melangkahkan kakinya untuk membuka pintu kamar.

“CLKEK.. KRIEEET!!” suara daun pintu kamar kost Bre terbuka.


“Halo, Bree..” sapa cewek cantik ber-kacamata minus ¼ itu sambil menyunggingkan senyum terbaiknya.

“Ib.. Ibu Carissa...” Bre tergagap kaget karena ga nyangka dosen cantik itu tiba-tiba sekarang telah berdiri didepan pintu kamar kost-nya.


“Kenapa? Kaget yaah? Hehee.. Karebet yang ngasih tahu kost-an kamu. Ngg.. Boleh masuk?” kata Ibu dosen yang di lehernya masih berkalung dengan liontin huruf C.

“Oohh.. iyy.. iyaa silahkan, Bu. Silahkan..” Bre mempersilahkan dosen cantik yang telah memberikan durennya untuk dibelah Bre beberapa waktu yang lalu.


“Hahaa!! lucu banget tuuh..” ucap Carissa Adel Gayatri tergelak, ketika tahu ada Super Hero Superman yang diedit menjadi BreeMan.

“Hehee.. Iseng aja kok, Bu..”


“Eeeh ini apaan, Bre? tanya pacar Pak Pram yang juga seorang dosen itu, ketika melihat kerikil hias.

“Ooh itu cuma kerikil hias untuk Aquarium..”


“Ngomong-ngomong ada apa yaa, Bu?? Tumben bisa nyasar sampai disini?” tanya Brian heran seraya menatap wajah cantik cewek yang saat ini memakai T-shirt ketat yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya yang indah, dan tentunya memamerkan payudaranya yang membusung menggoda.

Hmm, gini, Bre. Aku kagum banget sama perjuangan kamu dalam mendapatkan hasil yang bagus di ujian sidang skripsi tadi. Semangat pantang menyerah dan keuletan yang telah kamu tunjukkan bener-bener patut mendapatkan apresiasi tinggi. Makanya, aku kesini untuk memberikan sesuatu buat kamu. Niih..” kata Ibu Carissa seraya menyerahkan sesuatu kepada cowok yang pernah menyita perhatian juga nafsunya itu.


Bre membuka amplop warna coklat dengan perlahan dan hati-hati. Dia membaca apa isi yang terkandung dari dalam amplop cokelat tersebut. Mata elangnya membelalak berbinar takjub seakan tak percaya dengan apa yang sedang dipegang dan dibacanya saat ini.

“Ib.. Ibu.uu ser..seriuuss??” tanya cowok berwajah ganteng itu dengan nada gemetar.

“Yaah!! Special untuk kamu. Karena aku bangga dengan prestasi yang telah berhasil kamu torehkan..” jawab mantap dosen muda itu dengan menganggukkan kepalanya.


Maaf banget yaa Briaan.. Sebenernya ini adalah cara untuk membayar dosaku yang telah menunda-nunda dan mempersulit kuliah kamu untuk mencapai gelar kesarjanaan. Tentunya kamu dulu sangat down dan secara materiil juga kamu yang menanggungnya. Makanya, ini aku berikan kepadamu. Aku tulus memberikan ini disaat kamu berhasil meraih gelar sarjana yang kamu idam-idamkan selama ini. Dan aku harap kamu suka menerimanya. Be Happy...


Isi dari amplop cokelat itu bergambar logo sebuah Travel Agent terkemuka yang telah mendaftar nama Brian Kusuma Wardhana sebagai passanger maskapai penerbangan domestik dengan tujuan Bali, lengkap dengan penginapan dan akomodasinya untuk 2 orang selama 3 hari 2 malam. Fantastisco...

“Terima kasih banget, Bu. Terima kasih atas kebaikan Ibu selama ini. Gue ga tahu gimana cara ngebalesnya kelak..” seolah kehabisan kata-kata, hanya itulah kalimat yang mampu Bre ucapkan. Terharu...


“Sama-sama Brian. Bukankah seorang pejuang yang tak mengenal kata menyerah, pantas mendapatkannya? Oke!! Ya sudah, kalo gitu aku cabut dulu yaa.. Have a nice journey, ganteeng. Heheee..” dosen cantik itu berpamitan seraya terkekeh merdu.


#######


Sepeninggal Ibu Carissa.....


“Edaan!! Bagaimana bisa gue mendapatkan semua ini?” gumam Bre seakan masih ga percaya.

Tangannya masih terlihat menggenggam hadiah paket wisata dari Ibu Carissa, dan kemudian dimasukkan kedalam saku T-shirt polo nya.

Setelah rasa senangnya mereda, Brian pun kembali melanjutkan menekuni kegiatannya, yaitu menghitung kerikil hias untuk menentukan nasib bunga cintanya.


“1,... 2,.. 3,.. 4,.. 5,.. 6,.. 7,.. 10,.. 17,.. 25,... 27.. 39,.. 40,.. 47,.. 57,.. 62,.. 69,.. 73,... 80,.. 87,.. 92,.. 99,.. 112,.. 120,.. 133,.. 137,.. 142,..”

Bre ber-konsentrasi penuh dan terus bergumam dalam menghitung.


“Bree!! Woi! Lu didalam ngga?? Gue Saipul..”


“Aah, kamprett!! Ada-ada aja. Huuh!!” batin Bre seraya berjalan membukakan pintu.

“Kenapa sih, Pul??” tanya Bre mencoba untuk tetap bersabar.


“Pinjem charge haPe, dong..”

“Niih. Cepet dibalikin lho..”


“Bereees deh. Thanks yaah..”


Brian kembali melanjutkan hitungannya lagi..


“Waduuh sampe berapa tadi yaa?? Aaargghhh!!!” wajah Bre tampak lemas setelah gara-gara Saipul, dia jadi lupa akan jumlah hitungannya.

“1,... 2,.. 3,.. 4,.. 5,.. 6,.. 7,.. 10,.. 17,.. 25,... 27.. 39,.. 40,.. 47,.. 57,.. 62,.. 69,.. 73,... 80,.. 87,.. 92,.. 99,.. 112,.. 120,.. 133,.. 137,.. 142,.. 148,.. 155,.. 170,..”

Bre terus bergumam dalam menghitung.


Setelah beberapa menit berkutat penuh dengan konsentrasi...


“Bree, nih charge lu ga jadi pinjem, gue..” kata Saipul tiba-tiba mengagetkan.

“HAH! Kenapa emang?”


“Ga cocok ternyata. Lagian ni gue laper, mo makan dulu. Lu barengan ga?”

“Nggg.. Gue entar aja deh, Pul..” ucap Bre dengan wajah mulai dongkol.


“Oke deh kalo gitu.. “ kata temen satu kost-annya itu segera berlalu.

Fyuuuhh!! akhirnyaa cecunguk satu ini minggat juga..” Bre menghela nafas lega. Tapi belum juga sempet mengisi paru-parunya dengan oxygen yang lebih segar,


Tiba-tiba...


“Eeh, apa lu nitip dibungkus aja, gimana? Pengen lauk apa?! Rendang, bandeng, cakar ayam, atau lebih murah bulu ayamnya saja gimana?” goda Saipul jail tanpa dosa seraya melongokkan kepala dari balik pintu, karena dia tahu kalo Bre sedang sibuk.

“WHATT!! Ga usah SaipuuuuuL ganteeeeenggggg!!” sahut Bre gemesss.


“HAHAHAAA!!!” tawa Saipul meledak ketika raut muka Bre berubah menjadi kacau. Dan dia langsung ngambil langkah seribu karena dilihatnya Bre mengambil tipe-X untuk dilemparkannya. Whuuzzz!!

“AARRGHHH!! KUTU KUPRETTT!!!” pekik Bre jengkel sejengkel-jengkelnya, sembari berjalan kembali menghampiri kerikil-kerikil hias yang terdiam tapi anehnya, sekarang malah tampak ikut-ikut tertawa dan mengejek Bre. WeekZz!!!


“Huuu!.. Hu!!.. Huu!.. Hu!!.. Lu bener-bener kebangetan, Pul. Rese’ deh lu. Gue musti ngitung lagi neeh kerikil dari awal.. Huuaaa!!” ratap pilu keluar dari mulut cowok yang baru saja mendapatkan hadiah istimewa dari Ibu Carissa.

SEMANGAATTT!!!

“1,... 2,.. 3,.. 4,.. 5,.. 6,.. 7,.. 10,.. 17,.. 25,... 27.. 39,.. 40,.. 47,.. 57,.. 62,.. 69,.. 73,... 80,.. 87,.. 92,.. 99,.. 112,.. 120,.. 133,.. 137,.. 142,.. 148,.. 155,.. 170,.. 188,.. 193,.. 198,.. 200,.. Yessshhh!!” seru Bre.


Akhirnya setelah sekian lama berkonsentrasi penuh peluh di jidat dan menghadapi berbagai godaan...


“Ini kerikil merah berjumlah 200, berarti.. Berrartiii otomatis kerikil warna hijau berjumlah 201. Dan Berarti jugaa...

“YEESSHHHH!! GUE DITERIMA JADI PACAR KEYSHAA!! NENG.. NENG.. NONG NENG!!, NENG.. NENG NONG.. NENG!!, NENG NONG NENG!!! Prikitiwww, PAK DHEE!!”


Brian Kusuma Wardhana berasa menjadi orang gila setengah waras, setelah dia menerima berkah, dan anugerah beruntun. Tarian maut yang dipelajarinya dari kitab sakti Wasiat Dewa pun dipraktekkan. Gila!! Gilaa memang...

Pertama dapet Galaxy Tablet, Kedua dapet tubuh mulus ber-kemaluan licin nan peret milik Dini, Ketiga dapet perjalanan wisata dari Ibu Carissa, dan yang Keempat dia berhasil memenangkan trofi cintanya Keysha. Trofi cinta itu diangkatnya tinggi-tinggi. CHAMPIONES.. CHAMPIONEES!!


“Keyshaaa, I’m comminggg. Wait me, as far as I’m waiting you..”


#######


Dengan derap langkah yang pasti, dengan wajah cerah ceria laksana sinar bulan purnama di padang singgalang, dengan senyum yang selalu mengembang penuh kemenangan, Brian berjalan cepat menuju rumah Keysha Luna Djatmiko yang masih setia ber-cat cokelat didaerah padepokan Sidomukti, dimana Begawan Sakti Karebet terus mengasah kemampuan pedang tumpulnya dalam menghadapi jurus ‘Empotan dari Surga’ andalan Santi. Hmm...

“TOK!.. TOOK!!..TOKKK!!

“Iyaa sebentar..” seru suara cewek bernada riang dari dalam rumah.


“Keyshaaa...” ujar Bre dengan cengangas-cengenges.

“Mas Briaan!!” balas Keysha tersipu.


Dan begitu pintu pagar halaman rumah Keysha terbuka, mereka pun langsung berpelukan erat..


“Keyshaa, I Love Youu.. Thanks for your love!!!” jerit Bre kegirangan.

“I Love You too, Beib. I love You..” sahut Keysha tak kalah girang dan terharu .


Keysha terharu dengan kegigihan yang telah ditunjukkan Bre. Mentalitas juara cowok gondrong itu sangat kuat, meski gadis cantik itu telah memberikan sesuatu yang rumit untuk menguji kesabaran Bre. Dan seperti apa yang diucapkan Ibu Carissa, bahwa Seorang pejuang yang tak mengenal kata menyerah, pantas untuk mendapatkannya.

“Ada apa ini, ada apa inii..” Burhan Djatmiko tergopoh-gopoh setelah mendengar kehebohan di teras halaman depan rumahnya. Dan dia pun tersenyum melihat Brian ada disana sedang menggenggam erat tangan putrinya.


Keysha pun buru-buru melepaskan genggaman tangan Bre, tapi itu terlihat oleh sepasang mata Papanya.

“Ehemm.. Eheemm!!.. uhhyuukK!!” goda Sang Papa menirukan gaya batuknya mas Tukul Arwana.


“Iiihh Papa!!” seru Keysha dengan pipi memerah.

“UuhhyuukK!!” goda Papanya lagi.


“HAHAA!! Mari Brian.. Masuk sini, masuuk..” kata Burhan Djatmiko ramah.

“Terima kasih, Oom..” sahut Bre seraya duduk di kursi teras depan.


“Eeh, Sha. Bikinin minum dong buat Brian..”

“Ooh iyaa, hampir lupa. Hihiii..” jawab Keysha yang tampak cantik menggemaskan itu segera beranjak masuk kedalam membuat minuman.


“Eeh, ada nak Briaan. Sudah lama??” sapa ramah perempuan paruh baya yang tak lain adalah Mama Keysha.

“Baru aja kok tante..” balas Bre tak kalah ramah.


“Gimana ujian sidangnya tadi pagi??” lanjut Mama Keysha bertanya penuh dengan perhatian.

“Sukses dan lancar, Oom, Tante. Dapet nilai A lagi. Hehee.. Makasih do’a nya Oom, Tante..”


“Waah hebat banget kamu Brian.” Bilang Burhan Djatmiko juga ikut merasakan bangga terhadap hasil pencapaian Brian.

“Hebat, dan ga salah aku memilihnya untuk menjaga putriku untuk kedepannya..” batin Burhan Djatmiko.


“Selamat deh buat kesuksesannya, Brian. Yaa udah, Tante tinggal ke dalam dulu yaa..”

“Ooh silahkan Tante, silahkan. Terima kasih..”


“Brian, setelah mengetahui tentangmu dari cerita Keysha, hmm.. Gini, saya tidak melarang hubungan kalian berdua. Tapi inget! Jaga, sayangi, dan lindungi Keysha baik-baik. Bikin dia selalu bahagia, dan jangan kecewakan dia..” ujar Papa Keysha to the point dengan nada berwibawa.

“Iiy.. Iyaa Oom. Saya siap melaksanakan dan menjaga amanat Oom..” jawab Bre tergeragap kaget, tapi dengan raut wajah bahagiaaa bangeeet.


Demikian cepat Bre mendapat simpati dari keluarga Keysha, setelah beberapa waktu yang lalu kehadirannya di rumah ber-cat cokelat ini terasa sangat mengganggu, bagai wabah Tomcat menghantui para warga atau bahkan bagai terror kolor ijo terhadap kaum perempuan. Pahlawan memang menang belakangan, Jackk!! Tapi kalo belakangan juga tetep kalah, remuk namanya...


“Ini Beib minumnya.” kata gadis cantik seraya memberikan Cappucino hangat yang masih mengepulkan aroma wangi.

“Makasih, Shaa.” Jawab Brian sambil tersenyum riang.


“Yaa sudah, kalian ngobrol-ngobrol dulu aja, Oom kedalam nemenin Tante..” kata Burhan Djatmiko yang ngga’ ingin mengganggu keasyikan putrinya bersama Brian.

“UuhyuKK!! Eheem.. Ehemm..!!” Pacar Bre yang cantik itu menirukan apa yang tadi Papanya lakukan terhadap dirinya.


“Bilang aja iri sama Keysha and Mas Bre. UuhyuukK!!..” goda Keysha kepada Papanya, seraya memperkeras suara batuk ala mas Tukul Arwana.

“HAHAAA!! Keysha.. Keyshaaa.. Kamu ini bisa aja. HAHAAA!!” Papa Keysha tergelak-gelak demi mendengar serangan balasan puterinya itu, dan segera melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.


#######


Dibawah bayang-bayang cahaya bulan yang berselimutkan bintang-bintang, samar terdengar suara jangkrik yang mendendangkan nyanyian malam diseputar halaman rumah. Kerlip kecil dari beberapa kunang-kunang yang beterbangan disudut pagar pun menambah keelokan suasana malam. Romantis dalam keheningan...

“Keysha seneng banget, Beib. Sebenernya kemarin itu, Keysha ga tega juga sih ngasih kerikilnya. Masalahnya kan juga lagi mati-matian belajar menghadapi sidang ujian. Maaf yaah. Ngg.. Tapi sekarang, buah dari kesabaran dan keuletan yang luar biasa itu akhirnya terwujud dan berbuah manis. Hehee..” ucap Keysha sambil memegang erat tangan Bre dengan mesra, dan menatap sepasang mata bola Bre dengan penuh cinta. Ooh Indahnya hiduuup...


“Gue juga seneng banget, Sha. Akhirnya bisa memenangi hati lu yang sejak dari dulu gue pengenin.” balas Bre.

Mereka berdua tampak ngobrol dengan seru, kadang disertai rabaan-rabaan lembut yang menggoda. Sesekali terdengar,


“Uughh..” lenguhan manja yang tertahan dari mulut seorang gadis cantik, kemudian disusul dengan tertawa bersama.

Entah apa yang dilakukan Brian kepada sosok cantik yang sekarang telah resmi menjadi Juwita Hatinya. Meraba, atau bahkan meremas sesuatu?? Hmm.. Tapi yang pasti hanya ada cinta disitu. Hanya ada rasa saling memiliki dan rasa saling menyayangi.


Cahaya bulan yang terang, cahaya bintang yang kelihatan bak kerdip lilin kecil pun seakan menambah dan menyempurnakan malam penuh jalinan asmara diantara Brian Kusuma Wardhana dan Keysha Luna Djatmiko. Semuanya tampak dan terlihat sempurna.

“Sha, gue ada beberapa berita menarik lainnya neeh.”


“Apa itu, Beib??” tanya Keysha penasaran.

“Yang utama karena gue akhirnya lulus dengan nilai A.. “


“Hebat.. Salut, Sha.” ucap Keysha ikut merasakan kebahagiaan cowoknya itu.

“Terus gini, Sha. Kemarin dulu itu setelah pulang dari sini, gue sebenernya mampir di alun-alun kota dulu, karena ada pesta music yang diadakan oleh salah satu provider terkemuka di tanah air ini......”


“Iiihh nakal!! Katanya waktu itu kan mau langsung balik kost untuk belajar..” potong Keysha seraya mencubit mesra pinggang Brian.

“Aduuh!.. Iyaa maaf ya, sayaang. Tapi sebenernya malah membawa keberuntungan lhoh..”


“Ouw yeaa?? Apa itu??” sahut Keysha cepat.

“Karena kebetulan aja waktu itu kan lagi ada game buat nyanyiin lagunya Nirvana, udah gitu, gue maju asal nekat, dan akhirnya sukses ngebawainnya. Mmm.. Hadiahnya apa tahu ga, sayang?”


Gadis cantik itu terdiam tanpa memberikan subuah jawaban, melainkan hanya menggerakkan bahu sebagai tanda bahwa dia bener-bener tidak tahu.


“Hadiahnya Galaxy Tablet, euy!!” ucap Bre bangga.

“HAH!! Masak sih?? Seriuss??” tanya Keysha masih ngga percaya dengan kening berkerut.


“Mana?”

“Seriuss dong. Di kost-an, Sha. Lum gue pake kok..”


“Waah, beruntung banget dong, Beib. Padahal lumayan mahal tuh gadget.”

“Iyaa, Sha. How lucky I am. Hehee..”


“Berita menarik yang kedua adalah ini..” Bre mengeluarkan lembaran kertas dari saku T-shirt dan diberikannya kepada si Juwita Hati, biar dibacanya sendiri.

“HAH!!” Keysha melongo ketika membacanya.


“Gila neeh!! Emang siapa yang ngasih, Beib.” tanya Keysha dengan nada takjub mengetahui keberuntungan beruntun yang diperoleh cowoknya itu.

“Nhah itu dia, Shaa. Gue juga kaga tahu. Tadi gue nemu dibawah pintu kamar kost, dan ketika gue baca isinya kaya gitu..” ujar Bre tanpa memberitahu kepada Keysha, siapa sesungguhnya yang ngasih perjalanan wisata itu.


“Udah kamu konfirmasi ke Travel Agent nya belon, Beib?”

“Udah, Sha. Dan semuanya benar, bukan tipu-tipu..”


“Waah, asyiik banget neeh. Mana untuk 2 orang lagi..” bilang Keysha tampak tertarik dengan perjalanan wisata itu.

“Ngg.. Sha..” kata Brian gugup.


“Iyaa, kenapa sayang?” tanya Keysha dengan memandang wajah ganteng si Guardian Angel.

“Itu kan untuk 2 orang. Nggg.. Gimana kalo sama kamu aja??” ajak cowok ex-nya Karen itu takut-takut.


“Mengasyikkan banget pastinya tuuh. Tapii...........” nada khawatir langsung tertangkap jelas oleh sepasang telinga dari anak didik Ibu Carissa.


#######  




#######

PARADISE ISLAND

#######



Disebuah ruang santai setelah makan malam bersama..


“Pa, Maa.. Keysha pengen ke Bali besok jum’at.” ucap Keysha sewaktu lagi bercengkerama diruang santai sambil menikmati acara televisi.

“Hah!!” jawab kaget kedua orang tuanya bersamaan.


“Papa sama Mama salah denger kan, sayang??” tanya Papanya.

“Ga Pa, Ma. Ga salah dengar. Keysha beneran pengen liburan aja. Keysha tuuh sudah suntuk banget semenjak tunangan sama cowok brengsek, si Ujie itu sampai sekarang. Pengennya nge-refresh isi kepala biar segeer! Lagian temen SMA Keysha si Manda, putri Oom Hamid itu loh Pa, Ma, dia kan kuliah disana, dan dia minta bantuan Keysha buat join di event-nya itu.”


“Apa Brian ga bisa me-refresh isi kepala kamu, Sha?” Hmm..?” tanya Burhan Djatmiko yang mengandung nada menggoda.

“Yee.. Papa. Itu mah beda urusan lah..”


“Emang ada event apaan sih?”

“Palingan juga acara festival musik tahunan atau performing art gitu-gitu deeh..”


“Terus sama siapa dong, sayang kesana?” tanya Mamanya lembut.

“Yaa sendirilah, palingan juga 2jam naik pesawat. Lagian juga cuma 3 hari 2 malem doang kok. Boleh yaa Paa, Maa.. Pleaseee..” kata Keysha sangat manja sekali ketika merajuk, sehingga orang tua siapa siih yang ga luluh hatinya melihat putri tersayangnya merengek kaya gitu.


“Hmm.. Gimana, Paa??” tanya perempuan setengah baya itu meminta pendapat kepada suaminya.

“Ngg.. Yaudah, Sha. Gapapa. Di tempat Manda kan?? Papa juga kebetulan kenal baik sama Papanya Manda, si Hamid itu. Oke.. Kamu boleh pergi ke Bali, tapi inget, kudu musti harus wajib hati-hati dan jaga diri. Papa Mama ga mau denger kamu kenapa-kenapa ntar ketika di Bali. Deal??”


“Oke, deal!! Makasih banyak yaa.. Papa sama Mama emang paling baiiik dweh..” sorak Keysha kegirangan dan langsung memberikan peluk cium sebagai ungkapan rasa berterima kasih, karena telah dikasih lampu aladin, eeh lampu hijau untuk berlibur di Pulau Dewata.

Segera setelahnya, gadis cantik itu nge-smsin Brian untuk konfirmasi bahwa dia bisa ikut ke Bali. Dan mereka janjian untuk bertemu di Bandara. Tak lupa pula, Keysha pun langsung menghubungi Manda yang terlihat asyiik nge-tweet dikamar kost-nya yang mewah, dan mengatakan kalo dia ingin liburan di Bali.


“YEESSHHHH!!” teriak Bre gembira di kamar kost-nya, sambil berjumpalitan diatas kasur dan mendarat dengan muka mencium mesra seprei ber-noda darah mahkota punya Karen. Mantaaap...


#######


Brian Kusuma Wardhana dan Keysha Luna Djatmiko, sepasang kekasih itu terlihat menunggu untuk melakukan boarding. Keysha membawa Travel Bag ukuran sedang, dan Brian tampak membawa Bagpacker yang menempel dipunggungnya.

“Dah pernah naik pesawat, Beib? Hihiii..” pertanyaan bernada menggoda terlontar dari bibir ranum Keysha yang terkuas oleh lipgloss kepada Bre yang terlihat nervous.


“Sudah. Emang kenapa?” jawab Bre cepat dengan wajah rada tegang.

“Oouw yeaa?? Yang bener neeh?” tanya gadis cantik itu seraya tersenyum usil.


“Iyaa lah. Naik pesawat telephone!” sahut Bre celamitan tanpa ekspresi.

“WHAT!! Hahaaa!! Paraah kamu, Beib..” Keysha pun sukses mengekehkan tawa pertamanya dengan keras.


Setelah derai tawanya berhenti, suasana hening sesaat sampai akhirnya gadis cantik cewek Sang Flamboyan itu mulai membuka percakapan lagi.

“Beib, tapi Keysha ntar bobo ditempat Manda yaah. Karena kemarin itu, Keysha pamitnya ke Papa Mama bilang mau ketemu sama Manda..” kata Keysha seraya melihat peta kecil yang dipegangnya.


“Yaah ga jadi bulan madu alias honey moon dong kalo gitu..” balas Bre pura-pura kecewa tapi dengan nada yang lucu.

“Yee, maunya tuuh. Emang kamu bisa, Beib..? Eehhh!” sahut Keysha keceplosan dan langsung tersipu merona merah wajah putihnya, karena ucapannya barusan.


“Hmm... Kayaknya ada yang penasaran deh soal tetek bengeknya honeymoon. Hihihiii..” goda Bre tampak gemas dengan pacarnya itu.

“Aa.. aaahh, Beiiib!!” samber Keysha sembari melancarkan cubitan-cubitan mematikan.


“Aduuh! Auuww!! Sakit Shaa. Sakiit..”

“Biaariiin!!” Keysha tetap semangat mendaratkan sesuatu yang rasanya pasti sakit-sakit gimanaaa gituu.


Mereka berdua segera berhenti bercanda setelah terdengar suara bahwa penerbangan domestik akan segera diberangkatkan.

“Yuuk, Beib..” ajak Keysha sambil memegang lengan cowok bertubuh tegap itu.


Setelah duduk di dalam pesawat, Brian hanya terdiam. Telapak tangannya tampak menggenggam erat sandaran tangan dikursi yang sedang didudukinya. Dan bertambah semakin erat tatkala suara merdu dari pramugari menginformasikan bahwa pesawat akan segera take-off.

“Pasti ntar kena jetlag deh..” gumam Keysha sambil menolehkan kepala kearah Bre. Dan cowok kekasih hatinya itu sudah tepar dengan mata terpejam.


Have a nice flying...


#######


Ngurah Rai International Airport...


“KEYSHAAA!! SINIII!!!” teriak Manda seraya melambaikan tangan ketika melihat sahabatnya itu berjalan bersamaan para penumpang.

“Hai Manda!! Wah makin cantik aja lu..” sapa Keysha didampingi Bre.


“Hai juga Shaa. Elu juga nambah seksi aja. Hahahaa..” balas Manda yang berkacamata hitam tampak good looking.

Kedua cewek yang telah membina persahabatan dari sejak zaman SMA itu pun langsung peluk cium dengan heboh.


“Siapa tuuh Sha cowok ganteng disebelah lu??” bisik Manda bernada tertarik dengan sosok cool disamping Keysha.

“Ooh iyaa hampir kelupaan. Beib, kenalin. Ini Manda. Mandaa, ini Brian cowok gue..”


“Hi.. Manda..”

“Hi juga.. Brian..”


“Yaa udah yuuk, kita cabut.” ajak Manda langsung di amini oleh Bre dan juga Keysha.

Tempat penginapan Bre sangat nyaman dan tampak mewah, jauh dari kata membosankan meski tidak bergaya building pure. Akan tetapi, suasana yang dihadirkan, atmosphere yang diciptakan, dan panorama yang disajikan ditempat penginapan Bre sangatlah bagus. Kalo menggunakan bahasa kelezatannya makanan Italia, Mammamiaaa!!!


Rindang dan hijau itulah yang ditawarkan hotel bergaya resort and spa. Banyak ditanami pohon-pohon tropis di lingkungan hotel. Kamar yang bakal ditempati Brian pun berinterior traditional classic. Nyaman juga sejuk dengan adanya air conditioner. Tapi satu hal yang penting, bahwa hotel tempat menginap Bre tidaklah jauh dari kost-an Manda.

“Waah, bakalan ngiler nih bobonya, Beib..” kata spontan terucap dari bibir tipis Keysha seraya merebahkan tubuh diatas ranjang ber-seprei warna cerah.


Karena merebahnya asal-asalan, maka puser bersih yang terlihat cantik dengan kulit linggar pinggang yang putih milik Keysha pun tersingkap jelas, dan tertangkap oleh mata nakal Brian. Uughh muyuusss...

“Kenapa lu ga sekalian nginep disini aja, Sha?” tanya Manda seraya membuka korden kamar.


“Waoo!!” gumam Manda, karena didepannya terhampar kebun dengan berbagai tanaman yang berbunga cantik. Sangat indaaah...

“Kalo gue ikutan nginep disini, bisa dimakan sama singa lapar dong, Nda. Hihihii..” jawab Keysha sambil melirik kearah pacar gantengnya itu dengan mengerlingkan mata dan meleletkan lidah merahnya menyelip disudut bibir. Sensuaal boo...


“Bukannya sebaliknya, Sha?” sahut Bre dan langsung melemparkan sebuah bantal kearah gundukan dada gadis cantik itu yang nampak membusung indah dalam balutan kaos ketat.

“Iii.iiih nakaaal..” balas Keysha langsung melempar balik bantal tersebut kearah cowoknya.


“HAHAHA!!!” dan mereka bertiga pun tertawa.


Setelah singgah di penginapan Brian sebentar, Keysha dan Manda pun segera bergegas menuju kost-an Manda untuk beristirahat sejenak melepas penat sekalian meletakkan barang-barang bawaan. Bre yang mengalami Jetlag pun langsung menuju kamar mandi untuk ber-vomit ria. Mereka janjian untuk bertemu di pantai.


#######


“Waah kost-an lu keren juga yaa Nda.. Gila nyaman banget nih ga kalah sama hotelnya Bre..” kata Keysha mengagumi kamar dan lingkungan kost sahabat karibnya yang memang sangat asri dan bergaya mediteranian. Tak salah jika harga sewanya pun lumayan tinggi. High cost detected...

“Makasih say. Gimana kira-kira kerasan ga lu? Ga homesick kan?” tanya Manda seraya menata barang-barang bawaan Keysha disudut kamar.


“Yaa iya lah Nda, gila apa kalo ga kerasan. Fasilitas juga komplit kaya gini..”

“Siip dah kalo kerasan. Terus rencana lu besok mo ngapain nih? Coz gue harus masuk kerja..” tanya Manda kalem.


“Gue mau ke pantai, of course. I love a beach!! Lagian tadi juga dah janjian sama cowok gue kan?” tanya balik Keysha.

“Iya deh kalo gitu. Enjoy and take your time yaah. Mumpung lagi ada di Bali, jangan kebanyakan molor lu!”


“Oke boss..”

“Eeh.. Laper ga lu, Sha? Nyari makan yuuk..” ajak Manda.


“Makan disini aja deh say, soalnya gue bawa ayam kfc neeh.”

“Waah gaya lu kaya piknik keluarga aja pake bawa bekal segala. Hahahaa..” celoteh Manda geli ngelihat Keysha yang sedang sibuk ngeluarin bekalnya.


“Yeew enak aja lu ngomong. Yuuk makan dah starving neeh say..” ajak Keysha sambil mencomot potongan ayam.

“Oke beib. Nasi nya tuuh ada di magic jar..”


Kedua sahabat karib itu menikmati makan dengan lahapnya sembari ngobrol-ngobrol nostalgia dengan seru. Setelah makan, mereka pun bersiap untuk istirahat sebelum besoknya akan menguliti pantai di pulau dewata.



Have a nice sleep.. Sweet dream yaah ladies..


#######


“Uuuh kereeen bangeet!!” seru Keysha dengan riang.

Terdengar kicauan burung-burung lautan yang beterbangan bebas di segenap penjuru lambaian udara yang terasa segar dan menyejukkan. Salah satunya mungkin burung camar.


Hangat pasir putih yang selalu setia berselimutkan pancaran sinar matahari terasa damai merekat di kedua telapak kaki yang sedang berdiri menantang lautan lepas. Didepan kedua bola mata, hamparan birunya samudera luas terbentang anggun nan elok beratapkan cakrawala. Panorama yang ada sungguh menggambarkan keanekaragaman komposisi warna indah tanah air beta.

Yuupz... Keysha Luna Djatmiko saat ini sedang menikmati dan merasakan hawa surgawi di tempat yang indah dan begitu menakjubkan ini. Surga dunia bagi para penggila wisata.


Sepanjang mata memandang di sekelilingnya, yang ada hanyalah lautan luas yang membentang indah, pasir putih, pohon-pohon kelapa yang nyiur melambai terkena angin lautan yang berhembus kencang, dan para cowok-cowok gokil pemuja ombak dari seluruh penjuru dunia. Mereka berada dalam kebersamaan. Together in togetherness...

“Angin bawalah ombak itu kemari!!” teriaknya lantang tak peduli dengan orang-orang disekitarnya.


Ternyata liburan kali ini begitu menyenangkan. Tetaplah seru dan sangat mengasyikkan. Surga para pelancong baik domestik ataupun manca negara, surga bagi para backpacker, dan tentunya surga bagi kaum Surfer. Hmm.. Saat ini pun, surga itu sudah terjamah oleh kehadiran Keysha dan juga Bre. Paradise Island...

Meskipun Manda tidak bisa join dengan Keysha karena harus sibuk on duty, dan walaupun Brian, cowoknya itu belum juga tampak batang hidungnya, namun Keysha tetap memutuskan untuk menikmati keindahan Pantai Kuta yang namanya begitu tersohor di seluruh penjuru dunia.


Mengalahkan nama induknya sendiri, yaitu Negara Republik Indonesia yang ironisnya malah terkenal dengan berbagai citra negatif. Negara ter-koruplah, negara pelanggar HAM lah, negara yang sering terkena musibahlah, dan lain sebagainya.

“Ngga masalah hang-out sendiri dulu sembari nunggu cowok tercinta gue. Lagian toh disini gue orang asing. Yeaah.. A stranger in paradise..” pikir Keysha dalam hati.


#######


Keysha tampak sudah mempersiapkan dirinya untuk menikmati keindahan Pantai Kuta, merasakan semilirnya angin lautan, menikmati guyuran sinar matahari Bali yang terasa seksi mengenai kulit setiap penikmatnya, dan tentunya pemandangan yang memacu adrenalin, yaitu melihat para surfer bergelut dengan tingginya ombak.

Berbekal sunblock, handuk dengan ukuran ekstra besar, dan tentunya kacamata hitam yang berfungsi untuk menambah kecantikan wajah yang dipunyainya dan untuk melawan teriknya matahari Bali.


Keysha yang mengenakan bikini warna lembayung mulai duduk untuk ber-sunbathing di bibir pantai. Tubuhnya yang seksi berkulit putih pun terbuka lebar hanya tertutup dengan two pieces set bikini. Sembulan buah dadanya pun terlihat mantap dan menantang.

Tungkai batang kakinya yang telanjang itu tampak panjang dan sangat menggoda, seakan dipamerkannya kepada para cowok yang tengah berlalu lalang di sekelilingnya. Paha dengan bulu lembutnya pun sedikit meremang terkena belaian angin pantai yang berhembus membelai mesra setiap jengkal kulit tubuhnya.


Sambil mengoleskan sunblock di kaki kanannya, mata indah yang berbingkai kacamata hitam itu memandang tajam kedepan.

Terlihat seorang cowok muda yang tampangnya terlihat cute itu sedang bergulat melawan ombak tinggi ditengah lautan yang sedang mengamuk resah, menderu dan bergulung-gulung menimbulkan jutaan buih.


Cowok itu tetap berjuang dengan gagah berani tanpa ada rasa takut sedikitpun mendera untuk menaklukkan ombak tersebut. He’s riding the waves, like a matador try to conquer the bull.

Hati gadis cantik kekasih Bre itu pun ikut berpacu dan berdesir cepat, ketika dia melihat cowok yang sedang menari-nari diatas ombak tinggi dengan papan surfingnya hampir terlempar dan hampir pula tertundukkan oleh amukan ombak yang seakan-akan tidak rela ditunggangi kaum surfer.


“Tenggelam pasti..” gumam Keysha seraya menaikkan kacamata hitamnya keatas kepala.

Namun apa yang di gumamkan oleh Keysha ternyata meleset. Cowok itu tetap berdiri tegak, dan kokoh diatas papan selancarnya.


Huuuft.. Hampir saja..” gumam Keysha dengan wajah yang tidak lagi terlihat tegang.

Keysha, gadis cantik anak Pak Lurah eeh.. Gadis cantik putri Burhan Djatmiko itu terheran-heran dengan apa yang tengah dilakukan cowok itu.


Bukannya takut ketika malaikat maut akan menjemput ajalnya, akan tetapi cowok itu malah tersenyum puas dan tampak berteriak keras ketika berhasil melewati hadangan ombak. Cowok itu terlihat sangat enjoy menikmati daredevil act yang baru saja diperagakannya dengan sempurna.

Mungkin saja malaikat maut berwujud ombak yang sedang dimainkannya akan dapat dengan mudah meregangkan nyawanya kapan saja, tanpa perlu bilang permisi.


Namun cowok itu tetap nekat dan tidak peduli dengan resiko yang harus dihadapinya, karena mungkin dia sudah tampak sedemikian akrab dengan tempaan gulungan ombak ganas yang mendera tubuh kekar miliknya yang berwarna cokelat gelap karena terbakar matahari Bali.

Melihat pertunjukan gratis yang sangat menggoncang adrenalinnya ini, jantung Keysha seakan berhenti untuk beberapa detik. Oh My God...


#######


“Hey!!” sapaan suara cowok terdengar di kedua telinga Keysha.

“Siapa siih?! Ganggu orang lagi asyiik aja..” keluh Keysha ngedumel.


Keysha Luna Djatmiko, gadis cantik juwita hati Bre itu pun hendak memarahi cowok yang dia rasa sedang mengganggu kenyamanannya menikmati para surfer yang sedang unjuk penampilan. Namun, tiba-tiba Keysha mendengar lagi cowok itu berujar,


“Excuse me, may I kiss your ass?? Eh.. Kiss your lips??”

“Brengsek banget neh orang!!” kata Keysha dalam hati dan segera melihat raut muka cowok yang sekarang terlihat cengar-cengir di depannya itu.


“Beiibbb!! Dasar yaa suka iseng!” teriak Keysha tapi dengan nada manja ketika mengetahui bahwa cowok iseng itu ternyata adalah kekasihnya sendiri.

Gadis cantik itu luluh, dan membatalkan niatnya untuk meluncurkan kata sumpah serapahnya kepada Bre yang sekarang telah jongkok disampingnya.


“Hehee.. Halo sayang. Nih gue bawain Rootbeer..” ujar cowok dengan rambut dreadlock seraya mengangkat satu kaleng minuman dingin yang ia bawa.

Keysha tersenyum simpul sambil menerima pemberian Bre, karena ia mengetahui kalo cowok ganteng kekasihnya itu terlihat menelan air ludah, ketika memelototi kemulusan batang pahanya yang licin berkulit putih.


Keysha langsung menjewer telinga Brian sewaktu mata elang cowok penggemar music cadas itu merayapkan pandangan matanya menuju kearah sepasang buah payudara yang tampak membusung dan terlihat jelas dengan lekukan lembah diantara kedua gunung kembar tersebut.

“Aduuh!!” teriak Bre merasakan jeweran ditelinganya sambil berdiri.


“Makanya jangan nakal yaa, matanya tuuh jelalatan genit tahu ga siih..” sahut cepat Keysha dan tiba-tiba membelalakkan matanya. Karena ketika Bre berdiri, ada sesuatu yang menonjol, dan mengacung keras dari bagian bawah tubuh Bre yang bercelana kolor itu mengarah kepadanya, tepat diwajah cantiknya.

“PlakK!” Keysha menyentilnya iseng.


“WadauwW!! Huaa!!!” Bre pun langsung terjatuh dengan kedua lututnya menapak pada pasir putih. Kedua telapak tangannya memegangi burung gagak kesayangannya yang sedang K.O. Wajahnya meringis menahan sesuatu yang gimanaaa gituu.

“Hahahaaa!! Duch kasian banget. Bangun.. banguun.. 1,... 2,... 3,.. 4,...” Keysha berdiri didekat Bre yang lagi terkapar, sambil memberikan hitungan layaknya seorang refree.


“Maaf ya Beib. Abis “itu”-nya ga sopan banget pake acara nodong ke muka Keysha..” kata pujaan hati Bre langsung merengkuh tangan Sang DonJuan untuk berdiri.

“Aahhh tega lu, Sha..”


“Iya-iyaa, maaf yaah..” ucap Keysha dengan menampilkan senyum termanisnya.

Kemudian, mereka berdua pun ngobrol dengan santai diselingi tawa keras dan cubitan-cubitan mesra. Tentunya, selama ngobrol itu Bre tak pernah lewat barang sedikitpun untuk selalu mengawasi gerak-gerik mencurigakan sepasang payudara ranum yang membulat kencang itu, yang terus dan selalu bergerak-gerak lembut menggemaskan, meski masih terbungkus bikini.


#######


“Shaa, dah siang banget neeh. Cari makan yuuk..” ajak Bre setelah menghabiskan waktu untuk berbincang dan memandang Keysha dengan segenap pesona yang dimilikinya.

“Oke.” Keysha menerima ajakan Brian dengan senang hati.


Cowok ganteng itu langsung mengulurkan tangannya kearah Keysha. Dan ia pun perlahan menyambut genggaman erat tangan Bre. Bre tersenyum manis menatap Keysha dengan raut muka bahagia yang membuat gadis jelita itu melayang ke awan biru dilangit Bali.

Saat menikmati makan siang berdua dengan Keysha di sebuah burger booth di pinggiran bibir pantai, Brian pun mengisahkan peristiwa-peristiwa yang dia alami menjelang dan sesudah mengikuti sidang ujian skripsi.


“Eh Beib, tadi Keysha ketemu sama gerombolan cowok-cowok berambut dreadlock loh. Gila dandanannya reggae culture banget. Keren-keren deh dan kaya nya akan ada party di night club gitu..” jelas Keysha kemudian menyeruput mocchiato ice.

“Masak seeh? Liat yuuk. Mau ga Sha?” ajak Bre tampak begitu tertarik.


“Ntar tanya Manda dulu aja dimana event-nya, sapa tahu dia ngerti..” usul Bre.

“Wah ide bagus tuuh, Beib. Tumben pinter. Hihihiii..” ledek Keysha sambil ketawa-ketiwi.


“Pinter lah. Dah sarjana kaleee..” sahut Bre cepat.

“HAHAAA!!” sepasang kekasih yang tampak serasi itu tertawa bersama didalam satu kebahagiaan.


Menjelang sore hari, Keysha dan Bre menghabiskan waktu bersama dengan menonton para pencinta surfing berlomba adu kepiawaian dalam menaklukkan ombak ganas di lautan biru pulau Bali, dimana juga terdapat Leak yang merupakan salah satu lambang, simbol, ataupun sebuah kesenian unggulan di Provinsi Bali.

“Pulang yuuk.” ajak Keysha.


“Gue anter ke kost-an Manda yaa..”

“Ngg.. Iyaa deeh..” jawab Keysha seraya menyunggingkan senyumannya.


#######


Sesampainya di kost Manda, Keysha pun segera beranjak untuk mandi karena merasa tubuh seksinya yang cuma berbalut bikini sewaktu sunbathing di Kuta tadi terasa lengket.

“Beib, Keysha mandi dulu yaa.”


“Oke, Sha. Biar gue tunggu di beranda aja deeh..”

“Okee.. Bentar yaah..” jawab keysha cepat.


Sementara Keysha asyik mandi menyegarkan tubuh, Bre pun tampak sedang asyik pula melihat-lihat area kost-nya Manda. Begitu hijau nan teduh, tapi tetap terlihat mewah berkelas. Berderet mobil punyapenghuni kost.

“Hi Briaan..” sapa dengan intonasi keras seorang cewek yang baru aja keluar dari sebuah mobil.


“Eeh.. Ngg.. Halo juga. Baru pulang kerja yaa, Nda??” tanya Bre gugup karena ketika sedang mengamati pohon anggrek, tiba-tiba aja Manda dateng nyamperin.

“Iyaa neh.. Eh kenapa ga masuk?” tanya Manda.


“Keysha lagi mandi, jadi gue tunggu disini aja..”

“Ooh gitu yaa. Ya udah gue masuk dulu ntar kalo Keysha dah kelar mandi, gue kasih tahu deh..”


“Oke, Manda..” sahut cowok berperut sixpack itu cepat.


Menit berlalu dan terasa lama Bre menunggu di beranda kost sampai kakinya kesemutan.


“Lama banget sih, gue samperin ahh..” gumam Bre seraya beranjak menuju kamar kos Manda.

“Auww!! iihh usil banget sih tangan lu, Nda. Auww!!” Brian mendengar suara pekik Keysha. Dia pun mengendap-endap menuju kearah kamar, dimana suara itu bersumber.


“Duuch seksinya sohib gue ini. Eeh.. Eeh jangan dipake dulu bajunya, Sha. Biarin pake bra sama g-string aja dulu and sekarang, coba lu bergaya diatas kasur deh.” Pinta Manda yang suaranya terdengar Bre yang sekarang sudah menempelkan daun telinganya dipintu kamar.

“Apaan sih lu, Nda..” rengek Keysha.


“Yeew gapapa kale. Katanya pengen bernarsis seksi? Gimana sih..” sungut Manda.

“Hehee. Iyaa deh. Tapi malu neh gue, Nda..”


“Gasah bawel deh. Percuma dong elu suka fashion tapi cemen ber-ekspresi. Dah, sekarang lu coba bergaya kaya model-model underwear gitu, Sha!” kata Manda bak pengarah gaya.

“Nah gitu siip. Wah bener-bener pinter lu bergaya, Sha. Pasti cowok lu bisa birahi, hihiii..”


“Yang lebih hot, Sha.” kata Manda terus memberikan semangat nakal.

“Gimana emang?”


“Bra nya lu lepasin pelan-pelan, udah gitu wajah lu berekspresi nakal.”

“Shreett..”


“WaowW!! Tubuh lu bener-bener ga nahaaaan. Gila seksi banget, Sha. Mana toked lu kenceng banget, sekel lagi. Eeh.. Tuu puting bisa pinky gitu resepnya apaan?”

“AuwW!! Aah!! Manda rese’ deh. Ngapain juga nowel-nowel, kan lu udah punya sendiri..” omel Keysha ketika sepasang toked mulusnya kena towel Manda.


“Gue gemeesss, Sha!! Wah beruntung yaa cowok lu yang ganteng itu..”

“Hahahaa!!”


“Sekarang coba nungging deh sekalian pamerin tuuh g-string baru lu, pasti lebih look sexy.” perintah Manda dan Keysha pun menuruti kata sahabatnya itu.

“Uughh gila, Sha. Nafsuin banget pose lu..”


“Sensual ya, Nda..?

“Bangeeetttt. Hihihiii..


“Udah ahh, udah. Nurutin elu bisa-bisa lu merkosa gue lagi..” ejek Keysha.

“Yeew rese’ lu ahh!! Gini-gini gue masih doyan cowok kalee..”


“HAHAHA!!” tawa kedua sahabat itu pun berderai.

Bre yang tengah nguping pembicaraan dua kaum hawa itu hanya sanggup dan mampu meneguk ludah dan memandangi nasib si otong yang udah mengeras, demi mendengarkan celoteh nakal cewek dan sahabatnya itu.

Bre pun spontan langsung membayangkan buah dada Keysha, yang kata si Manda tadi begitu kenceng, ranum, dan dengan puting berwarna pink. Ouughh!!!


#######


“TOK!.. TOOK!!..”


“Sha udah kelar belon mandinya?” tanya Bre dari luar kamar.

“Ooh iyaa, Beib. Sori-sori, keasyikkan ngobrol sama Manda jadi lupa neeh. Bentar yaa..” sahut Keysha cepat dan terdengar suara gaduh dari dalam kamar diselingi kekehan tawa dari Manda, sohibnya Keysha.


Setelah beberapa saat..


“CEKLEEKK...”


“Sori yaa, Beib. Hehehee.” Keysha pun cengar-cengir minta maaf.

“Gapapa kok. Take it easy..” jawab Bre cool.


“Eeh, gimana ntar soal event nya, Sha? Udah tanya Manda?”

“Event apaan sih? sahut Manda tiba-tiba aja nongol dari dalam kamar hanya memakai tanktop putih ketat, sehingga tali bra yang dipakainya pun terlihat balapan dengan tali tanktopnya. Tubuhnya juga tampak memikat.


“Gini, Ndaa. Tadi sewaktu jalan ke pantai, gue ketemu sama serombongan cowok-cowok keren dengan rambut dreadlock gitu..”

“Terus..” potong Manda.


“Emang ada event musik yaah? Kok mereka tadi kaya ngomongin soal pentas musik gitu..”

“Ngg.. Hmm..” suara dari mulut Manda terdengar, sambil jari telunjuknya di ketuk-ketukkan di pelipis mata dan tampak ia sedang berpikir.


Brian pun juga sedang berpikir bagaimana caranya mendapatkan view yang tepat untuk bisa melihat bongkah pantat Manda yang terbalut hotpants super pendek, sehingga tungkai kakinya pun tercetak menggiurkan.

“Gimana??” tanya Keysha.


“Iyaa, Nda. Ada ga acara musiknya??” timpal Brian.

“Sepengetahuan gue sih biasanya para Jamaican Style itu kongkow-nya di ROT R alias Reggae On The Rock. Tapi kayanya lagi ga ada event deh, Bre, Shaa..”


“Yaaah!!” jawab sepasang kekasih, Bre dan Keysha kompak.

“Gapapa lagi. Masih banyak hiburan kok di pulau ini.”


“Bener juga seeh. Ya udah kalo gitu gue balik ke penginapan dulu yaa..” pamit Brian.

“Oke Brian!!”


“Oke, Beib. Ati-ati yaa...”


#######


Selama liburan di Bali, Bre dan Keysha semakin terlihat mesra dan mesra saja. Totalitas tanpa batas telah mereka tunjukkan untuk menguliti pulau sensual ini.

Shopping dengan membeli barang-barang khas Bali, ke butik, mengunjungi distro-distro yang tersebar berjejer sepanjang jalan, melakukan olah raga sedikit ekstrim seperti diving, snorkling, juga bungee jumping sudah mereka jabanin.


“Kalo seneng di beli aja, Sha..” saran Bre di suatu siang disebuah mall di Lt.1.

“Bentar Keysha liat-liat dulu..” sahut gadis cantik seraya mengamati sepasang sepatu bertali rajut.


“Ga ahh!! Yuuk ke lantai atas saja.” ajak Keysha sambil menarik lengan Brian.

Mereka berdua mengelilingi mall tersebut komplit. Dari lantai1 sampai lantai paling atas. Ketika melewati lagi counter sepatu, Keysha kembali melirikkan matanya kearah sepatu yang tadi dipegang-pegangnya.


“Gimana? Beli ga?” tanya Bre lagi.

“Ga ahh!! Yuuk jalan-jalan lagi aja.” Keysha pun melangkahkan kakinya keluar mall.


Disepanjang jalan, kekasih Bre itu menekuk wajah cantiknya. Bibirnya manyun dan cembeyuut.

“Kenapa Sha kok cemberut sih? Inget sepatu yang tadi yaa? Kenapa ga dibeli aja tadi??” tanya Bre penuh perhatian ketika dilihatnya Keysha masih cemberut.


“Bagus sih sepatu tadi sebenernya. Tapi ga pas di hati..” kata Keysha bersungut-sungut.

“Aduuh Keysha, Keyshaa.. Yaa teranglah ga pas di hati. Namanya juga sepatu, ngepasinnya tentu di kaki laah. Gimana sih elu??” balas Brian berlagak bego.


“Niih makaan!! Ii.iiihhh!!” cubitan maut dari jemari lentik Keysha pun parkir di perut sixpack Bre.

“Ad.duhh!! ad.duuh Sha. Sakit. Hahahaa!! Eiittsss, ga kena.. Ga kenaa.. Weekzz!! Hahaa..” goda Bre sambil berjoget-joget ditempat umum. Untung aja ga ada yang ngelempar dia pake kacang ataupun pisang.


#######


Mereka berdua, Brian Kusuma Wardhana juga Keysha Luna Djatmiko selalu saja terlihat berjalan berduaan, bergandengan tangan, juga tak lupa saling menebarkan senyuman. Di selingi kecup ringan di kening Keysha.

Yuupz.. Seperti tak terpisahkan. Hari demi hari keysha habiskan bersama Guardian Angelnya- Brian. Pagi-pagi mereka sudah terlihat di Lovina, berjemur dengan melihat ombak sembari bersendau gurau berdua.


Siang harinya, mereka lewati dengan menikmati makan siang bersama di sebuah restaurant sea food didaerah Jimbaran, lalu pada saat sore hari ketika matahari Bali akan segera beranjak keperaduannya, Bre dan Keysha pun terlihat menikmati indahnya sunset seraya kongkow di warung italy, untuk sekedar santai ditemani secangkir kopi dengan kepulan aromanya yang wangi, yang tersaji dihadapan mereka. Melihat gadis-gadis Bali yang cantik menari pun tak mereka lewatkan.

Tentunya, Keysha yang ternyata juga seorang coffe-addict sangat menikmati kopi yang ada di depannya. Akan tetapi, diatas segalanya gadis cantik itu lebih menikmati waktu yang ia lewatkan bersama Brian, sang kekasih merangkap sebagai Guardian Angel-nya itu.


“Sha, ntar malem dinner di hotel gue yaa mumpung malam terakhir di Bali nih. Menunya lezat-lezat banget. Belon pernah gue makan ala kaum aristrokat gitu. Hehee..” ajak Brian.

“Hehee.. Bisa aja kamu, Beib. Oke dah setuju. Ntar biar kamu bawa mobilnya Manda pulang ke hotel terus jemput Keysha di kost-an Manda yaa. Gapapa kan bolak-balik?” saran Keysha gadis cantik pujaan Sang DonJuan.


“Oke sayang. Yaudah yuuk kita c’moon..”

“Yuuk mariii..”


Acara dinner pun segera menanti sepasang kekasih bahagia itu.......


####### 



#######

Thanks for Everything…

#######


Petang hari dibawah langit Bali, Bre tampak segar dan terlihat ganteng meskipun cuma berbalutkan T-shirt bergambar wajahnya Slash. Dari penginapannya, cowok penghobi musik cadas itu sudah siap berangkat menuju ke tempat kost Manda untuk menjemput Keysha.

“BRUUMMM.. BRUUMMM!! NGEEEENGGG.....”


Sesampainya di sana, Bre menunggu ceweknya beberapa saat di beranda depan kost yang banyak ditumbuhi tanaman sehingga terlihat asri dan menyejukkan pandangan mata.


“Haii..”


Bre yang masih asyik mengedarkan pandangan matanya di sekeliling beranda kost itu pun segera menengokkan wajah kearah suara yang menyapa dirinya.

Sempat terpesona beberapa detik. Tak berkedip dengan bibir sedikit melongo. Penampilan dan style Keysha petang ini memang benar-benar memikat. Cantik, anggun, dan seksi, tapi dengan wajah yang sedikit memerah.


Kekasih Brian itu mengenakan gaun panjang terusan dengan belahan yang nakal, karena agak tinggi di bagian tungkai batang pahanya yang sebelah kanan.

Saat Keysha melangkahkan kakinya yang panjang itu, batang paha kanannya yang putih bersih kelihatan dengan jelas dan detail. Bahkan, ketika Keysha menapakkan kakinya sedikit melebar maka bagian dalam paha sebelah kiri juga tampak samar-samar mengintip dari belahan gaunnya. Juga berkulit putih dan mulus bersih seperti halnya paha kanannya. Hmm.. Betapa cantik karunia Tuhan yang diberikan kepada Brian.


"Suit.. Suiittt!! Cantik banget nih Little Angel gue. Hehehee..” siulan usil dari mulut Bre bagaikan kenek angkot jurusan kampung rambutan.



Keysha tersenyum senang mendengar seloroh dari pujaan hatinya yang mengandung pujian itu. Seakan ingin menunjukan keelokan yang lebih dari dirinya, gadis cantik itu segera memutarkan tubuh bak seorang balerina profesional.


Sungguh, kali ini pemandangan yang Bre saksikan jauh lebih mempesona, karena ternyata oh ternyata, Backless. Punggungnya terbuka lebar sampai ke bagian bawah dengan model huruf V.



Bre sangat yakin kalau ceweknya itu pasti tidak mengenakan pembungkus daging buah dada a.k.a bra. Karena jikalau memakai bra, maka akan terlihat aneh mengingat gaun panjang terusan yang dipakainya itu memang sengaja dibuat untuk mempertontonkan punggung pemakainya


“Melototnya udah dulu, Beib. Dilanjut ntar aja. Yuuk berangkat..” ucap Keysha sambil senyam-senyum sehingga raut wajah putihnya semakin memerah.

“Hehehee.. Yuuk..”


#######


Bak pangeran ganteng dan putri cinderella, Bre dengan mesra merangkul pinggang ramping Keysha yang berlekuk bak biola dari andalusia, berjalan kearah mobil.

Begitu sudah berada didalam mobil, Brian pun dengan berani mengecup bibir Keysha sang Juwita Hati, yang merah merekah dan tampak basah itu.


“Iiih nakal, main serobot aja nih..” protes Keysha tapi tetep mempersilahkan cowok ganteng itu nge-kiss bibirnya.

Kulit mulus punggungnya yang terbuka pun langsung dibelai lembut oleh Bre dengan tarian jemari tangannya.


“I Love Youu, Sweety.” bisik mesra Brian didekat telinga gadis cantik itu dan kemudian memeluknya erat, hanya untuk memastikan apakah Keysha mengenakan bra atau tidak.

Dan ternyata dugaan Bre tepat sekali, karena saat dada yang membusung indah berbalut gaun itu di tekan erat ke arah dadanya, langsung terasa gumpalan daging buah payudara ranum yang kenyal tanpa terlindungi bra.


Denyut kontie dan jantung cowok cool itu langsung berdetak serempak kompak bersamaan, bagai irama orkestra arahan Erwin Gutawa.

“Love You Too.. Cari-cari kesempatan yaah..” ledek Keysha karena mengetahui akal bulus cowoknya itu.


“Hahaa..” Brian hanya tertawa mendengar ucapan Keysha.

Laju dan melajulah mobil itu menuju hotel tempat Brian menginap. Entah sengaja atau tidak, tangan Keysha diparkirkannya dengan mesra melingkar di pinggang Bre, sehingga tokednya yang ranum membusung indah sebelah kanan itu menempel erat.


“Kok bisa tampil wah kaya gini, Sha? Gila cakep banget banget.” tanya Bre dengan melirikkan pandangan mata menyusup di belahan dada Keysha dan mencoba untuk mencari di mana sepasang puting yang kata Manda berwarna pink itu berada.

“Jelaslah, Beib, Keysha gitu looh. Hihihiii.. Ngg.. Manda yang ngarahinnya dan ternyata hasilnya perfect..” jelas Keysha bangga.


“Kamu juga tampil ganteng kok, Beib. Meski cuma pake T-shirt doang. Tetep mempertahankan jati diri nih ceritanya??”

“Yooa, Sha. Brian gituu looh!!”


“Yeew, ikut-ikutan!! Ii..iiihh!” cubitan Keysha pun langsung mendarat di pinggang Bre.

“Auuww!! Sakit tau!!” jawab Bre sambil meringis.


“Biarin. Weekzz!!” sahut Keysha mantap.

“Ehh btw, tadi waktu di kost kok wajah lu merah emang kenapa, Sha?” tanya Bre tiba-tiba.


“Ngg.. Eeh.. Mmm.. Anu.. Ntar aja deh Keysha ceritain sekalian makan malam..” ujar cewek Brian tampak gugup-gugup gimanaaa gituuu.

“Iyaa deh, Sha..”


#######


Akhirnya, hotel tempat menginap Bre sudah kelihatan dan dia segera mencari tempat parkir. Saat turun dari mobil dan ketika berjalan memasuki ke dalam restoran hotel itu, Keysha langsung melingkarkan tangan kanannya ke pinggang Bre. Erat. Seakan mengatakan, bahwa cowok ganteng yang sedang dipeluk ini adalah miliknya seorang.

Mereka berdua memilih tempat yang paling ujung dideket pohon kelapa karena memang restaurant hotel ini menawarkan dua space bagi para tamu, yaitu indoor maupun outdoor. Keysha duduk di sebelah kiri Bre. Tampak begitu manja bergelendotan dilengan kokoh Brian. Mesraa Booo’...


Ketika makan, Keysha pun selalu merapatkan tubuhnya kearah Bre. Seakan takut terlepas.

“Gue bener-bener bahagia banget, Sha. Fyuuh.. Pada akhirnya bisa pacaran sama cewek cantik yang membutakan mata.. Hehee.” ucap Bre seraya mengusap-usap kulit lembut punggung Keysha yang terbuka. Uughh mulus bangeeettt...


“Aah bisa aja kamu, Beib. Keysha juga bahagia banget kok bisa punya pacar kaya Brian Kusuma Wardhana. Mmphh..” kata Keysha disertai lenguhan tertahan yang keluar dari bibir merah basahnya, ketika merasakan usapan lembut Bre yang dirasakannya begitu sensual mengelus setiap kulit punggungnya yang terbuka lebar. Bulu kuduk disekitar tangan dan leher belakang nya pun meremang.

“Eeh, emang tadi kenapa wajahnya kok merah??” ulang pertanyaan dari Bre sambil terus mengusapkan pelaan telapak tangannya semakin kebawah hingga dia bisa merasakan karet celana dalam yang dipake Keysha.


“Ga’ ahh malu. Eengghhh..” jawab Keysha kembali dengan lenguhannya.

“Kenapa malu, sayang? Hmm..?” tanya Bre berbisik dan kali ini merayapkan tangannya perlahaaan kearah pingggang samping dari tubuh Keysha.


“Ngg.. Tadi.. Mm.. Tadii Keysha nge-gap-in Manda sedang eM eL sama cowoknyaa.. Aakhh! uughh!” ucap kekasih Brian terbata-bata karena merasakan sensasi dari rabaan telapak tangan Bre.

“Hot ga Sha, mainnya..?” bisik Bre berusaha terus membangunkan gairah gadis cantik yang sekarang terlihat mengerenyitkan kening dan sedikit menggigiti bibir merahnya sendiri.


“Iii.iyaa.. Hot bang.ngetshh.. Aaghhh!! Ouughh! Beib..” sahut Keysha cepat, kali ini sedikit dengan pekik kecil, karena dirasakannya jari Bre menyusup lewat bawah ketiaknya dan langsung meremas serta mengurut lembut buah payudaranya yang sebelah kiri.

“Lu horny dong, Shaa? Pasti Manda mengerang-erang penuh nikmat gitu. Iyaa??” Bisikan iblis dari mulut Bre terus menerus membombardir hati, jiwa, dan perasaan Keysha.


“Iii.iiyaaa.. Sshhh! Umpphhff!! Beeiiibhhh!” jawab Keysha mendesah penuh dengan rasa nikmat karena sekarang ini puting mungil dengan hiasan warna merah itu sudah kena pilin oleh jari jempol dan telunjuk Bre.

Ketika masih menikmati rangsangan yang membelai tubuhnya, tiba-tiba Brian menghentikan semua kegiatannya secara mendadak. Sehingga Keysha pun terlihat tampak tanggung.


“Kok berhenti..?” tanya gadis cantik itu protes.

Ekspresi kecewa segera terlukis diwajahnya yang semakin memerah dibakar gairah. Tak-tik yang dijalankan Bre memang jempolan, karena terbukti Keysha pun langsung bereaksi keras.


#######


“Give me your room key, and come with me..” ucap Keysha sembari menatap wajah ganteng cowoknya dengan mata manja bergairah.

“Eeeh.. Jangan main tarik gitu dong, jatuh neeh..” kata Bre kaget dan terhuyung kehilangan keseimbangan.


“Aaaahh berisik. Emang enak jatoh? Weekzz!!” jawab Keysha sambil meleletkan lidah lancip yang tentunya akan sangat menjanjikan kenikmatan jikalau terkuas olehnya.

Lengan Bre pun ditariknya lagi. Kali ini dengan tak sabar dan sedikit tergesa. Sahabat Karebet itu diajak Keysha berjalan menyusuri koridor hotel, dimana mereka akan melewati malam bersama.


Seakan-akan jarak tempuhnya terasa jauh, langkah kaki mereka berdua semakin bergerak lincah dan cepat dengan rpm tinggi. Brian dan Keysha, sepasang kekasih yang sedang dimabuk indahnya asmara berhenti didepan sebuah pintu kamar, membukanya dan kemudian memasuki kamar dengan single bed yang besar. Harum dan tampak lux interior dalam kamar tersebut, meski bergaya traditional classic.

“Ga usah dinyalain aja lampunya, Sha. Silau. Pake lampu tidur aja juga dah terang kok.” saran cowok berambut dreadlock rasta yang juga seorang guitar-whiz itu kepada Keysha, Sang kekasih.


Ada sedikit keragu-raguan didalam hati Bre. Deg-degan dan merasa gimana gitu cuma berdua dengan Keysha.

Keysha tersenyum manis mendengar saran permintaan Brian.


“Biar lebih romantis gitu yaa, Beib? Emang nya mau ngapain sih? Hihihihiii..” goda Keysha nakal sembari mengerlingkan mata dengan genit.

Brian cuma garuk-garuk kepala seperti biasanya. Wajah gantengnya terlihat memerah malu mendengar canda Keysha. Aseemm, Sang DonJuan dibuat mati gaya.


Keysha membatalkan niat untuk menyalakan lampu kamar hotel. Tak berapa lama, Bre sudah di tarik lembut ke arah ranjang empuk. Korden kamar masih belum tertutup dan tetap dibiarkan terbuka, sehingga pancaran sinar cahaya lampu dan sinar bulan yang memancar dari luar kamar atau dari kebun bunga masih bisa menerangi suasana didalam walaupun temaram.

Bre terduduk diujung ranjang, sementara Keysha berdiri tepat dihadapannya. Wajah cantiknya menunjukkan kalo dia masih diliputi gejolak hasrat birahi gara-gara dia ngintip Manda sedang berasyik masyuk sama cowoknya, ditambah dengan rabaan Bre tadi.


#######


Nafsu cowok yang akrab dengan Bik Sumi itu mulai terbangun dengan suasana romantis yang sudah tercipta. Bre menatap wajah cantik Keysha, tangannya mulai terulur menjamah dan mengusap pinggang ramping yang berlekuk dari tubuh seksi yang sedang berdiri dihadapannya.

Mulailah dilepas dan diturunkannya perlahan tali gaun panjang terusan Keysha, sehingga Bre bisa langsung melihat dan mendapati bongkahan sepasang payudara mengkel yang tadi sempat dinikmatinya, walau sebentar.


“Benar-benar indah. Uughh.. Kenyal dan begitu kencang. Sangat menggairahkan.. Muluusss banget..” gumam Brian polos dengan pandangan mata yang nanar ketika keindahan payudara Sang kekasih terpampang dengan jelas dihadapannya.

“Semua keindahan yang tersaji sekarang adalah milik my Cupid. So, enjoy it..” ucap Keysha bangga ketika dilihatnya cowok ganteng itu masih memandang kagum terhadap sepasang buah payudara miliknya yang memang benar-benar memikat.


Brian Kusuma Wardhana, cowok idola kampus yang sekarang telah menjadi kekasih Keysha itu mulai menjilati kedua daging buah dada Keysha dengan perlahan. Disusurinya inci demi inci kelembutan setiap kulit pembungkus payudara itu.

“Oouughhh!!” Keysha melenguh mulai merasakan nikmat.


Dielusnya rambut dreadlock Bre yang dikucir rapi, sementara itu bibir Bre tetap asyik mengelomoh dan menguas keseluruh permukaan payudara Keysha.

Sesekali digigit-gigitnya, sehingga menciptakan warna merah di kulit dada Keysha yang putih mulus itu. Tiba-tiba saja, Jilatan Bre yang tadinya begitu lembut dan halus berubah menjadi seperti cubitan nakal dengan menangkupkan kedua bibirnya,kemudian dikatup-katupkan erat di kedua puting mungil berwarna merah muda segar, yang menandakan kalo sepasang puting imut punya Keysha itu belum pernah ada yang menjamahnya.


Keysha berkelojotan dan meliukkan tubuh seksinya ketika merasakan serangan bibir Bre.

“Beib, enn.nyakk. Gelii.ii.. mmpphhfff!!” rengek manja Keysha terhadap sentuhan lidah Bre yang nakal dan tak mengenal sopan santun dan tata krama.


“Kamu bener-bener cantik, sayang. Sangat menggairahkan..” ujar Bre lirih sambil menikmati ekspresi Keysha yang sudah mulai terombang-ambing rasa nikmat.

#######


Keysha Luna Djatmiko sudah berdiri di hadapan Bre dengan pose seksi hanya dengan bercelana dalam tipis. Gaun panjang terusannya sudah tanggal dan merosot kebawah. Tak berlama-lama, dengan wajah yang menggoda birahi Brian, gadis cantik itu segera memelorotkan celana dalamnya sendiri dengan sedikit meliukkan pinggulnya tepat didepan kekasihnya itu.

Erotis dan terasa begitu sensual ketika Keysha melakukan setiap gerakan demi lolosnya celana dalam dari kemaluannya. Sekarang Keysha sudah telanjang bulat bagai bayi yang baru lahir. Gilaa!! Tubuh yang benar-benar sempurna dimata elang Bre.


Disaat Bre masih menikmati pesona tubuh indahnya yang sudah bugil total siap santap, Keysha mulai menyerang dengan membuka dan melepas T-shirt yang dikenakan Bre, yang bergambar wajah Slash dengan rambut keriwilnya.

Uughhh.. Tubuh yang tegap dan atletis. Dengan susunan tulang rahang yang kokoh, pundak yang tegap, dada yang bidang, diikuti dengan perut yang sixpack karena melahap 100 sit up disetiap pagi dan sore.


Keysha mulai dengan menyusurkan bibir tipis dan lidah lancipnya untuk mencumbu Bre. Leher, pundak, dan dada terkena lumat sehingga meninggalkan jejak basah. Cowok dengan postur tinggi itu pun menggialkan tubuhnya menahan geli.

“Ssshhhh!!! Uummphhh!” desah Bre kegelian.


Semua serangan lidah Keysha bermuara di puting Bre. Dikulum dan disedotnya puting cokelat terang itu dengan perlahan. Mata indah Keysha terpejam ketika lidah lancipnya mengulik-ulik puting Bre.

Keysha bener-bener meresapi dalam menikmati tubuh Bre. Mencumbu dan terus mencumbu dengan rangkaian nafsu yang semakin naik.


Brian Kusuma Wardhana pun tak kuasa untuk tidak menggelinjang ketika mendapati perlakuan Keysha yang lembut tapi dirasa begitu erotis terhadap setiap bagian tubuhnya.

Keysha mendudukkan tubuh telanjangnya yang beraroma wangi itu diatas pangkuan Bre, saling berhadapan dan merangkulkan kedua tangan mulusnya melingkar dileher Bre. Saling bertatap mata. Ada cinta disitu, dan ada pula nafsu didalamnya.


Jika dilihat posisi mereka berdua dari samping, maka akan terlihat buah payudara Keysha yang sintal berkulit putih nan lembut itu, menggelantung kencang tanpa kendor sedikit pun oleh gaya gravitasi bumi.

Seandainya mampu, bumi pun enggan menarik sepasang buah payudara kebanggaan Keysha. Ooh Shitt!! Pemandangan yang sangat menggugah nafsu syahwat bagi siapa saja yang melihatnya. Sangat sensual..


#######


Tungkai batang kaki jenjang Keysha juga melingkar mesra dipinggang Bre. Bre mendengus, siap untuk meledakkan api gairah yang mulai menggelegak dari dalam tubuhnya.


Lidah nakal Brian dengan cepat melakukan serangan gerilya yang mematikan. Menguas, dan melumat habis leher jenjang yang mulus itu. Keysha mendongakkan kepalanya keatas dengan mata terpejam, sehingga memberikan keleluasaan lebih bagi Bre untuk meng-explore sumber kenikmatan yang tersembunyi dibalik leher berkulit putih itu.

“Aaakhhh Beib!! Ter.teruu..uusshhh!! Uuughh!!”


Setelah puas menarikan lidahnya disekitar leher, Bre pun dengan perlahan mulai menjamah pundak putih dan dada Keysha. Mengecup, menjilat, dan menyedot-nyedot dengan penuh perasaan.

Ooughh!!.. Mmpphhff!! Nikmaa.aattt Beibb!.. nik.nikmaatt bang..hhettsshhh!!” desah Keysha semakin menjadi-jadi.


Dengan refleks, Keysha pun terlihat mulai menggosok-gosokkan selangkangannya yang terlihat berkulit lebih putih dari bagian kulit tubuh yang lainnya, dipangkuan Bre. Meng-goyangkannya dengan gerakan sensual.

Lipatan bibir meki nya pun tak ayal bergesekan dengan batang perkasa kelakian Bre yang sudah terlihat keras menantang. Goyangan dan liukan tubuh telanjang Keysha diatas pangkuan Bre sungguh erotis dan nakal.


Apalagi ketika kedua tangannya diarahkan keatas kepalanya sendiri dengan punggung telapak tangan saling menempel. Wuiihh!!.. Ngonakin bangeetsshhh!!!

“Beiibb, Keysha pengeeenn..” ucap manja Keysha dengan erangan nikmat.


Tanpa menurunkan tubuh telanjang Keysha dari pangkuannya, Bre berdiri, menggendong dan meletakkan Keysha diatas ranjang. Dengan menggerakan tangannya dengan cepat, cowok rupawan itu langsung melepas dan memelorotkan celana panjang kemudian celana dalam yang dipakainya.

“WooW!!” pekik Keysha kaget dan terpana lalu terdiam.


Kontienya sudah terhunus berdiri tegak dan telah siap mencari sarungnya. Kekar, panjang, dan dikelilingi tonjolan otot-otot. Sangat gagah. Batang Kontie yang sudah pernah meng-eksekusi meki perawan Ibu Carissa itu mengacung menodong wajah cantik Keysha.

Alam bawah sadar Keysha segera memerintahkan dirinya untuk segera beraksi terhadap batang kontie yang sedang menodongnya minta upeti.


Tangan halus berjemari lentik Keysha segera mengusap, dan mengelus lonjoran batang yang penuh dengan kenikmatan yang masih tersembunyi itu. Ditariknya tubuh tegap yang berdiri didepannya itu untuk lebih mendekat, dan Keysha pun mulai memainkan batang kontie berotot di bibir tipisnya.

Disapu-sapukannya perlahan seakan sedang memakai lipstik. Tarian lidah lancipnya mulai beraksi diantara celah kecil ujung kepala kontie Bre. Mengulik-uliknya keatas dan kebawah, memanjakannya dengan sentuhan lembut yang hangat.


Keysha juga menelusuri setiap lekukan profil helm kontie dengan ujung lidahnya yang basah. Dijilatnya memanjang, untuk membasahi sekujur batang kontie berurat itu. Dan pada akhirnya, tonggak kejantanan Bre tersebut secara perlahan namun pasti mulai terbenam kedalam mulut berbibir seksi punya Keysha.

“Aaagghhhh.. Nikmaattt, Shaa. Ter..terusshhh!! bel.lajaar d.dari mannaa..aahhh!!”


Batang kontie itu dijilat telak dan kemudian Keysha pun masukkan kedalam mulutnya lagi lebih dalam, dan langsung dikulum-kulum penuh nafsu. Pilinan lidah merah basahnya juga sangat memabukkan Bre. Sangatlah nikmat.

Keysha menatap wajah kekasihnya yang sedang dilanda kenikmatan sebentar. Dia tersenyum manis.


“From moviee..” jawabnya singkat.

Dan kemudian gadis cantik itu mulai mencoba menelan batang kontie berotot itu semakin dalam dan bertambah dalam sampai mentok dipangkal tenggorokannya.


#######


WaoW!! Percobaan deepthroat sedang diperagakan oleh Keysha. Sesekali lidah lancipnya terlihat terjulur membalur pangkal batang kontie Bre yang sedang kena deepthroat dalam mulut mungil Keysha. Terlihat bibir Keysha menganga lebar ketika tersumpal batang kontie aktivis kampus itu.

“Sshhh!!! Uummphhfff!! Sshhh!!!”


Bre semakin mendesah merasakan service oral yang begitu membuai, yang sedang didemonstrasikan oleh cewek cantik itu. Bre dengan lembut mengusap rambut sunsilk Keysha.

Lonjoran kontie itu terlihat keluar masuk, keluar masuk dan mendekam beberapa saat didalam kehangatan mulut Keysha, sebelum dikeluarkannya lagi. Hmm.. Terlihat semakin basah mengkilat saja batang kontie itu oleh air liurnya.


Seakan total dalam memberikan kenikmatan pada Bre, Keysha pun tak luput untuk menguaskan lidah dan mengulum buah zakar Bre. Dia menjilat halus, menghisap perlahan, dan dengan tangan lembutnya yang terus-terusan mengocok kontie Bre dengan cepat.

“Ouughhh!.. enak bang.ngettt, Shaa..” lenguh Bre seraya memejamkan mata.


Dimasukkannya lagi kontie itu ke dalam mulut berbibir tipis Keysha. Hanya separohnya. Keysha mengulum, menjilat seperti sedang menikmati es krim dan separohnya lagi dari batang kontie berurat itu dikocok dan diurutnya lembut.

“Shaa, gantian yaah..” bisik Bre karena ga mau jebol duluan sebelum menikmati meki Keysha.


Dibaringkannya tubuh telanjang bulat Keysha, dan Bre segera naik keatasnya dengan bertelekan di kedua lututnya.

“Beeiibb! Ouughhh!.. Ssshhh!” desah Keysha saat kekasihnya mencium dan mencumbu leher panjang berkulit putih mulus dengan penuh nafsu.


Harum tubuhnya semakin membangkitkan birahi Bre yang sudah sangat siap meledak.

“Keyshaa sayang, guee.. Nnggg.. gu.gue mulai yaah..” ujar Bre grogi sambil menatap Keysha penuh arti dan Bre pun kembali melanjutkan cumbuan dengan mesra.


Bibir tipis Keysha yang berlipstik merah muda itu kini menjadi sasaran target untuk disantapnya. Dikulum dengan penuh gairah. Lidah Bre pun tak tinggal diam. Berkelana, menjajah, dan menjarah setiap kenikmatan disemua sudut mulut dan bibir Keysha.

Kedua lidah mereka saling beradu, sehingga menimbulkan suara kecipak yang sangat harmonis. Hembusan napas mereka semakin menderu, dengusan birahi sudah memenuhi kamar.


Puas dengan ciuman di bibir, lidah Bre bergerak diam-diam, menyusuri dan mulai mencium, mencumbu juga menguaskan lidah seakan menggambar di leher jenjang Keysha. Setelah dirasa cukup, lidah Bre segera beranjak ke dada.

Dihisapnya buah dada sekel berkulit putih lembut yang sebelah kiri, sementara itu jari-jari tangannya yang nakal terlihat sibuk memelintir dan memilin puting merah muda Keysha yang sebelah kanan.


Oouughhh.. Semuanya itu membuat Keysha berkelojotan menahan sensasi yang terus mendera tubuhnya. Ketika lidah Bre berpindah ke payudara sebelah kanan, tangannya pun dengan berani mulai menjulur ke bagian bawah dari tubuh sintal Keysha.

Keysha yang sudah dimabuk rasa nikmat pun dengan senang hati membuka kedua tungkai kaki jenjangnya lebih lebar lagi, dan mengharap kearah sana lah jemari Bre akan bermuara.


#######


Perut rata dan puser bersih Keysha dirabanya, diusap dengan gerakan memutar beberapa saat sebelum merayap lagi kearah lebih bawah. Bulu-bulu lembut yang halus dan tipis di atas belahan meki itu , diusap-usapnya searah jarum jam sambil ditekan.

“Terr..rrusshhh!! Beibb.. Aaakhh!” desah Keysha lirih.


Bre mengangkat dagu bagai lebah bergantung itu, ditatapnya wajah jelita Keysha yang seakan memohon untuk segera diberi secawan nikmat.

Diciumnya Keysha sekali lagi dengan ciuman penuh gairah yang menggelegak. Kemudian, Bre bergerak dengan merayapkan bibir juga lidahnya dengan pelan, mencumbu setiap hamparan kulit mulus tanpa cela yang dilewatinya dan semakin menuju kebawah, kearah selangkangan Keysha.


Bre merundukkan tubuhnya untuk membuka kedua tungkai kaki langsing itu, dan dengan segera mulai merabakan jarinya diatas sebuah gundukan yang terbelah menjadi dua bagian dan tampak masih begitu sempit seakan hanya membentuk sebuah garis.

Gundukan meki itu lipatan celahnya mulai lembab, sedikit lengket oleh cairan rangsang yang sudah mulai keluar sebagai tanda bahwa meki itu sudah siap di eM eL in oleh batang kontie Brian Kusuma Wardhana.


“PLEEPPHHH..”

Dibukanya lipatan bibir meki Keysha yang tampak masih segaris itu. WaoW!! Rongga didalamnya terlihat segar dengan warna merah muda. Bergerinjal dan sudah mengedut seakan siap menggigit apa saja yang akan memasukinya.


“Aaaghhh!! Mmpphfff!!” erang Keysha tertahan, ketika lidah nakal Bre sudah menjilat meki dan clitoris mungil untuk beberapa saat.

Sekarang, jarinya ikut berdansa menarikan tarian erotis diatas meki berambut tipis lagi halus. Bre meraba, mengusap lembut, hingga mencoba memasukkan jarinya di liang meki sempit itu perlahan. Begitu sempit yang dirasakan Bre ketika mencoba untuk mengeluar masukkan jarinya seruas buku jari telunjuk.


“Oouugghh!.. Mmphh!!”

Gerakan jari telunjuk Bre membuat Keysha merasakan sensasi luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.


Kini, lidahnya Bre gantian yang bergerak liar. Menjilat serta menguas dari atas ke bawah tepat di celah bibir meki Keysha. Menggigitnya kecil, menarik bibir meki, dan berusaha untuk mencoba memasukkan batang lidahnya ke dalam liang meki Keysha.

“Gilaa!!.. Beibb!!.. Uughh! Yee..eeeshhh!!..”


Rambut dreadlock punya Bre pun diacak-acaknya.

Pekik jerit Keysha semakin membuat Bre bertambah liar. Diangkatnya satu paha mulus yang padat berisi itu dengan sebelah tangan, agar supaya celah bibir meki Keysha menjadi lebih terbuka.


Jilatan dan cumbuan Bre semakin liar, dengan berpindah ke kedua sisi paha Keysha, kemudian kembali lagi ke meki dan kadang juga menyelinap ke lubang pantat.

Ooghhh.. Benar-benar tak terkira rasanya. Geli dan Nikmaat. Gerakan jari Bre yang mengusap-usap clitoris dan bibir meki Keysha semakin cepat. Kemaluan Keysha pun semakin basah dan becek sehingga suara berkecipak pun tak bisa dihindari.


Bre menambahkan kecepatan usapan jarinya yang bermain liar di celah meki Keysha. Dan dapat ditebak, gelinjang tubuh bugil Keysha yang sudah tampak berpeluh semakin menjadi-jadi, diiringi desahan napas yang menderu dan jeritan birahi. Dengan cepat jari Bre yang mengusap meki berhenti dan langsung digantikan oleh lidahnya.

“Beibb!!.. Aakhhh!!.. Bbeiib!!.. Uummphh!..” jerit Keysha penuh nikmat dengan menggigit bibir tipisnya sendiri.


Jilatan cowok ganteng penggemar Thrash Metal itu berhenti sejenak, ditatapnya wajah cantik Keysha yang sudah memerah menahan ledakan dari arah bawah. Bre mulai menjilat lagi clitoris mungil Keysha yang sudah mengeras.

Dihisap, dijilat, dan ditarik perlahan kemudian disedotnya dengan keras. Berulang kali dan berkali-kali. Variasi serangan dari Bre semakin membuat Keysha belingsatan.


“Bbeeibb!!.. Keysha..aahhh!! ga ta,tahann!! Ouughh! Sshhh!!”

Tapi lumatan bibir dan lidah Bre terhadap meki peret Keysha semakin kencang kemudian malah berhenti. Bre memang sengaja mempermainkan gairah Keysha sehingga Keysha akan semakin bertambah hot nantinya.


Bre, Sang DonJuan sekarang mendaki tubuh seksi Keysha sembari mencium, dan melatakan lidahnya ke sekujur tubuh molek yang sudah pasrah untuk di eM eL in itu. Jemari tangannya mulai mengusap bibir meki lagi dengan diselingi mengurut clitoris.

Keysha pun kembali menggelepar bagai ikan yang keluar dari air, menikmati betapa lihainya permainan jari Bre. Jilatan yang dilakukan pejantan ganteng itu telah sampai di kedua bongkah susu putih yang begitu membusung milik Keysha, dan langsung melumatnya tanpa ampun.


Dengus napas Bre yang hangat menerpa kulit halus payudara Keysha, membuat birahi cewek cantik itu semakin tinggi. Karena semakin cepat jari itu bergerak mengusap dan mengurut clitoris, maka Keysha pun tak tahan lagi..

“Key..Keyshhhaaa.. Keluaa..arrrgghhh!!!!.. Sshhhh!!”


Bersamaan dengan ledakan gunung birahi nya, tubuh telanjang bulat yang berpeluh dan tampak begitu sensual mulai menggelinjang dan berkelojotan keras menghentak. Tak ayal, tungkai kaki Keysha yang panjang dan padat berisi pun ikut menyentak-nyentak, ketika cairan orgasme terasa mengalir keluar dari liang meki peret kebanggaannya.

“Oouughh, Beibbhhh!!.. Aakkhhh!!.. Nikhh.nikmattshh!!”


Keysha Luna Djatmiko terlena dengan hantaman orgasme yang meluluh-lantakkan tubuhnya. Dia tersenyum penuh kepuasaan. Sorot matanya yang redup mengiringi seulas senyum manis dibibir tipisnya kearah Bre.

“Suit-suit!! Meki kekasih hati basah banget, euy!! Hehehee..” goda Bre sambil tergelak.


#######


Keysha tersenyum melihat tingkah Bre. Dan dia merasakan kalo jari pemuda ganteng Sang kekasih itu masih betah berada diseputaran selangkangan dan meki. Bergerak-gerak sehingga menimbulkan bunyi berkecipak.

“Kamu siih Beib, nakal..ii.iiihhh!!” ucap Keysha manja kemudian mencium bibir Bre.


“Gue bersihin yaa, Shaa..” bilang Bre singkat.

Dikecupnya kening Keysha dengan lembut sebelum bergerak perlahan kearah selangkangan yang putih bersih. Kedua tungkai batang kaki jenjang Keysha direntangkanya lebar. Tiba-tiba, dielus dan dipilinnya nya ujung clitoris yang masih tampak membangkak merah itu.


“Aauuww!!”

Keysha terlonjak kaget, dan tidak menyangka dia akan mendapat serangan kejut yang terasa bermuatan arus listrik.


“Iiii..iihhh nakal bangeet siih!!” ujar Keysha seraya memelototkan kata beningnya galak kearah Bre yang malah senyam-senyum ga jelas.

“Brian, nakal!!”


Wajah ganteng Bre maju mendekat kearah meki berbulu halus. Bibir meki Keysha semakin memerah setelah dikucek-kucek jari tangan Bre yang nakal. Meki yang tampak basah oleh cairan nikmat itu mulai dijilatnya perlahan dan penuh perasaan.

“Ouughhh!!.. Beibb.. Ge.gelii..” kata Keysha dengan tubuh bergetar.


“Aaaghhh!!.. Feel so good.” tambahnya.

Dijilatnya dari ujung bawah lipatan meki keatas menuju clitoris, begitu berulang kali. Sesekali, lubang pantat yang berbulu halus pun dijilatnya, dan lidah Bre juga berusaha untuk nyelip masuk. Ooughh.. Menggelitik birahi Keysha yang baru saja terpuaskan.


“Auuwhhh..” desah Keysha tertahan.

“Gimana Sha?? Enaakk??.. Hmm..??” tanya Bre mengintip dari balik selangkangan Keysha yang putih dan tampak licin oleh peluh.


“Iyaah, Beibb. Enak banget..”

“Masak seh?? Ngg.. Kalo sama yang ini?” tanya Bre sambil berlutut dan memainkan batang kontie berototnya yang masih tetap berdiri tegak itu. Tiba-tiba, tonggak kejantanan Bre dipukul-pukulkannya perlahan kearah meki Keysha. Seperti penabuh bedug masj*d. Dung.. Duung.. Duuung...


“Auwh.. Auwhh!!.. Nakal banget deeh, ii.iiih, Beiibb!!” rengek Keysha manja diikuti tarikan nafas birahi yang mulai keluar lagi.

Bre terlihat asyiik memukul-mukulkan perlahan batang kontienya tepat di belahan meki Keysha. Di gosok-gosokkannya kepala kontie itu Keatas dan kebawah, seperti pada saat lidahnya mengoral tadi. Kadang digerakkannya seperti akan menyusup masuk kedalam celah meki, dan itu membuat Keysha menahan nafas keenakan dan nafas kebimbangan.


“Beiib, kamu bener-bener sayang kan sama Keysha? Ga akan pernah berubah kan?”

“Kenapa, Sha?” Tanya Bre halus dan dia mengulang lagi perbuatannya tadi.


Meki Keysha sudah basah kembali dan begitu menginginkan batang berotot yang bermain-main nakal di depan pintu surga dunia milik Keysha.

“Ga akan berubah kan setelah ini?? Ga akan ninggalin Keysha kan? Kaya si Uj.........”


“Udah-udah, Sha. Jangan diterusin ucapan lu. Gue tetep sayang dan akan selalu membikin lu seneng, bukannya malah ngebikin lu menderita, oke?!”

“Bener?? Janji? Sumpahh?? Tanya Keysha memastikan lagi.


“Iya Keysha sayang. Bre berjanji dan bersumpah akan selalu berusaha membikin Keysha bahagia kapan pun dan dimanapun.” kata Bre tulus dan bersungguh-sungguh dengan gaya bahasa yang sedikit formal.

Keysha tersenyum manis setelah mendengar ucapan Bre. Sorot mata Bre pun mengatakan bahwa apa yang sudah dikatakan itu adalah benar.


“Maksih Beibb. Sekarang just do it. I really wanna it. But you must be gantle and slowly. I never do it before. See my point, My Guardian??”

“Of course, My Little Angel.” jawab bre singkat.


Gilaa jaack!!!! Duren ketigaa gue dapet. Shit!!!


#######


“Keysha kepingin banget, Beib. Hehee..” ucap cewek anggun yang sekarang tampak hot dan begitu menggairahkan itu dengan malu. Pipinya pun langsung merona merah. Malu..

Wajah cantik Keysha terlihat sudah dipenuhi dengan napsu angkara birahi yang membara.


“Hehe.. Tambah cantik aja neeh kalo lagi kepingin gitu, Keysha sayang.”

Keysha menjulurkan lidah merah yang basah. Bre pun beranjak mendekati wajah jelita kekasihnya, dan menindih tubuh bugil sempurna itu. Otomatis, batang kontie Bre yang besar terasa mengelus-elus dan bergerak-gerak seperti pegas diatas perut rata berkulit putih mulus tanpa cela itu.


Lidah lancip Keysha yang terjulur keluar segera disambarnya dengan kuluman yang dalam dan panas. Hmm.. Hot deep kiss.

Diikuti dengan gumam penuh nafsu yang membuat Keysha semakin lapar meminginkan batang kontienya Bre. Akhirnya dilepas dulu ciuman sepasang kekasih itu, dan Bre mulai mengarahkan kontienya ke celah lipatan bibir meki Keysha yang tampak berkedut-kedut.


Karena sudah sangat basah dan licin, lonjoran kontie mulai masuk tapi teteplah sulit. Selalu terpeleset ketika ditekan. Berulang ulang gagal. Keysha pun berinisiatif dengan memegangi batang kontie Bre. Mengepaskannya dan mendorong pantat Bre untuk menusuknya.

“Sleep..”


“Auuhhh!” pekik Keysha ketika ujung kontie itu mulai menerobos masuk.

“Sleephh!”


“Sa. Sakiitt, Beibb.. Ennghhh!!” Keysha merintih kesakitan dalam proses penetrasi itu.

Daan...


“Sleephh!.. Sleeepphhh!!.. Thasshh!!” Akhirnya masuklah kontie Bre seutuhnya setelah tarik-dorong beberapa kali.


“AAARRGGHHHH!!!!”


Berdua mereka berteriak keras. Yang satu karena merasakan perih yang sangat karena robeknya selaput dara mahkota kehormatan lambang kesucian yang di berikan Tuhan kepada setiap makhlukNya yang berjenis kelamin perempuan.

Sedang yang satunya merasakan nikmat yang sangat luar biasa, ketika batang kontie yang berurat itu dicengkeram sangat erat oleh bibir meki Keysha yang begitu peret. Nikmat karena berhasil menggondol perawan Keysha.


Mereka mendesah, dan merasakan nikmat yang sama-sama ditunggu. Kontie penuh otot menonjol itu bergerak masuk perlahan, menyeruak dan menyibak liang basah penuh lendir kenikmatan dan tetesan darah perawan Keysha.

Dibiarkannya kontie kekar itu beberapa saat tenggelam didalam kehangatan meki yang baru aja di perawaninya. Merasakan berjuta kenikmatan dari kunyahan otot-otot meki Keysha. Batang kontie itu seakan macet tidak bisa bergerak karena begitu sempitnya meki perawan Keysha.


Kemudian Bre mulai menggerakkan pantatnya, membuat gerakan memutar. Kontienya berputar, menyentuh seluruh rongga meki Keysha yang bergerinjal lembut. Nikmatnyaa..

Mereka mendesah kompak bersamaan. Keysha pun mulai mengimbangi gerakan Bre, dengan ikut memutar pinggul bahenol dan pantat bulatnya yang padat. Kini, mereka pun saling memberikan sensasi kenikmatan satu sama lain. Take and give..


“Aaagghh, Beibb!!”

“Mmmphhhfffff!!!!”


Kontie kekar itu bergerak keluar masuk. Gerakannya yang seperti piston menumbuk head cylinder, begitu santai tidak terburu-buru, seakan bener-bener ingin menikmati malam panjang ini ditemani meki perawan yang begitu peret.

Keysha langsung mengeluarkan jurus mematikan dengan menggerakkan otot-otot meki, Keysha begitu ingin mengurut dan meremas kontie kekasihnya yang barusan membelah duren miliknya.


Tangan Bre mulai nakal. Jemari itu mulai merayap dan berusaha mencari gundukan daging putih payudara Keysha yang semakin membusung dan mengeras.

Diremas, dan diurutnya sepasang buah dada beserta kedua puting imut merah muda milik Keysha. Semua itu membuat cewek cantik yang sedang mendayung sampan birahi mengeluarkan erangan-erangan erotis.


Bre menekuk kedua tungkai kaki jenjang Keysha, kemudian ditahan dengan kedua tangannya. Cepat-cepat diambilnya sebuah bantal untuk mengganjal bongkahan pantat bulat yang padat berisi punya Keysha, sehingga mekinya semakin terangkat.

Dengan begitu, batang kontie Bre yang sedang terbenam dan tercelup dalam meki akan semakin menyeruak semakin dalam. Dipompanya meki perawan yang begitu legit itu dengan cepat.


“Sleephh!.. Slephhh!!.. Sleepphhhh!!!”

Karena begitu sempitnya meki Keysha, maka ketika Bre menarik batang kontie nya, bibir meki Keysha yang sedang dicelup itu ikut tertarik keluar. Demikian juga ketika Bre menusuk, maka bibir meki itu pun ikut terbenam. Ouughh..Sangat nikmat sekali apa yang dirasakan Brian.


“Ouugghhh yee.eesshhh!!!.. Nngghhh!.. Mmmpphhhff!!!” suara Keysha ikut bergetar seiring sensasi yang ia rasakan.

“Gimm..mana Key? Suu.sukaa?? Kerraa.asshhh gaa?”


“Suka bahh.ngeettt.. sshhhh, Beibbhh!!!”

Bre terus mengocok dan menusukkan batang kontie nya. Dengan lembut tapi kadang dengan irama yang cepat dan menghentak.


“Shaa.aaa, ouughhh!!.. Gan.gantian sayanggg.. yaa.angg diatas..” ucap Bre tersengal-sengal.

Mereka berganti posisi. Keysha membiarkan Bre berbaring dan menelentangkan tubuh tegap telanjangnya diatas ranjang. Keysha mencium mesra bibir Bre.


#######


Kemudian, dengan senyum menggoda dan tatap mata penuh birahi, Keysha membimbing dan mengarahkan kontie kekar berotot itu ke meki nya, dan mendorong pinggul juga pantat buletnya kebawah dengan perlahan.

“Ouugghhhh!!!”


Bre dan Keysha mendesah, melenguh bersamaan ketika meki peret berbulu tipis itu melahap rakus batang kekar kontie Bre sedikit demi sedikit, dan pada akhirnya lonjoran kontie itu terbenam, tercelup, dan tertelan mentah-mentah dan seutuhnya, didalam rongga meki Keysha yang begitu sempit dan hangat.

Keysha terdiam sesaat , merasakan batang kontie Bre yang melesak jauh begitu dalam di mekinya. Setelah cukup untuk penyesuaian antara besaran batang kontie dan celah liang meki, Keysha mulai bergoyang pinggul.


Memutar dan menguleg-ulegkan pantat bulet dan pinggulnya dengan cepat searah jarum jam, kadang berbalik arah berlawanan dengan jarum jam. Meki peret Keysha berusaha menyedot dan menghisap kuat kontie Bre yang menyumpal liang mekinya.

Sekarang, Keysha mengangkat tubuh telanjang nya tanpa menghentikan gerakan menggoyang kontie, kemudian turun perlahan menduduki kontie berurat itu sampai pangkalnya.


Dilakukanya gerakan erotis seperti itu berulang-ulang tanpa mengenal rasa lelah seraya menatap wajah ganteng Bre yang merem melek dikeremangan kamar. Wajah yang keenakan dengan gerakan meki Keysha yang terus-terusan memuntir lonjoran kontie Bre.

“Aaaghh!!!.. Uummphhff!!.. Feelshhh.. Good, Shaaa.. Uuugghh!!”


“Mmmphhh!!!..”

Terlihat Keysha dan Bre sangat menikmati permainan yang menghanyutkan, yang sedang mereka perankan. Tubuh seksi Keysha yang berkulit putih bak porcelin cina itu terus bergoyang diatas selangkangan Bre. Batang kontienya tetap memaku jauh didalam meki Keysha yang masih saja peret dan menjepit erat.


Keysha mengangkat kedua tangannya keatas dan menghentak-hentakkan pinggul ber-pantat bulet secara liar diiringi dengan desahannya. Kepalanya terdongak keatas dengan mata terpejam.

Kibasan rambutnya kekanan kiri membuat Bre yang berada dibawah penindasan tubuh Keysha pun Cuma bisa mengerang-erang sambil meremaskan telapak tangannya ke-sepasang buah payudara Keysha yang terlonjak-lonjak.Peluh wangi Keysha bercucuran membuat tubuh sintalnya mengkilat dan tampak licin.


“Ssshaa..aa!!”

Mendengar Sang kekasih merengek, Keysha pun menambah kecepatan goyang erotisnya. Memutarkan pinggul dan pantat lebih cepat lagi. Menguleg-uleg tiada henti.. Gerakan Keysha berubah naik-turun keluar masuk menunggangi lonjoran kontie Bre dengan segenap nafsu.


“Aauugghhh!!.. Shaa!.. Nikkhhmattsshhh!!!”

Brian mengerang keenakan. Kedua tangan Keysha bertumpu pada dada bidang Bre, mekinya semakin erat mencengkeram batang kontie yang mulai megap-megap. Keysha merasakan kalo hantaman badai orgasme akan segera menghancurkannya lagi.


“Beibb.. Ouughhh yee.eeeshhh!!.. Key..Keyshaa.aaghhh, mmaaa.. mauuughhh dapettshhh!!!”

“Tah.tahann, Sshaaa! Barr.rengg.. Dikitt laahh.ggiiihhh!!”


Bre beranjak duduk tanpa melepaskan tautan kontie yang masih tersarungi meki legit Keysha. Tampak Bre berusaha bangun dengan menggendong tubuh perawan Keysha yang wangi itu dan diletakkannya dimeja rias kamarnya. Kedua tungkai kaki jenjang Keysha terkuak. Bongkahan pantatnya duduk dipinggiran meja rias. Tanpa ampun Bre pun langsung memompa meki Keysha dengan hentakan cepat..

“Jreebhh!.. Jreebhhh!!.. Jreebhh!!!”


5menit berlalu dengan posisi Keysha duduk diatas meja rias. Keysha lalu mengisyaratkan Bre untuk berhenti mengocokkanbatang kontie kedalam meki nya. Kemudian, Keysha turun dari meja rias dan segera menunggingkan pantat bulat dengan kulit putih mulus itu dihadapan Bre.

Kedua tangannya bertopang diatas meja. Hmm... Keysha mengajak untuk ber-doggy style. Dilihatnya cermin yang ada didepannya. Bayang tubuh bugilnya yang sedang di eM eL in kekasih terlihat terlonjak-lonjok dalam pantulan cermin rias. Ouughh!! Sangat seksi menggairahkan. Tubuh mereka berdua bersimpah peluh.


Bre terus menusukkan kontienya, memompanya keluar-masuk dengat cepat. Bunyi kecipak basah cairan lendir nikmat dari kontie dan meki saling bersahut-sahutan ditambah suara benturan pantat bulet berisi Keysha dengan pangkal kontie Bre menambah suasana mesum dikamar itu.

Dengusan, lenguhan, dan erangan nafas mereka berdua semakin memacu gairah. Brian semakin mempercepat gerakan mengocok, menusuk, dan mencelupkan batang kontie nya kedalam meki legit Keysha. Sedang Keysha sendiri ikut mendorongkan pantat bulatnya itu kebelakang sewaktu Bre menusuk kedepan. Semakin dalam aja lonjoran kontie Bre membelah meki perawan Keysha.


“Aaagghhhh!!!.. Shhaaa.. Almoosstttthh!!.. Ouughh Sshaaa!!!”

Bre semakin menggenjotkan kontienya dengan keras dan cepat. Memompa, dan menyodok sehingga tubuh seksi seorang keysha pun tersentak-sentak kedepan. Tangan Bre ikut meraba dan merayap keseluruh lekuk tubuh Keysha.


Pantat, payudaranya pun diremas-remas dengan rasa gemas. Puting mungil kemerahan milik Keysha yang terlihat mengacung pun dipilinnya kuat-kuat. Terlihat wajah jelita Keysha semakin memerah dan memerah, badai itu segera datang. Dengan sangat nakal, jemari lentik tangan Keysha ikut bermain mengusap-usap clitorisnya sendiri.

“Bbeibbhh!!.. Ga kuaattsshhhh!!!!.”


Kontie Bre semakin menegang dan membesar didalam liang meki Keysha yang hangat dan bergerinjal. Desahannya menjadi gerungan yang tertahan. Nafas mereka tak beraturan ketika menyongsong badai orgasme..

“Kel..Kellua.aarrrghhh!!!!.. Sshaa.. Aaghhh!!!.. Kelua..aarrghhh!!”


“Aaagghhhhh!!!”

Keysha pun sudah tak sanggup menahan bendungan lahar panas birahi. Keysha mendorongkan pantat buletnya kebelakang bersamaan dengan hentakan batang kontie berotot milik Bre yang menyemburkan cairan hangat sperma yang kental itu berulang-ulang sehingga menggenang dan memenuhi liang meki peret Keysha.


Setelah batang kontienya mengecil, Brian menariknya keluar dan perlahan diurutnya sendiri kemaluan itu untuk menyemprotkan sisa-sisa sperma yang langsung lumer diatas meki. Dengan kedua jemarinya yang lentik, Keysha pun membuka bibir kemaluannya yang tampak berwarna merah muda.

Bre dan Keysha melemas bersamaan. Dengan cepat sebelum terjatuh ke lantai, Bre membawa tubuh bugil Keysha yang baru saja diperawaninya ke tempat tidur.


Aaahh .. Nikmatnya.. Mereka telentang dengan separuh nafas. Tubuh mereka bersimpah peluh. Bre dengan lembut mengusap kening dan pipi Keysha seraya mengecup mesra bibir tipisnya.

“Wonderfull, Shaa. Thanks a lot, My little angel for this night..”

“You’re welcome, My Guardian.”


Mereka berciuman kembali. Sambil berpelukan dan masih tanpa selembar benang pun di tubuh bugil keduanya. Terlelap untuk menjemput impian. Terlelap untuk menunggu sang surya pagi menyapa.


#######


Pagi hari Manda udah nongkrong di hotel dimana Bre menginap dengan membawa seabreg barang bawaan keysha. Dia udah siap mengantar sahabatnya, Keysha bersama cowoknya ke bandara untuk pulang ke kotanya setelah melewatkan beberapa hari untuk liburan di bali.

“Naik apa lu kemari, Nda?” tanya Keysha yang sedang menguaskan eye liner hitam sehingga tampilannya terlihat gothic namun tetep cantik.


“Yaa taksilah say. Kan mobilnya lu bawa semalem..” jawab Manda sambil terus memperhatikan Keysha berdandan.

“Hehee. Iya ding, lupa..”


“Jelas lupa lah kan semalem habis honeymoon-an kan. Hihihiii..” seloroh Manda menggoda.

“Apaan sih lu.” Sahut kekasih Brian itu malu-malu dengan wajah merona merah.


“Aah lagak lu Sha. Hahahaa!!” serang Manda memojokkan Keysha.

“Dah siapkan semua?? Yuuk cabut..” sahut tiba-tiba Bre sambil berjalan dari arah kamar mandi.


“Yuuk..” jawab kedua cewek itu bersamaan.

Dan mereka bertiga pun meluncur kearah bandara Ngurah Rai.



Ngurah Rai, International Airport…..



“Thanks ya, Nda dah mau gue repotin selama gue di bali.” kata Keysha kepada sahabatnya itu.

“Iyaa Manda thanks banget yaah..” imbuh Brian.


“Hehee. Sama-sama, Sha, Bre. Gue ga ngerasa direpotin kok. Lagian gue juga seneng dengan kehadiran kalian disini. Jangan kapaok yaah elu berdua..” sahut Manda seraya tersenyum manis kearah Bre dan keysha.

“Gue ga bakalan kapok dong untuk melihat keindahan bali. Terlebih ketemu sama sahabat gue yang cantik ini. Sekali lagi makasiih yaa, Nda.” ujar keysha seraya memeluk dan bercipika-cipiki dengan Manda.


“Iya-iyaa. Sama-sama.”

“Eh tuh dah siap terbang pesawat lu..” Manda ngasih tahu ketika diumumkan bahwa pesawat akan segera terbang.


“Okee.. Kita berdua cabut dulu. Besok kalu elu main di kota gue, bakalan gue servis deh..” kata keysha.

“Siip lah, say..”


“Daagh Manda.. dadaaagh!!”

“Cabut dulu, Nda..” Bre pun juga berpamitan.


“Hati-hati yaah kalian berdua. Ntar kalo dah nyampe kasih kabar!!” seru Manda.

“Okee!!” jawab sepasang kekasih itu kompak.


Samar-samar terdengar alunan lagu ketika Bre dan Keysha melangkahkan kakinya…



Terima kasih Baliku untuk budaya dan alammu
Terima kasih untuk cantik gadismu
Dan kerasnya arak Balimu…


Saksikan sunset di pantai hilangkan suntukku
Mandi di tepi lautan hapuskan sumpekku
Memandang gadismu menari segarkan mataku
Suasana malam di Kuta Redakan renyah dan marahku


Sejenak lupakan sesakku hadapi egonya
Hidup di kota Jakarta yang penuh aturan
Bicara dan tampil seadanya yang ada larangan
Bergaul sesuka hatiku yang ada bisik dan gosipan …


Terima kasih Bali ku untuk budaya dan alammu
Terima kasih untuk cantik gadismu
Dan kerasnya arak Balimu..


Brian Kusuma Wardhana telah berhasil mendapatkan semua impiannya. Menamatkan bangku perkuliahannya dan memenangkan trofi cintanya Keysha Luna Djatmiko. Perjuangan yang sangat berliku, terjal dan panjang ternyata mampu ditaklukannya. Tak kenal kata menyerah.

Keysha Luna Djatmiko pun telah mendapatkan pengganti cintanya yang telah hilang oleh pengkhianatan dan dia pun mendapatkan kebahagiaan serta keutuhan keluarganya lagi.


Thanks for Everything…


#######


THE END COMPLETED . . . .

4 komentar:

  1. Amazinnn amazing amazing...cerita keren sedikit ada sambungan dari cerita dini sama reno ni..tadinya gue sempet mikir tentang reno dan dini paidi..akhirnya gw inget ini ada cerita sambungan sedikit dari forum semprot yg pernah w baca keren banget..bedanya si dini mh emng binal dan keysha lebih kalem ajha..kalo reno dan bre hampir mirip sama sama metal..gimana kabar telor asin si reno ya...vespa hijaunya itu..heheheh

    BalasHapus
  2. Agen Casino Terpercaya
    https://bit.ly/30ZegxT

    HOBI BOLA,KASINO, POKER !!!

    Dengan Berbagai Promo Menarik lain, Penasaran?? AYO JOIN SEKARANG!!!!
    https://bit.ly/30ZegxT

    Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dengan Berbagai Macam Bonus Menarik Seperti:
    -Bonus new member 180%
    -Bonus Happy Hour 25%
    -Bonus 5% setiap hari
    -Bonus New Member POker 20%

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88CSN

    BalasHapus
  3. Agen Casino Terbaik

    Agen Slot Terbaik

    Agen Situs Terbaik
    Situs Agen Judi Online
    https://bit.ly/2ENk1VF

    Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:

    *Bonus New Member 120%
    * Bonus New Member 20% Khusus Poker
    * Bonus Referral
    *Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
    *Bonus 5% setiap hari
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88Csn

    BalasHapus
  4. KATI88 online casino, sports betting and jackpot slots
    KATI88 online casino, sports betting and jackpot slots · Betsoft gaming kadangpintar · Katsubet gaming · septcasino Katsubet gaming · Katsubet 인카지노 gaming · Katsubet gaming · Katsubet gaming · Katsubet

    BalasHapus